Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang
terhampar dari Sabang sampai Marauke, baik itu sumber alam daya yang berasal
dari laut, darat, maupun yang terkandung di dalam perut bumi yaitu berupa
minyak dan gas bumi yang terjadi akibat adanya pelapukan fosil dalam waktu
yang cukup lama. Sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi merupakan
sektor yang menjadi penyumbang utama dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Minyak bumi dan gas adalah sumber daya alam yang bernilai
ekonomis dan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia.
Teknologi canggih dan modern mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan suatu industri. Setiap industry tidak akan menghasilkan
suatu produk yang maksimal tanpa didukung oleh peralatan yang memadai.
Meskipun setiap industri telah berusaha untuk menghasilkan produk yang baik,
tetap saja mengalami kendala dalam pengoperasian maupun mengoperasikan
mesin produksi, hal ini dapat terjadi karena faktor alam, faktor peralatan yang
digunakan, maupun faktor manusia itu sendiri.
PT Pertamina adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi.
Di samping itu, Fungsi Reliability, Availability and Maintenance (RAM) PT.
Pertamina EP Asset I Field Rantau adalah salah satu bagian penting dari sistem
manajemen di PT. Pertamina EP Asset I Field Rantau, fungsi Reliability,
Availability and Maintenance (RAM) memiliki tugas utama yaitu menjaga dan
memelihara semua peralatan di dalam proses produksi minyak agar dapat berjalan
secara maksimal. Peralatan-peralatan yang menjadi perhatian antara lain adalah
peralatan-peralatan produksi, seperti Crude Oil Tank, Separator, Scrubber, dan

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 1
Header Manifold. Fungsi Reliability, Availability and Maintenance (RAM)
berperan di dalam pengadaan peralatan-peralatan produksi.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek (KP)


Sasaran dan tujuan umum dari penulisan ini diwujudkan untuk
pengembangan wawasan yang sesuai dengan topik yang di bahas berikut:
1. Mengetahui akan rangkaian proses produksi yang ada pada PT. Pertamina
EP Asset 1 Field Rantau
2. Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah di dapat saat kuliah jurusan
Teknik Mesin
3. Mengetahui fungsi dari peralatan-peralatan proses.
4. Memiliki keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan dan dapat
menambah pengalaman untuk terjun kelapangan industri.
5. Berlatih bekerja disiplin dan bertanggung jawab sebagai seorang pekerja.
6. Membina hubungan kerja sama yang baik antara Perusahaan dengan
jurusan Teknik Mesin

1.3 Batasan Masalah


pada penulisan laporan Kerja Praktek penulis hanya membatasi
permasalahan yakni hanya membahas dalam lingkup mengetahui efesiensi
pada salah satu main pump saja.
1.4 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari pelaksanaan kerja praktek antara lain :
Manfaat bagi mahasiswa
1. Sebagai salah satu syarat program menyelesaikan studi pada Program
Studi S1 Teknik Mesin Universitas Malikussaleh
2. Kerja praktek akan menjadi acuan pembelajaran secara nyata di lapangan
untuk berlaku secara profesionalitas yang sesuai etika engineer.
3. Dapat dijadikan sebagai data-data informasi bagi mahasiswa yang akan
melakukan tugas pra rancangan pabrik maupun penelitian.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 2
4. Mengetahui kondisi nyata suatu perusahaan industry dari segi management
yang di terapkan, kondisi fisik, teknologi yang di gunakan, kinerja para
karyawan serta proses produksi di industry.
5. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan keterampilan di bidang
teknik yang relevan dengan jurusan yang di tekuni.
6. Memperoleh kesempatan menimba ilmu di bidang industry minyak dan
gas

Manfaat bagi Lembaba Pendidikan


1. Untuk memperkenalkan FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH khususnya JURUSAN TEKNIK MESIN kepada
lingkungan masyarakat dan pihak perusahaan.
2. Terjalinnya hubungan kemitraan antara pihak Universitas Malikussaleh
khususnya Teknik Mesin dengan pihak PT Pertamina EP Asset 1 Field
Rantau sehingga memungkinkanya terjalin kerja sama antara kedua belah
pihak.
3. Mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan teknik
sesuai dengan perkembangan dunia industry.

Manfaat bagi industry atau perusahaan


1. Laporan Kerja Praktek dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau usulan
perbaikan seperlunya dalam pemecahan masalah-masalah yang terjadi di
perusahaan.
2. Dapat melihat keadaan perusahaan dari view point mahasiswa yang
melakukan kerja praktek pada perusahaan atau industry.
3. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di
bidang pendidikan.

1.5 Waktu dan Tempat


Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini, waktu yang di siapkan adala 1 bulan
terhitung mulai tanggal 17 Juli 2017 16 Agustus 2017. Kerja praktek
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh Page 3
berlangsung di PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau. Adapun jadwal
pelaksanaan kerja praktek yang telah di tetapkan adalah:

No.
J Hari Jam masuk Jam istirahat Jam keluar
1.
a Senin 07.00 WIB 12.15 13.00 WIB 16.00 WIB
d
2. Selasa 07.00 WIB 12.15 13.00 WIB 16.00 WIB
w
3. Rabu 07.00 WIB 12.15 13.00 WIB 16.00 WIB
a
4. Kamis 07.00 WIB 12.15 13.00 WIB 16.00 WIB
l
5. Jumat 07.00 WIB 12.15 13.00 WIB 16.00 WIB
6.
p Sabtu Libur
7.
p Minggu Libur
e
pelaksanaan kerja praktek PT Pertamina Ep Asset 1 Field Rantau

1.6 Metode pengumpulan data


Metode yang di gunakan penulis dalam mengumpulkan data antara lain :
1. Observasi, dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap
objek yang akan menjadi sasaran penelitian.
2. Wawancara, dengan cara mengadakan Tanya jawab langsung kepada
pihak-pihak berwenang dan bertanggung jawab dengan bidang yang di
teliti.
3. Studi kepustakaan, dengan cara mengumpulkan data skunder dengan
berbagai literature baik dari buku sumber maupun internet yang ada
kaitanya dengan pembahasan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau


Penemuan ladang minyak pertama di Indonesia di daerah konsesi
perkebunan Telaga Said dari Sultan Langkat, yang disebut dengan Telaga
Tunggal di daerah Pangkalan Brandan, yang ditemukan oleh AJ.Zijlker pada
tahun 1928.
Awal penemuan ladang minyak di daerah Aceh Timur dilakukan oleh
BPM (Bataafsche Petroleum Maatscappij) yaitu sebuah perusahaan Belanda,
yang melakukan pengeboran di daerah Rantau pada sumur R-1 bulan Desember
1928 pengeboran ini dilakukan hingga kedalaman 340 m, dan pada bulan
Februari 1929 pengeboran selesai dilakukan dengan produksi minyak sebesar 136
m3 /hari.
Keberhasilan pengeboran pada sumur R-1 kemudian dilanjutkan dengan
pengeboran kedua pada sumur R-2 yang selesai dilakukan pada bulan Mei 1929
dan menghasilkan minyak pada kedalaman 290 m sebanyak 105 m3/hari.
Selanjutnya dilakukan pengeboran pada sumur-sumur berikutnya, sehingga pada
masa BPM telah dilakukan pengeboran sumur minyak sebanyak 173 sumur.
Pada tahun 1954, pemerintah Indonesia menggabungkan lapangan-
lapangan minyak yang ada di Sumatera Utara (Langkat) dan Aceh (Aceh Timur)
di bawah satu perusahaan yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak
Sumatera Utara (TMSU), yang selanjutnya pada bulan Oktober 1957 menjadi PT.
ETMSU yang berkedudukan di Pangkalan Brandan, sedangkan lapangan-
lapangan minyak yang ada di daerah Aceh Timur ditempatkan di bawah
pengawasan Kepala Lapangan Eksplorasi dan Produksi Rantau. Pada tanggal
10 Desember 1957 PT. ETMSU berubah nama menjadi Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Nasional (PN. PERMINA).
Pada tahun 1960, melalui kerja sama dengan sebuah perusahaan swasta
Jepang, NOSODECO (North Sumatera Oil Development Company).

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 5
Disepakati peminjaman kredit US$ 53 juta dalam bentuk perlengkapan, mesin-
mesin produksi, material, bantuan teknik, dengan jangka waktu pembayaran
selama 10 tahun yang dibayar dengan minyak mentah. Dengan adanya bantuan
kredit ini maka PN. PERMINA melakukan rehabilitas terhadap sarana dan
prasarana produksi, serta pengembangan struktur-struktur migas yang baru.
Melalui kerjasama dengan NOSODECO tersebut, maka PN. PERMINA
berkembang dengan pesat dan produksi minyak di lapangan Rantau terus
meningkat, sehingga pada tahun 1971 produksi minyak mencapai 55.400 m3
(350.000 bopd). Dengan adanya peningkatan produksi tersebut, maka pada tahun
1972 lapangan Rantau dapat melaksanakan pembangunan dan perluasan
perumahan karyawan di komplek Rantau, Tanjung Seumentok, Serang Jaya dan
Pangkalan Susu, serta pembangunan fasilitas penunjang lainnya. Seiring dengan
meningkatkan produksi minyak, produksi gas juga mengalami peningkatan, jika
sebelumnya produksi gas langsung dibakar (flare) maka pada tahun 1966
dimulai pembangunan kilang Liquified Petroleum Gas (LPG Plant) di
komplek Rantau, yang beroperasi tahun 1969 dengan kapasitas produksi
sebesar 30.200 MMscfd LPG.
Pada tahun 1971, pemerintah mengeluarkan undang-undang nomor 8/1971
yang mengatur agar pengelolaan minyak dan gas bumi berada dibawah satu
BUMN yang bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
(PERTAMINA).
Seiring dengan kegiatan eksplorasi dan produksi migas yang terus
menerus, kapasitas produksi migas di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau
mulai mengalami penurunan akibat dari menurunnya produksi minyak pada
sumur-sumur yang menyemburkan minyak secara alami. Untuk meningkatkan
produksinya maka PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau mulai menggunakan
teknik sembur buatan dengan cara memasukkan gas (injeksi gas) ke dalam
sumur-sumur produksi, sehingga pada tahun 1985 di bangun Stasiun Kompresor
Tekanan Tinggi di Tanjung Seumentok untuk menaikkan tekanan gas injeksi.
Penurunan produksi juga terjadi pada produksi gas, sehingga jumlah gas yang

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 6
ada hanya mencukupi untuk injeksi sumur dan keperluan utilitas, sehingga pada
awal tahun 1998, LPG Plant ditutup.
PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau adalah perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas
bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, PT. Pertamina EP
Asset 1 Field Rantau juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang
secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi
merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas
PT. PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan
dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk
kemitraan, yakni Joint Operating Body (JOB) sebanyak tiga kontrak dan
Technical Assistance Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari
rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah
Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
WK Pertamina EP terbagi ke dalam 5 wilayah Asset, yakni Asset 1,
Asset 2, Asset 3, Asset 4 dan Asset 5. Seluruh operasi JOB dan TAC dikelola
dari kantor pusat sedangkan own operation dikelola di Asset masing-masing.
Operasi kelima Asset tersebut terbagi ke dalam 20 Field Area. Asset 1
meliputi Field Rantau, Pangkalan Susu Field, Lirik Field, Jambi Field, dan
Ramba Field. Asset 2 meliputi Prabumulih Field, Pendopo Field, Limau Field,
dan Adera Field. Asset 3 meliputi Subang Field, Jatibarang Field, dan Tambun
Field. Asset 4 meliputi Cepu Field dan Poleng Field. Asset 5 meliputi Sangata
Field, Sanga-Sanga Field, Tarakan Field, Bunyu Field, Sorong Field, dan
Tanjung Field.
Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha
yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek- proyek, antara lain
proyek pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan,
Gundih di Jawa Tengah, dan Matindok di Sulawesi.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 7
2.2 Uraian Proses Produksi
Secara garis besar kegiatan operasi yang berlangsung di PT. Pertamina EP
Asset 1 Field Rantau adalah pengeboran, eksplorasi, dan produksi sampai akhirnya
menjadi minyak mentah yang disalurkan ke Pangkalan Susu untuk pengapalan.
1. Eksplorasi
Masa eksplorasi merupakan suatu masa pencarian minyak mentah
berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu
metode geologi (geological method) dan metode geofisika (geophysical method).
a. Metode Geologi, terdiri atas :
1) Areal Mapping
2) Field Geological Method
3) Surface Geolocial Method
4) Palaentological Method
b. Metode Geofisika, terdiri atas :
1) Magnetic Method
2) Gravity Method
3) Seismic Method
2. Eksploitasi
PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau juga telah mengembangkan
keahlian teknis dan pengalaman dalam eksploitasi seperti: pengeboran sisipan,
kerja ulang, stimulasi, pembukaan kembali, reaktivasi sumur-sumur yang tidak
produktif, perbaikan fasilitas, percepatan pengembangan lapangan dan injeksi air.
Klasifikasi proses pengambilan minyak (Oil Recovery) yaitu :
a. Primary Recovey
Pada produksi awal suatu reservoir, produksi minyak dan gas bumi terjadi
dengan bantuan energi alamiah (natural flow) yaitu produksi yang terjadi
karena daya dorong tenaga alam dan atau dapat pula karena pengangkatan
buatan (artificial lift) atau dengan bantuan pompa.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 8
b. Secondary Recovery
Tekanan reservoir makin lama semakin rendah. Apabila tekanan
reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida masuk ke dalam
sumur produksi, maka saat itu sumur tersebut membutuhkan energi tambahan
salah satunya dengan injeksi Air (Water Injection/Water Flooding).
c. Tertiary Recovery
Terkadang primary dan secondary recovery tidak efektif lagi, padahal minyak
masih cukup banyak tergantung di dalam reservoir dan tersimpan di celah celah
batuan atau terikat pada batuan. Untuk melarutkan dan melepaskan
hidrokarbon dari ikatannya dengan batuan maka digunakan zat kimia yang biasa
digunakan antara lain polimer berat, surfactant, dan caustic.
Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir sudah
tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur harus ditutup (end of
Field / abandonment).
3. Produksi
Untuk produksi gas hasil pemisahan minyak bumi pada separator di setiap SP
masuk ke scrubber untuk dibersihkan dan kemudian dialirkan melalui jalur piping
yang kemudian tergabung dengan jalur pipa gas SP lainnya masuk ke manifold
HPCS (High Pressure Compressor Station). Dari HPCS ini gas kemudian ditekan dan
diinjeksikan kembali ke sumur-sumur injeksi gas. Dari 155 sumur (data produksi
tanggal 31 Desember 2014) yang ada di Field Rantau, jenis-jenis sumurnya antara
lain:
1. Sumur Gas Lift = sebanyak 8 sumur
2. Sumur Sembur Alam = sebanyak 6 sumur
3. Electrical Submersible Pump (ESP) = sebanyak 18 sumur
4. Sucker Rod Pump (SRP) = sebanyak 70 sumur
5.Sumur Gas = 6 Sumur
6. Sumur Injeksi = 47 Sumur

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 9
Proses pengolahan crude oil menjadi produk minyak mentah PT.
PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU terbagi ke dalam lima kompleks
proses. Kelima kompleks proses tersebut adalah :
1. Stasiun Pengumpul (SP)
2. Pusat Penampung Produksi (PPP)
3. High Pressure Compressor Station (HPCS)
4. Water Injection Plant (WIP)
5. Teknik Produksi.

2.2.1 Stasiun Pengumpul (SP)


Setelah fluida diproduksi dari sumur-sumur dalam satu area SP memakai
berbagai macam metode lifting, kemudian fluida dialirkan menuju ke SP. Di dalam
SP, fluida dari berbagai sumur dalam satu area masuk terlebih dahulu ke header
manifold. Setelah melewati header manifold kemudian fluida masuk ke separator
untuk dipisahkan berdasarkan fasanya menjadi liquid dan gas. Liquid lalu masuk ke
tanki crude oil yang kemudian dipompakan menuju ke PPP. Sedangkan untuk gas
setelah melewati separator akan masuk ke scrubber untuk dikeringkan. Gas hasil
proses pengeringan dan proses pemisahan dari cairan di scrubber ini akan masuk ke
suction kompresor kemudian dikompres lalu dialirkan ke HPCS melalui jalur flow
line gas.

2.2.1.1 Header Manifold


Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran
masuk ke header dan separator yang dikehendaki. Pemisahan berdasarkan tekanan
tersebut dilakukan dengan alat yang bernama manifold. Di dalam header manifold
juga dilengkapi alat pressure gauge untuk mengetahui tekanan aliran fluida.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 10
2.2.1.2 Separator
Separator adalah alat untuk memisahkan fluida menjadi gas dan liquid
berdasarkan berat jenisnya. Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan
fluida menjadi dua atau tiga fasa.

2.2.1.3 Scrubber
Pada dasarnya scrubber memiliki cara kerja yang sama dengan separator,
hanya saja secara teknis bisa dikatakan bahwa ada sedikit perbedaan antara Vertical
separator dan scrubber. Scrubber hanya beroperasi untuk dua fasa ( gas dan liquid ).

2.2.1.4 Tangki
Tangki adalah alat penampung crude oil. Dari tangki, crude oil ini di transfer
menggunakan pompa menuju PPP melalui jalur flow line. Di dalam tangki di SP tidak
ada pemisahan minyak dan air.
B
2.2.1.5 Pompa Transfer
Pompa yang digunakan untuk mentransfer liquid dari tangki di SP menuju
PPP melalui jalur flow line menggunakan pompa sentrifugal

2.2.1.6 Kompresor
Kompresor di tiap SP digunakan untuk mengkompres gas dari scrubber untuk
kemudian dialirkan menuju HPCS melalui jalur flow line gas. Kompresor adalah
mesin untuk memampatkan udara atau gas. Jenis kompresor perpindahan positif atau
reciprocating digunakan untuk menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang dihisap ke dalam silinder atau stator oleh torak
(kepala piston).

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 11
2.2.2 Pusat Penampung Produksi (PPP)
Liquid yang ditransfer menggunakan pompa transfer akan masuk ke tanki di
PPP. Sebelumnya liquid akan masuk ke header manifold. Kemudian masuk ke tanki
PPP. Di dalam tanki, liquid akan dipisahkan menjadi minyak dan air. Prinsip
pemisahannya yakni dengan gaya gravitasi sehingga minyak berada di atas fasa air
sehingga air ini dapat dipisahkan dari minyak. Kemudian air yang hasil pemisahan ini
akan ditransfer ke WIP untuk dilakukan proses penyaringan sebelum diinjeksikan ke
sumur injektor. Sedangkan minyak dipompa dan ditransfer melalui jalur trunk line
minyak menuju Pangkalan Susu untuk pengapalan.

2.2.3 High Pressure Compressor Station (HPCS)


Yang dipakai di HCPS adalah reciprocating compressor sebab untuk
mendapatkan tekanan gas yang tinggi sebelum diinjeksikan kembali ke dalam sumur-
sumur minyak. Gas dari tiap Stasiun Pengumpul (SP) dialirkan menggunakan gas
flow line menuju ke HPCS (High Pressure Compressor Station). Di dalam HPCS ini
proses yang terjadi adalah proses pemampatan gas yang menggunakan kompresor
high pressure yang berjenis reciprocating compressor.
Keluaran dari HPCS ini dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar
(fuel gas untuk power plant) dan bahan injeksi gas pada sumur minyak yang
menggunakan metode gas lifting. Penggunannya antara lain adalah : gas rumah
tangga / utilities (Steam Power House), injeksi SP I, IV, V, VII, VIII.

2.2.4 Water Injection Plant (WIP)


Water Injection Plant merupakan tempat untuk melakukan proses pengolahan
air yang ditransfer dari proses pemisahan minyak dan air di PPP sebelum diinjeksikan
ke sumur-sumur injector air. Di WIP ini air setelah dari PPP masuk ke tanki air. Dari
tanki air ini kemudian air dipompakan ke sand filter untuk dilakukan proses

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 12
penyaringan dari partikel-partikel pengotor. Partikel partikel ini dipisahkan
berdasarkan ukuran diameter partikel pengotornya oleh material yang ada di sand
filter. Dari sand filter, air hasil penyaringan ini akan dimasukkan ke tanki.
Selanjutnya air akan dipompakan menggunakan pompa booster untuk
meningkatkan tekanan untuk mengurangi head pompa sebelum masuk ke suction
pompa injeksi. Air kemudian dipompa dengan pompa injeksi dan diinjeksikan ke
sumur-sumur injector.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 13
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Teori Dasar Kompresor
Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara
bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut kemudian
disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada pemakai (sistem
pneumatik).Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan udara
bertekanan, ehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan.
Tabung udara bertekanan pada kompresor dilengkapi dengan katup pengaman, bila
tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara
otomatis. Untuk menunjang proses kerja dan keamanan maka setiap kompresor
dilengkapi komponen penunjang antara lain :
1. Check Valve
Check Valve berfungsi untuk mengatur aliran udara dari dalam selinder ke
dalam tangki atau dapat langsung digunakan ke luar sesuai kebutuhan.
2. Safety Valve
Safety Valve berfungsi untuk menjaga dan melepas tekanan lebih yang
terjadi di dalam tangki. Disamping melepas tekanan lebih juga berfungsi
untuk menekan tombol menjadi off sehingga motor listrik mati.
3. Regulator (Pressure Adjustable)
Regulator (Pressure Adjustable) berfungsi untuk mengatur tekanan udara
yang dapat dikeluarkan dari dalam tanki.
4. Pressure Gauge
Pressure Gauge berfungsi untuk menunjukkan tekanan udara yang sedang
dialirkan keluar melalui pipa penghubung.
5. Compressed air supply
Compressed air supply berfungsi sebagai pipa/selang untuk menyalurkan
udara bertekanan ke tujuan sesuai kebutuhan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 14
6. Fan
Fan berfungsi sebagai pedingin dengan jalan meniup udara ke sekeliling
dinding kompresor.
7. Air filter
Air filter berfungsi untuk menyaring udara supaya udara yang masuk ke
dalam selinder bebas dari debu atau kotoran.
8. Cooling Fins
Cooling Fins berfungsi sebagai sirip pendingin kepala kompresor.
9. Motor And Body Hausing
Motor And Body Hausing berfungsi sebagai dudukan dan pelindung
komponen kompresor dan motor penggerak.
3.2. Klasifikasi Kompresor
Secara garis besar computer dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement compressor dan Dynamic compressor (Turbo). Positive
Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
compressor (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector. Kompresor Positive
Displacement adalah kompresor yang menghasilkan udara bertekanan tinggi dengan
jalan menurunkan besar volume. Kompresor dinamik adalah kompresor yang
menggunakan impeller atau vane berputar untuk meningkatkan kecepatan dan
pressure dari fluida (gas). Kompresor ini menghasilkan udara kompresor yang besar
pada tekanan rendah.
3.3. Komponen Kompresor
1. Kerangka (frame)
Kerangka (frame) Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh
beban dan berfungsi juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros
engkol, silinder dan tempat penampungan minyak pelumas.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 15
Gambar 1. Karangka Kompresor

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 16

Anda mungkin juga menyukai