Dipersiapkan oleh:
Menyetujui
Mengetahui,
JAMALUDDIN, ST., MT
NIDN. 0920057904
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek Industri (KPI)
beserta laporan kerja praktikum industri di PT. SERMANI STEEL MAKASSAR
tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tak lupa pula kita panjatkan salam dan
shalawat kepada baginda nabi besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi
kita semua.
Laporan ini berisi tentang aktivitas kami selama kerja praktek industri dan
gambaran umum perusahaan. Pada kerja praktek industri kali ini kami cukup
banya mendapat pengalaman mengenai di bagian produksi di PT. SERMANI
STEEL MAKASSAR.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun dalam penyusunan
laporan ini demi kesempurnaannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4.3 Corrugation zinc ............................................................................................ 36
3.4.4 Stamping Line ................................................................................................ 37
3.4.5 Crane (Alat Angkat) ....................................................................................... 38
3.4.6 Mesin uncoiler .............................................................................................. 39
3.4.7 Mesin spandek (spandex machine)............................................................... 40
3.4.8 Mesin hollow ................................................................................................. 41
BAB IV................................................................................................................................ 42
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 42
IV.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................... 42
IV.2 Kegiatan Kerja PraktekIndustri ......................................................................... 42
IV.3 KETERANGAN .................................................................................................... 45
BAB V................................................................................................................................. 50
PENUTUP ........................................................................................................................... 50
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 50
4.2 Saran ................................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 53
Lampiran Gambar ......................................................................................................... 54
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya pemikiran tersebut maka, kami memilih PT. Sermani Steel
Makassar untuk melaksanakan kerja Praktek, dikarenakan perusahaan ini
merupakan salah satu perusahaan produksi terkenal dimana pemeliharaan
perawatan alat- alat produksi sangat dibutuhkan demi kelancaran proses produksi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul laporan, maka penulis dapat mengemukakan rumusan
nsebagai berikut:
1. Bagaimana Proses produksi pada PT. Sermani Steel Makassar.
2. Bagaimana perawatan mesin pada PT. Sermani steel Makassar.
2
4) Membentuk diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak
dalam menanggapi suatu permasalahan serta mampu mencari cara
terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5) Membina keahlian tidak di salah satu bidang kerja tetapi lebih
fleksibel terhadap sejumlah keahlian yang menuntut kita untuk dapat
belajar dan mampu mengaplikasikannya.
b. Bagi Perusahaan:
1) Memperoleh sejumlah pengalaman dalam menggali potensi di bidang
perindustrian sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan dan
pengembangan perindustrian.
2) Dapat memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa selama pelaksanaan
Kerja Praktek.
3) Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui
kerjasama antara pihak perusahaan dengan perguruan-perguruan
tinggi.
4) Memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial untuk
perusahaan.
5) Merupakan perwujudan nyata peran perusahaan dalam
mengembangkan bidang pendidikan.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan laporan Kerja Praktek, penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
Sampul, Lembar pengesahan,
Bab I. Pendahulan, membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat Kerja Praktek, metode penulisan laporan dan sistematika
penulisan.
BabII. Gambaran umum Perusahaan, membahas sejarah singkat dan struktur
organisasi, peraturankerja, keselamatankerja serta proses Produksi seng PT.
Sermani steel makassar.
Bab III. Perawatan Mesin produksi, membahas kedudukan dan koordinasi,
mesin mesin pembantu maintenance, mekanisme perawatan mesin mesin
produksi, kegiatan kerja praktek industri.
Bab IV. Penutup membahas Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
Mulai dibangun Peletakan batu pertama dilakukan Padatanggal 1
November 1969.
Selesai dibangun 12 Agustus 1970
Luas tanah (Plant site) 20.790 M2
Pabrik No. 1 1. 710M2 (termasukbengkel,boiler,generator)
Kantor 415 M2
Tempat parkir 340 M2
Rumah jaga 36 M2
Kantor pabrik 80 M2
Kapasitas tangki minyak hitamN1No.1 = 50 Ton No.2 = 50 Ton
Bengkel/pencucian 2 Ton
Kantor 1 Ton
6
Cerobong Api Galvanizing 18,9 meter
7
Junoto No. 11/VI/PMA/1979 dengan tanggal 24 Januari 1979 untuk
menambahkan pabrik seng kami dengan satu galvanizing line lagi. Penambahan
galvanizing line yang kedua itu telah direalisir pada permulaan triwulan kedua
tahun 1979.
Dengan SPT DKPM No.287/A:2/1985 Tanggal 26 Maret 1965 modal perusahaan
ditingkatkan lagi dengan tambahan Rp.194.609.597,- (US$ 596).
Terakhir jumlah modal dan pembagiannya sesuai SPT BKPM
No.425/III/PMA/1991 Tanggal 09 Juli 1991 adalah sbb:
1. Tuan H. Sjamssudin Dg. Mangawing :US$ 1.688.000
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha Corporation :US$ 810.000
3. Marubeni Corporation :US$ 810.000
Total US$ 3.308.000
Pihak PT. Sermani berharap untuk mengambil bagian aktif dalam pembangunan
wilayah Indonesia Bagian Timur khususnya dan di Indonesia pada umumnya dan
turut serta memberikan sumbangan sekedarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan wilayah Indonesia.
8
Sruktur Organisasi PT. Sermani Steel Makassar
DIREKTUR
9
Manager produksi ini dibantu oleh production consultant, juga dibantu oleh
3 supervisor pada bagian-bagian :
1) Production.
2) Finish production control.
3) Maintenance.
2.Sistem Upah
Sistem pengupahan yang berlaku pada PT Sermani Steel menjadi 2 Bagian Yaitu :
a. Upah Bulanan
Upah ini diberikan kepada karyawan tetap dan besarnya tergantung pada
tingkat kepegawaian. Upah ini ditetapkan dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Upah lembur
Upah ini diberikan kepada karyawan yang bekerja dalam satu hari diluar
jam kerja sebenarnya.
10
2.4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan spesialisasi tersendiri, karena
sebagaimana diketahui didalam pelaksanaanya disamping dilandasi oleh peraturan
undang-undang yang berlaku, juga dilandasi oleh ilmu medik dan ilmu teknik.
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk mencegah dan
mengurangi resiko akibat terjadinya kecelakaan serta menjamin bahwa :
1. Setiap orang yang terlibat dalam perusahaan dalam keadaan selamat dan
sehat.
2. Setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Semua kondisi di atas dapat terwujut apabila kecelakaan seperti
kebakaran ledakan, kebakaran, dan sebagainya dapat dicegah atau ditanggulangi
dengan memperhatikan petunjuk dalam mempergunakan alat dan bahan serta
mengunakan safety atau alat pengaman. Oleh sebab itu pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja haruslah bertujuan untuk mengenal dan
menemukan sebab-sebab dari kecelakaan itu sendiri dan sedapat mungkin
menghilangkan dan meminimalisirnya.
Seng merupajadi karat kan lembaran tipis baja yang diberi lapisan seng,
agar tidak mudah terjadi karat atau korosi. penutup atap seng dapat dipasang
langsung pada gordin, tampah reng, dan dapat di pasang pada kemiringan atap
yang lebih datar. karena beratnya relative ringan, maka dapat digunakan
konstruksi penopang atau kuda-kuda yang sederhana. namun demikian seng harus
11
di pasang cukup kuat untuk menghindari terlepas dan terangkatnya seng akibat
terpaan angin yang besar.
12
1. Bahan Baku
13
b. Zinc Ingot
Zinc ingot adalah logam zinc (Zn) berbentuk zinc ingot diimpor
dari jepang dan polandia. zinc ingot dipanaskan dan dilebur hingga
menjadi cairan yang selanjutnya melalui proses galvanizing line
akan melapisi baqja lembaran. sedangkan bahan pembantu yang
digunakan untuk menghasilkan seng, terdiri dari :
1) Algalva ingot (Aluminium Galvanizing) digunakan untuk
mengkilatkan logam ( membuat corak permukaan seng).
2) Ammonium chloride digunakan untuk mencegah terjadinya
proses oksidasi.
3) Hydrocchlore Acid digunakan untuk menghilangkan lapisan
karat.
4) Meta cleaner digunakan untuk menghilangkan kotoran oli pada
baja lembaran lapisan seng.
5) Chronmic acid ( asam chromat ) sebagai mencegah karat pada
baja lembaran lapisan seng.
6) Lead ingot ( timah hitam ) sebagai stabilisator temperator pada
galvanizing pot.
7) Light oil (solar) sebagai bahan bakar minyak untuk gengset dan
forklit.
8) Heavy oil (marine oil ) untuk bahan bakar tungku pembakaran.
14
1. Galvanizing line
15
g. Baja lembaran dibersihakan di Acid piklingtank bak keempat dan
kelima dengan air berisi larutan HCl (air keras).
h. Baja lembaran dibersihkan diwater quenching tank bak keenam
dengan air panas dengan temperature ± 70°c.
i. Baja lembaran kemudian masuk ke galvanizing pot untuk pelapisan
timah dengan temperature ± 700°c.
j. Baja lembaran masuk ke cooling tower berfungsi sebagai pendingin
dilengkapi dengan 4 kipas angin untuk mendinginkan BJLS yang
keluar dari galvanizing pot.
k. Setelah keluar dari ruang pelapisan zinc, baja lembaran dimasukkan ke
cooling tank untuk proses pendingin yang turun dari cooling tower.
l. Setelah proses pendinginan lalu proses cromic acid tank (untuk
ketahanan lapisan timah) dengan temperature ±60°c.
m. Kemudian diproses ke pengeringan (dryer).
n. Baja lembaran kemudian diberikan cap rusa ( bridle roll III).
o. Setelah itu baja lembaran masuk ke measuring roll berfungsi untuk
mengukur panjang BJLS).
p. Setelah itu masuk ke shearing macehine yang berfungsi untuk
pemotongan BJLS sesuai dengan ukuran seng.
q. Setelah itu desk inspection berfungsi sebagai meja inspeksi untuk
menentukan kualitas BJLS yang diproduksi.
r. Kemudian primer piller berfungsi sebagaii meja penyusun barang jadi
yang sudah dipotong di shearing machine sesuai SNI 70-20530-2015
2. Tahapan proses Galvanizing
a. Galvanizing line
Galvanizing line adalah suatu proses dimana bahan baku utama yang
terbentuk gulungan (CRC) dibuka dan kemudian di letakkan pada mesin
uncoiler dengan menggunakan crane, kemudian baja lembaran
dimasukkan pada bak pertama dan bak kedua yang berisi air panas guna
untuk menghilang kannya yang ada pada baja lembaran yang suhunya
60°c sampai 70°c, Baja lembaran kemudian dibersihkan ditangki ketiga
16
(water rinsingtank) untuk menghilangkan sabun yang melekat pada baja
lembaran. Kemudian bridle roll 1 berfungsi sebgai untuk menarik baja
lembaran penempatannya sebelum loop tower. Baja lembaran masuk ke
loop tower Kemudian bridle roll II, roll penarik baja lembaran sesudah
loop tower. Baja lembaran dibersihakan di Acid piklingtank bak keempat
dan kelima dengan air berisi larutan HCl (air keras). Baja lembaran
dibersihkan diwater quenching tank bak keenam dengan air panas dengan
temperature ± 70°c. Baja lembaran kemudian masuk ke galvanizing pot
untuk pelapisan timah dengan temperature ± 700°c. Baja lembaran masuk
ke cooling tower berfungsi sebagai pendingin dilengkapi dengan 4 kipas
angin untuk mendinginkan BJLS yang keluar dari galvanizing pot. Setelah
keluar dari ruang pelapisan zinc, baja lembaran dimasukkan ke cooling
tank untuk proses pendingin yang turun dari cooling tower. Setelah proses
pendinginan lalu proses cromic acid tank (untuk ketahanan lapisan timah)
dengan temperature ±60°c. Kemudian diproses ke pengeringan (dryer).
Baja lembaran kemudian diberikan cap rusa (bridle roll III). Setelah itu
baja lembaran masuk ke measuring roll berfungsi untuk mengukur
panjang BJLS) Setelah itu masuk ke shearing machine yang berfungsi
untuk pemotongan BJLS sesuai dengan ukuran seng. Setelah itu desk
inspection berfungsi sebagai meja inspeksi untuk menentukan kualitas
BJLS yang diproduksi. Kemudian primer piller berfungsi sebagaii meja
penyusun barang jadi yang sudah dipotong di shearing machine sesuai
SNI 70-20530-2006.
17
b. Welding (Las)
Welding adalah suattu proses penyambungan dari coil yang pertama agar
proses baja lembaran tidak terputus.
c. Acid picklixlg tank
Proses Acid picklixlg tank adalah prose pelapisan dengan logam dimana
struktur dicelupkan kedalam logam pelapis. antara pelapis dan logam yang
dilindungi terbentuk ikatan metalurgi yang baik karena terjadinya proses
perpaduan antara muka (interface alloying). proses ini terbatas untul
logam yang memiliki titik lebur rendah misalnya timah, seng, aliminium.
pada proses kali ini dipakai media pelapis seng dimana baja yang telah
18
mengalami proses galvanizing akan terlapis seluruhnya dengan seng yang
terikat kuat secara metalurgi dengan membentuk lapisan Fe-Zn yang
memberikan efek tahan korosi. pelapisan seng hanya akan terjadi jika
permukaaan yang akan dilakukan.Galvanizing bersih secara kimiawi.
kualitas pelapisan yang baik terletak pada persiapan permukaan yang baik
dan benar.
d. Stamping Line
19
e. pillck
f. Corrugation zinc
20
sedangkan untuk BJLS bentuk gelombang dibutuhkan proses selanjutnya
di corrugation zinc. pada line ini BJLS flat hasil dari stamping diproses
dengan mesin corrugation untuk membentuk BJLS menjadi bentuk
gelombang sesuai dengan ukuran pesanan.
Tabel 2.2.Variasi ukura Tipe dan produk baja lembaran PT. Sermani steel
No Type Size (mm)
1 Type 1 0,20 x 762 x 1524
2 Type 2 0,20 x 762 x 1829
3 Type 3 0,20 x 762 x 2134
4 Type 4 0,20 x 762 x 2438
5 Type 5 0,20 x 762 x 2743
6 Type 7 0,2 x 414 x 3048
7 Type 8 0,20 x 914 x 1829
8 Type 9 0,20 x 914 x 2134
9 Type 10 0,20 x 914 x 2438
10 Type 11 0,20 x 914 x 2743
11 Type 12 0,25 x 914 x 1829
12 Type 13 0,30 x 914 x 1829
13 Type 16 0,50 x 914 x 1829
21
3. Forklift
22
4. Waste-WaterTreatment
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mesin Bubut
24
peralatan mesin yang bergarak. Mesin ini juga berfungsi sebagai pengubah
bentuk dan ukuran dengan jalan menyayat benda kerja yang dibubut dalam
keadaan berputar sambil alat penyayatnya juga bergerak mendekat atau
melintang secara perlahan-lahan. Benda kerja tersebut dipasang pada
pencekam dan pencekam ini dipasang pada kepala tetap mesin bubut dan
ujung yang satu dari benda kerja tersebut, dipasang pada kepala lepas
mesin bubut. Perputaran mesin ini berasal dari sebuah motor listrik yang
dipasang dibawah atau disamping mesin. Kemudian motor tersebut
dihubungkan pada center kepala lepas tadi dengan sebuah atau beberapa
buah pully. Dengan demikian, bila motor berputar, maka pencekam inipun
berputar pula yang kemudian akan memutar benda kerja. Ukuran dan
bentuk mesin bubut sangat bervariasi, dan ukuran kecil yang terpasang
sederhana pada bangku/meja kerja sampai pada ukuran besar dangan
perlengkapannya yang lengkap, namun pada dasamya semua prinsip
kerjanya hampir sama.
25
2) Kepala Tetap
3) Kepala lepas
26
Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang,
mengebor dan meluaskan lubang (reamer). Kepala lepas dilengkapi
dengan kerucut morse, gunanya untuk memasang alat-alat yang akan
dipasang pada kepala lepas seperti ; bor, reamer, senter jalan, dll.
4) Eretan
27
Dengan sebuah lengan ayun (tuas pengubah posisi/ pengatur
kecepatan) roda gigi perantara dapat dihubungkan dengan roda-roda gigi
yang berbeda-beda ukurannya. Biasanya disusun didalam kotak yang kuat
berbentuk tirus, oleh sebab itu putaran dari poros percepatan dapat diubah
dalam waktu yang sangat singkat.
28
Mesin bubut yang diguanakan adalah mesin bubut yang memiliki pencekam
yang jumlah rahang penjepitnya berjumlah empat. Prosedurnya adalah
sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan
1. Mistar geser (vernir caliver).
2. Crane.
3. Dial indikator.
4. Alat pengukur diameter.
5. Mesin bubut.
6. Minyak pelumas.
7. Kunci chuck.
b. Bahan yang digunakan
(Benda kerja)
c. Prosedur kerja
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan;
2. Lumasi mesin bubut terlebih dahulu;
3. Pasang benda kerja pada mesin bubut dengan menggunakan crane
setelah itu pertemukan titik tengah benda kerja di ujung sebelah kanan
pada center kepala lepas kemudian cekam ujung sebelah kiri benda
kerja kedalam pencekam. Kemudian kencangkan rahangnya dengan
menggunakan kunci chuck.
1. Setel kelurusan center pada kepala tetap dan kepala lepas dengan
menggunakan dial indikator dengan toleransi sebesar 0,01 mm.
2. Hidupkan mesin bubut.
3. Putar tuas eretan lintang untuk memberi ketebalan pemakanan
pisau sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
4. Buat eretan tersebut bergerak maju secara otomatis dengan
memposisikan dengan memposisikan tuas kendali dalam posisi
otomatis.
5. Buat tirus pada benda kerja tersebut dengan menggunakan eretan
atas.
29
6. Lumasi bagian yang akan digerakkan oleh tangan kita sendiri jika
bagian yang digerakkan keras digerakkan.
7. Karena pekerjaan semuanya telah selesai maka semua alat-alat
yang dipergunakan dikembalikan pada tempatnya masing-masing.
a. Aturan-aturan untuk perawatan dan pemeliharaan Mesin Bubut
Pada mesin bubut terdapat bagian–bagian yang bergesekan baik itu pada
roda gigi penggerak, maupun bagian-bagian yang bergerak lainnya. Oleh
karena itu bagian-bagian tersebut perlu dilumasi dengan minyak pelumas agar
meminimalisir terjadinya aus dan korosi.
1. Sebelum pengoperasian harus diketahui dengan jelas dan tanpa keraguan,
fungsi segala macam unsur pelayanan (pengkajian penuntut
pengoperasian).
2. Pengujian fungsi seluruh unsure pelayanan;
3. Penghentian mesin dangan segera jika timbul hambatan kecil
bagaimanapun atau jika terdengar bunyi yang mencurigakan.
4. Pemberian pelumas harus dilakukan sesuai danagan jadwal pelumasan
mesin. Pegujian fungsi peralatan pelumas otomatis (ketinggian pelumasan
minyak). Pelumasan tangan hanya boleh pada saat mesin berhenti.
5. Setelah jangka waktu yang ditentukan berlalu, minyak pelumas harus
diganti dan minyak pembersih diedarkan. Filter-filter pasangan
dibersihkan pada waktunya.
6. Kecepatan sayat, laju dan penampang serpih harus di pilih sedemikian
rupa sehingga mesin tidak dibebani secara berlebihan tetapi nilai ekonomis
harus tetap diperhitungkan.
7. Penyingkiran serpihan yang baik harus di usahakan dengan jalan
mengasah pahat dengan benar dengan menggunakan mata gerinda khusus.
8. Perkakas-perkakas tidak boleh berserakan di atas mesin supaya tidak
terseret bagian-bagian mesin yang bergerak. Perkakas-perkakas tidak
boleh di letakkan diatas jalur licin pada bangku mesin, melainkan diatas
papan kayu.
9. Sebuah mesin tidak boleh dijalakan tanpa pengawasan.
30
10. Jalur lintasan harus dilindungi pada waktu pegikiran diatas mesin, karna
serpihan-serpihan halus sangat berbahaya.
11. Harus diperiksa apakah spindle utama berputar tanpa goyahan. Jika
kelonggaran terlalu besar, maka harus dilakukan penyetelan kembali
sesuai dengan penuntun pengoperasian;
12. Jalur penuntun eretan dengan lis-lis penuntunnya harus disetel sedamikian
rupa sehingga eretan dapat bergeser sepanjang tanpa kelonggaran.
13. Penggandeng dan rem harus menurut penuntun pengoperasian (fungsi
harus benar, kerna jika tidak demikian akan terjadi pemanasan dan
keausan).
14. Jika ada pendingin dengan pompa, pompa tidak boleh bekerja dalam
keadaan kering (banyak media pendingin dan bahan pelumas harus
memadai, filter-filter harus dibersihkan, saluran tidak boleh di tekuk).
15. Perlengkapan listrik harus terlindungi dari kelembapan, serpihan-serpihan
logam (benda kerja yang berat atau panas) agar tidak terjadi hubungan
singkat.
31
Dengan diketahui dan disetujui oleh kepala pabrik yang bersangkutan maka
mesin dapat diperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak serta
mengadakan pengaturan sesuai dengan perencanaan perawatan. Penggantian
oli yang dilakukan oleh bagian maintenance sifatnya berkala sesuai
dengan Form Annual Maintenance Schedule, yang mengacu pada petunjuk
yang ada pada mesin tersebut, namun sebelum itu bagian maintenance akan
mengisi aktifitas tiap bulannya pada Form Program Maintenance yang
mengacu pada data form mesin untuk mengetahui nantinya apakah mesin-
mesin itu perlu perbaikan atau hanya diadakan perawatan.
2. Jadwal Perawatan
Perawatan/perbaikan mesin yang berlaku pada PT. Sermani Steel ialah :
1. Sesuai prosedur, sesuai dengan petunjuk/manual book.
2. Tanpa prosedur sifatya emergency atau secara tiba-tiba dan tanpa manual
book.
Adapun jadwal perawatan mesin pabrik yang dilakukan oleh para mekanik
dan teknisi bagian bengkel perawatan (workshop) ialah :
a. Perawatan Harian
Pekerjaan yang dilakukan ialah membensihkan pabrik dari pasir dan debu,
melakukan pelumasan dan penambahan grease tiap mesin.
b. Perawatan Mingguan
Pekerjaan yang dilakukan ialah mengontrol atau check up komponen
seperti rol-rol besi, rantai penerus, kelistrikan, pelumas, grease dan lain-
lain.
c. Perawatan Bulanan
Pekerjaan yang dilakukan ialah penggantian spare part (jika dianggap
perlu) yang telah aus dan melakukan pengecekan umum.
d. Perawatan 6 bulanan
Pekerjaan yang dilakukan ialah penggantian spare part (jika dianggap
perlu) yang telah aus dan melakukan pengecekan umum.
e. Perawaran Tahunan
32
Pekerjaan yang dilakukan ialah check up dan overhaul mesin (penggantian
bila dianggap perlu).
f. Perawaran Lima Tahunan
Pekerjaan yang dilakukan ialah check up dan overhaul mesin dengan
persetujuan kepala pabrik.
Perawatan pada mesin produksi pada PT. Sermani Steel memang telah terjadwal.
Guna menjamin kelancaran dan efesiensi kerja industri. Tapi pada PT. Sermani
Steel perawatan paling inti terdapat pada kebersihan Pabrik, dengan alasan bahwa
kerusakan pada mesin produksi lebih banyak disehabkan karena ruang lingkup
yang tidak bersih. Sebagai contoh kasus kerusakan pada roda gigi sebagai penerus
daya ke rantai-rantai penerus. Pasir, debu yang melekat pada mesin.
33
2. Kemudian ditarik oleh pinch roll 1 lembaran plat baja dilewatkan
pada shearing yaitu suatu alat pemotong yang menyerupai gunting
besar kemudian dipotong sesuai ukuran di up cut shear.
3. Kemudian ditarik seam welding dan entry bridle.
4. Setelah itu lembaran plat baja dilewatkan pada accumulator ke
pinch roll 2 dan lalu tension bridle, untuk masuk ke proses
selanjutnya.
c. Kegiatan perawatan
Proses Perawatan yang dilakukan pada Shearing Line hanya terbatas
pada pemeliharaan pada bagian-bagian yang berputar dengan
memberikan pelumas untuk mengurangi panas akibat perputaran yang
terjadi. Ada dua macam pelumas yang digunakan untuk shearing line :
1. Pelumas padat (grease).
2. Pelumas cair (oli).
Pemberian grease pada shearing line dilakukan dengan cara grease
dimasukkan kedalam pompa grease kemudian dipompakan ke bagian-
bagian yang diberi pelumas grease. Sedangkan pemberian oli dilakukan
dengan menggunakan oil camp. Proses ini dapat dilakukan selama proses
produksi berlangsung oleh operator langsung. Dan apabila terjadi kerusakan
yang cukup parah maka alat yang bersangkutan akan dibawa kebagian
maintenance untuk diperbaiki atau diganti. Seperti Rol-Rol yang digunakan
pada proses ini kadang-kadang rusak/tergores akibat karena benturan baja
lembaran apabila rusak ringan akan dibubut dibagian maintenance untuk
meratakan kembali permukan rol- rol tersebutdan apa bila rusak berat akan
diganti dengan yang baru.
34
3.4.2 Galvanizing Line
35
c. Poses perawatan
Pada proses ini, mekanisme perawatan yang dilakukan oleh petugas pada
bagian Galvanizing memberikan pelumasan pada rantai dan metal untuk
menjaga terjadinya keausan. Pelumasan juga dilakukan pada bagian-
bagian yang berputar untuk mengurangi kerusakan yang bisa timbul
akibat panas yang tinggi karena gesekan benda benda yang berputar.
Proses perawatan ini dapat dilakukan selama proses produksi berlangsung
dan apabila terjadi kerusakan seperti bocornya zinc box atau fluk box
maka proses produksi harus dihentikan untuk penggantian kerusakan alat
tesebut. Terlebih apabila kerusakan terjadi pada Inner Guide terletak
maka proses produksi dihentikan kurang lebih 8 sampai 10 jam. Ini
karena semua komponen yang ada pada Coating Pot (dapur produksi)
harus diangkat karena Inner Guide terletak pada dibawah bagian dalam
dari Coating Pot. Dan selanjutnya dibawah kebagian maintenance pabrik
untuk dibersihkan apabila tidak bisa perbaiki maka harus diganti agar
proses produksi dapat berjalan sesuai dengan yang dinginkan.
36
b. Proses perawatan
Pada proses ini mekanisme perawatan yang dilakukan antara lain dengan
memberikan pelumasan pada roda-roda gigi yang memutar rol-rol yang
dipakai untuk membentuk gelombang pada lembaran-lembaran seng. Hal
ini juga dapat dilakukan selama proses produksi berlangsung oleh
operator pada Corrugation Line. Seminggu sekali diadakan pemeriksaan
seperti Roll karet, bila mana terdapat kerusakan diadakan penggantian.
Alat yang rusak dibawa ke bagian maintenance untuk diperbaiki.
37
3.4.5 Crane (Alat Angkat)
a. Fungsi crane
Crane berfungsi untuk mengangkat bahan-bahan yang akan diproduksi
maupun hasil produksi. Dan juga digunakan untuk mengangkat
peralatan-peralatan mesin yang berat.
b. Cara kerja
Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan
dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan
material di tempat yang diinginkan.
c. Proses perawatan
Perawatan pada bagian ini dapat dilakukan dengan melakukan
1. Penggantian roda gigi yang sudah aus;
2. Penggantian roda penghantar yang aus karna gesekan/putaran;
3. Penggantian roda listrik;
4. Penambahan pelumas/grease.
38
3.4.6 Mesin uncoiler
a. Fungsi
merupakan pelengkap mesin pemotong plat yang berfungsi sebagai pemutar
gulungan material, sehingga gulungan material tersebut dapat terurai dan mudah
untuk dilakukan proses shaping dan cutting.
b. Cara kerja
Uncoiler atau juga disebut Decoiler, memiliki fungsi untuk membuka gulungan
plat metal (coil). dengan sistem rotasi pencekam, bekerja dengan cara mencekam
coil utama dari sisi kiri dan kanan. Pencekam kemudian berputar/berotasi untuk
membuka gulungan plat tersebut. Sistem pencekaman yang fleksibel akan
memudahkan operator untuk menentukan posisi coil yang diinginkan sebelum
mesin mulai membuka gulungan plat.
c. Proses Perawatan
1. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan komponen.
2. Frekuensi pelumasan dan kebersihan.
39
3.4.7 Mesin spandek (spandex machine)
40
5. Melindungi peralatan selama penyimpanan.
a. Fungsi
Mesin hollow adalah sebuah mesin yang dipakai untuk mencetak material bahan
bangunan yang terbuat dari plat baja ringan galvalum menjad bahan bangunan
(hollow) material tersebut sangatlah dibutuhkan dan hampir menjadi keperluan
penunjang utama dalam pembuatan rumah dan sebagainya.
b Cara kerja
Siapkan alat dan bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
c. Proses Perawatan
1.Pelumasan dan pemeriksaan dalam komponen.
2. Pembersihan sisa-sisa pemotongan material.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
42
6 Rabu, 22 Des Penjelasan mesin-mesin yang digunakan dalam
proses pembuatan Seng
7 Kam, 23 Des Pengenalan proses produksi pembuatan Seng
spandek
8 21 Jumat, 24 Des Pengenalan proses produksi pembuatan Spandek
43
28 Selasa, 18 Januari Pengenalan proses produksi pembuatan Spandek
44
IV.3 KETERANGAN
1. Perkenalan Dan pembimbingan kerja praktek industri, pengenalan dan
pembimbingan kerja yang dilakukan berupa mengikuti prosedur K3,
aturan instansi.
2. Mempelajari profil perusahan.
3. Pembersian Tempat KPI (Kerja Praktek Industri).
4. Pengenalan Coil.
5. Melakukan pengawasan kebersihan lingkungan sekitar
6. Penjelasan mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan Seng.
7. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
8. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
9. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
10. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya
dengan spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan
alat dan bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
11. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
45
12. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan,lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
13. Pengenalan proses produksi pembuatan hollow: siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
14. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
15. Pengenalan proses produksi pembuatan hollow: siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
16. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya dengan
spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
17. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
18. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya dengan
spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan alat dan
bahan,lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
46
19. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya dengan
spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan alat dan
bahan,lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
20. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng,siapkan alat dan
bahan,lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin Kanal See secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
21. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng, siapkan alat dan
bahan,lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin Kana See secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
22. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
23. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya dengan
spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
24. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng,siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen,lalu masukan coil ke mesin Kanal See secara perlahan, lalau
perhatikan coil hingga tercetak.
25. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng, siapkan alat dan bahan,
47
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan coil ke mesin Kanal See secara perlahan, lalau
perhatikan coil hingga tercetak.
26. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen,lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
27. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Reng: Sama halnya dengan
spandek namun ukuran coilnya lebih kecil dari spandek, siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin Reng secara perlahan,
lalau perhatikan coil hingga tercetak.
28. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
29. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
30. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng spandek: siapkan alat dan
bahan, lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai
keinginan komsumen, lalu masukan coil ke mesin spandek secara
perlahan, lalau perhatikan coil hingga tercetak.
31. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng, siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan coil ke mesin Kanal See secara perlahan, lalau
perhatikan coil hingga tercetak.
32. Pengenalan proses produksi pembuatan Seng Kanal See: Kanal See juga
tidak jauh berbeda dengan Spandek dan Reng, siapkan alat dan bahan,
48
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan coil ke mesin Kanal See secara perlahan, lalau
perhatikan coil hingga tercetak.
33. Pengenalan proses produkdi pembuatan hollow: Siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
34. Pengenalan proses produkdi pembuatan hollow: Siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
35. Pengenalan proses produkdi pembuatan hollow: Siapkan alat dan bahan,
lalu menyalakan mesin dan mengatur ukuran cetak sesuai keinginan
komsumen, lalu masukan galvalum ke mesin hollow secara perlahan,
lalau perhatikan galvalum hingga tercetak.
49
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti praktek kerja lapangan dan melakukan perawatan
mesin-mesin produksi pada PT. SERMANI STEEL maka hal-hal yang dapat
disimpulkan adalah:
1. Penerapan dan pelaksanaan kedisplinan dalam melakukan pekerjaan di
sebuah instansi baik dalam dunia industri maupun dunia pendidikan
mutlak dilaksanakan apabila ingin memperbaiki kehidupan maupun
prestasi baik sebagai mahasiswa ataupun sebagai pengusaha atau pekerja.
Keberhasilan tanpa kedisplinan rasanya mustahil bisa dipertahankan.
2. Banyak konsep atau metode dalam melakukan pekerjaan yang selama ini
belum dilihat dan didapatkan di dunia pendidikan namun di dunia industri
dilakukan, dimana didunia industri sering melakukan suatu tindakan atau
keputusan yang harus cepat dan tepat, dengan resiko sekecil mungkin.
3. Hubungan kerja sama antar instansi dunia pendidikan dan dunia industri
perlu ditingkatkan lagi, mengingat masih banyak perusahaan yang belum
terbuka dan menerima kerja sama dengan dunia pendidikan.
Selain hal tersebut yang perlu digaris bawahi bahwa kedisplinan,
keterampilan, pengetahuan, dan kemajuan serta kerja keras perlu dimiliki setiap
orang khususnya mahasiswa, guna menghadapi tantangan era globalisasi, dan
untuk memenuhi tuntutan dunia industri yang membutuhkan SDM yang baik dan
berkualitas.
50
4.2 Saran
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan agar perusahaan dan
universitas dapat bersinergi dengan baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, berikut beberapa saran dari penulis.
1. Bagi pihak Universitas islam Makassar/mahasiswa yang akan melakukan
KPI
a. Melakukan praktek yang lebih mandiri, agar melatih mahasiswa
untuk siap terjun ke dunia kerja, dan memberikan pengawasan
serta bimbingan agar kerja praktek industri ini bisa lebih optimal
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Berusaha untuk melakukan dan mempersiapkan diri sebelum
melakukan KPI dengan cara mencari informasi dan literature
terkait kerja praktek industri, sehingga kekurangan atau kesalahan
dari mahasiswa sebelumnya tidak terulang lagi.
c. Mefasilitasi mahasiswa bersama-sama dengan perusahaan
membangun studi kelayakan agar bisa saling menguntungkan dua
belah pihak.
2. Saran bagi perusahaan
Setelah menikuti Praktek kerja lapangan di PT. Sermani Steel, maka saran
penulis adalah :
a. Dalam hal pemeliharaan diharapkan ada pemeliharaan
pencegahan, dimana hal ini akan mempengaruhi tools yang lain
dan akan menambah masalah.
b. Seharusnya keryawan memakai alat-alat safety pada saat bekerja
untuk menghindari kecelakan kerja.
c. Mengelas dan menggerinda di senmbarang tempat dapat
mengakibatkan kebakaran apabila percikan bunga api mengenai
benda yang mudah terbakar seperti minyak atau gas.
d. Sebaiknya alat-alat perkakas (tools) dikembalikan pada tempatnya
setelah selesai digunakan agar mudah untuk mengambilnya jika
ingin di pakai lagi.
51
Oleh karena itu pentingnya perawatan dan penjagaan tools bagi suatu
perusahaan. Demikian juga menganai pentingnya keselamatan kerja bagi
karyawan. Dalam pengamatan kami selama kegiatan kerja praktek kami melihat
bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dari sebagian karyawan yang
bekerja tanpa dilengkapi dengan peralatan yang safety separti kacamata, helm,
baju kerja dan yang paling sering terjadi adalah bekerja tanpa menggunakan
sarung tangan.
Hal-hal seperti ini sering terjadi oleh karena kurangnya pengawasan safety
dari supervisor. Untuk itu kami mengusulkan pemanfaatan bagian safety yang ada
diefisienkan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari, 1994. Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi,
BPFE, Yokyakarta.
Anonim. (2012). Mesin Bubut From doddi_y.staff.gunadarma.ac.id,19 April
2018.
Laporan Kerja Praktek, Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang,
Makassar.
Manga JB, 1995. Manajemin Industri, Teknik Mesin Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang.
Manulang M, 1992. Dasar-Dasar Manajemen Ghalia Indonesia, Jakarta
Laporan kerja praktek, Teknik Mesin Universitas Islam Makassar Makassar.
53
Lampiran Gambar
54
Gambar, 2 Proses Dan Hasil Pembuatan Spandek
55
Gambar, 3 Proses dan Hasil Pembuatan Zinc.
56
Gambar, 4 Proses dan Hasil Pembuatan Baja Ringan.
57
Gambar, 5 Proses dan Hasil pembuatan Canal c
58
Gambar, 6 Proses dan Hasil Pembuatan Hollow.
59
Gambar, 7 Gudang Penyimpan Bahan Hasil Produksi.
60
Gambar, 8 Pemberian cendramata
61