Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SOSIOLOGI PEDESAAN

OLEH:

NAMA: MUH.SYAFRI
NIM: 18012014050

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi pedesaan merupakan cabang kaji dari disiplin ilmu sosiologi. Di


dalamnya mempelajari seputar struktur sosial, sistem, kondisi, dan lain sebagainya
yang terkait dengan masyarakat di pedesaan. Pada masa klasik, sosiologi pedesaan
dijadikan sebagai perbandingan dengan sosiologi perkotaan. Sedangkan pada
masa modern sosiologi pedesaan diartikan sebagai cara masyarakat di pedesaan
menyesuaikan dengan budaya kapitalisme yang sangat mempengaruhi pertanian.
Dari premis ini sudah jelas bahwa sudut pandang mengenai sosiologi pedesaan
dari segi era terbagi menjadi dua. Yakni pada masa klasik dan pada masa modern.
Sedangkan topik utama dalam pengkajiannya tetap sama antara keduanya, yakni
meliputi struktur sosial, organisasi, sistem, dan perubahan-perubahan kultural di
masyarakat pedesaan.

Untuk itu dalam penulisan makalah ini pembahasannya akan mengarah pada
dua kajian era tersebut untuk membandingkan keduanya. Lebih dari itu, tulisan ini
juga akan sedikit lebih membahas hal-hal yang terkait dengan topik utama dalam
pengkajian sosiologi pedesaan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pedesaan berangkat dari akar kata
istilah tersebut?
b. Bagaimana sejarah tentang sosiologi pedesaan?
c. Bagaimana perbedaan antara sosiologi pedesaan pada era klasik dan
sosiologi pedesaan pada era modern, berdasarkan objek kajian masing-
masing?
C. Tujuan
a. Untuk memahami sosiologi pedesaan secara pengertian yang radikal.
b. Untuk memahami sejarah atau latar belakang sosiologi pedesaan.
c. Untuk memahami dan mengetahui poin dari perbandingan sosiologi
pedesaan pada era klasik dan modern.

Rumusan masalah di atas menjadi konsep dasar dalam penulisan makalah


ini, agar pembahasannya lebih terarah dan tidak keluar dari tujuan yang ingin
dibahas.
BAB 2

ISI & PEMBAHASAN

A. Devinisi & Akar Kata

Sosiologi merupakan cabang ilmu yang tersendiri mengkaji tentang


kehidupan masyarakat. Baik itu sifat, perilaku, maupun perkembangannya dari
masa ke masa. Penggunaan istilah sosiologi dicetus oleh Auguste Comte, dan
istilah itu digunakan sebagai penyebutan untuk salah satu cabang dari
penelitiannya dalam meneliti kehidupan manusia, yakni perjalanan atau perubahan
dalam berbagai aspek pada kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Dengan
makna dasar yang demikian, dapat dikatakan bahwa sosiologi pada dasarnya
merupakan istilah yang berasal dari pengkajian kehidupan manusia. Socius yang
artinya teman serta logos yang berarti ilmu menegaskan bahwa sosiologi memiliki
makna asas sebagai kajian tentang hubungan antar manusia.

Pedesaan sendiri merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata dasar;
desa. Pedesaan artinya wilayah yang sifat atau bentuknya desa. Dengan
menyingkirkan pemahaman umum terlebih dulu, maka sulit menggambarkannya
secara harfiah, kecuali dengan memberikan defini lawannya yakni kota. Wilayah
yang ditempati masyarakat dengan kondisi sebagaimana yang ada di kota, adalah
kondisi yang tidak ada untuk mendevinisikan desa. Akan terbahas lebih lanjut jika
ingin mewacanakannya, dengan membandingkan keduanya. Baik dari segi kultur
maupun peradaban. Namun untuk lebih singkat, dapat dikatakan bahwa pedesaan
diartikan sebagai wilayah yang memiliki kondisi berlawanan dengan perkotaan.
Dapat pula didevinisikan dengan menggunakan contoh, seperti profesi dalam
bidang pertanian, perkebunan, nelayan misalnya, atau bentuk perumahan yang
lebih sederhana, kondisi jalanan, fasilitas hidup, dan lain sebagainya.

Dengan menggunakan istilah sosiologi pedesaan yang didasarkan pada


masing-masing devinisi, maka pengertian yang tepat adalah sosiologi pedesaan
merupakan kajian tentang hubungan dalam kehidupan manusia di wilayah yang
memiliki kondisi berbeda atau berlawanan dengan kondisi kehidupan di
perkotaan.

B. Sejarah

Untuk lebih memahaminya, dapat dilihat dari sudut pandang sejarah,


bagaimana istilah sosiologi pedesaan digunakan dalam penyebutan cabang kajian
ilmu pengetahuan sosiologi.

Di Yunani, ribuan tahun yang lalu, para tokoh cendekiawan hanya memiliki
satu bidang pengetahuan yang di dalamnya merupakan bidang kajian yang begitu
luas dan tidak terbatas. Satu bidang ilmu tersebut adalah filsafat. Di dalam filsafat,
keluasannya mulai dari kajian tentang yang empiris hingga yang metafisika dikaji
oleh para filsuf. Salah satunya, dan hanya merupakan bagian kecil dari unsur
pokok awalnya, adalah kajian tentang filsafat sosial. Ia merupakan bagian dari
filsafat alam dan mulai dikhususkan saat Plato dan muridnya Aristoteles
menemukan konsep etika yang mengkerucut pengaplikasiannya pada kehidupan
antar manusia. Yang kemudian hari disebutlah dengan istilah sosial. Meskipun
dapat diringkas, namun tidak dapat dihindari bahwa pada awalnya Plato dan
Aristoteles sendri berbeda dalam bidang kajian. Plato di kehidupan bernegara,
sedangkan Aristoteles di etika. Dan pada akhirnya, sosiologi keluar dari filsafat
dan berdiri sendiri dengan definisi sendiri sebagai bidang kajian yang khusus pada
realitas dalam kehidupan sosial dan menghindar dari persoalan penerapan etika.

Berlanjutlah kajian sosiologi seiring berkembangnya peradaban manusia.


Loncat hingga abad ke-19 saat Amerika masih merupakan masyarakat agraris dan
dibenturkan pula oleh gerakan industrialisasi pada masa itu. Jadilah mereka
berubah secara tatanan, mengalami banyak pembangunan. Masyarakat banyak
pindah bermukim ke wilayah yang sudah dibangun. Atau memang karena lahan
mereka yang mengalaminya. Banyak pula lahan terbengkalai dan dibiarkan begitu
saja tanpa ada yang mengelola. Dengan latar belakang ini, pemerintahan di
seputar negara Eropa dan Amerika banyak mengeluarkan kebijakan untuk
menanggulangi keadaan tersebut. Dari hal inilah muncul bidang kajian para
cendekiawan Eropa dalam bidang sosiologi, untuk membedakan antara sosiologi
perkotaan dan sosiologi pedesaan.

C. Letak Perbedaan Kedua Era

Sudut pandang ini disebut dengan sudut pandang klasik. Para sosiolog
mempelajarinya melalui komunitas-komunitas yang ada di pedesaan, dan secara
tidak dapat dihindarkan untuk membandingkannya dengan kehidupan di
perkotaan, yakni wilayah yang mengalami pembangunan infrastruktur dan
fasilitas kehidupan yang menuju kehidupan modern. Mereka mengkaji profesi
petani, ataupun corak berkehidupan yang lebih sederhana dan masih tradisional.

Lain lagi jika lanjut ke masa yang masih lebih baru, maka jatuhnya pada era
globalisasi di akhir abad 19 menuju abad 20. Bidang kajiannya berubah,
berpindah dari perkembangan teknologi, transportasi, komunikasi, ataupun yang
liannya, menuju isu terbaru yakni persolan kapitalisme yang dipandang
menjangkau kehidupan seluruh kultur masyarakat termasuk di pedesaan.
Pertanyaan seputar agraria dikemukakan dan menimbulkan banyak cabang kajian
baru dalam ilmu sosiologi pedesaan.

Perbandingan antar kedua era jelas terletak pada objek dan isu kajiannya.
Pada era klasik sosiologi pedesaan dipicu oleh industrialisasi, sedangkan di era
modern sosiologi pedesaan dikaji untuk lebih mengarah pada persoalan dampak
kapitalisme.
BAB 3

PENUTUP & KESIMPULAN

Jika kembali merunut dari awal, dapat dengan mudah menarik poin penting
dari sekian aspek pembahasan mengenai sosiologi pedesaan dari kedua sudut
pandang, maupun dari aspek lain seperti sejarah dan devinisi, sebab keseluruhan
sudah dibahas.

Untuk lebih disiplin, mengacu pada rumusan masalah, sosiologi pedesaan


dapat dipahami berdasarkan devinisinya yang sedikit lebih mudah dimengerti
melalui pengistilahannya yang sederhana. Sosiologi pedesaan dengan makna kata
hubungan manusia dalam kehidupan pedesaan, selanjutnya mengacu pada latar
belakangnya bagaimana istilah kajian ilmu pengetahuan tersebut digunakan, dan
lalu diakhiri dengan menyoroti letak perbedaan antara dua era sebagai sudut
pandang. Bahwa sosiologi pedesaan merupakan kajian yang mengarahkan
pengkajianya untuk memiliki cukup pemahaman sebagai bekal dalam mengatasi
persoalan sosial dan kembali melanjutkan perkembangan ilmu sosiologi dengan
menjadikan pedesaan sebagai objek pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V

Wikipedia Bahasa Indoneisa

Anda mungkin juga menyukai