Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KERJA PRAKTEK

KESERASIAN ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT PADA


PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA

DI SUSUN OLEH :

SALMA NAYSILA (20660010)


ALDI PRAYOGA (20660016)
ASWAN (20660018)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2024
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


KESERASIAN ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT PADA
PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA

DI AJUKAN OLEH :

SALMA NAYSILA (20660010)

ALDI PRAYOGA (20660016)

ASWAN (20660018)

Menyetujui Mengetahui

Ka. Prodi Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing

La Ode Muh. Yazid Amsah, S.Si.,M.T Asrim, S.Si.,M.Eng


NIDN. 0905049004 NIDN. 0912078503

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat yang tak terkira jumlah dan hikmahNya sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul
” KESERASIAN ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA
PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA’’

Shalawat serta salam, senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, dengan


berkah dan perjuangan beliaulah,sehingga kami manusia kini berada di abad
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Banyak hikmah yang dapat penulis raih dalam penyusunan laporan Kerja
Praktek ini menjadi motivasi tersendiri bagi penulis untuk dapat mengembangkan
ilmu yang telah penulis pelajari, baik dalam lingkup produktivitas alat berat
ataupun keilmuan pertambangan secara umum.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
dukungan berbagai pihak dan kerja sama anggota kelompok. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
terkhususnya kepada:

1. Bapak Ir. L.M. Sjamsul Qamar, M. T., IPU selaku Rektor Universitas Dayanu
Ikhsanuddin

2. Bapak Hilda Sulaiman Nur, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Dayanu Ikhsanuddin

3. Bapak La Ode Muh Yazid Amsah S.Si.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Dayanu Ikhsanuddin

4. Bapak Asrim. S.Si,, M. Eng, selaku dosen pebimbing yang telah membantu dan
memberikan kami arahan selama Kerja Praktek sampai dengan penyusunan
laporan.

ii
5. Orang Tua dan keluarga kami yang telah memberi izin dan suport kepada kami
untuk melaksanakan kerja praktek di PT. Oheo Putratama Perkasa

6. Teman-teman kami yang selalu mendukung kami selama kegiatan Kerja Praktek
sampai dengan penyusunan laporan.

Tak ada karya manusia yang benar-benar sempurna, demikian pula dengan
tulisan ini. Saran dan kritik yang membangun begitu kami harapkan untuk
menjadikan tulisan ini tidak hanya sekedar ide yang berujung pada sebuah
gagasan tertulis, namun menjadi sebuah literatur yang bermanfaat dalam program
studi, universitas ataupun khalayak umum.

Baubau, Januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Profil Perusahaan...............................................................................4
2.2 Landasan Teori..................................................................................5

iii
2.2.1 Pembongkaran ( Loosening )...........................................................
2.2.2 Pemuatan (Loading).........................................................................
2.2.3 Pengangkutan (Hauling)...................................................................
2.3 Siklus Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut.....................................9
2.3.1 Siklus Kerja Alat Gali Muat (Excavator Backhoe)........................9
2.3.2 Siklus Kerja Alat Angkut (Dump Truck)........................................10
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Produksi Alat Gali Muat
dan AngkuT .....................................................................................10
2.5 Waktu Edar (Cycle Time).................................................................12
2.5.1. Waktu Edar Alat Gali Muat (CTm)...............................................13
2.5.2. Waktu Edar Alat Angkut (CTa).....................................................13
2.6 Faktor Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut (Match Factor)14
2.7 Efisiensi Waktu Kerja........................................................................15
2.8 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut.................................16
2.9 Match Factor (MF)............................................................................17
BAB III METODOLOGI KERJA PRAKTEK............................................................18
3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah.......................................................18
3.2 Metode Kerja Praktek........................................................................19
3.2.1 Metode Kualitatif..............................................................................
3.1.2 Metode Kuantitatif............................................................................
3.2 Sistematika Kerja Praktek...................................................................20
3.3 Bagan Alir Kerja Praktek...................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................22
4.1 Pengambilan Data...............................................................................22
4.2. Kegiatan pemuatan dan pengangkutan di PT. Oheo Putratama
Perkasa..............................................................................................23
4.3 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali/Muat Dan Alat Angkut.............24
4.4. Perhitungan Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) alat gali muat
dan alat angkut..................................................................................30
4. 5 Match Factor (MF) yang di perlukan..............................................31
BAB V PENUTUP...........................................................................................................35
5.1. Kesimpulan........................................................................................35
5.2. Saran..................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................36

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap Mahasiswa Program Studi S1-Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Dayanu Ikhsanuddin untuk menyelesaikan program studinya. Kerja
Praktek merupakan mata kuliah wajib pada semester akhir dengan bobot 2 sks,
dimana pelaksanaannya meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan kerja praktek,
penyusunan laporan serta seminar laporan kerja praktek.

Tujuan umum kegiatan Kerja Praktek untuk mendapatkan/menggali


pengetahuan dan pengalaman praktis di lapangan/industri, memupuk sikap dan
etos kerja sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja, serta mampu
membahas suatu topik yang ditemui di lapangan melalui metode analisis ilmiah ke
dalam bentuk suatu laporan Kerja Praktek (KP). Kegiatan kerja praktek
dilaksanakan di Perusahaan Pertambangan, Instansi-instansi pemerintah terkait
Pertambangan, dan Konsultan yang bergerak di bidang Pertambangan.

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, pihak industri pertambangan


khususnya nikel telah melakukan mekanisme kerja yang lebih baik dan optimal
dalam mendukung kebutuhan pasar industri nasional. Pertambangan nikel yang
saat ini sedang melakukan eksplorasi dan produksi besar-besaran terkhususnya di
Indonesia, hal ini menuntut kita sebagai mahasiswa untuk berperan serta dalam
tumbuh kembangnya industri penambangan nikel di Indonesia.

PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA adalah salah satu perusahaan yang


bergerak di bidang pertambangan yang pada saat ini melakukan kegiatan
penambangan bijih nikel laterit pada area penambangan di Kecamatan
molawe,Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

1
segala bentuk kegiatan melibatkan berbagai jenis proses yang berkaitan
dengan materi-materi yang telah dibahas dan dipelajari sebagai bahan kuliah di
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Semua proses-
prosesnya tidak jauh berbeda dengan teori kuliah yang diajarkan di Jurusan
Teknik Pertambangan Universitas Dayanu Ikhsanuddin.Oleh karena itu, guna
meningkatkan wawasan dan kemampuan kami pada bidang pertambangan nikel
dan aplikasi nya serta untuk memenuhi persyaratan wajib perkuliahan maka kami
bermaksud agar dapat melaksanakan kerja praktek di PT.OHEO PUTRATAMA
PERKASA yang berlokasi di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara,
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan hal di atas maka dalam pembentukan diri sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas tak cukup dengan hanya menerima ilmu dari bangku
kuliah saja, tetapi juga harus bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari termasuk juga di dalam dunia pertambangan. Melalui Kerja Praktek ini,
mahasiswa diharapkan dapat langsung melihat permasalahan-permasalahan yang
umumnya terjadi di Industri Pertambangan Nikel. Serta diharapkan juga dapat
terlibat langsung di dalam menganalisa permasalahan yang terjadi tersebut,
sebagai salah satu bentuk aplikasi keilmuan yang dimiliki. Guna menambah
pengalaman dan wawasan untuk menjadi seorang tenaga ahli yang profesional di
bidang Pertambangan Nikel.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut:
1.) Berapakah Waktu Siklus Alat Gali Muat dan Alat Angkut ?
2.) Bagaimana Faktor Keserasian (Match Factor) Alat Gali Muat ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan sari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :

1) Mengetahui Cycle Time Alat Gali Muat dan Alat Angkut

2
2) Mengetahui nilai Keserasian Alat (Match Factor) dari Alat Gali Muat
dan Alat Angkut

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut:
1) dapat mengetahui perbandingan atau kesamaan antara produktivitas alat
gali muat dan alat angkut baik secara teoritis ataupun secara langsung di
lapangan.
2) dapat mengetahui hambatan kerja pada alat gali muat dan alat angkut di
lapangan.
3) Menjadi literatur mahasiswa Teknik Pertambangan yang menjadi dasar
pengembangan ilmu lapangan secara praktis mengenai Produktivitas Alat
Gali Muat dan Alat Angkut pada tambang nikel.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan


PT. Cinta Jaya (gasing grub) merupakan salah satu anak perusahan PT
Gasing Sulawesi yang bergerak dibidang pertambangan nikel. PT.cinta jaya

3
memiliki iup seluas 309 Ha serta memiliki banyak kontraktor, yang salah satunya
PT. OHEO PUTRATAMA PERKASA. Luasan blok yang dimiliki PT Oheo
Putratama Perkasa seluas 3 Ha.

PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA merupakan salah satu kontraktor di


perusaan PT. Cinta Jaya, yang bergerak di bidang penambangan biji nikel di
Pelabuhan jetty sejak tahun 2012 yang berlokasi di Blok Mandiodo Konawe
Utara (KONUT).

PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA adalah salah satu perusahaan yang


bergerak di bidang pertambangan yang pada saat ini melakukan kegiatan
penambangan bijih nikel laterit pada area penambangan di Kecamatan
molawe,Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.Wilayah Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi. (PT.Oheo


Putratama Perkasa)

2.2 Landasan Teori


Penambangan adalah seluruh usaha galian berharga yang bernilai ekonomis,
penambangan itu meliputi; penggalian, pengolahan, pemanfaatan bahan galian
yang bersifat ekonomis (Isgianda, dkk, 2018).

4
Penambangan merupakan kegiatan penggalian bahan tambang, yang akan
diolah dan dipasarkan, adapun tahapan dari kegiatan pertambangan ini yaitu
pembongkaran/penggalian, pemuatan ke dalam alat angkut dan pengangkutan ke
fasilitas pengolahan maupun langsung dipasarkan apabila tidak dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, pada kegiatan ini dibutuhkan lahan yang luas dan
membutuhkan alat-alat mekanis untuk keperluan produksinya (Rahmawati, 2011).

Kondisi lapangan medan kerja dan keserasian alat yang digunakan sangat
mempengaruhi kemampuan produksi alat gali muat dan angkut sehingga akan
mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat beroperasi secara maksirnal.
Pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan pertambangan bertujuan untuk
memindahkan material hasil penggalian ke tempat pengolahan menggunakan
alatalat mekanis yang memiliki waktu tempuh, hal ini sangat berpengaruh pada
hasil poduksinya (Setyawan, 2018).

2.2.1 Pembongkaran ( Loosening )


Pembongkaran (loosening) atau pemberaian (breaking) adalah serangkaian
pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan batuan atau endapan bijih dari
batuan induknya yang masif (Munggaran, 2016). Adapun kondisi batuan yang
akan digali atau dimanfaatkan bermacammacam karakteristik, tekstur, struktur
dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu diterapkan suatu
metode yang tepat. Misalnya terhadap bijih nikel, maka proses pemanfaatannya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat gali muat Excavator.

2.2.2 Pemuatan (Loading)


Pemuatan merupakan proses penumpahan material oleh alat muat ke
dalam bak alat angkut sesuai dengan kedudukan alat muat terhadap material dan
alat angkut, dengan memposiskan alat muat berada lebih tinggi atau kedudukan
alat muat dan alat angkut sama tinggi. Untuk memperoleh hasil yang sesuai
dengan sasaran produksi maka pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi waktu edar alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada
kondisi lapangan, operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan

5
asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat
sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera
keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu
tunggu pada alat angkut maupun alat gali muatnya (Setyawan, 2019).

Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukan oleh alat gali
muat dan alat angkut, yakni (Sudrajat, dkk, 2019) :

a. Pola Pemuatan dilihat dari jumlah penempatan posisi alat gali muat dan
alat angkut untuk dimuati terhadap posisi alat gali muat.

1) Single Loading
Alat angkut mernposisikan diri untuk dimuati pada satu tempat,
sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama dimuat sampai
penuh oleh alat gali muat, dan kemudian setelah alat angkut pertama berangkat
maka alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga
menunggu, dan seterusnya. Pola muat single loading dapat ditunjukkan pada
Garnbar 2.3

Gambar 2.3 Pola Muat Single Loading (Sumber : Helbert, 1995)

2) Double Loading

Alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat, kemudian
alat gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat
angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut

6
kedua diisi penuh, alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama
dengan alat angkut pertama dan seterusnya. Pola muat double loading dapat
ditunjukkan pada Garnbar 2.4

Gambar 2.4 Pola Muat Double Loading (Sumber : Helbert, 1995)


b. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada di
atas atau di bawah jenjang.

1) Top Loading

Alat gali muat melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya lebih


tinggi dari bak truk alat angkut (Posisi alat gali muat berada di atas tumpukan
material atau berada di atas jenjang yang lebih tinggi). Cara ini hanya dipakai
pada alat muat backhoe. Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dan
menempatkan material. Adapun pola pemuatan top loading ditunjukan pada
Gambar 2.5

Gambar 2.5 pemuatan Top Loading (Sumber : Hustrulid. W.A, 1995)

7
2) Bottom Loading
Alat gali muat melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya di
jenjang yang sama dengan memposisikan alat angkut (posisi alat gali muat dan
alat angkut sama rata). Cara ini dipakai pada alat muat power shovel atau
backhoe. Pola pemuatan Bottom Loading dapat ditunjukan pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Pola pemuatan Bottom Loading (Sumber : Hustrulid. W.A, 1995)

2.2.3 Pengangkutan (Hauling)


Pengangkutan (Hauling) merupakan serangkaian pekerjaan yang
dilakukan untuk mengangkut bahan galian atau bijih nikel dari tempat
penambangan (front) menuju ke stock yard atau stock pile (Setyawan, 2019).
Proses pengangkutan material di angkut dengan menggunakan alat angkut dump
truk Fuso HD 220.Pengangkutan (Hauling) dapat di tinjau pada gambar 2.7.

8
Gambar 2.7 Pengangkutan (Hauling). ( Sumber : Patrarijaya, 2020 )

2.3 Siklus Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Siklus kerja alat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh suatu alat.
Adapun siklus kerja alat gali muat yaitu untuk bekerja (beroperasi) dalam satu kali
putaran. Waktu siklus untuk setiap alat tidak sama tergantung jenis alat yang
digunakan serta sifat dan jenis material yang ditangani. Semakin kecil waktu
siklus suatu alat, maka produksinya semakin tinggi.
Adapun siklus kerja alat gali muat excavator jenis backhoe dan alat angkut
dump truck sebagai berikut :

2.3.1 Siklus Kerja Alat Gali Muat (Excavator Backhoe)


Waktu siklus backhoe tergantung dari empat gerakan dasar yaitu :

a) Mengisi Mangkuk (loading bucket)

b)Mengayun Isi (swing loaded)

c) Menumpahkan Muatan (unloading)

d)Mengayun Kosong (swing empty)

9
2.3.2 Siklus Kerja Alat Angkut (Dump Truck)
Waktu siklus dump truck tergantung dari enam gerakan dasar, yaitu:

a) Mengambil posisi untuk dimuati


b) Pengisian bak dump truck (loading)
c) Pengangkutan material (hauling)
d) Mengambil posisi untuk menumpahkan muatan
e) Penumpahan muatan (dumping)
f) Kembali kosong (return empty)

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Produksi Alat Gali


Muat dan Angkut

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat gali muat dan angkut


menurut Prodjosumarto (1996) adalah sebagai berikut :

a. Sifat Fisik Material

Kemampuan alat-alat mekanis untuk bekerja baik itu alat angkut maupun
alat muat sangat dipengaruhi oleh sifat fisik material seperti faktor
pengembangan (Swell Factor) atau segi bobot isinya dan penyusutan
(Shrinkage).

b. Kondisi Tempat Kerja

Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu siklus alat karena ada
cukup ruang gerak untuk berbagai pengambilan posisi, seperti untuk
berputar, mengambil posisi sebelum diisi muatan atau penumpahan dan
untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat angkut tidak perlu maju
mundur untuk mengambil posisi karena ruang gerak cukup luas, sehingga
waktu siklus menjadi lebih kecil.

Tabel 2.1 Efisiensi Waktu berdasarkan kondisi kerja

10
c. Keadaan Jalan Angkut

Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh


jarak yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi
tambang terutama dalam kegiatan pengangkutan. Bila kondisi jalan
baik (tidak adanya umbulasi pada jalan angkut), maka waktu siklus
menjadi kecil.

d. Kondisi Alat

Kondisi alat-alat mekanis baik untuk pemuatan maupun pengangkutan


mempengaruhi waktu edarnya. Waktu edar alat muat yang baru
tentunya akan lebih kecil dibandingkan dengan waktu edar alat muat
yang telah lama digunakan.

Tabel 2.2 Efisiensi Kerja Alat

e. Kemampuan Operator

Kemampuan operator sangat berpengaruh terhadap waktu yang akan


digunakan. Bagi operator yang sudah berpengalaman akan dapat

11
memperkecil waktu yang diperlukan dalam penggunaan alat muat
maupun alat angkut.

Tabel 2.3 Efisiensi Keterampilan Operator

f. Pengaruh Cuaca

Dalam cuaca panas dan berdebu akan mengurangi jarak pandang


operator, tapi hal tersebut dapat diatasi dengan penyiraman jalan.
Sedangkan apabila hujan semua kegiatan di lapangan akan dihentikan.

g. Pemeliharaan Alat

Peralatan mekanis harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan alat antara lain :

1) Penggantian pelumas dan gemuk (grease) secara teratur.


2) Kondisi bagian-bagian alat (bucket, kuku bucket) dll.
3) Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk
peralatan yang bersangkutan.

2.5 Waktu Edar (Cycle Time)


Waktu edar merupakan waktu yang digunakan oleh alat mekanis untuk
melakukan satu siklus kegiatan. Lamanya waktu edar dari alat-alat mekanis akan
berbeda antara material yang satu dengan material yang lainnya (Almeida, 2012).
Hal ini tergantung dari jenis alat dan jenis serta sifat dari material yang ditangani.

12
2.5.1. Waktu Edar Alat Gali Muat (CTm)
Merupakan penjumlahan dari waktu penggalian muatan, waktu ayunan
bermuatan, waktu untuk menumpahkan muatan, dan waktu ayunan kosong
(Almeida, 2012).

Rumus:

Keterangan :
CTm : Total waktu edar alat gali muat (menit)
Tm1 :: Waktu Penggalian (detik)
Tm2 : Waktu swing bermuatan (detik)
Tm3 : Waktu menumpahkan muatan (detik)
Tm4 : Waktu swing kosong (detik)

2.5.2. Waktu Edar Alat Angkut (CTa)


Merupakan penjumlahan dari waktu mengatur posisi untuk siap dimuat,
waktu pengisian muatan waktu mengangkut muatan, waktu menggambil posisi
untuk penumpahan muatan, waktu menumpahkan muatan, waktu kembali
kosong. (Almeida, 2012).

Rumus:

Keterangan:

CTa : Total waktu edar alat angkut (menit)

Ta1 : Waktu mengatur posisi untuk dimuati (detik)

Ta2 : Waktu diisi muatan (detik)

Ta3 : Waktu mengangkut muatan (detik)

Ta4 : Waktu mengatur posisi untuk penumpahan (detik)

Ta5 : Waktu menumpahkan muatan (detik)

Ta6 : Waktu kembali kosong (detik)

13
Waktu edar yang diperoleh setiap unit alat mekanis berbeda, hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Kekompakan Material

Material yang kompak akan lebih sukar untuk digali atau dikupas
oleh alat mekanis hal ini akan berpengaruh pada lamanya waktu
edar alat mekanis, sehingga dapat menurunkan produksi alat
mekanis.

b. Pola pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi


maka pola pemuatan juga mempengaruhi waktu edar alat.

2.6 Faktor Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut (Match
Factor)
Faktor keserasian biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah dump truck
yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit excavator. Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam menghitung keserasian excavator dan dump truck,
jumlah excavator dan alat angkut yang dipakai, waktu edar (cycle time) dari
excavator (Susanto dan Nurhakim, 2004 dalam Prasmoro, 2014).

Untuk melihat nilai keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut
dapat menggunakan persamaan :

Rumus:

Keterangan:

MF : Faktor keserasian

Ctm : Waktu edar alat gali muat (menit)

n : Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut

Na : Jumlah alat angkut (unit)

14
Cta : Waktu edar alat angkut (menit)Nm : Jumlah alat gali
muat (unit)

2.7 Efisiensi Waktu Kerja


Waktu kerja efektif adalah dimana waktu kerja operator dan alat benarbenar
beroperasi atau berproduksi. Waktu kerja efektif ini adalah hasil dari waktu kerja
tersedia yang telah dikurangi oleh waktu hambatan terdiri dari waktu hambatan
dapat dihindari dan waktu hambatan yang tidak dapat dihindari. Waktu kerja
efektif berpengaruh terhadap efisiensi kerja alat. Tetapi pada kenyataan waktu
kerja efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor kesediaan alat itu sendiri sedangkan
faktor-faktor kesediaan alat ini dipengaruhi oleh waktu hambatan antara lain
(Nurwaskito dkk, 2019) :

a. Waktu hambatan dapat dihindari


1) Keterlambatan operator
2) Berhenti bekerja lebih awal
3) Istirahat lebih awal
4) Istirahat rnelewati jam istirahat
5) Pengecekan alat dan pemanasan mesin

b. Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari


1) Pengisian bahan bakar
2) Alat mengalami masalah
3) Cuaca yang kurang baik

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan, atau


merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu
yang tersedia (Prodjosumarto, 1996). Beberapa faktor yang mempengaruhi
penilaian terhadap efisiensi kerja.

Rumus:

15
Keterangan :
Ek : Efesiensi kerja (%)
We : Waktu kerja efektif (menit)
Wt : Waktu kerja tersedia (menit)

2.8 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Besarnya produksi dari alat muat dan alat angkut didapat dengan
mengalikan kapasitas mangkuk (bucket), jumlah trip per jam dan faktor koreksi.
Faktor koreksi terdiri dari faktor pengisian (fill factor), dan efisiensi kerja.
Sehingga perhitungan rumus produktivitas alat muat adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Qm : Produktivitas alat muat (BCM/Jam)
Ctm : Waktu Edar alat muat (menit)
Cb : Kapasitas bucket alat muat (m³)
Ff : Faktor pengisian alat muat (%)
Sf : Faktor pengembangan (%)
E : Efisiensi kerja (%)

Sedangkan besarnya produktivitas untuk alat angkut adalah :

Keterangan :
Qa : Produktivitas alat angkut (BCM/Jam)
Na : Jumlah pengisian dalam satu alat angkut
Cta : Waktu Edar alat angkut (menit)
Cb : Kapasitas bucket alat muat (m³)
Ff : Faktor pengisian alat muat (%)
Sf : Faktor pengembangan (%)

16
E : Efisiensi kerja (%)

2.9 Match factor (MF)

CTm× n × Na
MF= CTa × Nm

(sumber : prodjusumarto,1996)

Keterangan:
MF =Match factor
Na = Jumlah alat angkut,unit
Nm = Jumlah alat muat,unit
N = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut,menit
CTm = Waktu edar alat muat, detik

Bila dari hasil perhitungan tersebut diatas didapatkan hasil sebagai berikut:

1)MF < 1, maka alat muat akan menunggu sedangkan alat angkut akan bekerja
penuh.
2)MF > 1, maka alat angkut akan menunggu sedangkan alat muat akan bekerja
penuh.
3)MF = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (synchron),artinya kedua-
duanya akan sama sibuknya dan tidak ada yang menunggu.

BAB III

METODOLOGI KERJA PRAKTEK

17
3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Tempat lokasi kerja peraktek bertempat di Desa Tapunggaya, Kecamatan
Molawe, kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dan penempatan untuk
tempat tinggal selama mengikuti penelitian kerja praktek diserahkan semua
kepada kebijakan perusahaan.

Secara administrasi, PT. OHEO PUTRATAMA PERKASA Desa


Tapunggaya, Kecamatan Molawe,Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Lokasi kerja praktik dapat ditempuh melalui jalur darat, maupun laut.
Perjalanan dari Baubau menuju lokasi kerja praktik ditempuh menggunakan
transportasi laut melalui Pelabuhan Murhum Bau-bau dengan waktu tempuh ± 4
Jam untuk sampai di Pelabuhan Kendari. Setelah tiba di pelabuhan Kendari
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan mobil waktu tempuh
selama 3-4 jam menuju mesh PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA Desa
Tapunggaya, Kecamatan Molawe. Perjalanan dari mesh di Desa Puununu menuju
site PT.Tambang Bumi Sulawesiditempuh menggunakan kendaraan roda empat
dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit .

Gambar 3.1. Peta kesampaian daerah (PT.Oheo Putratama Perkasa)

18
3.2 Metode Kerja Praktek
Metode Kerja Praktek merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat
kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah berarti kegiatan Kerja
Praktek itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga dijangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat
mengetahui dan cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang
digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis. Berdasarkan jenisnya metode kerja praktek dibedakan menjadi dua yaitu:

3.2.1 Metode Kualitatif


Metode kualitatif merupakan metode Kerja Praktek yang pada umumnya
membutuhkan waktu yang cukup lama, karena tujuan metode kualitatif adalah
bersifat penemuan. Metode ini digunakan apabila masalah belum jelas, masih
remang-remang, atau mungkin masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti
dengan metode kualitatif karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek,
melakukan penjelajahan dengan grand tour questions, sehingga masalah akan
dapat ditemukan dengan jelas. Melaluai Kerja Praktek seperti ini, praktikan akan
melakukan explorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber
minyak, tambang emas dan lain-lain.

3.2.2 Metode Kuantitatif


Metode kuantitatif merupakan metode Kerja Praktek yang dilakukan dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama dan hanya sekedar pembuktian hipotesis saja
yang meliputi metode survey dan experimen.
Metode kuantitatif merupakan metode yang saya di gunakan dalam
kegiatan Kerja Praktek pada PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA, karena
metode kuantitatif digunakan apabila masalah yang merupakan titik tolak
penelitian sudah jelas. Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang terjadi, antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dengan praktek,

19
antara rencana dan pelaksanaan dalam menyusun laporan kerja praktek, masalah
ini harus ditunjukkan dengan data, baik hasil Kerja Praktek maupun dokumentasi.

3.3 Sistematika Kerja Praktek


1. Orientasi Lapangan
Pengamatan dilapangan dilakukan untuk mendapatkan data secara
langsung sehingga dapat menggambarkan dengan jelas pada saat
melakukan penyusunan. Data yang diamati pada saat dilapangan seperti
keadaan daerah, kondisi kerja, kegiatan kerja serta data yang akan
dilakukan pengolahan.
2. Pengambilan Data, yang mencakup :
Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur dan orientasi
lapangan di lakukan yaitu.
a. Data Primer
• Waktu edar alat gali muat
• Waktu edar alat angkut
• Nilai keserasian alat gali muat dan alat angkut
• Efisiensi kerja dari alat gali muat dan alat angkut
• Produktivitas alat gali muat dan alat angkut
b. Data Sekunder
• Peta administrasi lokasi Kerja Praktek
• Spesifikasi alat gali muat dan alat angkut
• Jumlah alat gali muat dan alat angkut yang digunakan
3. Pengolahan dan Analisis Data
4. Penyusunan LaporanPenyusunan laporan, melakukan bimbingan secara
berkala dan pembuatan laporan secara sistematis.

20
3.4 Diagram Alir Kerja Praktek
Adapun perincian kegiatan yang telah di laksanakan sebagai berikut :

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 Waktu edar alat gali/muat  Peta administrasi lokasi


 Waktu edar alat angkut  Spesifikasi alat gali-muat dan alat
 Nilai keserasian alat gali/muat angkut
dan alat angkut  Jumlah alat gali-muat dan alat
 Efisiensi kerja dari alat gali/muat angkut yang digunakan
dan alat angkut
 Produktivitas alat gali-muat dan alat
angkut

PENGOLAHAN DATA

1. Pengolahan data cycle time


2. Keserasian kerja match factor
3. Analisis Match factor yg di perlukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULANN

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Kerja Praktek

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Data


Kegiatan pengambilan data utama dilakukan dalam pit Penambangan
PT.OHEO PUTRATAMA PERKASA. Selain data primer terdapat pula data
sekunder yang diambil dalam profil perusahaan dan jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan topik pembahasan ini atau menjadi data pendukung dalam analisa
perhitungan produktivitas alat gali muat dan angkut.
Data primer yang diambil langsung dilapangan diantaranya yaitu Cycle
time excavafator dan dumptruck, Bucket Fill Factor, Efisiensi Kerja, dan Faktor
Keserasian alat gali muat dan angkut serta pengamatan terhadap jenis material
yang diambil. Sedangkan data pendukung berupa spesifikasi alat, jumlah alat gali
muat dan angkut.
Melalui pengamatan dilapangan berikut tipe alat gali muat dan angkut yang
dipakai dalam kegiatan Ore Getting dan Loading Ore Nickel :
1. Alat gali muat Excavator Caterpilar PC 320D dengan kapasitas bucket 2,3
m³.

Gambar 4.1. Alat gali muat Excavator

22
2. Alat angkut Dump Truck Fuso HD 220 dengan kapasitas bak 20 ton dan
jumlah roda 10.

Gambar 4.2. Alat angkut Dump Truck

4.2. Kegiatan pemuatan dan pengangkutan di PT. Oheo


Putratama Perkasa
Kegiatan pengangkutan material yang dilakukan oleh P.T OHEO
PUTRATAMA PERKASA dan dengan kebutuhan penelitian ini maka, laporan ini
berfokus pada pemuatan dan pengangkutan material dari stockpile ke jetty
(tongkang) yang menggunakan alat gali muat berupa excavator caterpillar pc 320d
dan alat angkat dumptruck fuso hd 220.

Laporan ini digunakan untuk mengkaji secara teknis keserasian alat gali
muat dan alat angkut untuk pemuatan dan pengangkutan material (ore).

23
Gambar 4.3. Peta Lintasan Truk Stockpile ke Jetty

4.3 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali/Muat Dan Alat Angkut
Waktu edar (cycle time) merupakan kemampuan suatu alat dalam melakukan
satu kali daur produksi atau merupakan gerakan berputar dari suatu titik menuju
ke sembarang arah, kemudian kembali lagi ketitik semula. Waktu edar atau Cycle
time alat gali muat merupakan penjumlahan dari waktu penggalian muatan, waktu
ayunan bermuatan, waktu untuk menumpahkan muatan, dan waktu ayunan
kosong (Almeida, 2012)

Waktu edar atau Cycle time alat angkut merupakan penjumlahan dari waktu
mengatur posisi untuk siap dimuat, waktu pengisian muatan, waktu mengangkut
20 muatan, waktu mengambil posisi untuk penumpahan muatan, waktu
menumpahkan muatan, waktu kembali kosong. (Almeida, 2012)

1. Cycle time alat gali muat (caterpillar pc 320D)


Jenis alat gali muat yang di gunakan excavator caterpillar pc 320D yang
memiliki bagian bagian antara lain :
a) Bagian atas dapat berputar (Revolving unit)
b) Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
c) Bagian bagian tambahan (Attachment) yang dapat diganti sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Tabel perhitungan cycle time alat gali muat caterpillar PC 320D:


N Waktu Wanktu Waktu Waktu Cycle
O penggalian swing menumpahka swing time
(detik) bermuatan n muatan kosong (menit)
(detik) (detik) (detik)
1 4 4 4 3 0,25
2 5 6 3 3 0,29
3 5 5 4 4 0,3
4 6 6 3 5 0,33
5 5 5 3 4 0,29
6 7 5 5 5 0,36
7 6 3 3 3 0,25
8 5 3 3 4 0,25
9 4 3 5 5 0,29

24
10 4 4 3 2 0,21
11 7 4 4 2 0,29
12 6 4 3 3 0,26
13 6 5 5 4 0,33
14 3 4 3 4 0,23
15 6 5 3 4 0,3
16 5 3 4 4 0,26
17 6 3 3 3 0,25
18 7 4 4 3 0,3
19 3 4 3 3 0,21
20 4 3 4 4 0,25
Rata-rata 0,275
Jadi rata-rata cycle time alat gali muat CAT PC 320 D adalah 0,275 menit

2 . Cycle time alat angkut (Fuso HD 220)

Alat Angkut adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material


hasil penambangan ke jeti(tongkang). Tipe alat angkut ini adalah Fuso HD
220. Pengangkutan merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi
operasi penambangan.
Untung rugi suatu perusahaan tambang terletak juga pada lancar
tidaknya pengangkutan yang tersedia. Pengangkutan jarak dekat (kurang
dari 1 km) dapat dipakai truck. Pengangkutan jarak sedang (1 km) dapat
dipakai truk berukuran besar.
Jenis alat angkutnya yaitu : Hauling dump (HD) 220. Hauling dump adalah
alat angkut yang di gunakan untuk mengankut material berupa tanah, pasir,
kerikil dan sebagainya. Dalam
pekerjaannya hauling dump (HD) biasanya bekerja sama dengan
excavator atau pun alat gali muat lainnya.Ukuran Hauling dump (HD)
tergantung pada ukuran vessel (bak) yang ada di belakangnya, di mana
besar kecilnya tak tergantung ukuran hauling dump itu sendiri. Adapun
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan diatas disebut
waktu siklus / cycle time (CT).

25
Tabel perhitungan cycle time alat angkut Fuso HD 220 DT 01:
No waktu waktu waktu waktu Waktu Waktu Cycle
manuver muat manuver tumpah pergi Kembali time
muat (detik) tumpah (detik) (detik) (detik) (menit)
(detik) (detik)
1 35,65 106 18,28 36,47 369 373,8 15,65
2 36,61 106 14,44 53,76 335,4 366,6 15,21
3 11,91 110 30,61 71 360 316,8 15,00
4 13,44 149 17,06 56,17 360 366,6 16,03
5 08,19 154 25,41 52,49 332,4 381,6 15,90
6 40,15 103 14,91 57,93 328,2 308,4 14,20
7 15,25 127 63 54,52 384 300 15,72
8 30,40 104 25,80 46,09 270 331,2 13,45
9 17,60 131 41,62 68 322,2 317,4 14,96
10 13,63 110 45,81 53,51 369,6 388,8 16,35
11 13,13 108 40,12 51,63 381,6 371,4 16,09
12 23,18 161 22,09 76 327 385,2 16,57
13 12,44 154 15,30 62 331,8 343,8 15,32
14 16,37 132 15,68 54,54 372 370,8 16,02
15 13,20 147 38,49 89 369,6 321,6 16,31
16 08,63 162 23,41 78 366 318 15,93
17 13,79 125 22,49 69 408 324 16,03
18 10,25 115 28,01 60 360 387 16,00
19 20,96 119 41,41 64 384 308,4 15,63
20 17,98 128 43,32 58,22 333,6 366 15,78
Rata-rata 15,61

26
Tabel perhitungan cycle time alat angkut Fuso HD 220 DT 02:
No waktu waktu waktu waktu Waktu Waktu Cycle
manuver muat manuver tumpah pergi Kembali time
muat (detik) tumpah (detik) (detik) (detik) (menit)
(detik) (detik)
1 36,65 90 20,50 51,36 252 318 12,80
2 10,24 100 40,11 36,39 311 350 14,12
3 40,30 110 19,50 53,51 315 340 15,48
4 21,80 150 35,27 48,76 411 371 17,29
5 30,12 72 18,30 62 378 363 15,39
6 45,25 81 14,80 47,76 365 300 14,23
7 30,66 161 28,63 56,02 410 350 17,27
8 18,90 120 15,80 58,63 295 331 13,98
9 16,50 87 34,13 54,54 350 401 15,86
10 52,60 77 61 40,69 329 317 14,62
11 19,71 131 45,66 14,40 320 310 14,01
12 16,70 110 12,61 18,78 330 316 13,40
13 40,30 104 17,50 71 357 371 16,01
14 19,50 131 31,32 18,70 360 391 15,85
15 20,30 77 36,40 53,53 313 377 14,62
16 40,51 111 22,09 12,80 371 341 14,97
17 14,60 133 41,62 19,30 334 314 14,27
18 15,70 100 25,80 43,66 403 402 16,50
19 08,45 79 29,50 37,88 336 352 14,04
20 10,25 91 103 25,18 404 324 15,95
Rata-rata 15,03

Tabel perhitungan cycle time alat angkut Fuso HD 220 DT 03:


No waktu waktu waktu waktu Waktu Waktu Cycle
manuver muat manuver tumpah pergi Kembali time
muat (detik) tumpah (detik) (detik) (detik) (menit)
(detik) (detik)
1 12,23 90 25,81 58,57 329 309 13,74
2 33,16 110 46,98 99 320 319 15,46
3 25,50 81 50,64 55,67 379 354 15,76
4 22,56 104 35,27 77 327 328 14,89
5 30,67 77 21,26 55,37 366 318 14,47
6 45,23 91 39,70 57,90 328 355 15,28
7 10.70 131 50,62 54,63 332 344 15,38
8 52,67 79 15,28 59,67 351 315 14,54
9 51,23 120 54,96 127 354 363 17,83
10 58,33 137 58,49 108 345 300 16,78
11 13,40 141 10,27 61 325 346 14,94
12 40,55 134 27,51 86 384 305 16,28

27
13 33,17 110 16,84 83 300 310 14,21
14 09,78 104 43,49 91 323 329 15,00
15 10,55 127 50,39 81 315 367 15,84
16 52,88 108 25,61 85 333 365 16,15
17 18,54 106 37,20 89 336 344 15,51
18 19,76 154 28,33 109 360 380 17,51
19 10,79 120 15,69 100 363 312 15,35
20 13,66 161 13,79 75 312 347 15,37
Rata-rata 15,51

Tabel perhitungan cycle time alat angkut Fuso HD 220 DT 04:


No waktu waktu waktu waktu Waktu Waktu Cycle
manuver muat manuver tumpah pergi Kembali time
muat (detik) tumpah (detik) (detik) (detik) (menit)
(detik) (detik)
1 50,96 133 28,78 54,22 343 307 15,28
2 55,52 137 49,29 53,79 300 346 15,69
3 40,01 131 33,57 42,51 350 343 15,66
4 51,74 90 22,18 47,76 340 326 14,62
5 44,50 87 25,45 18,30 419 329 15,38
6 40,40 78 40,38 60 398 320 15,61
7 51,37 140 06,69 10,89 340 390 15,64
8 42,40 75 30,29 70 342 380 15,66
9 50,15 136 40,51 57,82 390 318 16,54
10 51,30 79 31,89 18,49 349 322 14,19
11 13,62 89 21,30 30,81 350 371 14,59
12 48,30 80 25,40 15,40 353 321 14,05
13 30,42 85 30,60 21,21 335 340 14,03
14 39,38 106 17,20 28,60 367 319 14,61
15 41,96 99 18,32 44,15 338 375 15,27
16 52,97 134 21,50 37,50 341 360 15,78
17 42,45 103 28,40 21,60 375 317 14,79
18 24,80 96 50,12 19,25 340 327 14,28
19 21,69 99 31,10 45,15 313 329 13,98
20 25,70 126 40,18 20,40 350 360 15,37
Rata-rata 15,05

28
Tabel perhitungan cycle time alat angkut Fuso HD 220 DT 05:

No waktu waktu waktu waktu Waktu Waktu Cycle


manuve muat manuver tumpa pergi Kembali time
r muat (detik) tumpah h (detik) (detik) (menit)
(detik) (detik) (detik)
1 35,65 106 31,97 50,25 425 313 16,03
2 36,61 106 18,28 76 294 338 14,48
3 11,91 110 14,12 73 279 246 12,23
4 13,44 149 30,15 64 357 349 16,04
5 08,19 154 15,66 48,68 294 296 13,60
6 40,15 103 08,67 59,29 355 316 14,70
7 15,25 127 34,49 81 349 342 15,81
8 30,40 104 22,13 76 347 295 14,57
9 17,60 131 26,43 60 370 339 15,73
10 13,63 110 18,11 51,35 341 322 14,26
11 13,13 108 43,25 58,40 332 345 14,92
12 23,18 161 21,40 49,51 313 369 15.61
13 12,44 154 19,65 39,60 362 360 15,79
14 16,37 132 50,30 51,75 299 328 14,62
15 13,20 147 52,41 57,36 312 344 15,43
16 08,63 162 40,18 60 324 316 15,18
17 13,79 125 35,88 47,51 372 329 15,38
18 10,25 115 27,51 39,35 359 367 15,30
19 20,96 119 41,33 50,17 340 347 15,30
20 17,98 128 22,61 52,18 333 371 15,41
Rata-rata 15,01

Jadi perhitungan cycle time alat angkut dumptruck adalah sebagai berikut:
DT 01 + DT 02 + DT 03 + DT 04 + DT 05 =( 15,61+15,03+15,51+15,05+15,01)
= 76,21
Nlai rata-rata dari alat angkut dumptruck adalah 76,21 menit.

29
4.4. Perhitungan Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) alat gali
muat dan alat angkut
Untuk menghitung keserasian kerja dari alat gali muat dan alat angkut
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

CTm× n × Na
MF= CTa × Nm

(sumber : prodjusumarto,1996)

Keterangan:
MF =Match factor
Na = Jumlah alat angkut,unit
Nm = Jumlah alat muat,unit
N = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
CTa = Waktu edar alat angkut,menit
CTm = Waktu edar alat muat, detik

Diketahui:
Na = 5 unit
Nm = 1 unit
N =5 bucket
Cta =76,21 menit
Ctm =0,275 menit

Penyelesaian :

CTm× n × Na
MF= CTa × Nm

0,275 ×5 ×5 6,875
MF = 76 , 21× 1 = 76 ,21 = 0,09

30
MF = 0,09

Jadi hasil dari keserasian alat antara alat gali muat dan alat angkut adalah
0.09 berarti hasil keserasian kerja antara kedua alat tersebut adalah belum
serasi karena < 1 artinya alat muat sering menunggu alat angkut dan salah satu
faktor yang menyebabkan ketidakserasian antara alat muat dan alat angkut ini,
yaitu pada kecepatan dan jarak alat angkut dari stock file ke jeti (tongkang)

4. 5 Match Factor (MF) yang di perlukan


Hasil pengamatan selama dilapangan beserta data-data yang sudah
didapatkan menunjukkan bahwa keserasian kerja antara alat gali muat dan alat
angkut tersebut belum serasi karena faktor keserasiannya yaitu < 1. Jadi solusi
atau pemecahan masalah tersebut, dicoba dengan menghitung kecepatan unit
angkut yang seharusnya di perbolehkan yaitu dengan kecepatan 30 km/jam,
dengan perhitungan :

S
T=
V
2km
T= = 0,06 jam
30 km/ jam
= 4 menit kecepatan seharusnya
Cta = waktu manuver muat + waktu angkut + waktu manuver tumpah + waktu
tumpah dari hasil cycle time terkecil+ kecepatan seharusnya
Cta = 8,19 + 103 + 14,44 + 36,47 = 162 detik = 2,7 menit
2,7 + 4 = 6,7 menit

1) Match factor yang di perlukan DT 01

Jadi, hasil perhitungan waktu siklus tersebut di masukkan kedalam rumus


match factor:
Na X n X Ctm 5 X 10 X 0,275
MF = = = 1,02
Nm X Cta 1 X 6 ,7
MF = 1.02 = 1.

31
Jadi, Match Factor serasi apabila kecepatan unit angkut disesuaikan
dengan perhitungan jarak tempuh dengan kecepatan standar yang
diperbolehkan adalah 30 km/jamdan di ambil nilai terkecil dari waktu
manuver, waktu isi, waktu dumping sehingga di dapat hasil perhitungan waktu
siklus alat angkut adalah 6,7 menit.

2).Match factor yang di perlukan DT 02

Penyelesaian:
Cta = waktu manuver muat + waktu angkut + waktu manuver tumpah + waktu
tumpah dari hasil cycle time terkecil+ kecepatan seharusnya

Cta = 8,45 + 72 + 12,61 + 12,8 = 105,86 detik = 1,765 menit + 4 menit =


5,765
Cta = 5,765
Na × n× Ctm 5× 5 ×0 , 25
MF = =
Nm ×Cta 1× 5,765
MF = 1,084

Jadi, Match Factor serasi apabila kecepatan unit angkut disesuaikan


dengan perhitungan jarak tempuh dengan kecepatan standar yang
diperbolehkan adalah 30 km/jamdan di ambil nilai terkecil dari waktu
manuver, waktu isi, waktu dumping sehingga di dapat hasil perhitungan waktu
siklus alat angkut adalah 5,765 menit.

3). Match factor yang di perlukan DT 03

Cta = waktu manuver muat + waktu angkut + waktu manuver tumpah + waktu
tumpah dari hasil cycle time terkecil+ kecepatan seharusnya

32
Penyelesaian:
Cta = 9,78 + 77 + 10,27 + 55,37 = 152,42 detik = 2,54 menit + 4 menit = 6,54
Ctm = 6, 54
Na × n× Ctm 5× 5 ×0,258
MF = =
Nm ×Cta 1× 6 , 54
MF = 1

Jadi, Match Factor serasi apabila kecepatan unit angkut disesuaikan


dengan perhitungan jarak tempuh dengan kecepatan standar yang
diperbolehkan adalah 30 km/jamdan di ambil nilai terkecil dari waktu
manuver, waktu isi, waktu dumping sehingga di dapat hasil perhitungan waktu
siklus alat angkut adalah 6,54 menit.

4).Match factor yang di perlukan DT 04

Cta = waktu manuver muat + waktu angkut + waktu manuver tumpah + waktu
tumpah dari hasil cycle time terkecil+ kecepatan seharusnya

Penyelesaian:
Ctm = 13,62 + 75 + 6, 69 + 10, 89 = 106,2 detik = 1,77 menit + 4 menit = 5,77
Ctm = 5,77
Na × n× Ctm 5× 5 ×0,256
MF = =
Nm ×Cta 1 ×5 , 77
MF = 1,1

Jadi, Match Factor serasi apabila kecepatan unit angkut disesuaikan dengan
perhitungan jarak tempuh dengan kecepatan standar yang diperbolehkan adalah
30 km/jamdan di ambil nilai terkecil dari waktu manuver, waktu isi, waktu
dumping sehingga di dapat hasil perhitungan waktu siklus alat angkut adalah
5,77 menit.

33
5). Match factor yang di perlukan DT 05
Cta = waktu manuver muat + waktu angkut + waktu manuver tumpah + waktu
tumpah dari hasil cycle time terkecil+ kecepatan seharusnya

Penyelesaian:
Ctm = 8,63 + 103 + 8,67 + 39,35 = 159,65 detik = 2,66 menit + 4 menit = 6,66
Ctm = 6,66
Na × n× Ctm 5× 5 ×0 , 25
MF = =
Nm ×Cta 1× 6 , 66
MF = 1

Jadi, Match Factor serasi apabila kecepatan unit angkut disesuaikan


dengan perhitungan jarak tempuh dengan kecepatan standar yang
diperbolehkan adalah 30 km/jamdan di ambil nilai terkecil dari waktu
manuver, waktu isi, waktu dumping sehingga di dapat hasil perhitungan waktu
siklus alat angkut adalah 6,66 menit.

34
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari Hasil perhitungan dan pembahasan uraian materi yang dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut :
1. Waktu siklus Alat gali muat excavator CAT PC 320 D adalah 0.275 menit.
2. Waktu siklus Alat angkut FUSO HD 220 mempunyai waktu siklus rata-rata
sebesar 76,21 menit.
3. Faktor keserasian excavator CAT PC 320 D dan 5 unit FUSO HD 220
didapat 0.09 dimana (MF < 1) berarti belum serasi masih ada waktu tunggu
excavator, agar serasi di ambil nilai terkecil dari waktu manuver, waktu
angkut, waktu manuver tumpah dan waktu tumpah di dapatkan hasil
perhitungan waktu angkutnya sebesar 6,7 menit dan setelah di hitung
dengan rumus MF (Match Factor) maka waktu angkut tersebut adalah
serasi dengan alat muat yaitu 1.09 = 1

5.2. Saran
1. Pengawasan yang ekstra dari awal shift sampai akhir shift harus tetap
terjaga terutama pada alat muat dan alat angkut agar keserasian alat terjaga
dan produksi dapat berjalan lancar.
2. Perlu diperhatikan lagi tentang kondisi mekanis alat yang sudah menurun
terutama alat angkut yang berpengaruh besar terhadap tidak tercapainya
target produksi, yaitu dengan memakai alat angkut yang kondisi mekanik
atau Mechanical Availability yang tinggi.
Perlu diperhatikan kondisi medan yang di lalui alat angkut agar waktu yang
tempuh dapat berkurang dan memaksimalkan produktifitas alat.

DAFTAR PUSTAKA

35
Ade kurniawan, Hendrik. 2014. “Analisa Produktivitas Dan Biaya Penggunaan
Alat Berat Pada Proyek Penyiapan Lokasi Pengeboran Minyak
Bumi DiLokasi Kaji 1 & 3”. Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Universitas Tridinanti Palembang.

Anisari, Rezky. 2016. “Produktivitas Alat Muat Dan Angkut Pada Pengupasan

Brinton Carson A (1961) : General Excavation Methods, Mc Graw Hill Book


Company, New York, London.

Drevdahl, E.R , JR : Profitable Use of Excavation Equipment, Published by:


Techinal Publications, Desert Laboratories, University of Tucson,
Arizona.

Halbert L. Nichols, JR (1955) :” Moving The Earth”, The Workbook of


Excavation Second Edition, Galgotia Publishing House, New Delhi

Hartono dan Bambang W : “Penggunaan Alat Konstruksi Cold Milling


Machine di Daerah Pertambangan”, Jurnal Wahana Teknik,
Yogyakarta

Haryanto, YW (1992) : Pemindahan Tanah Mekanis Bagian I, Penerbitan


Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Hatman H.L (1987) : “Introductory Mining Engineering” John wiley & sons,
New York, (231-240)

Lapisan Tanah Penutup Di Pit 8 Fleet D PT. Jhonlin Baratama Jobsite I


Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dalam Jurnal Intekna Volume
16 (hlm. 1-100).

Sompotan, Armstrong F (2012) : “Struktur Geologi Sulawesi”, Bandung :


Perpustakaan Sains Kebumian

Anaperta, Yoszi Mingsi. Evaluasi Keserasian (Match Factor) Alat Muat Dan
Alat Angkut Dengan Metode Control Chart (Peta Kendali) Pada Aktivitas
Penambangan Di PIT X PT Y. Vol. 9, No. 1, April 2016. Jurnal Teknologi
Informasi & Pendidikan.

36

Anda mungkin juga menyukai