Disusun oleh :
16/40750/SV/12254
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Di
PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI
UNIT PEMBANGKITAN BRANTAS – PLTA SENGGURUH
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa : Bagus Imam Besari
Nomor Induk Mahasiswa : 16/401750/SV/12254
David A P
Dosen Pembimbing Akademik dan Kerja Praktik
iv
SERTIFIKAT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan Karena izin-Nya maka
Laporan Kerja Praktik ini bisa penulis selesaikan dengan baik selama kurang lebih
empat bulan mulai dari Tanggal 02 Januari hingga 30 April 2019. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan pada Rasulullah Saw yang telah mengubah
peradaban manusia.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing penulis selama melaksanakan Kerja
Praktik dan selama proses penyusunan laporan ini, yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Suryo Darmo, M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Budi Basuki, S.T., M. Eng selaku Ketua Program Studi D III Teknik
Mesin Universitas Gadjah Mada.
3. Bapak Ir. Felixtianus Eko Wismo Winarto, M.Sc.,Ph.D. selaku Dosen
Pembimbing dalam Kerja Praktik.
4. Bapak Supriyanto selaku Kepala PLTA Sengguruh, perusahaan tempat
kami melakukan Kerja Praktik.
5. Bapak David A.P selaku Pembimbing Lapangan dalam Kerja Praktik di
PLTA Sengguruh.
6. Pimpinan, Engineer, Staf, dan semua karyawan di PLTA Sengguruh yang
rela memberikan waktu untuk membantu kami dalam melakukan Kerja
Praktik sampai dengan menyelesaikan laporan Kerja Praktik.
7. Beserta teman-teman satu perjuangan yang ikut serta dalam Kerja Praktik
dan dalam pengambilan data yang kami butuhkan.
vi
Penulis menyadari, penulisan laporan ini jauh dari sempurna. Akhir kata,
penulis berharap semoga kegiatan Kerja Praktik ini memberi manfaat bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.7.5 Penstock (Pipa Pesat) ...................................................................... 21
2.7.6 Spilway (Saluran Pelimpah) ............................................................ 23
2.7.7 Tail Race ( Saluran Pembuangan ) .................................................. 23
2.7.8 Fasilitas Pengglontoran Pasir .......................................................... 24
2.8 Manajemen Produksi .............................................................................. 25
2.9 Jalur Penyaluran PLTA Sengguruh ........................................................ 27
BAB III ................................................................................................................. 28
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ................................................................. 28
3.1 Waktu Magang ....................................................................................... 28
3.2 Tempat Pelaksanaan ............................................................................... 28
3.3 Kegiatan .................................................................................................. 28
3.4 Proses Pembangkitan Listrik PLTA Sengguruh ..................................... 28
3.5 Unit Pembangkit PLTA Sengguruh ....................................................... 30
3.5.1 Turbin .............................................................................................. 30
3.5.2 Generator ......................................................................................... 37
3.5.3 Transformator .................................................................................. 42
3.5.4 Baterai ............................................................................................. 43
3.5.5 Catu Daya Cadangan (Genset) ........................................................ 45
3.5.6 Over Head Travelling Crane (OHTC)............................................. 47
3.6 Pemeliharaan PLTA Sengguruh ............................................................. 48
3.6.1 Pemeliharaan Harian ....................................................................... 48
3.6.2 Pemeliharaan Mingguan.................................................................. 48
3.6.3 Pemeliharaan Bulanan ..................................................................... 48
3.6.4 Pemeliharaan Tahunan .................................................................... 48
BAB IV ................................................................................................................. 50
Pembahasan ........................................................................................................... 50
4.1 Sistem Pendingin .................................................................................... 50
4.2 Sistem minyak Pelumas .......................................................................... 50
4.3 Drainage dan Dewatering System .......................................................... 51
BAB V................................................................................................................... 53
PENUTUP ............................................................................................................. 53
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 53
ix
5.2 Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I PENDAHULUAN
1
akan mempengaruhi desain pekerjaan, produktivitas, kualitas dan strategi
perusahaan. Dengan alasan inilah maka diusulkan kerja praktik dengan harapan
dapat melihat lebih lanjut tentang kajian manajemen teknologi suatu perusahaan
dan mampu melihat realita teknologi atau proses yang diterapkan dilapangan agar
lebih memahami konsepsi teoritis dan mengambil manfaat dari sana. Selain itu juga,
sebagai sarana mentransfer pengetahuan tentang teknologi kepada mahasiswa dan
penanaman sikap mental dan disiplin serta rasa tanggung jawab terhadap
lingkungan kerjanya.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Kerja Praktik ini ,antara
lain:
2
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat guna mencegah terlalu luasnya bahan yang dibahas
dalam laporan ini.Ruang lingkup dari pembahasaan laporan Kerja Praktik ini adalah
laporan kegiatan kegiatan yang penulis laksanakan selama Kerja Praktik di PT.
Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Brantas tepatnya di PLTA Sengguruh.
1. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan mewawancarai dan berdiskusi dengan
pihakpihak terkait yang mumpuni dan memiliki kemampuan terkait
dibidangnya.
2. Metode Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai literatur baik dari
internal perusahaan seperti pedoman-pedoman, tatacara dan sebagainya,
maupun dari eksternal seperti ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku
perkuliahan.
3. Metode Pengamatan Lapangan (Observasi)
Metode ini dilakukan dengan membandingkan antara literatur yang telah
didapat dengan fakta dilapangan sehingga diperoleh kecocokan antara teori
dan praktik di lapangan.
BAB I Pendahuluan
3
BAB II Tinjauan umum perusahaan
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai tempat dimana penulis
ditempatkan, waktu kerja di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan
Brantas – PLTA Sengguruh, dan pengenalan tentang Alat di PLTA
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini penulis memaparkan tugas-tugas penulis selama kerja praktik
di perusahaan dan pembahasan tentang system alat bantu di PLTA Sengguruh.
Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dari laporan Kerja praktik dan
saran untuk kedepanya
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
5
(black out) dan memperbaiki sistem tegangan di sistem Jawa Timur bagian selatan.
Dua belas PLTA itu adalah Sengguruh, Sutami, Selorejo, Ngebel, Tulungagung,
Wlingi, Lodoyo, Medalan, Siman, Giringan, Galang, dan Wonorejo. Pada tahun
2008 dan 2009 dinobatkan sebagai unit pembangkitan hidro terbaik diantar
pembangkit di PJB.
DAYA
PEMBANGKIT PLTA
TERPASANG MULAI OPERASI KAB.
(PLTA) DISTRIK
(MW)
UNIT 1,2 :1973
SUTAMI 3X35 A MALANG
UNIT 3 : 1976
SENGGURUH 2 X 14,5 1988
UNIT 1 : 1978
WLINGI 2 X 27 B BLITAR
UNIT 2 : 1979
LODOYO 4,7 1983
TULUNGAGU TULUNG
2 X 18 C 1993
NG AGUNG
WONOREJO 1 X 6,2 2002
SELOREJO 1 X 4,48 D 1973 MALANG
1 X 5,6 UNIT 1 : 1930
MENDALAN
3 X 5,8 UNIT 2,3,4 : 1955
UNIT 1,3 : 1955
SIMAN 3 X 3,6
UNIT 2 : 1930
2 X 0,9 UNIT 1,2 : 1955
GIRINGAN E MADIUN
1 X 1,4 UNIT 3 : 1937
GOLANG 3 X 0,9 1959
PONORO
NGEBEL 1 X 2,2 1968
GO
6
kerja sama antara Direktorat Jendral Ketenagakerjaan Departemen Pertambangan
dan Energi.
Proyek ini terletak dsebalh Kota Malang sejau 24 km, disebelah hilir
pertemuan sungai Brantas dan Sungai Lesti yang merupakan anak sungai Brantas
terbesar. Proyek ini terletak 14 km disebalah hulu Bendungan Sutami dengan total
daerah pengairan 1659 km2. Pembangunan PLTA Sengguruh ini bertujuan untuk
memanfaatkan potensi sungai Brantas seoptimal mungkin diantaranya
membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 2 x 14,5 MW,
mengendalikan banjir dan pasir didaerah hulu Bendungan Sutami, perikanan darat
dan obyek pariwisata.
Data proyek PLTA Sengguruh telah disiapkan oleh proyek Brantas pada tahun
1977, sedangkan penelitian data proyek tersebut dimulai bulan Agustus 1977 dan
selesai bulan Maret 1978. Perencanaan detail PLTA Sengguruh dilaksanakan
diaksanakan oleh PT. Indra Karya Bersama Nippon Koei Ltd. Proyek ini berupa ini
berupa bangunan Rock Fill Dam dengan tinggi 34 m dan memerlukan material
sebuah bangunan Rock 678.800 m2.
7
Lokasi PLTA Sengguruh berada di desa Sengguruh ,Kecamatan
Kepanjen,Kabupaten Malang ,atau berjarak sekitar 24 km sebelah selatan dari kota
Malang dan 14 km sebelah hulu Bendungan Sutami.
2. Perencanaan
Perencanaan proyek PLTA Sengguruh dilaksanakan oleh Proyek Brantas, yang
dibantu oleh PT. Indra Karya Jaya dan Nippon Koei Co. Ltd sebagai konsultan di
bidang desain survei dan investigasi khusus pengkajian kelayakan pendahuluan.
Proyek Brantas dimulai sejak Agustus 1977 dan diselesaikan pada bulan Maret
1978.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan PLTA dilaksanakan sejak awal tahun anggaran 1982/1983 dan
telah dapat diselesaikan pada akhir tahun anggaran 1988/1989 yang ditandai denga
pengisian waduk dan diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi
Drs. Gnanjar Karta Sasmita pada tanggal 7 Oktober 1988.
4. Pendanaan
Jumlah dana yang disediakan untuk proyek PLTA Sengguruh tersebut selain
diperoleh dari Dana Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dari perusahaan
Umum Listrik Negara (PLN). Juga didapat dari Dana Bantuan Luar Negeri
(LOAN).
8
2.2. Struktur Organisasi PLTA Sengguruh
9
2.3. Uraian Tugas
Bertanggung jawab atas semua aspek produksi maupun aspek lingkungan di PLTA
Sengguruh,menjaga kualitas dan kestabilan system agar unit mampu bekerja
optimal.
2. Operator Control
Mengoprasikan Unit sesuai SOP dan mengatur debit air yang digunakan untuk
pembangkitan agar mencapai beban yang ditetapkan.
Operator Lokal
3. Officer Adiministrasi
4. Officer Gudang
Melaksanakan inventaris keluar dan masuknya barang gudang untuk menciptakan
administrasi gudang yang baik, tertib, dan rapi.
5. Engineer Mesin
10
6. Engineer Listrik
Menyelesaikan WO pekerjaan rutin, preventive, corrective, predictive, dan
emergency sehingga dicapai hasil pekerjaan pemeliharaan yang berkualitas dalam
kuantitas, efektif, dan efisien.
7. Engineer Sipil
8. Analisis LK3
Melaksanakan kegiatan LK3 sesuai program yang telah ditetapkan sehingga dapat
memperoleh kondisi kerja yang aman/sehat, dan nihil kecelakaan kerja (zero
accident) tetap terjamin.
11
2.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
A. Pengertian Umum
Teknologi dalam pembangunan yang berkembang dengan sangat pesat,
tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses produksi, oleh karena itu merupakan
pengertian yang tepat apabila SDM merupakan salah satu aset perusahaan
yang harus dilindungi keberadaannya.
Pemerintahan dalam melindungi tenaga kerja mengeluarkan peraturan yang
dicantumkan pasal 27 ayat 2 UUD’45 yang menyatakan “Setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.“ sedangkan penerapannya sampai ditingkat pelaksanaan
diatur dengan berbagai peraturan / edaran dari pemerintah maupun instansi
terkait.
a) Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk kesejahteraan tenaga kerja maupun masyarakat yang adil dan
makmur.
b) Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi segala upaya untuk
mengatur kebersihan, peredaman udara / suhu, penerangan dan lain – lain
disemua tempat kerja untuk melindungi kesehatan badan dan jasmani tenaga
kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya yang melindungi atau
menjaga keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan
syarat–syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.
12
B. Dasar Hukum K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang PT. PJB
mengacu pada beberapa dasar hukum yang mana secara hirarki dasar hukum
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
Pasal 10
Pemerintah membina
perlindungan kerja yang
Pasal 9 mencakup :
Setiap warga negara berhak a. Norma Keselamatan Kerja
mendapatkan perlindungan b. Norma kesehatan kerja &
atas keselamatan , kesehatan hygienic
, pemeliharaan moril kerja c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian
perawatan dan rehabilitasi
dalam keseselamatan kerja
B. Penataan (Seiton)
a. Menentukan tempat barang yang tepat
b. Menentukan bagaimana metode menyimpan barang.
c. Menaati aturan penyimpanan
13
C. Penyimpanan
a. Makro ; Membersihkan segala sesuatu dan menangani penyebab
keseluruhanya
b. Individual ; Membersihkan tempat kerja khusus dan bagian-bagian
peralatan khusus
c. Mikro ; Membersihkan bagian dan alat khusus serta penyebab kotoran
diidentifikasi dan diperbaiki.
D. Pemantapan (Seiketsu)
a. Dimulai dari pemeliharaan dan pengendalian 5S.
b. Menampilkan ketidaknormalan dengan control visual.
c. Waspada terhadap sumber bahaya.
d. Memberi tanda pada semua peralatan.
e. Penandaan peringatan untuk berhati hati
E. Pembiasaan (Shitsuke)
a. Membiasakan berperilaku secara sistematis.
b. Membiasakan berkomunikasi dan berlatih continue.
c. Membiasakan agar setiap individu mengambil peran.
d. Membiasakan setiap individu ikut bertanggung jawab.
e. Membiasakan agar tepat kerja bersiuasi disiplin.
f. Membiasakan bekerja sama dalam memperkuat tim untuk tercapainya
visi/misi.
14
2.7. Potensi Tenaga Air PLTA Sengguruh
Pembangkitan tenaga air merupakan suatu bentuk perubahan energi dari
tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan
menggunakan turbin air dan generator.Daya yang dihasilkan dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut.
𝑃 = 𝑘 × 𝐻 × 𝑞
Dimana :
k = konstanta
Konstanta k =
𝑚3 1000 𝑘𝑔 1 ℎ𝑝 𝑘𝑊
k = 𝑑𝑒𝑡 × ×𝑚× 𝑘𝑔𝑚 × 0,736 = 9,813 = 9,8 𝑘𝑊 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘⁄𝑘𝑔𝑚
𝑚3 75 ℎ𝑝
𝑑𝑒𝑡
𝑃 = 𝑘 × 𝐻 × 𝑞 × 𝜂𝑡
𝑃 = 𝑘 × ℎ × 𝑞 × 𝜂𝑔
15
Sehingga :
𝑃 = 𝑘 × 𝐻 × 𝑞 × 𝜂𝑡 × 𝜂𝑔
𝑃 = 0,98 𝑥 𝐻 𝑥 𝑞 𝑥 𝜂𝑡 𝑥 𝜂𝑔
16
2.7.2 Bendungan
Bendungan merupakan suatu tempat untuk menahan dan memendung aliran
air pada suatu pembangkit listrik tenaga air sehingga tinggi air(elevasi permukaan
air sesuai dengan standart untuk beroprasinya suatu turbin air.Menurut
konstruksi,bendungan atau dam dibagi menjadi tiga,yaitu bendungan urugan batu
yang inti kedap air,bendungan cor,dan bendungan gerak.bendungan pada PLTA
Sengguruh merupakan bendungan dengan jenis urugan batu,dimana pada
bendungan ini membutuhkan bahan-bahan alamiah seperti batu,tanah liat,dan pasir
sebagai konstruksi utama.
Tinggi bendungan : 34 m
17
2.7.3 Bangunan Gedung
Bangunan pada PLTA Sengguruh terbagi menjadi dua yaitu bangunan
indoor (Power House) dan Bangunan outdoor (Switch yard).
Terdiri dari :
a. Cubicle room
b. Generator room
c. CO2 System
d. Bengkel
4. Lantai IV (EL 278.000 m)
18
Terdiri dari :
a. Blower room
b. Cable room
c. Battery room
d. Maintenance room
5. Lantai V (EL 282.000 m )
Terdiri dari :
a. Control room
b. Communication room
c. Office (kantor)
6. Lantai VI (287.000 m)
1) Ruang rapat
19
pengaman.Areal dari switch yard ini luas sekitar 2.500 m2 dan berjarak
sekitar 19 m dari Power House,dengan permukaan tanah yang ditutupi
dengan batu kerikil.didalam Switch yard terdapat peralatan penyaluran
(transmisi) seperti trafo utama,trafo lokal,peralatan hubung (Switch
Gear),arrester,PMT/CB (pemutus tenaga),PMS/DS(pemisah),dan lain
sebagainya.
20
Aliran : 91,5 m3 / detik
21
ini disangga oleh angker blok pada pelana,dipasang pada penutup sepanjang
permukaan tanah.Untuk diameter pada saluran belakang dan depan penstock
dirancang tidak sama,hal ini bertujuan. Untuk memperoleh tekanan aliran airyang
sesuai dengan kebutuhan.Penyambungan pada penstock dilakukan dengan Las dan
Baut.
Dimensi : 2 x 6,5 m
Jumlah : 2 Jalur
22
2.7.6 Spilway (Saluran Pelimpah)
Spilway diperlukan untuk membuang limpahan air waduk yang melebihi
batas elevasi maksimal yang telah ditetapkan pada kondisi normal,untuk mencegah
banjir dan mencegah rusaknya bendungan akibat meluapnya air banjir melalui
puncak bendungan.Spilway harus mempunyai kapasitas banjir yang besar tanpa
merusak bendungan atau bangunan pelengkap disekitarnya.Spilway juga berfungsi
untuk menjaga kestabilan air waduk di bawah ketinggian maksimum yang telah
ditetapkan.
of Roller Gate
Lebar : 6.2 m
Tinggi : 5.3 m
23
Berat pintu : 10 ton/set
Jumlah : 2 set
Kecepatan angkat : 3.1 m/menit
Permukaan rencana banjir : EL 270.200
Permukaan air posisi max : EL 265.800
Rencana debit banjir : 1060 m3 /detik
Tiap- tiap lubang dipasang satu pintu dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter :1m
24
Jumlah : 3 set
Dari tiga buah saluran dijadikan satu dan dilengkapi satu buah pintu dengan
spesifikasi sebagai berikut.
Lebar :2m
Tinggi :2m
25
2. Mesin-mesin Produksi
Untuk menunjang suatu pembangkitan listrik bisa bekerja secara
optimal memproduksi listrik, maka suatu pembangkitan listrik
memerlukan peralatan utama dan peralatan bantu demi mewujudkan hasil
tersebut. Pada peralatan pembangkitan lodoyo terdiri dari peralatan utama
dan peralatan bantu, berikut uraian berupa alatalat utama dan bantu:
3. Proses Produksi
26
dasarnya energy air yang dimanfaatkan tersebut adalah energi potensial
yang berdasarkan perbedaan ketinggian (elevasi).Energi potensial tersebut
akan timbul jika air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah.
Energi aliran air dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin air yang
dihubungkan seporos dengan rotor generator (kopel). Putaran rotor yang
diberi aliran arus searah (DC) pada generator akan menimbulkan medan
magnet, medan magnet pada belitan rotor menimbulkan fluks magnet yang
akan memotong kumparan/belitan pada stator, sehingga apabila belitan
stator telah terpotong oleh fluks magnet maka akan timbul tegangan
induksi / GGL ( Gaya Gerak Listrik ), dimana pada belitan stator
merupakan rangkaian tertutup maka akan muncul arus. Dari stator inilah
tegangan output generator. Besarnya GGL induksi yang dihasilkan
generator tergantung pada kecepatan putaran rotor, jumlah kutub dan
jumlah belitan pada stator.
27
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
3.1 Waktu Magang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan kurang lebih 4 (empat) bulan
mulai dari tanggal 1 Januari 2019 sampai 30 April 2019.
Hari kerja dimulai pada :
Senin- Kamis : 07.30 - 16.00 WIB
Jum’at : 07.30 – 15.00 WIB
Sabtu – Minggu : Libur
3.2 Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakaan PT.Pembangkitan Jawa Bali Unit
Pembangkitan Brantas,PLTA Sengguruh yang beralamat di Desa Sengguruh
,Kecamatan Kepanjen,Kabupaten Malang,Jawa Timur.
3.3 Kegiatan
Selama empat bulan Praktik Kerja Lapanngan di PT.Pembangkitan Jawa Bali
UP Brantas PLTA Sengguruh Indonesia Penullis ditempatkan di bagian Engineer
mesin.departemen ini mengerjakan proses maintenance pada sejumlah alat dan
mesin yang ada di PLTA Sengguruh seperti Oil cooler,Sump tank,booster pump.
28
Gambar 3. 1 Layout Proses Pembangkitan (M. Kurniawan,2011)
Pembangkitan Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan suatu pembangkitan
yang bahan baku untuk menggerakkan turbin adalah air. PLTA Lodoyo merupakan
salah satu unit pembangkitan Brantas yang menggunakan air dalam proses
pembangkitanya. Pada PLTA Lodoyo memanfaatkan energi potensial air dari
bendung sungai brantas untuk proses pembangkitan.
𝑃 = 9,8 × ɳ × 𝐻
ɳ = Efesiendi pembangkit
Energi aliran air dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin air yang
dihubungkan seporos dengan rotor generator (kopel). Putaran rotor yang diberi
aliran arus searah (DC) pada generator akan menimbulkan medan magnet, medan
magnet pada belitan rotor menimbulkan fluks magnet yang akan memotong
kumparan/belitan pada stator, sehingga apabila belitan stator telah terpotong oleh
29
fluks magnet maka akan timbul tegangan induksi / GGL ( Gaya Gerak Listrik ),
dimana pada belitan stator merupakan rangkaian tertutup maka akan muncul arus.
Dari stator inilah tegangan output generator. Besarnya GGL induksi yang
dihasilkan generator tergantung pada kecepatan putaran rotor, jumlah kutub dan
jumlah belitan pada stator.
Daya : Max.15,1 MW
30
1. Bagian dan Fungsinya
PLTA Sengguruh memiliki dua buah turbin air vertical yang masing-masing
generator menghasilkan daya 16,2 MVA dengan 176,5 rpm pada tinggi jatuh air
rata-rata 18,5 m.Sebelum air masuk ke turbin,terlebih dahulu melalui
penstock,spiral case,stayring,upper cover assembly,discharge ring,draft tube
cone,draft tube liner.
Bagian turbin yang berputar yaitu :
a) Shaft turbin
b) Lima buah runner blade (sudu jalan) Kaplan
Untuk mendapatkan putaran yang lebuh stabil dari runner dirancang sebuah
runner chaber yang khusus.Runner disambungkan dengan generator rotor oleh
turbin shaft.Shaft dilengkapi juga dengan seal untuk menanggulangi kebocoran air
dari runner chamber oleh air yang mengalir ke runner chamber.berikut penjelasanya
A. Stayring
Stayring terdiri dari dua buah lingkaran yang dihubungkan kuat dengan 12
buah stay ( penahan ).Stay tersebut yang langsung menahan dan
mengarahkan aliran air dari spiral case menuju guide vane ( sudu hantar ).
Bagian luar dari stayring dilas dengan spiral case yang bagian dalam sebelah
bawahnya disambungkan dengan discharge ring,sedangkan pada sisi bagian
dalam sebelah atasnya disambungkan dengan bagian luar head cover.
31
Discharge Ring disambungkan dengan sisi dalam bagian bawah dari
stayring ,yang menahan guide vane runner bearing dan guide vane runner
check plate.runner chamber dibuat dari bahan stainless steel untuk menahan
kavitasi dan aliran air yang keras.Draft Tube Cone dilas dengan lower edge
dari discharge ring dan draft tube liner.Draft tube liner dan discharge ring
ditanam dalam concrete.
Shaft guide bearin digunakan untuk menahan beban radial dan getaran yang
diakibatkan oleh putaran runner.
Bearing housing terletak pada innr head cover.bearing housing ini dibuat
menjadi dua bagian untuk mempermudah pemasangan dan
pemeliharaan.dalam bearing housing terdapat 8 buah bearing pad
(block),jika dipasang permukaannya merupakan sebuah lingkaran yang
bulat sesuai dengan turbin shaft.Pemasangan bearing pad dilengkapi dengan
adjuster dan screw. Dua dari bearing pad yang arahnya berlawan ini terdapat
resistan temperature yang dilengkapi pula dengan penunjukan alarm dan
shut down yang signal dari turbin kontrol.Pada oil bath (bak oli) dilengkapi
pula penunjukan alarm dan shut down yang signalnya dari turbin control.
32
Gambar 3. 2 Shaft Stufing Box
33
G. Runner dan Shaft
Shaft merupakan bagian yang meneruskan putaran dari runner vane menuju
rotor. Turbin Shaft dan generator shaft pada PLTA Sengguruh dihubungkan
dengan kopling.Shaft merupakan silinder yang didalamnya terdapat pipa oli
untuk mengatur kerja runner blade.pada bagian atas generator shaft
disambungkan dengan oil head shaft yang mengalirkan oli dari oil head
melalui lubang lubang sleeve menuju pipa-pipa runner kontrol.
Renner terdiri dari 5 buah runner blade yang terbuat dari baja.Didalam
runner hub terdapat peralatan mekanis yaitu servo motor,piston,piston
rod,cross head yoke,link,lever,dan trunnion.Disebelah bawah runner hub
dipasang pula steel cone dengan bentuk miring,digunakan sebagai tempat
oli dan juga menambah karakteristik hidrodinamik dari runner hub
tersebut.Runner blade ( sudu jalan ) digerakan oleh tekanan oli yang
dialirkan melalui proposional control valve,oil head,pipa ditengah shaft
servo motor piston.Besarnya kemiringan runner blade dapat dilihat pada
jarum skala yang terletak pada bagian atas oil head.Di dalam runner hub
juga berisi oli statis dari head tank yang digunakan sebagai pelumas.
H. Oil Head
Oil head terletak di diatas extenston shaft dan generator. oil head digunakan
untuk mengalirkan oli dari propotional control valve ke servo motor piston.
Piston bergerak ke atas atau ke bawah dan akan menggerakkan blade
menutup pada saat no load ( tampa beban) dan membuka pada saat
berbeban. Pada saat menutup, posisi Runner Blade hampir datar ( horizontal
) dan pada saat membuka posisinya miring sekitar 26 derajat.
34
Gambar 3. 3 Oil Head
I. Pumping Set
Pumping set di PLTA Sengguruh tersusun dari dua buah sumptank yang
kapasitasnua sekitar 1.500 liter dan dilengkapi dengan peralatan sebagai
berikut.
35
Gambar 3. 4 Sump Tank
J. Turbin Governor
36
4) Dapat dioperasikan secara otomatis menggunakan tambahan HMI
ataupun dioperasikan manual.
Gambar 3. 5 Gorvernor
3.5.2 Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator ditentukan oleh tenaga output
yang dihasilkan oleh turbin.Spesifikasi generator yang terdapat pada PLTA
Sengguruh :
37
Putaran Nominal : 176,5 rpm
Putaran Max. : 485 rpm
Sambungan Rangkaian : Hubungan Bintang 2 Paralel
Berat Total : 124.000 kg
Arah Putaran : Searah jarum jam
Pendingin : Pendinginan sendiri (close loop)
Gambar 3. 6 Generator
1. Bagian dan Fungsinya
PLTA Sengguruh mempunyai dua unit generator berikut bagian dan fungsinya.
38
supaya tidak keluar lewat shaft. Dibawah oil pot dan di atas generator
guidebearing terdapat pula sealing air yang digunakan pula sebagai
pencegah keluarnya shaft.
B. Generator Thrust Bearing
Generator thrust bearingdan bagian bagiannya terletak pada retaining ring
dan digabungkan dengan generator lower bearing bracket dengan
menggunakan beberapa baut.Generator thrust bearing diisi system
pelumasan yaitu system pelumas sendiri.Generator thrust bearing terdiri
dari 10 buah segmen dan diletakan diatas spring plate yang
eksentrik.Sebaiknya permukaan thrust bearing metalnya sangat datar ( rata
). Generator thrust bearing digunakan untuk menahan beban axial dari
generator dan turbin.
39
F. Rotor
Rotor merupakan bagian bagian dari generator yang
bergerak/berputar.Rotor terdiri dari lilitan yang saling berhubungan,terbuat
dari tembaga putih.Lilitan tersebut merupakan medan yang berfungsi
sebagai medan magnet utama.Mula-mula kumparan medan magnet
dihubungkan dengan penguatan terpisah 110 Volt arus DC ( searah ),Setelah
generator mencapai 25 % dari harga nominal tegangan penguatan otomatis
diambil dati output generator tersebut.Pada rotor terdapat pula kipas yang
digunakan sebagai pendingin.
G. Stator
Stator merupakan bagian dari generator yang diam/statis.Pada stator
terdapat kumparan jangkar,dimana akan timbul GGL (Gaya gerak listrik)
yang merupakan tegangan output dari generator.Lilitan stator diberi isolasi
mika,berfungsi untuk mencegah terjadinya hubung singkat pada belitan
stator.
40
pengubah polaritas.Sebagai tenaga eksitasi awal digunakan baterai 110 V DC-100
A dari station battery.
Kelengkapan lain dari system eksitasi yang terhubung pada rel AC dan rel
DC yaitu :
41
Gambar 3. 7 Panel Eksitasi
3.5.3 Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listik elektromagnetis yang berfungsi
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet yang bekerja sesuai dengan
prinsip kerja induksi elektromagnetis dimana perbandingan tegangan antara sisi
primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan bebrbanding
terbalik dengan perbandingan arusnya (Kadir & Haji, Transformator, 1979).
Transformator tenaga adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atu
sebaliknya denga frekuensi yang sama. Dalam operasi umumnya, transformator
tenaga ditanakan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengaman atau proteksi sebgai contoh transformator 70/20 kV. Sehingga sisi yang
diketanaknan adalah disisi netral 20kV.
42
tegangan. Pada umumnya sistem transmisi menggunakan transformator step up,
sedangkan sistem distribusi menggunakan transformator step down. PLTA
menggunakan sistem transmisi transformator step up dengan menaikan tegangan 11
kV menjadi 70 kV. Sedangkan untuk pemakaian sendiri mengguanakn
transformator step down dengan mengubah tegangan 20 kV mejadi 380 V.
Transformator memiliki sistem proteksi yang digunakan untuk mengamankan dari
gangguan eksternal maupun internal. Pada beberapa tahun ini pihak PLTA sudah
tidak menggunakan penggunaan transformator PS ( Pemakaian Sendiri ), melainkan
melalui pusat yang dikirim menuju Gardu Induk yang ada di samping transformator
70 kV.
Gambar 3. 8 Transformator
3.5.4 Baterai
Baterai atau akumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan
dan menghantarkan energi listrik melalui proses kimia (elektrolisis). Baterai juga
disebut sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel adalah di dalam baterai dapat berlangsung
proses charging dan discharging. Pengisian (charging) dilakukan dengan cara
mengalirkan arus listrik searah (DC) di dalam sel. Tiap sel baterai ini terdiri dari
43
dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda negatif
yang diletakkan dalam suatu larutan kimia dan merupakan sumber arus searah (DC)
yang biasa digunakan. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listriknya sudah
habis atau kosong dapat diisi kembali. Baterai dapat terdiri dari satu sel atau dari
beberapa sel.
Gambar 3. 9 Baterai
44
Sistem Baterai pada PLTA Sengguruh menggunakan 92 buah “Nickel
Cadmium Pocket Plate Batteries” dengan spesifikasi :
Merk : HBL
Kapasitas : 354 Ah
Berat : 21 kg / Cell
Daya : 240 kW
45
Daya keluaran : 300 kVA
Frekuensi : 50 Hertz
Gambar 3. 10 Genset
46
3.5.6 Over Head Travelling Crane (OHTC)
Over Head Travelling Crane (OHTC) digunakan sebaagai alat angkat untuk
pemasangan dan perawatan unit pada PLTA Sengguruh,denagn tinggi angkat 25
m,auxialiry 27 meter dan underhung haist 27 meter.Motor yang digunakan pada
OHTC mengginakan tegangan 380 V,3 fasa dan frekuensi 50 hertz.
a) Instalasi
Rentangan Crane : 8,2 meter
Elevasi : 2.886 meter
b) Kapasitas angkat
Main haist : 100 Ton
Auxialiry : 20 Ton
Underhung Haist : 2 Ton
c) Kecepatan
Main haist : 1 meter/menit
Auxialiry : 6 meter/menit
Underhung haist : 9 meter/menit
Bridge longitudinal Travel : 20 meter/menit
Underhung Travel : 17 meter/menit
Gambar 3. 11 OHTC
47
3.6 Pemeliharaan PLTA Sengguruh
Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan
kondisi sebuah item atau peralatan, atau mengembalikannya ke dalam kondisi
tertentu (Dhillon, 2006).
48
pemakaiannya,guna menjadikan fungdi peralatan kembali normal.
Pelaksanaanya dilakukan oleh regu pemeliharaan dari Unit Distrik
A,dengan system kontrak yang telah disusun 1 tahun sebelumnya.
49
BAB IV
Pembahasan
50
2. Generator Thrust Bearing
3. Turbin Guide Bearing
4. Runner Hub
Jika hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi kerusakan pada bagian yang telah
disebutkan diatas kareana cenderung terjadi panas sehingga akan menimbulkan
keausan.Minyak yang digunakan pada sistem pelumasan yaitu sama dengan yang
dipakai pada sistem minyak bertekanan yaitu Sheel Turbo oil T 46.Disamping itu
ada beberapa tujuan dan fumgsi pelumasan,antara lain :
a. Mencegah dari korosi dan karat,panas yang timbul adanya gesekan dapat
diserap oleh minyak pelumas dan disditribuskan ke media pendingin yaitu
air yang berfungsi untuk menyerap kalor untuk mendinginkan minyak
sehingga dapat di distribbusikan kembali ke dalam generator.
b. Mengurangi gesekan yang terjadi dan keausan dengan membentuk lapisan
film untuk mencegah persinggungan secara langsung antara bearing metal
dengan shaft.
c. Membatasi panas yang timbul dengan mengusahakan gesekan yang sekecil
mungkin.
d. Membersihkan kotoran yang terjadi akibat gesekan atau keausan.
Betapa pentingnya fungsi pelumasan diatas maka pelumas yang kita pakai perlu
sekiranya pemelihan pelumas yang baik :
51
dan pengisianya atau penambahanya dari generator bearing cooler dari kedua turbin
dan juga dari yang lain.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kerja praktk selama empat bulan di PT. Pembangkitan
Jawa-Bali Unit Pembangkitan Brantas PLTA Sengguruh penulis menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
5.2 Saran
Diakhir penulisan ini penulis memberikan saran agar keberlangsungan kerja
praktek selanjutnya lebih baik lagi serta dapat digunakan untuk pengembangan di
masa mendatang.
53
2. Pada saat kegiatan kerja praktek berlangsung sebaiknya perusahaan membuat
timeline pekerjaan dengan jelas agar dapat berjalan secara efisien.
3. Kelengkapan arsip dan data berupa gambar maupun pemaparan seharusnya
tertata dengan bagus sehingga saat di butuhkan mudah dalam mencari.
54
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN PJB II 1996. Unit Pembangkit Brantas dan buku kepegawaian
Karangkates.
BOVING & CO.LIMITED. Operating and Maintenance Manuals for Turbine
Sengguruh Power Station.
ELIN,ERECTION. Operation and Maintenance Manuals for Sengguruh
Heppmain Generator.
Rizkian,Handy.2013. ANALISA KEHILANGAN ENERGI PADA PENSTOCK.
FT UB.Malang
55