Anda di halaman 1dari 85

83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PLTU Rembang atau yang lebih dikenal dengan PLTU Rembang merupakan
salah satu dari sekian banyak PLTU di pulau Jawa yang berada di Jalan Raya
Semarang-Surabaya Km.130 Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke,
Kabupaten Rembang. PLTU ini memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas
masing-masing unit sebesar 315 MW dan kapasitas listrik total tenaga listrik yang
dihasilkan adalah 630 MW. Energi listrik yang dihasilkan PLTU Rembang
nantinya disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV ke
Gardu Induk 150 kV Rembang dan Gardu Induk 150 kV Pati.
Dalam pengoperasian sistem pembangkit dan maintnance peralatan yang ada
dalam pembangkitan PLTU Rembang ini termasuk modern dikarenakan sudah
menggunakan komputerisasi dalam sistem operasinya dan menggunakan alat-alat
yang modern seperti alat vibrasi dalam perawatannya, tepat untuk melakukan
Kerja Praktek Lapangan khususnya pemeliharaan. Kerja praktek ini dilakukan
agar ilmu pengetahuan khususnya dalam power plant semakin luas karena tidak
semua hal atau alat dipelajari dalam perkuliahan.
Dalam perkuliahan materi tentang ilmu pengetahuan pembangkitan listrik,
pengoperasian dan perawatan komponen peralatan pembangkitan masih bersifat
teoritik. Dengan adanya praktek kerja lapangan ini, maka penulis akan
memanfaatkan untuk mempelajari, mendalami pengetahuan tentang sistem
pengoperasian, pemeliharaan dan teknologi peralatan pembangkit listrik
berdasarkan pendekatan praktis di lapangan dalam bentuk kegiatan kerja.

Ada banyak objek kegiatan pemeliharaan (maintenance) di mesin 1 PLTU


Rembang, salah satu diantaranya adalah pemeliharaan Mill (pulvelizer).
Mengingat bahwa Mill (pulvelizer) merupakan salah satu komponen utama dari
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, maka penulis mengambil judul “Pemeliharaan
Mill (pulvelizer)” sebagai wujud pertanggung jawaban atas tugas Praktek Kerja
83

Lapangan yang telah di laksanakan dan sebagai syarat untuk pengajuan Tugas
Akhir.

1.2 Pelaksanaan Praktek kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 03 September 2018 –


31 Oktober 2018.Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PLTU 1 Jawa
Tengah Rembangdibawah PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG yang beralamat di
jalan Raya Semarang-Surabaya KM 130 Sluke, Rembang, Jawa Tengah.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tujuan kerja praktek yang dilaksanakan di PLTU Rembang ini
adalah:
a. Mengetahui proses produksi di PLTU Rembang.
b. Mengetahui siklus pembakaran di PLTU Rembang.
c. Mengetahui prinsip kerja dari Mill (pulvulizer).
d. Mengetahui bagian-bagian utama dari Mill (pulvulizer).
e. Mempelajari pemeliharaan Mill (pulvulizer).

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan.
b. P Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia
industry
c. Menambah dan meningkatkan ketrampilan serta keahlian
dibidang praktek
2. Manfaat bagi Universitas
a. Terjadinya kerjasama “bilateral” antara Universitas dengan
PPerusahaan.
b. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman Praktek Kerja Lapangan.
83

c. Universitas akan dikenal di dunia industri.


3. Manfaat bagi Perusahaan
a. Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa-
mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan.
b. Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa-
mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan.
c. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia
industri/perusahaan sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh
kalangan akademis.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan


Laporan ini disusun secara berurutan untuk memberikan gambaran
umum tentang PLTU Rembang. Dalam penulisan laporan praktek kerja
lapangan ini penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa
bab. Adapun sistematika pembahasan yang digunakan adalah :
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan, batasan
masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan
praktek kerja lapangan.
2. BAB II TINJAUAN UMUM PLTU REMBANG JAWA TENGAH
Menjelaskan sejarah berdirinya PT. PJB, perkembangannya dari awal
beroperasi sampai perkembangannya saat ini, produksi dan kapasitasnya,
struktur organisasi, manajemen PT. PLN (persero) jasa sertifikasi, Visi dan
Misi Perusahaan ,manajemen, akreditasi,lingkup usaha dan undang undang
sertifikasi
3. BAB III PROSES PRODUKSI LISTRIK PLTU REMBANG
Kemudian bab III menjelaskan proses produksi listrik PLTU REMBANG
secara umum, siklus air dan komponen-komponennya, dan siklus
pembakaran beserta komponen-komponennya.
83

4. BAB IV PERAWATAN DAN PERBAIKAN MILL (PULVULIZER)


Kemudian pada bab IV menjelaskan tentang spesifikasi Mill (pulvulizer)
di PLTU REMBANG, pengertian dari Mill (pulvulizer), fungsi beserta
komponen-komponennya, serta perawatan dan perbaikab Mill (pulvulizer).
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang selama melakukan praktek kerja lapangan
di PLTU Rembang, serta berisi saran-saran dari penulis untuk PLTU
Rembang.
83

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah PT. PJB

PLTU Rembang dikelola oleh PT. PJB yang merupakan anak perusahaan
PT. PLN (persero), didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995, dengan tujuan
melaksanakan desentralisasi, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayana
kepada masyarakat, mampu berkembang secara mandiri dengan
menyelenggarakan usaha ketenaga listrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga
yang sehat dengan menerapkan prinsip - prinsip Perseroan Terbatas (PT),untuk
bersaing dengan perusahaan – perusahaan pembangkit listrik swasta serta untuk
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga
yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (PT), sehingga
mampu berkembang secara mandiri dan mampu bersaing dengan
perusahaanplantperusahaan pembangkit listrik swasta. Pada tanggal 3 Oktober
1995 ini juga, PLN melakukan restrukturisasi khusus bidang pembangkitan
dengan mendirikan dua anak perusahaan, yaitu PT. Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa- Bali I dan PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II. Dalam
perkembangannya, PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I berganti nama
menjadi PT. Indonesia Power (IP), sedangkan PT. Pembangkitan Tenaga Listrik
Jawa-Bali II berganti nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), sampai
sekarang. PJB pada awalnya hanya melaksanakan kegiatan usaha penyediaan
tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik yang ekonomis,
bermutu tinggi dan dengan keandalan yang baik, namun seiring dengan dinamika
dunia usaha, berkembangnya tuntutan pasar, PJB kini juga melaksanakan kegiatan
usaha pembangunan dan atau pemasangan peralatan ketenagalistrikan,
pemeliharaan dan atau pengoperasian peralatan ketenagalistrikan, serta usaha
yang berkaitan dengan kegiatan perseroan dalam rangka memanfaatkan secara
83

maksimal potensi yang dimiliki Perseroan.PT. PJB melaksanakan kegiatan usaha


antara lain :

1. Sebagai penyediaan tenaga listrik yang ekonomis, bermutu tinggi dan


handal.
2. Melaksanakan pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
3. Pemeliharaan dan pengoperasian peralatan ketenagalistrikan.
4. Serta usaha – usaha lain yang berkaitan perseroan dalam rangka
memanfaatkan secara makimal potensi yang dimiliki.

PT. PJB berkantor pusat di Jl. Ketintang Baru 11 Surabaya, memiliki


pembangkit – pembangkit tenaga listrik yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat,
DKI Jakarata dan Sumatera Selatan dengan total kapasitas 6.526 MW, dan aset
kurang kurang lebih Rp.46 triliun. Selain itu PJB melaksanakan kegiatan usaha
pengoperasian dan perawatan 4 unit PLTU Proyek Percepatan Diversifikasi
Energi, yaitu PLTU Indramayu 3 x 330 MW, PLTU Rembang 2 x 316 MW,
PLTU Paiton Baru 1 x 660 MW dan PLTU Pacitan 2 x 315 MW. Seiring dengan
dinamika dunia usaha, berkembangnya tuntutan pasar, serta kemajuan teknologi,
PT. PJB sejak tahun 2002 telah menerapkan kaidah – kaidah internasional dalam
mengelola perusahaan, dengan mengadopsi best practice perusahaan pembangkit
kelas dunia.

Hal ini memberikan peluang yang sangat besar bagi PT PLN (Persero)
Pembangkitan Lontar untuk berkontribusi dalam mensuplai energi listrik yang
diperlukan. Keberadaan unit pembangkit yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Lontar sangat dinantikan untuk menambah daya mampu
pembangkit serta keandalan sistem kelistrikan Jawa Bali. Energi listrik yang di
produksi oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Lontar ditransmisikan dari :

a. GI PLTU Lontar ke GI Teluk Naga sepanjang 22 km ke GI Tangerang


Baru sepanjang 22 km.
b. GI PLTU Labuan ke GI Menes sepanjang 6 km dan ke GI Saketi
sepanjang 18 km.
83

c. GI PLTU Rembang ke GI Rembang sepanjang 20 km dan ke GI Pati 50


km dan uprating ke Kudus, Jekulo, Pati, Rembang, Blora sepanjang 95 km.
d. GI PLTU Pacitan ke GI Pacitan Baru sepanjang 35,65 km dan ke GI
Wonogiri sepanjang 84,8 km.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


2.2.1 Visi
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang termuka
dengan standar kelas dunia.
2.2.2 Misi
1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.
2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi
tata kelolapembangkitandan sinergi business partner dengan metode
best practice dan ramah lingkungan.
3. Mengembangkan Kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi tehnik dan manajerial yang unggul serta berwawasan
bisnis.

2.3 Tata Nilai Perusahaan


1. Integritas
Kepribadian yang selalu memperjuangkan kebenaran melalui
kejujuran dan tanggung jawab.
2. Keunggulan
Kondisi dimana kualitas kerja melampaui standar yang telah
ditetapkan.
3. Kerjasama
Menyatukan kemampuan serta bakat setiap orang untuk mencapai
tujuan bersama.
4. Pelayanan
Sikap dan perilaku mementingkan kepuasan pelanggan, pemegang
saham, masyarakat dan bangsa.
83

5. Sadar Lingkungan
Kesadaran untuk selalu memelihara alam dan lingkungan kerjanya
sebagai sumberdaya demi kelestarian perusahaan.

2.4 Tujuan Perusahaan


Menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industry
dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip - prinsip perseroan terbatas,
melalui kegiatan usaha :
1. Penyediaan tenaga listrik berupa kegiatan pembangkitan tenaga listrik
yang ekonomis, bermutu tinggi dan dengan keandalan yang baik.
2. Pembangunan dan/atau pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
3. Pemeliharaan dan/atau pengoperasian peralatan ketenagalistrikan.
4. Usah yang berkaitan dengan kegiatan perseroan dalam rangka
memanfaatkan secara maksimal potensi yng dimiliki Perseroan.

2.5 Keandalan
BISNIS di bidang pembangkitan dituntut kesiapan yang keandalan
yang tinggi, untuk menjamin ketersediaan (availability) tenaga listrik. PT PJB
mengimplementasikan reability management, dengan menetapkan prioritas
pekerjaan berdasarkan criticality ranking peralatan dan menetapkan task yang
tepat, melakukan pengukuran , evaluasi dan peningkatan secara
berkesinambungan, serta diterapkan management kerja sistematis dengan
menganut pola Plan-Do-Check-Action (PDCA). Sementara untuk menjamin
unit pembangkitan beroperasi secara handal, efisiensi, memenuhin standar
keamanan, keselamatan kerja dan lingkungan, PT PJB menerapkan operation
& efficiencymanagement, serta outage management yang merencanakan
secara detail pelaksanaan over- haul minimal 18 bulan sebelumnya.
Untuk menjaga kualitas, PT PJB menerapkan quality management yang
memastikan bahwa quality control telah menjadi bagian dalam proses bisnis.
Tidak ketinggalan implementasi konsep kaizen, memperbaiki kesalahan yang
muncul dalam proses produksi secara bertahap dan dimulai dengan memperbaiki
83

kesalahann yang besar hingga ke yang kecil smpai tidak ditemukan lagi kesalahan
dalam proses produksi (zero defect).
Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan empat perspektif
balance scorecard, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, internal proses, dan
pembelajaran & pertumbuhan.
Pengukuran diaplikasikan secara online, menggunakan software PB View,
sehingga management bisa setiap saat melihat progres kemajuan perusahaan
secara real time. Bahkan melalui handphone, manajemen dapat memantau
progress kemajuan perusahaan. Sementara untuk mengukur tingkat kesehatan
perusahaan, PT PJB menggunakan Malcom Baldrige.

2.6 Knowlodge Management


Pengetahuan merupakan salah satu asset berharga bagi perusahaan,
sehinga perlu dikelola dengan baik melalui Knowlodge Management. Melalui
knowlodge management, tercipta knowlodge sharing untuk menjaring segenap
ilmu, ketrampilan dan pengalaman dari seluruh insan PT PJB, baik yang masih
aktif maupun yang sudah purna tugas, serta mengubah paradigm dari worker
menjadi knowlodgewoker dalam organisasi PT PJB yang dinamis, dengan sasaran
peningkatan nilai tambah berkesinambungan dalam bisnis utama PT PJB.

2.7 Produksi
Energi listrik memegang peranan sentral dalam kehidupan. Hampir tidak
ada kehidupan tanpa listrik. Sebagai perusahaan pengelola pembangkit, PT PJB
berkomitmen memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan, demi
terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Ketersediaan dan keandalan menjadi
focus utama dengan mewujudkan tercapainya EAF (Equivalent Availability
Factor) yang tinggi dan rupiah per kWh yang rendah. Mesin-mesin pembangkit
yang dikelola selalu dalam keadaan siap beroperasi, handal dan mampu
berproduksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga energy listrik yang
dihasulkan memiliki harga jual yang murah, dengan tetap memperhatikan maslah
keselamatan kerja lingkungan.
83

PT PJB mengaplikasikan teknologi tinggi untuk mengubah sumberdaya


yang ada menjadi energy yang lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia. PT PJB
menggunakan teknologi terbaru dan terus diperbharui yang diterapkan pada
manajemen operasi, pemeliharaan dan pengendalian. Inovasi dilakukan secara
terus menerus tiada henti untuk meningkatkan kualitas produksi, kualitas
pelayanan dan meningkatkan efisiensi. Disamping itu juga mengadopsi budaya
Timur hingga menghasilkan maintenance excellence, yang perpaduan teknologi
Reliability Centered Maintenance (RCM) dan budaya kerja Total Productive
Maintenace (TPM), melakukan sesuatu sebelum terjadi gangguan atau kerusakan
dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan.

2.8 Management keuangan


PT PJB menerapkan management keuangan berbasis balance
scorecard online yang didukung PB View dan Sistem Informasi Terpadu
(SIT) PB-View. Mangement secara real time dapat memantau pendapatan,
biaya dan indicator keuangan lainnya secara akurat, sebagai dasar keputusan.

2.9 Sumber Daya Manusia


Kunci keberhasilan perusahaan terletak pada Sumberdaya Manusia
(SDM)-nya.Sehebat apapun teknologi yang dimiliki, tanpa didukung SDM
yang memadai, akan sia-sia. PT PJB menempatkan SDM tidak lagi sekedar
factor pendukung, tetapi sebagai kunci meraih kesuksesan. PT PJB
menempatkan SDM sebagai aset terpenting yang selalu mendapat perhatian
ekstra. Berbagai upaya dilakukan agar SDM PT PJB memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, serta mampu melakukan adaptasi dan mengantisipasi
perubahan, sehingga menjadi SDM profesional.
PT PJB menyadari bahwa hakekat menuju sukses adalah membangun
manusia pembelajar. Ini sejalan dengan konsep human capital yang
dikembangkan di PT PJB, sehingga tersedia SDM dengan skill, talent dan
know-how yang memadai untuk melakukan aktifitas yang dibutuhkan dalam
menunjang proses internal. Dan untuk menempatkan SDM pada posisi yang
83

tepat, Sementara dalam pengisian jabatan dilakukan secara transparan melalui


fit and proper test, sehingga betul-betul adil, serta memenuhi prinsip orang
yang tepat pada jabatan yang tepat.
2.10 Pengembangan Usaha
PERUSAHAAN didirikan dengan harapan bertumbuh kembang. PT PJB
mengembangkan usaha dengan dua strategi, yaitu pengembangan bisnis inti dan
pengembangan bisnis yang berhubungan dengan bisnis inti. Pengembangan bisnis
inti berupa pembangunan pembangkit-pembangkit baru, baik dengan cara
membangun pembangkit atas biaya sendiri maupun penyertaan saham dalam
bentuk joint venture company seperti PLTU Cilacap 2 x 300 MW, PLTU
Banjarsari 2 x 100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, PLTG Gunung
Megang 2 x 40 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dan PLTA
Asahan 2 x 90 MW di Sumatera Utara.
Bisnis yang berkaitan dengan bisnis inti, mencakup bisnis hulu dan bisnis
penunjang. Pada bisnis hulu, PT PJB melakukannya melalui penyertaan batu bara
untuk menjaga keandalan pasokan batu bara, dan penyertaan modal di perusahaan
yang bergerak pad bidang Engineering, Procurement & Conctruction (EPC).
Sementara untuk bisnis penunjang yang dijalankan oleh PJB antara lain
penyediaan jasa operation and maintence (O & M) pembangkitan dengan
mendirikan anak perusahaan, yaitu PT PJB Services.
Dalam Pengelolaan investasi, PT PJB kini menerapkan paradigma baru
yang tidak lagi menekankan pada kinerja operasi, tetapi pada pengelolaan
investasi berorientasi pendapatan, dengan penekanan pembangunan fisik, asset
sumberdaya manusia dan asset pengetahuan.
Paradigma baru ini terkihat dalam pengelolaan proyek percepatan 10.000
MW, dimana PJB ditetapkan sebagai pengelola O & M (Operation
&Maintenance) 4 ( empat ) PLTU Batubara yang meliputi PLTU Rembang ( 2 x
315 MW), PLTU Indramayu ( 2 x 330 MW), PLTU Pacitan ( 2 x 325 MW),
PLTU Paiton Baru ( 1x 660 MW). Penetapan ini merupakan suatu entry point bagi
PJB untuk kian positioning sebagai Power Plant Service Provider, sehingga
83

menjadi nilai tambah bagi PJB untuk tumbuh dan berkembang dengan
diversifikasi produk.

2.11 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Keberadaan sebuah perusahaan dalam berkesinambungannya, tidak
terlepas dari lingkungan sekitar. Sudah seharusnya tercipta hubungan simbiosis
mutualisme antara perusahaan dengan lingkungan sekitar. PT PJB mewujudkan
hal itu memalui program tanggung jawab social perusahaan, dengan sasaran
pengembangan masyarakat sekitar dan pelestarian lingkungan hidup.
Pengembangan masyarakat diprioritaskan untuk meningkatkan taraf pendidikan,
kesehatan, perekonomian, social kemasyarakatan, serta keamanan dan ketertiban
dengan harapan keberadaan perusahaan bukan hanya dapat diterima masyarakat
sekitar perusahaan, tetapi juga memberikan nilai lebih bagi mereka.. Pelestarian
lingkungan hidup diwujudkan dalam bentuk rehabilitasi lahan kritis, konservasi
alam, serta mengembangkan energy alternative yang terbarukan dan ramah
lingkungan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Sementara untuk
meminimalkan dampak-dampak dari beroperasiannya pembangkit tenaga listrik,
PT PJB dengan konsisten menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
di setiap unit pembangkitan.
1. Bidang Pendidikan : kepedulian terhadap pendidikan masyarakat sekitar
diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa, bantuan peralatan
sekolah, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kompetensi guru, pelatihan keterampilan siswa putus sekolah dan
sebagainya.
2. Bidang kesehatan : kepedulian terhadap kesehatan masyarakat
diwujudkan dalam bentuk pengobatan gratis, pemberantasan nyamuk
demam berdarah, khitanan masal, imunisasi, bantuan makanan bergizi
dan semacamnya.
3. Bidang Ekonomi Sosial Kemasyarakatan: kepedulian terhadap
perekonomian warga diwujudkan dalam bentuk bantuan modal,
pelatihan keterampilan, bantuan sarana ekonomi dan sebagainya.
83

Kepedulian terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar diwujudkan


dalam berbagai program kegiatan seperti perbaikan sarana lingkungan,
perbaikan sarana ibadah, perbaikan sarana publik dan sebagainya,
termasuk pembangunan pembangkit listrik dengan energi terbarukan
untuk skala rumah tangga.
4. Bidang Keamanan, Ketertiban dan Lingkungan Hidup: kepedulian
terhadap kondisi keamanan dan ketertiban diwujudkan dalam berbagai
program kegiatan seperti pemberian bantuan sarana keamanan,
perbaikan sarana keamanan dan sebagainya. Sedangkan kepedulian
terhadap lingkungan hidup diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup seperti
penghijauan, pertamanan dan sebagainya.

2.12 Anak Perusahaan


2.12.1 PT. PJB SERVICES
Didirikan tahun 2001 dengan usaha inti bidang operasi dan
pemeliharaan pembangkit, serta layanan lain yang terkait dengan
pembangkit tenaga listrik. Kegiatan bisnis meliputi supervisi
pemeliharaan, komisioning dan operasi, operasi dan perawatan total,
inspeksi dan overhaul, pemecahan masalah, inspeksi bore-scope,
analisa vibrasi, balancing dan alignment, rekalibrasi alat-alat listrik,
dan instrument kontrol, pembelian dan pembaruan suku cadang,
rehabilitasi pembangkit, relokasi dan instalasi lengkap, serta teknik,
pengadaan dan konstruksi.

2.12.2 PT. REKADAYA ELEKTRIKA


Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa EPC (Engineering,
Procurement & Construction) untuk industri kelistrikan. Awalnya,
kepemilikan saham PJB dalam perusahaan ini sebesar 37,6 persen,
lalu ditingkatkan menjadi pemilik saham mayoritas. Saham
83

lainnya dimiliki oleh PT Rekayasa Industri, PT Indonesia Power,


PT PLN Batam dan YPK PLN.

2.13 Lokasi PLTU Rembang


PLTU Rembang dibangun diatas lahan seluas 54.96 Ha, berada di Desa
Leran dan Desa Trahan, kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Lokasi PLTU
Berjarak 130 KM dari Semarang ke arah timur dan sekitar 600 meter dari jalan
utama pantai utara (Pantura) Jawa Tengah bagian Timur.
Proyek PLTU 1 Jawa Tengah, Rembang memiliki dua unit pembangkit
dengan kapasitas masing masing unit sebesar 315 MW dan kapasitas total tenaga
yang dihasilkan adalah 630 MW. Energy Listrik yang dihasilkan PLTU Rembang
nantinya disalurkan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV ke
Gardu Induk 150 KV Rembang dan Gardu Induk 150 KV Pati. Lokasi di Jl. Raya
Semarang - Surabaya Km. 130 desa leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke,
Kabupaten Rembang.

Gambar 2.1 Denah Lokasi PLTU Rembang


83

2.14 Struktur Organisasi PLTU Rembang

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTU Rembang


83

2.15 Utility (Sarana-sarana penunjang yang ada di PLTU Rembang)


Sarana-sarana penunjang yang ada di PLTU Rembang antara lain :
a. Gedung Administrasi
Gedung administrasi PLTU Rembang berada di sebelah utara unit.
Gedungnya terdiri dari tiga lantai, lantai pertama digunakan untuk para
pegawai PJB, lantai kedua digunakan untuk ruang simulator pembangkit
PLTU REMBANG.
b. Masjid
Masjid di PLTU Rembang ada satu, berada di sebelah barat gedung
administrasi. Masjid ini berfungsi dengan baik ditandai dengan adanya
sholat berjamaah minimal di waktu ashar dan maghrib. Hari jum’at pun
diadakan jum’atan di masjid ini.
c. Kantin
Kantin di PLTU Rembang ada satu buah, tempatnya berada di sebelah
selatan masjid. Makan siang para pegawai biasanya di kantin ini.
d. Workshop
Gedung workshop di PLTU Rembang berada di sebelah barat kantin. Di
dalamnya berisi alat-alat khusus dan umum yang digunakan untuk proses
perawatan pada unit
e. Lapangan Teknis
Tempat tenis di PLTU Rembang ada dua buah. Tempatnya di sebelah
kanan (utara) dari tempat parkir.
f. Tempat Parkir
Tempat parkir di PLTU Rembang berada di sebelah timur gedung
administrasi.

Dalam menunjang produksi kerja pembangkit di PLTURembang


dilakukan pembagian wilayah kerja untuk meningkatkan produktifitas.
Wilayah kerja yang pertama adlah engineering, yang kedua bidang
produksi, dan yang terakhir bidang administrasi. Untuk masing-masing
bidang adalah sebagai berikut :
83

Bidang Engineering
1. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian operasi dan
pemeliharaan pembangkit, penyusunan Rencana Kerja Operasi dan
Pemeliharaan beserta anggarannya, analisis dan evaluasi program
peningkatan untuk availability, realibility dan efisiensi pembangkit.
2. Bertanggung jawab atas engineering operasi dan pemeliharaan
pembangkit.
3. Bertanggung jawab atas pengelolaan aplikasi system informasi untuk
mengoptimalkan proses bisnis dalam mencapai target kinerja yang
ditetapkan.
4. Bertanggung jawab melakukan verifikasi inventory.

Bidang Produksi
1. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan ketersediaan
bahan bakar dengan jumlah dan mutu yang memadai.
2. Bertanggung jawab atas perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan kontrak operasi dan pemeliharaan pembangkit.
3. Bertanggung jawab atas pengelolaan transaksi tenaga listrik.
4. Bertanggung jawab atas manajemen lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan.

Bidang Keuangan dan sumber Daya Manusia


1. Bertanggung jawab atas koordinasi penyusunan Rencana Kerja
anggaran Perusahaan (RKAP) serta pengelolaan anggaran, keuangan
dan arus kas secara akurat.
2. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan proyek-proyek PLTU
dan pengusahaan pembangkit.
3. Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif
serta memberi proses pengadaan barang dan jasa yang efisien dan
memberi nilai tambah bagi perusahaan.
83

4. Bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi, SDM, hukum,


komunikasi, kemitraan, dan bina lingkungan, keamanan, fasilitas,
administrasi, dan kesekertaratan untuk mendukung pencapaian kinerja
sesuai target yang ditetapkan.
BAB III

PROSES PRODUKSI LISTRIK PLTU REMBANG

3.1 Proses Produksi Listrik PLTU Rembang


PLTU Rembang telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan, High Speed Diesel (HSD)
sebagai bahan bakar. Ignitor atau pematik pada penyalaan awal dengan bantuan
udara panas bertekankan. Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera
Selatan. Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan
Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke
jetty Rembang.
Pada gambar 3.1 ditunjukkan lokasi PLTU Rembang. Batubara yang
dibongkar dari kapal di coal jetty dengan menggunakan ship unloader atau
dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan
selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju penyimpanan sementara
(temporary stock) dengan melalui telescopic chute (2) atau dengan menggunakan
stacker/reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut ditransfer melalui junction
House (3) ke scrapper Conveyor (4) lalu ke coal Bunker (5) seterusnya ke Coal
Feeder (6) yang berfungsi mengtur jumlah aliran ke pulverizer (7) dimana
batubara di giling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbu yang
halus.

81
83

Gambar 3.1 Proses Produksi Energi Listrik pada PLTU

Keterangan :

1. Stacker reclaimer
2. Telescopic Chute
3. Junction House
4. Scraper Conveyor
5. Coal Bunker
6. Coal Feeder
7. Pulverizer
8. Primary Air Fan
9. Coal Burner
10. Forced Draught Fan
11. Air Preheater
12. Induced Draught Fan
13. Electro Static Precipitator
14. Stack
15. Super Heater
16. High Preasure Turbine
83

17. Boiler Feed Pump


18. High Preasure Heater
19. Economizer
20. Steam Drum
21. Circuling Water Pump
22. Reheater
23. Intermediate Pressure Turbin
24. Low Pressure Turbin
25. Rotor Generator
26. Stator Generator
27. Generator Transformator
28. Condensor
29. Condensate Excraction Pump
30. Low Preasure
31. Sea Water
32. Dearator
33. Desal Plant
34. Raw Water Tank
35. Make Up Water
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan (8)
dan dibawa ke Coal Bunker (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah
air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruang bakar dipasok
dari Forced Draught Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran
melalui Air Preheater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan
limbah berupa abu dalam perbandingan 14 : 1. Abu yang jatuh ke bagian bawah
boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induced Draught Fan (IDF) (12) dan dilewatkan
melalui Elektro Static Precipitator (ESP) (13) yang menyerap 99,5 % abu terbang
dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui
Stack/Cerobong (14). Di elecktro Static Precipitator debu menempel di plat-plat
83

dengan metode elektroda, untuk merontokan Fly Ash (debu) plat di hammer(di
pukul). Abu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan peneumatic gravity
conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan
bangunan (Conblock).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
penguap (Water Walls) yang berada di dindig-dinding boiler (Furnace Boiler)
menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater
(SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke
Turbin bertekanan tinggi High Preassure Turbine (16), dimana uap tersebut
diexpansikan melalui Nozzels ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap mendorong
sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap
kembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna
menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di
Intermediate Pressure (IP) dan Low Preasure Turbine (LPT) (19).
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condensor (23) dengan
pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circlation Water Pump (32). Air
kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan
dari kondensor dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), pada
awalnya dipanaskan melalui Low Preassure Heater (25), dinaikkan ke Deaerator
(27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air tersebut
kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High Preassure
Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum ke Steam Drum
(31). Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi.
Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros memiliki
jumlah putaran yang sama.
Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor Generator
dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator
Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tenaga 23 KV. Listrik
yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk
dinaikkan teganganya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan
kesistem jaringan terpadu (interkoneksi) se Jawa-Bali melalui saluran udara
83

tegangan ekstra tinggi 500 Kv dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu induk
Rembang, Pati dan Blora melalui saluran udara tegangan tinggi 150 Kv.

3.2 Dampak Lingkungan


Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan yang di sebabkan
oleh adanya proses kerja PLTU Rembang, dilakukan pengendalian dan
pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Agama Lingkungan Hidup no.
02/MENLH/1988 tanggal 19 Januari 1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no.
13/MENLH/1995 tanggal 07 Maret 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak. Untuk itu PLTU Rembang ini dilengkapi peralatan antara lain :

a) Electro Static Precipitator(ESP), yaitu alat penangkap abu sisa


pembangkaran dengan efisiensi 99,5 %.
b) Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan
gas sisa pembangkaran sampai ground level masih dibawah ambang
batas.
c) Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair
agar air buangan tidak mencemari lingkungan.
d) Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin
produksi. Di unit 5-7 kebisingan suara mencapai 85-90 Db.
e) Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar
PLTU Rembang.
f) CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
g) Pemasangan Stack Emmision.
h) Penggunaan Low NOx Burners.
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa ada banyak alat yang dilalui oleh siklus
uap dan air.
83

3.3 Komponen-komponen siklus air dan uap pada PLTU Rembang:


3.3.1 CWP ( circulation water pump )
Alat ini digunakan sebuah pompa besar yang digunakan untuk
memompa air laut yang sudah disaring menuju condenser. Pompa
CWP ada 4 buah yang terpasang secara vertical dengan penggerak
motor listrik yang besar . Sepesifikasi dari circulation water pump
adalah sebagai berikut type 1800 hlbk-18, vertical mixed flow pump ,
mempunyai kapasitas 6.2 s/d 8.2 m3/s., head 19.8 s/d 11.1m,
Effisiensy 83 s/d 84 %, speed 42,5 r/min , cavitations NPSHr 8.8 s/d
11.1 m, Motor Power 1800 kw, seawater, circulation water
temperature : 22 – 350C,

Gambar 3.2 circulation water pump


3.3.2 Desalination pump ( sea water pump )
Pompa desalinasi digunakan untuk meompakan air laut dari hasil
filtrasi yang kemudian menuju chlorination plant dan akhirnya ke
Desalination plant. Chlorinatin Plant sendir adalah tempat pengolahan
air untuk menghilangkan biota-biota laut dengan menambah zat
chlorine, dimana zat chlorine tersebut didapatkan dari hasil reaksi
kimia yang diberi listrik.
83

Gambar 3.3 Desalination pump

3.3.3 Desalination plant


PLTU rembang menggunakan MED ( Multi Effect Desalination )
adalah tempat pengolahan air laut menjadi air tawar ( Raw water )
dengan cara menghilngkan kadar garam dari air laut dengan kadar ph
8–9.

Gambar 3.4 MED ( Multy Effect Desalination)


83

3.3.4 RAW Water Tank


Raw water tank berfungsi untuk menyimpan air hasil desalinasi
sebelum dialirkan ke WTP ( Water treatment plant ). Kapasitasnya
sebesar 2× 3750 kilo liter.

Gambar 3.5 Raw Water Tank

3.3.5 WTP ( water Tretment Plant)


WTP ini adlah tempat pengolahan air tawr dari raw water tank
untuk dijadikan denim water ( air bebas dari mineral – mineral).

Gambar 3.6 WTP (Water Tretment Plant)


83

3.3.6 Demin Water Tank


Demin water tank adalah bak penampung untuk menyimpan demin
water hasil dari WTP sebelum dialirkan condensate tank sebesar 2 x
1500 kiloliter.

Gambar 3.7 Demin Water Tank


3.3.7 Condensate tank
Condensate tank seperti terlihat pda gambar adalah bak penampung
air kondensate dan air denim. Air yang di condensate tank ini
digunakan untuk menambah air kondensate jika system membutuhkan
air.

Gambar 3.8 Condensate Tank


83

3.3.8 Condenser
Condenser adalah alat yang digunakan untuk mengondensasikan
uap dari LP turbin, dalam condenser uap mengalir diluar pipa- pipa
condenser melewati air laut yang mengalir didalam pipa-pipa
condenser. Air laut hanya sebagai media pendinginan, jadi setelah
digunakan untuk mendinginkan uap air laut l;angsung dialirkan keluar
condenser.
Dan uap yang telah didinginkan dan menjadi akan dipompa
kemballi untuk sebagai air umpan dalam Boiler.

Gambar 3.9 kondenser

3.3.9 Condensate pump


Condensate pump digunakan untuk mengalirkan air kondensat dari
condenser menuju dearator dengan melalui beberapa alat diantaranya
condensate polishing device, Gland steam condenser , dan LP Heater.
83

Gambar 3.10 Condensate pump


3.3.10 Condenser Polishing Devise
Condensate polishing device sendir berupa tangki yang didalamnya
berisi resin kation dan resin anion. Fungsi condensate polishing device
adlah menangkap impurities (kotoran) yang terkandung dalam air
kondesat. Impurities berasal dari kotoran korosi jalur air dan uap juga
bias berasal dari kebocoran condenser. Jika konduktivitas air
kondensat naik melebihi batas yang diijinkan maka condensate
polishing device perlu dioperasikan untuk mengurangi nilai
konduktivitas air kondenset.

Gambar 3.11 condesate polishing Device


83

3.3.11 Gland Steam Condenser


Gland steam condenser adalah alat yang digunakan untuk melapisi
atau menghalangi uap yang keluar dari celah-celah sudu turbin dengan
cara menyemprotkan uap yang berasal dari steam header dan
kemudian dikondensasikan da condenser , dan juga digunakan untuk
memanaskan air kondesat sebelum masuk ke dearator.

Gambar 3.12 Gland Steam Condenser

3.3.12 LP Heater ( Low Pressure Heater )


Low Pessure Heater adalah pemanas awal air pengisi sebelum
masuk ke deaerator . Media pemanasannya adalah uap yang
diambildari low pressure Turbine (LP Turbine ). Di PLTU Rembang
menggunakan 4 low pressure heater yaitu LPH # 8, LPH #7,LPH 6,
LPH#5.
83

G
a
m
b
a
r

3
.
13 LP Heater (Low Pressure Heater)

3.3.13 Deaarator
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan kadar gas O2 dari air pengisi. Deaerator juga
berfungsi sebagai pemanas kontak lansung dengan air pengisi. Karena
didalam deaerator uap dan air pengisi sama-sama disemprotkan
didalam dearator. Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk
kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan cepat kebagian atas
deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir. Uap yang digunakan
adalah uap yang bersal dari ekstraksi uap IP Turbine.

Gambar 3.14 Deaerator


83

3.3.14 Boiler Feed Pump


Boiler Feed Pump adalahjenis khusus dari pompa yang digunakan
untuk memompa air ke dalam boiler steam.Air dapat baru disediakan
atau kembali kondensat yang dihasilkan sebagai hasil dari kondensasi
uap yang dihasilkan oleh boiler.Pompa ini biasanya unit tekanan
tinggi yang mengambil hisap dari sistem kondensat kembali dan dapat
dari pompa sentrifugal tipe atau jenis perpindahan positif. Di PLTU
Rembang ini menggunakan 3 buah pompa air pengisi pada masing-
masing unit.

Gambar 3.15 MBEP (Motor Boiler Feed Pump)

Gambar 3.16 BEPT ( Boiler Feed Pump Turbine )


83

3.3.15 HP heater ( High pressure Heater )


HP Heater adlah alat pemanas kedua air pengisi Boiler dari
deaerator setelah LP Heater . Prinsip kerjanya sam , bedanya adalah
kalau di LP tekanannya rendah karrena uap yang digunakan berasal
dari ektraksi uap LP turbine. Sementara untuk HP heater, uap yang
digunakan adlah uap yang berasal dari ekstraksi uap HP Turbine dan
IP Turbine, sehingga uap yang digunakan di HP Heater tekananya
tinggi. HP Heater di PLTU Rembang ini berjumlah tiga buah , dan
susunannya adalah seri.

Gambar 3.17 HP (HP Pressure Heater )

3.3.16 Boiler
Boiler adalah alat yang digunakan untuk menguapkan air pengisi dari
fasa cair menjadi uap basah dan kemudian uap bash akan diuapkan
lagi menjadi uap panas lanjut. Di dalam Boiler ada beberapa alat yang
berfungsi untuk mengolah air yaitu, ekomizer , steam drum ,
superheater, dan juga reheater. Boiler dari PLTU Rembang adalah
boiler pipa air , dengan kapasitas maksimal uap yang dihasilkan
sebesar 1025 ton/jam per unit, terdapat dua buah Boiler yang pertama
unit 10 dan yang kedua unit 20.
83

3.3.17 Economizer
Economizer adalah alat tambahan yang ada di dalam Boiler yang
fungsinya untuk memanaskan atau menguapkan air pengisi Boiler
sebelum masuk ke Boiler (steam drum).

3.3.18 Stem Drum


Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung
sekaligus memisahkan air pengisi boiler yang masih berbentuk air
dengan yang sudah berbentuk uap basah.

3.3.19 Supeheater
Superheater adalah sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan
uap basah berasal dari steam drum untuk dipanaskan menjadi uap
panas lanjut atau uap kering.

3.3.20 Reheater
Reheater adalah bagian dari boiler yang berfungsinya untuk
menguapkan kembali uap yang keluar dari HP Turbine pada tekanan
tetap , sementara temperature naik . prinsipnya adalah uap hanya
dilewati lagi diruang bakar.

3.3.21 HP Turbine
HP Turbine adalh turbine uap bertekanan tinggi . Uap dari Boiler
dengan tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk memutar sudu
turbin. Poros HP Turbine menjadi satu dengan poros IP Turbine
dibagi menjadi dua jalur yaitu menuju HP heater. Tapi presentase
yang paling banyak adlah menuju reheater karena akan digunakan
untuk memutar sudu IP turbine. HP Turbine terdiri dari 8 baris sudu (
8 tingkat).
83

3.3.22 IP Turbine
IP Turbine adalah turbine tekanan menengah. Uap yang digunakan
untuk memutar sudu IP Turbine adalah uap dari HP Turbine yang
sudah dipanaskan ulang di reheater. Uap yang keluat dari IP Turbine
digunakan untuk beberapa alat., antara lain ke LP Turbine (yang
paling banyak ), ke HP Heater , BEPT ( Boiler Faed Pump Turbine),
dan juga deaerator. IP Turbine terdiri dari 6 baris sudu ( 6 tingkat).

3.3.23 LP Turbine (Low pressure Turbine )


LP turbine adalah turbin tekanan menengah yang porosnya dikopel
langsung dengan poros generator. Uap yang digunakan untuk
memutar sudu LP turbine adalah uap yang keluar dari IP Turbine , jadi
uapnya tidak perlu di panaskan lagi. Lp Turbine inilah yang memutar
poros generator dan kemudian generator menghasilkan listrik. Uap
yang keluar dari LP Turbine juga masij ada yang digunakan kembali
disamping dikondensasikan di condenser. Uapnya digunakan anatara
lain pada LP Heater , dan juga gland steam condenser. LP Turbine ada
dua buah dan masing –masing terdiri dari 6 baris sudu (6 singkat).
Uap yang keluar dari LP Turbine akan dialirkan ke condenser untuk
dikondensasikan dan kemudian air kondensatnya digunakan lagi
sebagai air pengisi Boiler.

3.3.24 Generator
Generator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan listrik.
Generator ini dibantu oleh system eksitasi untuk memperkuat medan
magnet pada generator.
83

Gambar 3.18 Generator

3.4 Komponen pada Siklus Pembakaran PLTU Rembang


3.4.1 Boiler
Boiler adalah salah satu komponen penting di dalam PLTU
Rembang yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pembakaran dan
tempat untuk mengubahh air menjadi uap untuk memutar turbin.
Boiler pada proyek PLTU Rembang menggunakan bahan bakar
utamanya menggunakan batubara karena untuk mengurangi konsumsi
BBM. Didalam boiler banyak sekali terjadi siklus yaitu proses
pembakaran bahan bakar, proses penguapan air menjadi uap yang
digunakan untuk memutar turbin.
Pada boiler yang digunakan di PLTU rembang proses
pembakarannya menggunakan sistem start up dengan menggunakan
solar yang di semprotkan ke boiler menggunakan oil gun. Proses
pembakarannya membutuh udara yang disuplai dari Forced Draught
Fan (FD Fan) yang di by pass melalui wind box dan didalam boiler
ada pemicu/pematik yang digunakan untuk menyulut api. Setelah
segitiga api terpenuhi dan panas juga sudah terpenuhi makan akan
dimasukkan serbuk batubara yang ditiupkan Primary Air Fan (PA
83

Fan) dari mill menuju furnace boiler secara bertahap satu persatu
sampai menggunakan bahan bakar batubara sepenuhnya.

Gambar 3.19 Boiler pada PLTU Rembang (dalam kotak merah)

3.4.2 Coal Yard


Yaitu tempat untuk menampung sementara batubara berasal dari
tongkang (Jetty PLTU )yang akan digunakan untuk bahan bakar pada
pembangkitan PLTU.

3.4.3 Coal bunker


Untuk menampung sementara dari coal yard yang dikirim
menggunakan conveyor dan meneruskan ke Coal Feeder .
83

Gambar 3.20 Coal Bunker

3.4.4 Coal feeder


Berfungsi untuk mensuplai mill dan mengatur jumlah batubara
yang akan masuk ke mill. Dan supaya batu bara tidak langsung ke mill
dan bertahap prosesnya. Dan dibawah ini gambar Coal Feeder:

Gambar 3.21 Skema Coal Feeder


83

Gambar 3.22 Coal Feeder di PLTU Rembang

3.4.5 Mill (Pulverizer)


Pulverizer atau juga disebut mill berfungsi untuk menggiling atau
menghancurkan batubara menjadi ukuran yang kecil menjadi ukuran
serbuk untuk memudahkan adalah proses pembakarannya. Karena
batubara itu sulit untuk terbakar sehingga dibuat serbuk untuk
mempermudahkan dalam proses pembakaran. Di mill batubara
digiling menjadi serbuk batubara dengan Grinding Roll. Dan hasil dari
mill berupa serbuk batubara ditiup udara udara panas bertekanan dari
Primary Air Fan (PA Fan) menuju boiler untuk proses pembakaran.
Dan sisa gilingan yang berupa batu dan batubara yang jelek kemudian
dibuang melalui scraper.
83

Gambar 3.23 Mill pada PLTU Rembang

3.4.6 APH (Air Preheater)


Berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran untuk supply
boiler yaitu udara dari Primary Air Fan (PA Fan) dan Forced Draught
Fan (FD Fan). Disini juga untuk lewat udara hasil pembakaran dari
boiler yang dihisap oleh Induced Draught Fan (ID Fan) yang
berfungsi sebagai pemanas udara Primary Air Fan (PA Fan) dan
Forced Draught Fan (FD Fan).
83

Gambar 3.24 Skema Air Pre Heater

Bagian-bagian pada Air Preheater yaitu :

a. Plat Berjajar Didalam Air Pre Heater (APH)


Berfungsi sebagai menyerap panas dari udara hasil pemanasan
boiler supaya panasnya merata.
b. Motor Penggerak
Berfungsi sebagai menggerakkan plat-plat yang ada di Air Pre
Heater (APH) supaya penyerapan panas merata dan motor
bergerak dengan kecepatan 4 Rpm.

3.4.7 Wind Box


Berfungsi untuk menampung udara pembakaran dari Forced
Draught Fan (FD Fan) dan mengatur jumlah udara yang masuk ke
boiler melalui Furnace Boiler.
83

Gambar 3.25 Wind Box pada PLTU Rembang

3.4.8 PA Fan (Primary Air Fan)


Berfungsi untuk supply udara primer ke boiler dan juga untuk
meniupkan serbuk batubara dari mill ke furnace boiler sebagai bahan
bakar pembakaran. Dan Primary Air Fan (PA Fan) di by pass menjadi
dua bagian yaitu menjadi cooling air fan dan hot air fan. Yang hot air
fan masuk terlebih dahulu masuk ke Air Pre Heater (APH). Setelah
keluar dari Air Pre Heaterhot air fan di mix dengan cool air fan
selanjutnya diteruskan ke mill untuk meniupkan serbuk batubara ke
furnace boiler. Cool air fan di mix dengan hot air fan supaya tidak
terjadi combusting di mill karena udara terlalu panas.
83

Gambar 3.26 Primary Air Fan (PA Fan)

Bagian-bagian pada Primary Air Fan (PA Fan) yaitu :

a. Lube Oil Circulation Sistem


Berfungsi sebagai sistem untuk mendinginkan / mensirkulasi
oli pendingin bearing.
b. Filter udara
Berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke Primary Air
Fan agar sampah tidak ikut masuk kedalah Primary Air Fan
(PA Fan).

c. Heat Exchanger
Berfungsi sebagai mendinginkan oli dari lube oil supaya tidak
teruapkan.
d. Motor
83

Berfungsi untuk menarik udara atmosfir untuk supply udara


pembakaran boiler dan juga untuk meniupkan serbuk batu bara
yang sebelumnya sudah digiling terlebih dahulu di mill.

3.4.9 FD Fan (Forced Draught Fan)


Berfungsi sebagai supply udara pembakaran yang sekunder,
sebelum digunakan sebagai udara pembakaran udara dari atmosfir
kemudian dihisap oleh Forced Draught Fan (FD Fan) masuk ke Air
Pre Heater (APH) dahulu. Di Air Pre Heater, udara dari Forced
Draught Fan (FD Fan) dipanaskan terlebih dahulu setelah itu mask ke
Wind Box dahulu untuk ditampung dahulu. Kemudian disalurkan ke
furnace boiler digunakan sebagai udara pembakaran.

Gambar 3.27 Forced Draught Fan(FD Fan)

Bagian-bagian pada Forced Draught Fan (FD Fan) yaitu :


83

a. Hidraulic Oil Sistem


Berfungsi sebagai sistem hidraulic untuk moving blade. Untuk
mengatur besarnya udara dari atmosfir masuk kedalam.
b. Heat Exchanger
Berfungsi untuk mendinginkan oli dari lube oil supaya oli
tidak teruapkan.

c. Hidraulic
Berfungsi untuk membuka menutup blade yang digerakkan
oleh motor untuk mengatur jumlah udara yang masuk untuk
udara pembakaran pada boiler.

3.4.10 ID Fan(Induced Draught Fan)


Berfungsi untuk menghisap udara hasil pembakaran dari boiler.
Tetapi udara hasil pembakaran dari boiler dimanfaatkan terlebih
dahulu di ekonomiser dan juga Air Pre Heater (APH) yang berguna
untuk memanaskan udara pembakaran yang akan masuk ke boiler.
Setelah itu baru udara yang keluar dari Air Pre Heater dilewatkan
Elektro Static Precipitator (ESP) baru setelah itu dibuang ke udara
melalui Stack/Cerobong.
83

Gambar 3.28 Induced Draught Fan pada PLTU Rembang

3.4.11 ESP (Elektro Static Precipitator)


Elektro Static Precipitator berfungsi sebagai menangkap debu-
debu hasil pembangkaran (Fly Gas) dengan teknik pengumpulan
elektrostatik. Dengan memberikan muatan negative pada partikel-
partikel debu yang dilakukan oleh suatu elektroda pemberi muatan
negatif (Negative Discharge Elektrode) yang kemudian partikel ini
ditarik oleh suatu elektroda pengumpul yang bermuatan positif
(Positive Collector Electode) yang kemudian dirontokkan jatuh ke
hopper dengan cara Rapping (dipukul dan digetarkan) atau dengan
cara washing (dicuci dengan air), sehingga diharapkan gas buang lebih
bersih dan cukup aman untuk dibuang melalui Stack/Chimney, untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
83

Gambar 3.29 Proses Elektrosasi

Gambar 3.30 Elektro Static Precipitator (ESP)

3.4.12 Fly Ash Silo


Berfungsi menanmpung debu hasil pembakaran dari Elektro Static
Precipitator (ESP) dengan air compresor. Setelah debu hasil
pembakaran terkumpul biasanya di ambil oleh perusahaan lain untuk
dimanfaatkan kembali seperti campuran semen.
83

Gambar 3.31 Fly Ash Silo

3.4.13 SSC
Berfungsi untuk menampung abu berat (Bottom Ash) yang turun
langsung dari hasil pembakaran di boiler. SSC ini berada dibawah
boiler untuk menampung bottom ash langsung dari boiler dan
kemudian baru di tampung ke Bottom Ash Silo.

Gambar 3.32 SSC

3.4.14 Bottom Ash Silo


Berfungsi untuk menampung abu berat hasil pembakaran
kemudian baru di buang ke penampungan abu.
83

Gambar 3.33 Boottom Ash Silo

3.4.15 Stack (Cerobong)


Berfungsi untuk membuang Flue Gas hasil pembakaran, setelah
dibersihkan di Elektro Static Precipitator (ESP) baru dibuang ke
Atmosfir. Pembuangan Flue Gas ini masih dibantu oleh Induced Draft
Fan yang terletak tepat disamping Stack guna mempermudah Dispersi
penyebaran gasnya dan juga untuk mengurangi penyebaran limbah ke
sekitar.

Gambar 3.34 Stack/Cerobong


83

3.5 SistemTata Letak


PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang sebagai mitra PLN untuk
mengoperasikan dan pemeliharaan PLTU 1 Jawa Tengah Rembang berlokasi di
Jalan Raya Semarang Surabaya Km 130 Desa Leran dan Desa Trahan,Kecamatan
Sluke, Kabupaten Rembang PLTU 1Jawa Tengah Rembang dibangun diatas
lahan seluas 54,96 Ha, berada di Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke,
Kabupaten Rembang. Lokasi PLTU berjarak sekitar 130 Km dari Semarang ke
arah timur dan sekitar 600 meter dari jalan utama Pantai Utara (Pantura) Jawa
Tengah bagian Timur.PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki dua unit
pembangkit dengan kapasitas masing- masing unit sebesar 315 MW dan kapasitas
total tenaga listrik yang dihasilkan adalah 630 MW. Energi listrik yang dihasilkan
PLTU Rembang nantinya disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 150kV ke Gardu Induk 150kV Rembang dan Gardu Induk 150 kV Pati.

Lokasi tersebut dipilihsebagai lokasi perusahan karena:

a. Letak yang strategis


b. Mudah di jangkau transportasi sehingga dapat memperlancar kegiatan
perusahaan
c. Mudah mendapat prasarana pendukung proses produksi
d. Mudah mendapat tenaga kerja
e. Tidak terlalu jauh dari perkotaan
83

Gambar3.35TataLetakPLTURembang

1. Steam Turbine Hall 24. Masjid


2. Generator 25. Kantin
3. Dearator Hall 26. Gedung Administrasi
4. Boiler 27. Domestic Sewage
5. CCB 28. Parkir
6. ESP 29. Ash Pond
7. ESP Building 30. Detantion Point
8. Chimney/cerobong 31. Coal Yard
9. Tanki Demin 32. Discharge Culvert
10. Raw Water Tank 33. Detentiont Pond
11. Water Treatment Plant 34. Coal Run Off Pond
83

12. Desalination Plant 35. Auxiliary Boiler


13. Switchyard 36. Hydrogen Plant
14. Sub Station Building 37. Bottom Ash Bin
15. LFO 38. Fly Ash Silo
16. Outfall 39. Coal Crusher House
17. Jetty / junction tower 40.Coal Handing ControlBuilding
18. Pump Pit dan Pump House 41. Seal Pit
19. Inlet Channel 42. Transformator
20. Electrochlorination 43. Intake pipe
21. Fire Fighting Pump House 44. Stacker Reclaimer
22. Fire Station 45. Junction Tower & Belt Conveyor
23. Workshop dan Storage

3.6 Good Corporate Governance (GCG)


GCG adalah sebuah aturan yang mengatur hubungan shareholders,
manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal maupun
eksternal dengan maksud menghormati hak-hak dan kewajiban yang terkait.
Tujuan GCG yaitu untuk meningkatkan nilai pemegang saham
(shareholder/svalue) serta mengakomodasi pihak-pihak yang berkepentingan
(kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat
luas).
Implementasi GCG wajib dilakukan oleh semua karyawan dan semua
direktorat. Beberapa contoh penerapan GCG diantaranya RUPS menyajikan
informasi sesuai dengan kebutuhan pemegang saham dan dilaksanakan tepat
waktu, pembukuan untuk transaksi keuangan dilakukan sesuai standar akuntansi,
pedoman pengadaan dan hubungan dengan rekanan.
GCG harus dinamis dan harus selalu dikaji ulang untuk diterbitkan setia pada
perubahan dan tambahan. GCG berfungsi sebagai acuan kerja bagikomisaris,
direksi dan segenap jajaran perusahaan untuk mencapai standar kerja yang tinggi
selaras dengan GCG; Acuan bagi stakeholder dalam berhubungan dengan
83

perusahaan yang selanjutnya ditetapkan sebagai dasar pengembangan standar


kerja dilingkungan perusahaan.

3.7 Sistem Pengendalian Kualitas ( Quality Control )


Sistem pengendalian kualitas di UBJ O&M PLTU Rembang itu
disesuaikandengan nota kesepakatan kontrak antara manajemen pusat PJB yang
ada di Surabaya dengan manajemen UBJ O&M PLTU Rembang. Isi dari kontrak
ini menjadi dasar acuan bagi UBJ O&M PLTU Rembang didalam mengelola
perusahaan, tujuannya agar mutu pengelolaanya sesuai dengan yang diharapkan
oleh stakeholder.
Kebijakan mutu yang diterapkan oleh PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang
terdiri dari beberapa point, antara lain :

a. Sesuai dengan persyaratan pelanggan.

b. Mengutamakan kepuasan pelanggan.

c. Menyalurkan produk (listrik) tepat waktu

d. Selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Dibawah ini contoh kontrak kinerja UBJ O&M PLTU Rembang tahun 2017.
83

Tabel 3.1 Kontrak Kinerja PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang tahun 2017
83

3.8 SistemPerencanaandanPengendalianProduksi( PPC)


Sistem perencanaan dan pengendalian, didefinisikan sebagai proses untuk
merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan
keluar dari system produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan
jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang
minimum. Planproduction sangat perlu dilakukan guna membuat penjadwalan
produksi agar teratur dan terjadwal yang bermuara pada ketetapan dalam produksi.
Sasaran khusus dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah
menetapkan arah dan jadwal kerja yang akan menjamin kualitas optimum bahan,
tenaga kerja, mesin-mesin dan menyediakan cara-cara untuk memastikan operasi
pabrik sesuai dengan rencana-rencana tersebut.
Di bawah ini adalah contoh Rencana Daya Mingguan yang merupakan bentuk
Perencanaan dan Pengendalian Kualitas, menjadi dasar proses produksi di PLTU
Rembang dalam 1 minggu kedepannya.

Tabel 3.2 Rencana Daya Mingguan PLTU Rembang


83

Disamping itu bidang niaga juga melaporkan pencapaian kinerja unit setiap
hari, dengan maksud untuk memantau sejauh mana pencapaian yang telah
diperoleh sampai saat ini dibandingkan dengan target yang telah direncanakan
dalam kontrak kinerja. Di bawah contoh monitoring pencapaian kinerja operasi.
83

Tabel 3.3Monitoring Pencapaian KinerjaOperasi Tiap Hari.

3.9 Sistem Inventory


SistemInventory adalah serangkaian kebijaksanaan atau pengendalian yang
memonitor tingkat persediaan sumber daya, baik bahan baku maupun sumber daya
lain dengan jumlah dan kualitas yang tepat dan efisien. Jadi Sistem Inventory ini
bertujuan untuk menentapkan dan menjamin tersedianya bahan baku dalam
kualitas, kuantitas dan waktu yang tepat saat diperlukan.
Produk dari PT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang yaitu berupa listrik yang
dihasilkan dari proses pengubahan air laut menjadi uap, dimana uap tersebut
83

digunakan untuk memutar generator melalui putaran turbin yang akhirnya


menghasilkan listrik. Proses pengubahan air menjadi uap ini menggunakan
pemanasan dari hasil pembakaran batubara sebagai bahan bakar utama serta solar
sebagai bahan bakar tambahan.
Sisteminventory batubara yang berlaku diPT.PJB UBJ O&M PLTU Rembang
menganut system FIFO (FirstIn First Out) dimana bahan baku yang pertama kali
dating dipenampungan (coalyard) akan dikeluarkan atau digunakan lebih awal.
Hal ini dimaksudkan agar bahan bakar batu bara tetap terjaga kualitasnya dan
tidak terlalu lama didalam penyimpanan sehingga akan menimbulkan penurunan
kualitas.

3.10 Sistem Distribusi


Pemasaran hasil pembangkitan yang dihasilkan dari perusahaan PT.
Pembangkitan Jawa Bali diteruskan dan dilaksanakan oleh PT PLN (Persero)
P3B untuk dipasarakan ke perusahaan atau ke wilayah area Jawa
Bali yang membutuhkan.
Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh PLTU Rembang sebesar 2 x 315
MW dan akan disalurkan oleh Saluran Udara (SUTT) 150kV kearah Gardu Induk
150kV Rembang sepanjang ± 20 Km dan Gardu Induk 150 kV Pati sepanjang ±
50 Km.
Pekerjaan konstruksi SUTT 150 kV 4 cct, 2x TACSR 410 mm2 dari GI
PLTU ke GI Rembang sepanjang ± 20 Km dan dari GI PLTU ke GI Pati
sepanjang ± 50 Km dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) PIKITRING JBN
diselesaikan pada akhir tahun 2008, sedangkan pekerjaan Uprating untuk GI
Kudus, Jekulo, Pati, Rembang dan Blora sepanjang ± 95 Km dilaksanakan oleh
PT PLN (Persero) P3B.
83

3.11 Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah segala sesuatu yang
menyangkut perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan penggunaan alat
bantu teknologi informasi untuk membantu manusia dalam menyelesaikan
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pengolahan.

Dukungan tugas pengelolaan informasi:


a. Sistem informasi terpadu (SIT) MIMS
b. Aplikasi Management Energy
c. IT monitoring system
d. Internet (unlimited)
e. Penginderaan jarak jauh (telemeting)

3.12 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)


PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang jasa (listrik) bertekad untuk memenuhi persyaratan
pelanggan dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk mencapai
kepuasan pelanggan, salah satunya melalui penyediaan sumber daya manusia
yang unggul.
Dalam penyediaan sumber daya yang unggul PT. PJB UBJ O&M PLTU
Rembang mempunyai kebijakan antara lain :

a. Menempatkan sumber daya manusia sesuai kompetensinya ditinjau dari


kesesuaian pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman.

b. Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi personil yang kegiatannya


memiliki dampak terhadap mutu dalam persyaratan jabatan.

c. Menyediakan pelatihan atau langkah lainnya.

d. Mengevaluasi efektivitas training atau langkah lainnya.


83

e. Memastikan bahwa semua personil memahami keterkaitan dan


pentingnya kegiatan mereka serta bagaimana kostribusinya terhadap
sasaran mutu melalui penilaian prestasi atau audit mutu internal.

f. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan


pengalaman.

Langkah – langkah perencanaan sumber daya manusia dalam strategi


perusahaan, meliputi :

a. Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan permintaan


maupun persediaan sumber daya manusia yang diekspektasikan bagi
perencanaan bisnis masa depan.

b. Mengembangkan tujuan perencanaan sumber daya manusia.

c. Merancang dan mengimplementasikan program-program yang dapat


memudahkan organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan sumber
daya manusia.

d. Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan.

Sebagai perusahaan World Class, PT. PJB UBJ O&M PLTU


Rembang berusaha untuk meningkatkan SDM karyawannya melalui program
recruitment karyawan yang bernama Management Trainee. Sampai saat ini, PT
PJB SERVICES mempunyai program Officer Development Program. Program
Officer Development Program merupakan suatu program yang ditujukan kepada
calon karyawan PT PJB SERVICES. Tiap program Officer Development
Program ini berjalan selama satu tahun. Dan setelah berakhirnya program
tersebut, setiap peserta diberi kesempatan untuk menjadi Karyawan Tetap PT
PJB SERVICES. Pada masa-masa tersebut, peserta mendapatkan wawasan
mulai dari Bela Negara, Wawasan Nusantara dan Wawasan Kebangsaan, Ilmu-
ilmu Kemiliteran, hingga Business Prosess Pembangkitan. Setelah masa-masa ini
terlewati, peserta kemudian melaksanakan In Class Training dan OJT (On The
Job Training).
83

3.13 Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Sistem K3 dalam perusahaan bertujuan untuk melindungi dan menjaga
kesehatan kerja seluruh karyawan baik yang berhubungan dengan produksi
langsung ataupun yang tidak berhubungan langsung. Selain itu juga menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh pekerja pada perusahaan.

PT. PJB UBJ O&M PLTU Rembang memiliki tujuan dalam


pengimplementasian kebijakan K3 yang telah ditetapkan, diantaranya :

a. Menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat bagi tenaga kerja. Target
pada point ini adalah memperoleh Zero AccidentAward.
b. Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan OSHAS 18001:2007,
target dari point ini yaitu :
1) Peningkatan kompetensi karyawan
2) P2K3 dan Pelaporan kegiatan K3
3) Pemeriksaan dan Pemeliharaan peralatan
4) Audit SMK3
Upaya penerapan system K3 pada PT PJBUBJO&M Rembang meliputi:

a. Pengikutsertaan program Jamsostek


b. Menerapkan aturan-aturan atau standarisasi dalam menjalankan mesin
demi keamanan pekerja.
c. Penggunaan perlengkapan penunjangkeselamatankerja meliputi :
 Masker.

Gambar3.36Masker
83

 Helm kerja

Gambar3.37Safety Helmet

 Ear plug

Gambar3.38Ear plug

 Safety Shoes
83

Gambar3.38Safety Shoes

3.14 Manajemen Risiko


Manajemen Resiko adalah pendekatan yang menyearahkan resources
kepada “manajemen” untuk mengelola berbagai ketidakpastian dalam mencapai
tujuan bisnisnya. Klasifikasi Resiko meliputi resiko keuangan, resiko operasi,
resiko strategis dan resiko eksternalitas. Hal-hal yang dikelola Manajemen Resiko
yaitu fanatisme pelanggan dan incompetence SDM.
Pengelolaan Risiko yang dilakukan PJB merupakan keharusan akibat dari
perubahan lingkungan usaha yang merupakan bagian dari Tata Kelola Perusahaan
yang baik (lihat GCG), Pengelolaan Risikodi PJB masih dalam proses yang terus
disempurnakan, PJB membentuk organisasi structural dibawah Dirut yang
bertanggung jawab menyusun Kebijakan dan Pembinaan Risiko.
Yang dikelola oleh Manajemen Risiko adalah hal-hal yang dapat
mengancam kelangsungan Perseroan seperti Fanatisme Pelanggan dan
Incompetence SDM. Didalam pengelolaan risiko prioritas pertama yaitu pada
fanatisme pelanggan (menjamin tetap menghasilkan revenue, peningkatan
availability dan efisiensi dan masukan untuk review kebijakan O&M) dan
incompetence SDM.
BAB IV

PEMELIHARAAN MILL (PULVULIZER)

4.1 Uraian Umum Mill (PULVULIZER) PLTU Rembang


Pulverizer atau mill adalah alat yang dipergunakan untuk menghancurkan /
mengeliling batubara menjadi butiran halus (powder), butiran halus yang nantinya
akan dipergunakan sebagai bahan bakar pembakaran di dalam ruang bakar.
Tujuan menggiling batubara adalah membuat luas permukaan bubuk batubara
menjadi kecil, sehingga dalam proses pembakaran antara batubara dan udara lebih
homogen dan pembakaran menjadi lebih sempurna.
Pada PT PJB PLTU Rembang dalam 1 unit menggunakan 5 Pulverizer/Mill,
dimana 4 buah mill dioperasikan dan yang 1 standby sebagai cadangan disaat
salah satu mill trouble dan lain-lain. Pada mill ini terdapat 1 lubang input dan 4
lubang output. Lubang input untuk memasukan batubara yang masih kasar/
berupa batuan krikil untuk dihaluskan, bagian input terhubung langsung dengan
pulverizer/mill. Lubang output yaitu untuk meneruskan batubara halus hasil
penggerusan kedalam ruang bakar boiler. Bagian bawah samping mill terhubung
dengan primary air fan, yang berfungsi sebagai alat transportasi batubara dari mill
ke ruang bakar, dengan cara mentransport batubara halus tersebut mencapai
bagian ruang bakar boiler. Pada mill terdapat motor yang menggerakan grinding
roll, untunk menggerus batubara.

81
83

4.2 Jenis Dan Kontruksi


Penggiling dari jenis ini terdiri dari penggulung ( roller ) yang berputar pada
saat batubara yang beradadiatas grinding table berputar melewati grinding roll
(roller). Jenis yang lama mempunyai 2 roller, tetapi karena keluarannya perlu
ditingkatkan, maka jumlah roller ditambahkan menjadi 3. Keluaran penggilingan
ini dapat mencapai 50ton/jam.
Roller pada mill tersebut ditahan spring dan diatur sedemikian rupa sehingga
roller dan grinding table tidak pernah kontak langsung antar logam dengan logam.
Sehingga, pembuangan pyrite dan sebagainya dalam batubara, dikeluarkan dari
grinding table melalui bagi sekop dan jatuh kedasar penggilingan. 2 buah scraper
dikaitkan dibagian luar dari meja penggilingan dan scraper ini menyapu dasar
penggilingan dari bahan-bahan yang tidak terpakai dan dikeluarkan keruang
pengeluaran, kemudian dalam jangka waktu tertentu, pintu keluaran dibuka untuk
mengeluarkan agar tidak terjadi overload didalam mill. Batubara yang tidak
tergiling (pyrite) akan jatuh kedalam ruang scraper yang akan disapu atau
dibersihkan oleh scraper dan akan dikeluarkan melalui lubang pembuangan yang
kemudian masuk kedalam box pyrite ( pyrite hopper)

4.3 Prinsip Kerja Pulverizer


Proses yang terjadi di dalam mill yaitu batubara masuk melalui lubang input
yang terhubung dengan pulverizer/mill, turun ke mill ke grinding table untuk
digerus, pulverizer/mill berfungsi untuk mengatur jumlah flow batubara yang
masuk ke dalam mill agar mill tidak mengalami overload. Setelah digerus
batubara yang tadinya berbentuk batu-batuan kecil berubah menjadi butiran halus,
butiran halus ini ditiupkan udara panas yang bertekanan dari bagian bawah
pulverizer menggunakan bantuan PAF sehingga butiran tersebut naik/terbang
menuju classifier. Classifier ini menjamin bahwa hanya partikel-partikel yang
halus saja yang diizinkan melewati outlet. Partikel yang besar dikembalikan ke
meja untuk digilas ulang dan sebagian keluar menjadi pyrites. Dari classifier pada
bagian outlet pulverizer kemudian batubara halus tersebut menuju ruang bakar
bersama udara sebagai bahan utama pembakaran pada boiler.Syarat udara panas
83

dari PAF yang masuk ke pulverizer antara 66-82 ͦc, ini bertujuan untuk mengatur
temperatur outlet pulverizer, karena bila temperatur terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kebakaran pada pulverizer. Jumlah udara dari PAF juga harus
mencukupi untuk membawa batubara halus dari pulverizer menuju ruang bakar
dengan kecepatan 23-27m/ detik, agar pipa selalu bersih dan tidak plug. Udara
yang melewati

4.4 Komponen Pulverizer

Gambar 4.1 Komponen Pulverizer


a. Bowl
Bowl berbentuk seperti piring besar dengan gerakannya berputar
sebagai dasar untuk menggiling batubara bersama grinding roll yang
berada diatasnya yang ikut berputar.-
b. Grinding Roll
Adalah roda besar yang terbuat dari logam yang berfungsi untuk
menggerus / menggiling batubara diatas bowl dan berputar mengikuti
bowl. Clearance antara grinding roll dan bowl sekitar 1/8 inchi atau
3,175 mm.
c. Motor Pulverizer
83

Berfungsi untuk memutar bowl melalui gigi reduksi dari planetary


gear box.
d. Planetary Gear Box
Berfungsi untuk mentransfer tenaga putar motor ke bowl.
e. Millside
Adalah peralatan dan area dibawah bowl dimana udara PAF
masuk, dan untuk menampung batubara atau material yang reject dari
mill dan jatuh ke bottom liner yang dilengkapi scraper untuk
membersikan.
f. Scraper
Untuk membersikan tumpahan batubara sisa (pyrites) dari mill.
g. Vane Wheel
Untuk pemerataan distribusi udara dari millside melalui mill dan
terus ke atas menuju classifier, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pembagian batuabara.
h. Classifier
Letaknya pada bagian atas pulverizer yang berfungsi untuk
memisahkan antara batubara halus dan kasar yaitu dengan cara batubara
halus langsung naik ke outlet dan menuju ruang bakar. sedangkan
batubara kasar akan jatuh kembali ke mill untuk ikut tergiling lagi.
Classifier ini terdiri dari deflector vane yang dapat disetel / disetting
untuk mendapatkan tingkat kehalusan (Finenes) sesuai yang
diharapkan.
i. Gate Discharger Valve
Berfungsi untuk mengisolasi atau membatasi pada waktu
pulverizer tidak beroperasi, dengan maksud agar jangan sampai ada gas
panas dari ruang bakar pulverizer/mill.
j. Coal Pipe Orifices
Dipasang di atas discharge pulverizer pada pipa batubara dari
pulverizer yang menuju ruang bakar. Fungsinya untuk menyamakan
aliran campuran batubara dan udara dari pulverizer ke rang bakar,
83

mengingat panjang pipa yang menuju empat sudut ruang bakar


panjangnya tidak sama demikian pula banyaknya belokan juga berbeda
satu sama lain. Lubang Orifice tiap pipa tidak sama tergantung panjang
pipa dan ukurannya. Orifice harus di ripair lubangnya telah aus dan
melebihi 10% dari lubang standarnya.

4.5 Pemeliharaan Mill (pulvelizer)


Mill (pulvelizer) merupakan komponen utama di dalam suatu Pembangkit
Listrik Tenaga Uap yang perlu dipelihara dengan baik, karena pemeliharaan
merupakan salah satu faktor yang menentukan keandalan, safety, efisiensi dan life
time. Karena itu masalah pemeliharaan harus mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh baik dalam segi pengorganisasian, perencanaan, maupun
pelaksanaannya.
Akan lebih baik apabila telah dimiliki buku pedoman standard untuk
pemeliharaan Mill (pulvelizer), sehingga didalam merencanakan, pemeliharaan
dapat digunakan untuk mempersiapkan tenaga kerja, peralatan, spare
parts/material serta waktu yang diperlukan.
Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya turbin uap
dipelihara secara periodik atau Time Based Maintenance(Pemeliharaan
berdasarkan jam operasi), sehingga setelah turbin uap tersebut sudah
beroperasidalam jangka waktu operasi tertentu, harus dilakukan pemeriksaan,
perbaikan, atau penggantian pada komponen-komponennya.
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based Maintenance
tersebut diatas akan di tunjang oleh Condition Based Maintenance (Pemeliharaan
berdasarkan kondisi) dengan cara memonitor kondisi turbin uap secara terus
menerus dan melakukan koreksi/perbaikan apabila diperlukan.

4.6 Petunjuk Umum Pelaksanaan Pemeliharaan mill (pulvelizer)


Secara umum, urutan kegiatan pemeliharaan spesifik meliputi hal-hal sbb:

o Identifikasi Permasalahan
83

o Mengumpulkan Data-data

o Merencanakan: Alat-alat Kerja dan Keselamatan, Part / Material,


Rencana Pekerjaan (Scheduling), Referensi seperti: Wiring
Diagram, P & ID Diagram, Logic Diagram, Standard Setting,
Prosedur / Instruksi Kerja, dll.

o Melakukan kegiatan pemeliharaan yang diperlukan:

 Pembongkaran (Dismantling)

 Pemasangan Kembali (Re-Assembling)

 Pengukuran, Pengujian dan Adjustment

o Evaluasi dan Pelaporan

4.7 Identifikasi Permasalahan


Untuk melakukan Identifikasi Permasalahan pada mill, lakukan langkah-
langkah sbb :

a. Periksa Catatan Awal Pemeliharaan (Work Order dari Operator,


atau laporan pemeriksaan oleh petugas pemeliharaan).

b. Dari catatan, simpulkan pada grup fungsi mana permasalahan


terjadi

4.8 Mengumpulkan Data

a. Catat / Print Out Alarm atau Event Log beserta kode-kode identifikasi dari
fabrikan yang muncul pada Human Machine Interface atau indikator
lainnya.

b. Catat proteksi yang kerja

c. Catat peralatan-peralatan pada grup fungsi terkait yang abnormal


83

d. Catat langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh operator: tindakan reset,


dll.

4.9 Merencanakan Pekerjaan

a. Rencanakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan beserta kompetensinya.


b. Rencanakan Alat-alat yang meliputi alat-alat kerja (spesifik menurut
bidang masing-masing: mesin, listrik, kontrol & instrument) dan alat-alat
keselamatan: Helm, Safety Shoes, dll
c. Rencanakan Part / Material yang diperlukan
d. Rencanakan dokumen-dokumen referensi:

 Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Mesin: P & ID, Standard


Setting, Instruksi Kerja, Lembar Pengujian

 Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Listrik: Electrical Wiring


Diagram, Standard Setting, Instruksi Kerja, Lembar Pengujian

 Dokumen Wajib untuk Pemeliharaan Kontrol & Instrumen: P &


ID, Logic Diagram, Standard Setting, Instruksi Kerja, Lembar
Pengujian.

4.10 Pelaksanaan Pemeliharaan Mill (pulvelizer)

a. Lakukan Pengukuran awal pada peralatan berdasarkan data-data yang


telah dikumpulkan (WO, Catatan Pemeliharaan) dengan berpedoman
pada Instruksi Kerja yang berlaku, Standard Setting. Catat dalam Lembar
Pengukuran/Pengujian
b. Berikan kesimpulan atas hasil pengukuran
c. Lakukan Perbaikan atau Dismantling, Reassembling jika diperlukan
berdasarkan petunjuk fabrikan.
d. Lakukan Pengukuran/Pengujian, Adjustment untuk menyatakan kelaikan
operasi.
83

4.11 Evaluasi dan Pelaporan

Mencakup: kesimpulan hasil pekerjaan dan pengujian/pengukuran akhir


(acceptable / not acceptable), item-item yang tertunda (pending item),
rekomendasi, dll.

Tabel 4.1 Format Pelaporan Pemeliharaan Mill (Pulverizer)

NAMA SUPERVISI : UNIT:

JABATAN TEKNISI DALAM PEKERJAAN :

TOTAL WAKTU DALAM PENGAWASAN : TANGGAL :


JAM/HARI

DESKRIPSI PEKERAN:

GAMBAR/SINGLE LINE DIAGRAM PERALATAN/SYSTEM

CATATAN PENGAMATAN
DESKRIPSI PERALATAN
JUMLAH LOKASI
83

PENGOPERASIAN PERALATAN/SYSTEM:

NO. LANGKAH-LANGKAH

PERSIAPAN :

PEMBONGKA NO. LANGKAH-LANGKAH


83

RAN DAN
PEMERIKSAA
N GANGGUAN/
KERUSAKAN

NO. LANGKAH-LANGKAH

PEMASANGAN
83

PELAPORAN PEKERJAAN TEKNISI:

TEKNISI PEMELIHARAAN: SUPERVISI:


83

4.12 Pemeliharaan mill (pulverizer)

a. Preventive Maintenance.
Untukmenjaga keandalan dan unjuk kerja mill (pulverizer).perlu
dilakukan langkah-langkag pemeliharaan yaitu dengan pengecekan/patrol
check secara berkala dan rutin dilakukan dengan periode tiap 28 day
untuk 1 unit PLTU, adapun point pengecekan meliputi beberapa part
diantaranya:
a) Pertambahan grease pada bagian- bagian yang perlu diberi grease.
b) Menambah minyak pelumas ke dalam tangki apabila terjadi
pengurangan.
c) Memeriksa minyak pelumas melalui level sighglass.
d) Mengencangkan baut-baut yang longgar.
e) Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal dan line pipe.

Pelaksanaan Preventive maintenance dilakukan oleh 2 orang yang


terdiri dari 1 orang yunior teknisi dan 1 orang tenaga bantu (helper).
Untuk menyelesaikan pengecekan 5 mill (pulverizer) diperlukan waktu
sekitar 5 jam. Di bawah ini contoh formulir Preventive Maintenance
yang dijalankan bidang pemeliharaan untuk menjaga kesiapan dan
keandalan mill (pulverizer).
83
83

b. Corrective Maintenance
Seiring berjalannya waktu, mill (pulverizer) yang beroperasi berulang-
ulang sesuai dengan kebutuhan unit dalam rangka menjaga coal flow
batu bara mengalami beberapa permasalahan.
a. Batu bara yang digiling tidak maksimal
b. Flow mill (pulverizer) ke furnace tidak tercapai
83
83

4.13 Meningkatkan Keandalan mill (pulverizer) dengan Root Cause Failure


Analysis
RCFA adalah salah satu cara/metode untuk mencari akar penyebab
permasalahan yang terjadi pada peralatan, umumnya dilakukan pada peralatan
yang kerusakanya terjadi secara berulang atau kerusakan yang menyebabkan
terjadinya derating atau penurunan kemampuan produksi dari PLTU. Dari metode
RCFA ditemukan permasalam antara lain :

1. Batu bara banyak yang terbuang daripada yang tergiling.


Kondisi ini dikarenakan gap / jarak grinding roll dan bowl lebar ,
yang mengakibatkan penggilingan pada mill tidak dapat optimal.
A. Pencegahan dan penanggulangan adalah :
Perlu dilakukan inpeksi pada mill apa saja yang berpengaruh
terhadap permasalahan batu bara bnyak terbuang antara lain :
1. Cek gap bowl to griding
2. Adjust spring grinding
PIC : Mesin 1 Boiler, Operator Boiler &Engineering Component
Analyst
2. Coal flow pada mill berkurang.
Kondisi ini dkarenakan settingan clasifier tidak tepat , yang
mengakibatkan coal flow mill yang masuk kedalam furnace tidak
maksimal.
A. Pencegahan dan penanggulangan adalah :

Perlu dilakukan resetting terhadap clasifier dengan melihat


parameter di controle room .

PIC : Mesin 1 Boiler, Operator Boiler &Engineering Component


Analyst
83

Gambar 4.2 batu bara bnyak terbuang

Gambar 4.3 Resetting Clasifier


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Kerja praktek di PT. PJB PLTU REMBANG dan
melakukan pengamatan serta pengambilan data maka kami dapat menyimpulkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
 PT. PJB PLTU REMBANG adalah perusahaan pembangkit berkapasitas
630 MW. Air yang berasal dari laut di olah di WTP (water treatment plant)
di panaskan dalam boiler agar menjadi uap kering yang selanjutnya di
salurkan ke dalam turbin. Setelah turbin berputar maka gaya mekanik
tersebut disambungkan ke generator listrik. Listrik yang berasal dari
generator di salurkan ke terafo step up lalu listrik di distribusikan melalui
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dan tegangan listrik di turunkan
kembali sebelum di pakai oleh konsumen.
 Sistem perawatan pulverizer PT. PJB PLTU REMBANG
 Pemeliharaan rutin

Pemeliaraan dapat dilakukan ketika mill (pulverizer)beroperasi


dengan rencana dan waktu yang telah di tentukan harian,
mingguan, ataupun bulanan.

 Pemeliharaan Periodik

Pemeliharaan periodik dilakukan berdasarkan jam operasi


peralatan turbin (time based maintenance)

81
83

 Pemeliharaan Prediktif.

Pemeliharaan yang berdasarkan atas analisa dan evaluasi kondisi


operasi mesin dengan sasaran mengoptimalkan ketersediaan mesin
pembangkit dan biaya pemeliharaan.

5.2 Saran

Dari hasil Kerja praktek yang telah di lakukan di PT. PJB PLTU REMBANG
selama kurang lebih satu bulan, Penyusun mencoba menyarankan untuk :

 Mill (pulverizer) yang terdapat pada PLTU REMBANG sudah sangat


baik perawatannya, hal ini di buktikan dengan proses produksi yang
berjalan dengan lancar. Oleh karena itu untuk dapat terus menjaga
kualitas mill (pulverizer) maka diperlukan tenaga-tenaga ahli dalam
bidang perawatan mill (pulverizer) untuk memeliharanya.
 Untuk mendapatkan tenaga-tenaga ahli tersebut, dirasa sangat perlu
agar pihak perusahaan dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait
yaitu dunia pendidikan, khususnya dunia kampus, sehingga dari kerja
sama tersebut diharapkan terciptanya sumber daya manusia yang
kemudian siap untuk terjun langsung.
 Kerjasama yang dapat dilakukan dapat berupa seminar-seminar atau
pelatihan-pelatihan dimana pembicara atau pelatihnya diharapkan
berasal dari dunia industri, khususnya dunia permesinan sehingga para
peserta dapat lebih mengetahui keadaan sebenarnya dilapangan.
83

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar W., (1988), Turbin Penggerak Mula. Penerbit ITB, Bandung.

Shlyakin P., Steam Turbines, Theori and Design. Foreign Language House,
Moscow.

Stodola A., Steam and Gas Turbines, Vol.I, Mc. Graw Hill Book Company Inc.,
New York

Cengel A., etc (1989). Thermodynamics An Engineering Approach, Third Edition,


McGraw-Hill, United States of America.

Dietzel F., (1993). Turbin, Pompa dan Kompresor., Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://id.scribd.com/doc/52469339/Diktat-MKE-2-Mill(Pulvulizer)

http://id.scribd.com/doc/35705414/Teori-Dasar-Mill(Pulvulizer)

http://www.gatra.com/ekonomi/46-ekonomi/15957-Mill(Pulvulizer)-ge-untuk-
pasokan-listrik-kaltin

http://www.turbocare.com/frame7ea9_9ea_Mill(Pulvulizer).html

http://manung95.blogspot.com/2011/05/Mill(Pulvulizer).html

http://fuadmje.files.wordpress.com/2011/12/
83

LAMPIRAN
83

Anda mungkin juga menyukai