SOSIOLOGI PEDESAAN
OLEH:
NAMA: MUH.SYAFRI
NIM: 18012014050
FAKULTAS PERTANIAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itu dalam penulisan makalah ini pembahasannya akan mengarah pada
dua kajian era tersebut untuk membandingkan keduanya. Lebih dari itu, tulisan ini
juga akan sedikit lebih membahas hal-hal yang terkait dengan topik utama dalam
pengkajian sosiologi pedesaan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pedesaan berangkat dari akar kata
istilah tersebut?
b. Bagaimana sejarah tentang sosiologi pedesaan?
c. Bagaimana perbedaan antara sosiologi pedesaan pada era klasik dan
sosiologi pedesaan pada era modern, berdasarkan objek kajian masing-
masing?
C. Tujuan
a. Untuk memahami sosiologi pedesaan secara pengertian yang radikal.
b. Untuk memahami sejarah atau latar belakang sosiologi pedesaan.
c. Untuk memahami dan mengetahui poin dari perbandingan sosiologi
pedesaan pada era klasik dan modern.
Pedesaan sendiri merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata dasar;
desa. Pedesaan artinya wilayah yang sifat atau bentuknya desa. Dengan
menyingkirkan pemahaman umum terlebih dulu, maka sulit menggambarkannya
secara harfiah, kecuali dengan memberikan defini lawannya yakni kota. Wilayah
yang ditempati masyarakat dengan kondisi sebagaimana yang ada di kota, adalah
kondisi yang tidak ada untuk mendevinisikan desa. Akan terbahas lebih lanjut jika
ingin mewacanakannya, dengan membandingkan keduanya. Baik dari segi kultur
maupun peradaban. Namun untuk lebih singkat, dapat dikatakan bahwa pedesaan
diartikan sebagai wilayah yang memiliki kondisi berlawanan dengan perkotaan.
Dapat pula didevinisikan dengan menggunakan contoh, seperti profesi dalam
bidang pertanian, perkebunan, nelayan misalnya, atau bentuk perumahan yang
lebih sederhana, kondisi jalanan, fasilitas hidup, dan lain sebagainya.
B. Sejarah
Di Yunani, ribuan tahun yang lalu, para tokoh cendekiawan hanya memiliki
satu bidang pengetahuan yang di dalamnya merupakan bidang kajian yang begitu
luas dan tidak terbatas. Satu bidang ilmu tersebut adalah filsafat. Di dalam filsafat,
keluasannya mulai dari kajian tentang yang empiris hingga yang metafisika dikaji
oleh para filsuf. Salah satunya, dan hanya merupakan bagian kecil dari unsur
pokok awalnya, adalah kajian tentang filsafat sosial. Ia merupakan bagian dari
filsafat alam dan mulai dikhususkan saat Plato dan muridnya Aristoteles
menemukan konsep etika yang mengkerucut pengaplikasiannya pada kehidupan
antar manusia. Yang kemudian hari disebutlah dengan istilah sosial. Meskipun
dapat diringkas, namun tidak dapat dihindari bahwa pada awalnya Plato dan
Aristoteles sendri berbeda dalam bidang kajian. Plato di kehidupan bernegara,
sedangkan Aristoteles di etika. Dan pada akhirnya, sosiologi keluar dari filsafat
dan berdiri sendiri dengan definisi sendiri sebagai bidang kajian yang khusus pada
realitas dalam kehidupan sosial dan menghindar dari persoalan penerapan etika.
Sudut pandang ini disebut dengan sudut pandang klasik. Para sosiolog
mempelajarinya melalui komunitas-komunitas yang ada di pedesaan, dan secara
tidak dapat dihindarkan untuk membandingkannya dengan kehidupan di
perkotaan, yakni wilayah yang mengalami pembangunan infrastruktur dan
fasilitas kehidupan yang menuju kehidupan modern. Mereka mengkaji profesi
petani, ataupun corak berkehidupan yang lebih sederhana dan masih tradisional.
Lain lagi jika lanjut ke masa yang masih lebih baru, maka jatuhnya pada era
globalisasi di akhir abad 19 menuju abad 20. Bidang kajiannya berubah,
berpindah dari perkembangan teknologi, transportasi, komunikasi, ataupun yang
liannya, menuju isu terbaru yakni persolan kapitalisme yang dipandang
menjangkau kehidupan seluruh kultur masyarakat termasuk di pedesaan.
Pertanyaan seputar agraria dikemukakan dan menimbulkan banyak cabang kajian
baru dalam ilmu sosiologi pedesaan.
Perbandingan antar kedua era jelas terletak pada objek dan isu kajiannya.
Pada era klasik sosiologi pedesaan dipicu oleh industrialisasi, sedangkan di era
modern sosiologi pedesaan dikaji untuk lebih mengarah pada persoalan dampak
kapitalisme.
BAB 3
Jika kembali merunut dari awal, dapat dengan mudah menarik poin penting
dari sekian aspek pembahasan mengenai sosiologi pedesaan dari kedua sudut
pandang, maupun dari aspek lain seperti sejarah dan devinisi, sebab keseluruhan
sudah dibahas.