Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN MAGANG PROGRAM KAMPUS MERDEKA PADA

PT WIRATACO MITRA MULIA ACEH BARAT DI PROYEK

PENINGKATAN JALAN KECAMATAN DARUL MAKMUR

KABUPATEN NAGAN RAYA

DISUSUN OLEH:

NAMA: ISMAIL

NIM : 1905903020069

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI


TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan dan mengerjakan laporan
Magang ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi sebagian dari
syarat-syarat kurikulum jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar dalam
menjalankan program Kampus Merdeka untuk mendapatkan gelar Sarjana.
Laporan Magang ini disusun berdasarkan hasil kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
selama magang. Adapun kegiatan Magang ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada
tanggal 27 Juli 2022 – 27 Januari 2023.
Selama menyusun dan mengerjakan laporan Magang ini penulis mendapat banyak
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Rektor Universitas Teuku Umar.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Isya, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Teuku Umar.
3. Ibu Dr. Ir Astiah Amir, ST., MT. Selaku dosen pembimbing lapangan dan
pembimbing laporan Magang yang sudah membantu serta menjadi pembimbing
dalam penyusunan laporan Magang dan pelaksanan Magang.
4. Ibu Veranita, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing yang sudah membantu serta
menjadi pembimbing dalam penyusunan Artikel Ilmiah.
5. Bapak Ilham Purnama, ST. Selaku Supervisor yang telah mengarahkan selama
pelaksanakan Magang pada Proyek peningkatan Konstruksi Jalan di kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
6. Orangtua yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menyusun laporan
Magang ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Universitas teuku umar yang telah memberikan ilmu
bermanfaat sehingga dapat membantu penulis dalam menerapkan ilmunya ketika
melaksanakan magang
8. Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritikan pada penulis yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil 2019 Universitas Teuku
Umar yang banyak membantu penulis dalam membuat laporang Magang
Akhir kata penulis menyadari dalam menyusun dan membuat laporan ini masih
jauh dari kata sempurna, Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya sumbang saran
yang dapat bermanfaat bagi penulis untuk memperbaiki laporan ini di waktu yang
akan datang

Meulaboh, 27 Desember 2022


Penulis

Ismail
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Teuku Umar sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi


negeri di Aceh Barat dengan visi, misi, tujuan dan sasaran: “Menjadi sumber
inspirasi dan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
bisnis disektor industri berbasis agro-and marine industry di tingkat regional
(2025), nasional (2040), dan internasional (2060) melalui riset yang inovatif,
kreatif dan berdaya saing tinggi”. Berdasarkan visi dan misi tersebut salah satu
caranya adalah dengan melaksanakan program kampus merdeka yaitu
melaksanakan kegiatan magang di PT Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh
Barat Dan Kawasan Jalan Lingkar Ibukota Seuneuam Kecamatan Darul makmur
Kabupaten Nagan Raya.

Magang merupakan salah satu program kampus merdeka yang


memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bebas memilih antara praktik
lapangan dengan magang 1-2 semester dengan bobot mata kuliah 20 (dua puluh)
sks. Dengan waktu yang lama tersebut program magang ini dapat memberikan
pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa, siap bersaing dan siap kerja.

Magang merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara


langsung di dunia kerja yang dapat menambah wawasan serta meningkatkan
kualitas mahasiswa melalui pengalaman yang didapatkan, baik itu berupa
hardskills maupun berupa soft skills. Pelaksanaan kegiatan magang bagi
mahasiswa juga dapat meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab serta untuk
melatih mahasiswa agar dapat berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah
dalam pekerjaannya.

PT Wirataco Mitra Mulia Aceh Barat perusahaan yang bergerak dalam


media informasi bisnis,promosi,komunitas untuk industri konstruksi serta industri
pendukung nya memiliki tugas dalam membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan di bidang perumahan, bangunan gedung, jalan dan sanimas
yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantu yang diberikan kepada Kabupaten. Oleh
karenanya PT Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh Barat telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang ditempatnya, sehingga
penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kerja yang tidak diperoleh
didalam bangku perkuliahan.

Magang yang dilakasanakan di kantor PT Wirataco Mitra Mulia


Kabupaten Aceh Barat memiliki berbagai macam kegiatan mulai dari
perencanaan teknis, pengawasan, pengecekan mutu pekerjaan sampai dengan
kegiatan administrasi proyek.

1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka perumusan
masalah pada laporan ini adalah:
1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan magang itu?
2. Apa saja hambatan dalam proses pelaksanaan kegiatan magang?
3. Bagaimana solusi dalam mengatasi hambatan dan kendala dalam proses
pelaksanaan magang?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Magang ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat membandingkan konsep teori dengan implementasi
dilapangan.
2. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan dari program MBKM yang
diselenggarakan oleh Universitas Teuku Umar (UTU).
3. Memberikan pengalaman pribadi bagi penulis seputar dunia kerja.
4. Meningkatkan sikap tanggung jawab, disiplin dan etos kerja yang baik
agar siap nantinya menghadapi dunia kerja nyata.
5. Melatih kemapuan softskill dan hardskill yang tidak bisa di jangkau saat
proses perkuliahan.
6. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja khususnya di
PT Wirataco Mitra Mulia Aceh Barat yang bergerak dalam bidang ilmu
teknik sipil.
1.4 Metodologi/ Langkah Kerja
Adapun rincian tahapan kegiatan magang adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mahasiswa melakukan pendaftaran program magang
dengan melengkapi syarat dan berkas pendaftaran yang diminta. Setelah
melakukan pendaftaran dan mahasiwa dinyatakan lolos secara administrasi,
mahasiswa akan mengikuti program pembekalan mahasiswa magang yaitu
program orientasi peserta magang selama masa tertentu dengan tujuan
mempersiapkan peserta magang agar memiliki bekal yang cukup dalam
melaksanakan kegiatan.

2. Pelaksanaan
Penerjunan mahasiswa ke lokasi magang - diatur sesuai jadwal yang sudah
disusun. Pelaksanaan magang selama 1 semester dengan lokasi magang yang
sudah ditentukan oleh mahasiswa.
Dalam kegiatan magang mahasiswa di bimbing oleh 3 supevisor
(supervisor lapangan, Dosen Pembimbingan Lapangan, dan Dosen Penulisan
Karya Ilmiah). Pelaksanaan seminar artikel ilmiah dilakukan setelah
pelaksanaan magang. Seminar artikel ilmiah di bagi menjadi 2 yaitu: di lokasi
magang Penelaah/penguji untuk seminar artikel ilmiah terdiri dari Dosen
Pembimbing Lapangan dan Supervisor Mitra dan di Prodi masing-masing
Penelaah/penguji di tentukan oleh ketua program studi. Selain itu dalam
pelaksanaan magang terdapat kegiatan monitoring pelaksanaan. Kegiatan
monitoring termasuk dalam tugas bimbingan dan berfungsi sebagai alat kontrol
agar mahasiswa melakukan tugasnya sejalan dengan perencanaan dan sesuai
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan magang

Tabel 1.1 Jam Dinas di Proyek Konstruksi Peningkatan Jalan


Kecamatan Darul Makmur
Hari kerja Jam kerja Jam istirahat
Sabtu S/D Kamis 08:00-18:00 WIB 12:00-13:00 WIB
Jumat Libur Libur
3. Pelaporan
Setiap mahasiswa peserta magang UTU wajib membuat laporan sesuai
dengan jenis laporan yang ditentukan. Untuk mempermudah penyusunan, telah
disediakan form yang diperlukan. Hal ini perlu dilakukan secara tertib dan disiplin
dalam pengisian form laporan yang ada dengan bimbingan dan arahan dosen
magang.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA

2.1 Profil PT Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh Barat


2.1.1 Sejarah
PT Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh Barat, merupakan suatu
perusahaan yang melaksanakan kegiatan dibidang Pelaksana Teknis Proyek
Konstruksi Pemerintahan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Aceh
Barat Nomor 59 Tahun 2004 termasuk dengan Perusahaan Lainnya di Kabupaten
Aceh Barat. Namun dengan perubahan dinamika masyarakat yang terus
berkembang, diperlukan adanya Lembaga Pemerintah yang lebih khusus
menangani bidang tertentu.

2.1.2 Fungsi Perusahaan Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh Barat


Beberapa fungsi Perusahaan Wirataco Mitra Mulia Kabupaten Aceh
Barat adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan proyek pembangunan
2. Penyusunan rencana kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;
3. Menyiapkan kebijakan umum daerah dibidang perumahan rakyat dan
kawasan permukiman;
4. Menetapkan kebijakan teknis di bidang perumahan dan kawasan
permukiman sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati;
5. Melaksanakan penertiban dan Rekomendasi Izin mendirikan Bangunan
(IMB);
6. Melaksanakan Kerja Sama dengan Instansi dan Organisasi lain yang
menyangkut Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
7. Membina bawahan dalam pencapaian program Dinas;
8. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsi (TUPOKSI); dan
9. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati;

2.1.3 Geografi dan Lokasi Magang


Kantor Perusahaan Wirataco Mitra Mulia yang bertempat di Jalan Teuku
Umar no 100, desa Ujong Kalak,Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh
Barat, Provinsi Aceh.

Gambar 2.1 Peta Lokasi


(Sumber: Google)
Kabupaten Aceh Barat adalah sebuah kabupaten di Provinsi Aceh,
Indonesia dengan luas total. Ibu kotanya Meulaboh, yang berjarak sekitar
238 km atau 5 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan
UU Nomor 7 Tahun 1956.
Kabupaten Aceh Barat memiliki 12 kecamatan dan 322 gampong dengan
kode pos 23615-23682 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh
Aceh). Per tahun 2021 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 200.579 (dari
penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 5.331.124) yang terdiri atas
101.443 pria dan 99.136 wanita (rasio 2307). Dengan luas daerah 2.927,95 km2

(dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk
di wilayah ini adalah 68 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 72,18 jiwa/km²).
Pada tahun 2021, Kabupaten Nagan Raya memiliki luas 2.927,95 km² dengan
jumlah penduduk 200,579 jiwa.
2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Wirataco Mitra Mulia


(Sumber: PT Wirataco Mitra Mulia)

2.3 Identifikasi Masalah


2.3.1 Kasus 1 (Proyek Lanjutan Peningkatan Jalan Limgkar Ibukota Seuneuam
Kecamatan Darul Makmur)
Salah satu tinjauan lapangan penulis adalah pada Proyek Lanjutan
Peningkatan Jalan Limgkar Ibukota Seuneuam Kecamatan Darul Makmur,
Kabupaten Nagan Raya. pekerjaannya meliputi pekerjaan Existing, Base B, Base
A dan Urpil Bahu.

Gambar 2.3 Lokasi Proyek Konstruksi Jalan


(Sumber: Google)

Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang


menyebabkan terhambatnya kemajuaan proyek tersebut. Masalah – masalah yang
ada dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Faktor perencanaan dan pengukuran ketinggian muka jalan kurang akurat.


2. Faktor pelaksanaan
3. Cuaca yang kurang mendukung, yaitu hujan yang datang tidak menentu
waktunya
4. Faktor keselamatan kerja.

2.3.2 Kasus 2 (Proyek Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan (Tarong


Ijo)
Tinjauan lapangan penulis selanjutnya adalah pada Proyek
Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan (Tarong Ijo) di Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang
menyebabkan terhambatnya kemajuaan proyek tersebut. Masalah – masalah yang
ada dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Faktor perencanaan dan pengukuran ketinggian muka jalan kurang akurat.


2. Faktor Pelaksanaan.
3. Cuaca yang kurang mendukung, yaitu hujan yang datang tidak menentu
waktunya
4. Faktor keselamatan kerja.

Gambar 2.4 Lokasi Proyek Jalan Tarong Ijo


(Sumber: Google)
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

3.1 Kegiatan Penanganan Masalah


3.1.1Kajian Kasus 1 (Proyek Lanjutan Peningkatan Jalan Lingkar Ibukota
Seuneuam Kecamatan Darul Makmur)
A. Data Umum Lapangan
1. Nama Paket : Peningkatan Jalan Lingkar Ibu kota Seuneuam Kecamatan
Darul Makmur

2. Nomor Kontrak : 620/008/SP/DOKA/DPUPR-NR/2022

3. Nilai Kontrak : Rp. 2.978.188.000,-(Dua Milyar Sembilan Ratus Tujuh puluh

juta Seratus Delapan Puluh Delapan Ribu Rupiah).

4. Lokasi : Kabupaten Nagan Raya

5. Perencana : CV.TRISAGOE DESIGN CONSULTANT

6. Pelaksana : CV. TAKUSANGKA JAYA

7. Pengawas : CV. TRIPA KARYA CIPTA.


8. Tanggal Kontrak :15 Juli 2022 – 30 November 2022

9. Sumber Dana : DOKA 2022

10. Tahun Anggaran : 2022

B. Pelaksanaan Pekerjaan

Setelah SPK ditandatangani, kontraktor mengadakan pekerjaan persiapan


yang terdiri dari survey lapangan, pengukuran dan pemasangan patok,pembuatan
papan plang kegiatan pekerjaan,mobilisasi alat

Proyek peningkatan jalan lingkar Ibukota Seuneuam merupakan proyek


program Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nagan
Raya yang berguna untuk memberi kenyamanan dan keamanan pengendara
kendaraan bermotor di Kecamatan Darul Makmur.
C. Pekerjaan Persiapan

Berikut adalah hal-hal yang terdapat di dalam pekerjaan persiapan pada


proyek lanjutan peningkatan jalan lingkar ibukota seuneuam kecamatan darul
makmur kabupaten nagan raya.

a.Survey Lapangan

Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna


Mengetahui Tentang kemungkinan adanya kendala-kendala diproyek yang akan
Dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka diperlukan nya survey lapangan terlebih
dahulu untuk mengetahui kondisi suatu jalan yang akan dibangun.

Gambar 3.1 Pekerjaan Survey Lapangan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

b. Pekerjaan Pengkuran Dan Pemasangan Patok

Setelah survey lapangan di lakukan maka pekerjaan selanjutnya adalah


Pengukuran ketinggian muka jalan serta pemasangan patok, Pengukuran
ketinggian muka jalan ini di lakukan menggunakan alat teodholit di ukur setiap 25
meter sepanjang badan jalan yang akan di bangun.
Gambar 3.2 Proses Pekerjaan Pengukuran ketinggian muka jalan
(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Pekerjaan pengukuran ketinggian muka jalan di lakukan di atas badan


jalan yang telah di striping atau di bersihkan. Setelah di lakukan pengukuran muka
jalan lalu di pasang patok di sebelah kiri dan kanan badan jalan dengan jarak 6,8
meter pekerjaan ini di lakukan setiap 25 meter sepanjang badan jalan, setelah di
dapat hasil ketinggian muka jalan langkah selanjutnya adalah pengukuran dan
pengecatan lapisan base a dengan ketebalan lapisan 15 cm lalu diberikan tanda
hurup a dan di cat menggunakan cat kaleng warna putih dan lapisan base b dengan
ketebalan 20 cm diberi tanda hurup b lalu di cat juga dengan warna merah pada
setiap patok.
Gambar 3.3 Proses Pekerjaan pengecatan lapisan base a dan b

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

c. Pembuatan papan plang kegiatan pekerjaan

Papan plang kegiatan bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat


agar mengetahui nama kegiatan proyek yang sedang berlangsung Papan nama
proyek berfungsi sebagai komponen pelengkap suatu pekerjaan dan menjadi
identitas ekstitensi proyek itu sendiri. Isi dari Papan nama proyek adalah nama
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, biaya,
konsultan pelaksana dan konsultan pengawas, volume. Berikut ini adalah data
umum proyek peningkatan jalan lingkar ibukota seuneuam kecamatan darul
makmur.
Gambar 3.4 papan plang proyek

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

c. Mobilisasi alat

Pekerjaan mobilisasi akan segera dilakukan, setelah surat perintah kerja


di terbit, pada pekerjaan mobilisasi ini, akan di lakukan mobilisasi peralatan,
tenaga kerja, alat berat serta kebutuhan lainnya yang di perlukan guna menunjang
kelancaran pekerjaan. Adapun alat yang di mobilisasi ke pekerjaan jalan ini yaitu :

1. Dump Truck

Dump Truck merupakan alat berat yang sering digunakan dalam


pekerjaan konstruksi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi alat berat ini untuk
mengangkut material yang di butuhkan di dalam proyek ini seperti aggregat urpil,
aggregat kelas a dan b , tanah timbunan dan lain-lain.

2 Water Tank Truck

Water tank truck adalah alat pengangkut air untuk proses pemadatan, air
tersebut ada yang dimasukkan kedalam roda tandem roller pada saat pemadatan,
ada yang langsung disiram di badan jalan yang akan dipadatkan.

Gambar 3.5 water tank truck

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)


3.Motor Grader

Motor grader merupakan alat berat paling penting dalam konstruksi jalan
yang di laksanakan oleh PT Wirataco Mitra Mulia, Fungsi dari motor grader ini
dalam proyek tersebut adalah pembersihan lahan, penyiapa badan jalan
penghamparan timbunan lapisan.

Gambar 3.6 Motor Grader

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

4. Vibration roller

Vibrator roller merupakan alat berat yang di gunakan untuk menggilas,


memadatkan hasil timbunan sehingga kepadatan lapisan lebih sempurna.
Gambar 3.7 Vibration Roller

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

d. Pekerjaan Clearing dan Grubbing (pembersihan lahan)

Setelah di lakukan pematokan dan pengukuran ulang maka selanjutnya


pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari
akar-akar pohon dan batu-batuan pekerjaan ini di lakukan menggunakan alat berat
motor grader.

Gambar 3.8 Proses Pekerjaan Pembersihan lahan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

D. Pekerjaan Galian dan Timbunan

Berikut ini adalah pekerjaan galian dan timbunan pada proyek peningkatan
jalan di seuneuam kecamatan darul makmur kabupaten nagan raya :

a.Pekerjaan galian

Setelah pekerjaan pembersihan lahan selanjutnya adalah pekerjaan galian


atau pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta
elevasi permukaan sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk mengetahui elevasi
jalan rencana surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat
ukur theodolit, apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali
dengan menggunakan alat berat motor grader sampai elevasi yang di inginkan.
Gambar 3.9 Proses pekerjaan galian tanah

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

b. Pekerjaan timbunan material urpil

Kemudian setelah semuanya selesai di gali proses selanjutnya adalah


penimbunan dan pemadatan tanah dasar dengan menggunakan material jenis urpil
dengan ketebalan 20 cm dengan total volume lapisan ini sekitar 920 kubik,
penimbunan ini di lakukan dari atas tanah dasar tujuan nya agar permukaan tanah
dasar lebih rata dan padat sebelum di lakukan penimbunan lapisan base a dan
lapisan base b, penghamparan timbunan urpil ini dilakukan dengan alat berat
motor grader dan pemadatan di lakukan dengan alat berat vibrator roller.
Gambar 3.10 Proses penghamparan timbunan urpil

Sumber : (Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Untuk memastikan ketebalan lapisan urpil sesuai dengan yang di


rencanakan yaitu ketebalan nya 20 cm, maka di lakukan uji tes pit (ketebalan),uji
tes pit di lakukan dengan cara melubangi lapisan yang telah di hampar di padatkan
menggunakan bor tangan (Hand auger) dengan diameter lubang sekitar 20-25 cm,
setelah di bor lalu lapisan yang sudah kembali gembur itu di keluarkan
menggunakan sendok dan di ukur menggunakan meteran, pekerjaan ini di lakukan
per sta 25 meter sepanjang badan jalan.

Gambar 3.11 Proses pekerjaan uji tes pit urpil

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

c. Pekerjaan timbunan dan pemadatan lapisan pilihan

Pekerjaan penimbunan badan jalan dilaksanakan lapis demi lapis dengan


ketebalan tertentu di antara nya adalah lapisan base b ketebalan lapisan 20 cm,
lapisan base a ketebalan nya 15 cm masing-masing lapisan memiliki ukuran
material yang berbeda. Berikut adalah proses pekerjaan lapisan pilihan:

 Pekerjaan lapisan material kelas B

Sebelum di lakukan nya timbunan lapisan base a, maka terlebih dahulu


badan jalan di timbun dengan aggregat base b yang memiliki ketebalan 20 cm,
aggregat base b adalah aggregat yang memiliki ukuran lolos saringan 2 inchi
sedangkan aggregat base a lebih kecil yaitu lolos saringan 1,5 inchi.

Berikut adalah tabel gradasi dan tabel karateristik aggregat base a dan base b :

Gambar 3.12 Tabel gradasi aggregat kelas A dan B

(Sumber : Goggle)

Gambar 3.13 Gambar Tabel karateristik aggregat kelas A dan B


(Sumber : Goggle)

Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan lapisan


base b pada proyek konstruksi jalan seuneuam kecamatan darul makmur
kabupaten nagan raya adalah dengan cara pengangkutan material base B dari
tempat pengolahan material milik PT Wirataco Mitra Mulia yang berada di desa
keude linteung menggunakan dump truck jenis hercules, Setelah sampai di lokasi
aggregat di tumpuk menjadi tiga sampai empat di sepanjang lokasi yang telah siap
di hampar base B, Penghamparan material base B di lakukan menggunakan alat
berat motor grader dengan kapasitas 3,6 meter dengan mengikuti petunjuk
ketinggian base b yang sebelumya telah di pasang patok serta di cat warna merah
di sebelah kiri dan kanan badan jalan dengan jarak setiap patok 25 meter dan lebar
lapisan base b 4 meter dan panjang 950 meter penghamparan material di mulai
dari sta 0+000 sampai sta 0+950. Setelah badan jalan berbentuk kemudian di
padatkan dengan alat berat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton jika disuatu
lokasi ada campuran matrial yang kurang baik ikatannya maka dapat di
tambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material
tersebut ketika di padatkan kembali, pemadatan di lakukan serentak dengan
penyiraman aggregat, Penyiraman di lakukan dengan mobil tangki air.

Gambar 3.14 Proses pekerjaan penghamparan dan pemadatan base B

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)


Setelah pekerjaan base B selesai di lakukan maka proses selanjutnya
adalah penghamparan urpil bahu jalan menggunakan alat berat motor grader yang
ketebalan nya sama dengan base b yaitu 20 cm dengan lebar 140 cm
penghamparan urpil bahu ini di lakukan di sebelah kiri dan kanan lapisan base b,
Jenis material urpil yang di gunakan pada proyek konstruksi jalan lingkar
seuneuam kecamatan darul makmur ini ialah material pasir yang bercampur
dengan tanah dan batu. material ini diambil dari sungai menggunakan alat berat
excavator dan di angkut ke lokasi proyek menggunakan dumptruck jenis hercules
kemudian di padatkan meggunakan alat berat vibrator roller.

Gambar 3.15 Proses pekerjaan penghamparan dan pemadatan urpil bahu jalan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Untuk memastikan ketebalan base B dan urpil bahu sesuai dengan yang di
rencanakan yaitu ketebalan nya 20 cm, maka di lakukan uji tes pit (ketebalan),uji
tes pit di lakukan dengan cara melubangi lapisan yang telah di hampar di padatkan
menggunakan bor tangan (Hand auger) dengan diameter lubang sekitar 20-25 cm,
setelah di bor lalu lapisan yang sudah kembali gembur itu di keluarkan
menggunakan sendok dan di ukur menggunakan meteran, pekerjaan ini di lakukan
per sta 25 meter sepanjang badan jalan.
Gambar 3.16 Proses pekerjaan uji tes pit base b

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Setelah uji tes pit (ketebalan) pada lapisan aggregat kelas b dilakukan dan
sudah di pastikan bahwa ketebalan lapisan memenuhi rencana yaitu 20 cm, maka
pekerjaan selanjutnya adalah tes density (sandcone), pegujian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai kepadatan dan kadar air di lapangan.

 Pekerjaan lapisan material kelas A

Setelah pekerjaan lapisan material base b selesai maka di lanjutkan


dengan pekerjaan lapisan material base A, Teknik pelaksanaan pekerjaan
penghamparan dan pemadatan lapisan base A pada proyek konstruksi jalan
seuneuam kecamatan darul makmur kabupaten nagan raya hampir sama dengan
lapisan base b perbedaan nya ada pada ukuran campuran material dan ketebalan
lapisan, ketebalan lapisan base a adalah 15 cm. Pekerjaan penghamparanmaterial
base a di lakukan setelah lapisan base B selesai dikerjakan . pengangkutan
material base A dari tempat pengolahan material milik PT Wirataco Mitra Mulia
yang berada didesa keude linteung menggunakan dump truck jenis hercules,
Setelah sampai di lokasi aggregat di tumpuk menjadi tiga sampai empat di
sepanjang lapisan base B, Penghamparan material base A di lakukan
menggunakan alat berat motor grader dengan kapasitas 3,6 meter dengan
mengikuti petunjuk ketinggian base A yang sebelumya telah di pasang patok serta
di cat warna merah di sebelah kiri dan kanan badan jalan dengan jarak setiap
patok 25 meter dan lebar lapisan base b 4 meter dan panjang 950 meter
penghamparan material ini dimulai dari sta 0+000 sampai sta 0+950. Setelah
badan jalan berbentuk kemudian di padatkan dengan alat berat vibrator roller
dengan kapasitas 16 ton jika disuatu lokasi ada campuran matrial yang kurang
baik ikatannya maka dapat di tambahkan abu batu dengan bantuan tenaga
manusia untuk mengikat material tersebut ketika di padatkan kembali, pemadatan
di lakukan serentak dengan penyiraman aggregat, Penyiraman di lakukan dengan
mobil tangki air, jumlah material base a yang di gunakan pada proyek peningkatan
jalan lingkar ibukota seuneuam kecamatan darul makmur sebanyak 682 kubik .

Gambar 3.17 pekerjaan penghamparan dan pemadatan lapisan base a

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Untuk memastikan ketebalan base A sesuai dengan yang di rencanakan


yaitu ketebalan nya 15 cm, maka di lakukan uji tes pit (ketebalan),uji tes pit di
lakukan dengan cara melubangi lapisan yang telah di hampar di padatkan
menggunakan bor tangan (Hand auger) dengan diameter lubang sekitar 20-25 cm,
setelah di bor lalu lapisan yang sudah kembali gembur itu di keluarkan
menggunakan sendok dan di ukur menggunakan meteran, pekerjaan ini di lakukan
per sta 25 meter sepanjang badan jalan
Gambar 3.18 pekerjaan uji tespit base A

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Setelah uji tes pit (ketebalan) pada lapisan aggregat kelas b dilakukan dan
sudah di pastikan bahwa ketebalan lapisan memenuhi rencana yaitu 15 cm, maka
pekerjaan selanjutnya adalah tes density (sandcone), pegujian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai kepadatan dan kadar air di lapangan.

E. Kajian Identifikasi Masalah

1. Faktor perencanaan dan pengukuran badan jalan

Perencanaan struktur bangunan adalah analisis yang dilakukan untuk


menentukan dimensi maupun spesifikasi struktur bangunan sebelum pelaksanaan
bangunan itu dimulai. Analisis perencanaan meliputi seluruh elemen atau bagian
struktur bangunan, dari bagian bawah sampai atas struktur.

Adapun masalah dan kendala yang dialami pada proyek ini adalah
ketebalan lapisan kelas a dan b tidak sesuai atau tidak sampai ketebalan yang di
rencanakan akibat pengukuran ketinggian muka jalan kurang akurat sehingga
lapisan yang kurang tebal harus di timbun kembali ini juga menyebabkan waktu
pekerjaan semakin lama.

2.Faktor pelaksanaan

Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan lima hal


pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang
kurang tepat, adanya kesulitan dalam pengaplikasian gambar rencana dan
kurangnya tenaga kerja yang profesional dibidang

pekerjaan yang dilaksanakan, sehingga pelaksanaan mengalami


keterlambatan . Terutama pada pekerjaan timbunan aggregat kelas a dan b yang
sangat memakan waktu karena bahan aggregat yang di angkut dari keude linteung
memiliki waktu tempuh sekitar 3-4 jam ke lokasi proyek, serta terbatasnya stok
produksi aggregat kelas a dan b membuat pengangkutan aggregat hanya berkisar
kurang lebih 100 kubik setiap harinya.

3.Faktor cuaca

Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan pekerjaan adalah


hujan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, hampir cukup sering mengalami hujan. Air
hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan pada sekitar tumpukan aggregat
yang belum di hampar dan di padatkan sehingga membuat daya rekat pada
aggregat berkurang karna campuran abu batu yang terkandung di dalam aggregat
telah berkurang akibat genangan air, dan juga air hujan yang tergenang
menyebabkan tanah dasar memiliki kadar air yang berlebih membuat tanah lebih
lembek oleh karena itu proses pemadatan menggunakan vibrator roller menjadi
lebih lama.

Sedangkan pada musim kemarau/panas akan mempercepat proses


kehilangan air pada aggregat yang akan di hamparkan sehingga membuat proses
penghamparan aggregat menggunakan motor grader lebih sulit untuk di bentuk
akibat memperlambat proses pekerjaan selesai. Selain itu faktor cuaca seperti
hujan juga dapat menyebabkan berhentinya suatu pekerjaan dengan alasan
keamanan
4.Faktor keselamatan kerja

Seperti pada umumnya proyek-proyek di Indonesia, keselamatan kerja


para pekerja kurang diperhatikan yang dapat dilihat dari perlengkapan
perlindungan keselamatan kerja yang tidak dipakai oleh hampir semua pekerja,
baik itu sepatu maupun rompi proyek. Kurangnya kesadaran para pekerja itu
sendiri menyebabkan beberapa kecelakaan di proyek ini. Selama penulis berada
diproyek memang tidak terjadi kecelakan yang cukup fatal. Tapi cukup sering
terjadi luka-luka ringan pada kaki pekerja yang tidak memakai sepatu.

Perlunya penumbuhan kesadaran pada para pekerja maupun kontraktor


akan pentingnya perlengkapan keselamatan kerja dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Hal ini dapat disosialisasikan dan diawasi oleh pemerintah
melalui Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.

3.1.2 Kajian Kasus 2 (Proyek Rekonstruksi\Peningkatan Kapasitas Struktur


Jalan-Lamie Tarong Ijo)

A. Data Umum Lapangan

Nama Paket : Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Lamie -


Sarong ijo

No Kontrak : 620/017/SP/DAK/DPUPR-NR/2022

Nilai Kontrak : Rp. 3.573.950.000,- (Tiga Miliyar Lima Ratus Tujuh Puluh
Tiga Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Lokasi : Desa Ujung Lamie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten


Nagan Raya

Perencana : CV.AS DESIGN CONSULTANT

Pelaksana : PT. BEULEGUNA AMANAH NUSA

Pengawas : CV. ALKIN CONSULINDO MANDIRI

Tanggal Kontrak : 15 Juli 2022 – 30 November 2022

Sumber Dana : DAK 2022


B. Pelaksanaan Pekerjaan

Setelah SPK ditandatangani, kontraktor mengadakan pekerjaan persiapan


yang terdiri dari survey lapangan, pengukuran dan pemasangan patok,pembuatan
papan plang kegiatan pekerjaan,mobilisasi alat

Proyek rekonstruksi/peningkatan kapasitas struktur jalan lamie – sarong


ijo kecamatan darul makmur merupakan proyek program Dinas Pekerjaan Umum
Dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nagan Raya yang berguna untuk
memberi kenyamanan dan keamanan pengendara kendaraan bermotor di
Kecamatan Darul Makmur.

C. Pekerjaan Persiapan

Berikut adalah hal-hal yang terdapat di dalam pekerjaan persiapan pada


proyek lanjutan peningkatan jalan lingkar ibukota seuneuam kecamatan darul
makmur kabupaten nagan raya.

a. Survey Lapangan

Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna


Mengetahui Tentang kemungkinan adanya kendala-kendala diproyek yang akan
Dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka diperlukan nya survey lapangan terlebih
dahulu untuk mengetahui kondisi suatu jalan yang akan dibangun.
Gambar 3.4 Pekerjaan survey lapangan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

b. Pekerjaan Pengkuran Dan Pemasangan Patok

Setelah survey lapangan di lakukan maka pekerjaan selanjutnya adalah


Pengukuran ketinggian muka jalan serta pemasangan patok, Pengukuran
ketinggian muka jalan ini di lakukan menggunakan alat teodholit di ukur setiap 25
meter sepanjang badan jalan yang akan di bangun.

Gambar 3.1 Proses Pekerjaan Pengukuran ketinggian muka jalan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Pekerjaan pengukuran ketinggian muka jalan di lakukan di atas badan


jalan yang telah di striping atau di bersihkan. Setelah di lakukan pengukuran muka
jalan lalu di pasang patok di sebelah kiri dan kanan badan jalan dengan jarak 6,8
meter pekerjaan ini di lakukan setiap 25 meter sepanjang badan jalan, setelah di
dapat hasil ketinggian muka jalan langkah selanjutnya adalah pengukuran dan
pengecatan lapisan base a dengan ketebalan lapisan 15 cm lalu diberikan tanda
hurup a dan di cat menggunakan cat kaleng warna putih dan lapisan base b dengan
ketebalan 20 cm diberi tanda hurup b lalu di cat juga dengan warna merah pada
setiap patok.

c. Pembuatan papan plang kegiatan pekerjaan

Papan plang kegiatan bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat


agar mengetahui nama kegiatan proyek yang sedang berlangsung Papan nama
proyek berfungsi sebagai komponen pelengkap suatu pekerjaan dan menjadi
identitas ekstitensi proyek itu sendiri. Isi dari Papan nama proyek adalah nama
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, biaya,
konsultan pelaksana dan konsultan pengawas, volume. Berikut ini adalah data
umum proyek peningkatan jalan lingkar ibukota seuneuam kecamatan darul
makmur.

Gambar 3.2 papan plang proyek

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

d. Mobilisasi alat

Pekerjaan mobilisasi akan segera dilakukan, setelah surat perintah kerja


di terbit, pada pekerjaan mobilisasi ini, akan di lakukan mobilisasi peralatan,
tenaga kerja, alat berat serta kebutuhan lainnya yang di perlukan guna menunjang
kelancaran pekerjaan. Adapun alat yang di mobilisasi ke pekerjaan jalan ini yaitu :

1. Dump Truck

Dump Truck merupakan alat berat yang sering digunakan dalam


pekerjaan konstruksi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi alat berat ini untuk
mengangkut material yang di butuhkan di dalam proyek ini seperti aggregat urpil,
aggregat kelas a dan b , tanah timbunan dan lain-lain.

2. Water Tank Truck

Water tank truck adalah alat pengangkut air untuk proses pemadatan, air
tersebut ada yang dimasukkan kedalam roda tandem roller pada saat pemadatan,
ada yang langsung disiram di badan jalan yang akan dipadatkan.

Gambar 3.2 water tank truck

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

3. Motor Grader

Motor grader merupakan alat berat paling penting dalam konstruksi jalan
yang di laksanakan oleh PT Wirataco Mitra Mulia, Fungsi dari motor grader ini
dalam proyek tersebut adalah pembersihan lahan, penyiapa badan jalan
penghamparan timbunan lapisan.
Gambar 3.2 Motor Grader

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

4. Vibration roller

Vibrator roller merupakan alat berat yang di gunakan untuk menggilas,


memadatkan hasil timbunan sehingga kepadatan lapisan lebih sempurna.

Gambar 3.2 Vibration Roller

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

e. Pekerjaan Clearing dan Grubbing (pembersihan lahan)

Setelah di lakukan pematokan dan pengukuran ulang maka selanjutnya


pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari
akar-akar pohon dan batu-batuan pekerjaan ini di lakukan menggunakan alat berat
motor grader.

Gambar 3.3 Proses Pekerjaan Pembersihan lahan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)


D. Pekerjaan Galian dan Timbunan

Setelah pekerjaan pembersihan lahan selanjutnya adalah pekerjaan galian


atau pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta
elevasi permukaan sesuai dengan yang di rencanakan. Untuk mengetahui elevasi
jalan rencana surveyor harus melakukan pengukuran dengan menggunakan alat
ukur theodolit, apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali
dengan menggunakan alat berat motor grader sampai elevasi yang di inginkan.

Gambar 3.4 Proses pekerjaan galian tanah

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

E. Pekerjaan timbunan dan pemadatan lapisan pilihan

Pekerjaan penimbunan badan jalan dilaksanakan lapis demi lapis dengan


ketebalan tertentu di antara nya adalah lapisan base b ketebalan lapisan 20 cm,
lapisan base a ketebalan nya 15 cm.

 Pekerjaan lapisan material kelas B

Sebelum di lakukan nya timbunan lapisan base a, maka terlebih dahulu


badan jalan di timbun dengan aggregat base b yang memiliki ketebalan 20 cm,
aggregat base b adalah aggregat yang memiliki ukuran lolos saringan 2 inchi
sedangkan aggregat base a lebih kecil yaitu lolos saringan 1,5 inchi.
Berikut adalah tabel gradasi dan tabel karateristik aggregat base a dan base b:

Gambar 3.6 Tabel gradasi aggregat kelas A dan B

(Sumber : Goggle)

Gambar 3.7 Gambar Tabel karateristik aggregat kelas A dan B

(Sumber : Goggle)
Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan
lapisan base b pada proyek rekonstruksi/peningkatan kapasitas struktur jalan lamie
– tarong ijo adalah dengan cara pengangkutan material base B dari keude linteung
menggunakan dump truck jenis hercules, Setelah sampai di lokasi aggregat di
tumpuk menjadi tiga sampai empat di sepanjang lokasi yang telah siap di hampar
base B, Penghamparan material base B di lakukan menggunakan alat berat motor
grader dengan kapasitas 3,6 meter dengan mengikuti petunjuk ketinggian base b
yang sebelumya telah di pasang patok serta di cat warna merah di sebelah kiri dan
kanan badan jalan dengan jarak setiap patok 25 meter dan lebar lapisan base b 4
meter dan panjang 1,175 meter penghamparan material di mulai dari sta 3+575
sampai sta 4+750. Setelah badan jalan berbentuk kemudian di padatkan dengan
alat berat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton jika disuatu lokasi ada campuran
matrial yang kurang baik ikatannya maka dapat di tambahkan abu batu dengan
bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika di padatkan
kembali, pemadatan di lakukan serentak dengan penyiraman aggregat.
Gambar 3.4 Proses pekerjaan penghamparan dan pemadatan base B

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Setelah pekerjaan base B selesai di lakukan maka proses selanjutnya


adalah penghamparan material urpil bahu jalan menggunakan alat berat motor
grader yang ketebalan nya sama dengan base b yaitu 20 cm dengan lebar 140 cm
penghamparan urpil bahu ini di lakukan di sebelah kiri dan kanan lapisan base b,

Jenis urpil yang di gunakan pada proyek konstruksi jalan lingkar seuneuam
kecamatan darul makmur ini ialah pasir yang bercampur dengan tanah dan batu
aggregat ini di ambil dari sungai menggunakan alat berat excavator dan di angkut
ke lokasi proyek menggunakan dumptruck jenis hercules kemudian di padatkan
meggunakan alat berat vibrator roller.

Gambar 3.4 Proses pekerjaan penghamparan dan pemadatan urpil bahu jalan

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Untuk memastikan ketebalan base B dan urpil bahu sesuai dengan yang di
rencanakan yaitu ketebalan nya 20 cm, maka di lakukan uji tes pit (ketebalan),uji
tes pit di lakukan dengan cara melubangi lapisan yang telah di hampar di padatkan
menggunakan bor tangan (Hand auger) dengan diameter lubang sekitar 20-25 cm,
setelah di bor lalu lapisan yang sudah kembali gembur itu di keluarkan
menggunakan sendok dan di ukur menggunakan meteran, pekerjaan ini di lakukan
per sta 25 meter sepanjang badan jalan.
Gambar 3.4 Proses pekerjaan uji tes pit base b

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Setelah uji tes pit (ketebalan) pada lapisan aggregat kelas b dilakukan dan
sudah di pastikan bahwa ketebalan lapisan memenuhi rencana yaitu 20 cm, maka
pekerjaan selanjutnya adalah tes density (sandcone), pegujian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai kepadatan dan kadar air di lapangan.

B. Pekerjaan lapisan material kelas A

Setelah pekerjaan lapisan material base b selesai maka di


lanjutkan dengan pekerjaan lapisan base A, Teknik pelaksanaan pekerjaan
penghamparan dan pemadatan lapisan base A pada proyek konstruksi jalan
seuneuam kecamatan darul makmur kabupaten nagan raya hampir sama dengan
lapisan base b perbedaan nya ada pada ukuran campuran aggregat dan lapisan A
base di lakukan setelah lapisan base B selesai dikerjakan . pengangkutan material
base A dari keude linteung menggunakan dump truck jenis hercules, Setelah
sampai di lokasi aggregat di tumpuk menjadi tiga sampai empat di sepanjang
lapisan base B, Penghamparan material base A di lakukan menggunakan alat berat
motor grader dengan kapasitas 3,6 meter dengan mengikuti petunjuk ketinggian
base A yang sebelumya telah di pasang patok serta di cat warna merah di sebelah
kiri dan kanan badan jalan dengan jarak setiap patok 25 meter dan lebar lapisan
base b 4 meter dan panjang 1.175 meter penghamparan material ini dimulai dari
sta 3+575 sampai sta 4+750. Setelah badan jalan berbentuk kemudian di padatkan
dengan alat berat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton jika disuatu lokasi ada
campuran matrial yang kurang baik ikatannya maka dapat di tambahkan abu batu
dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika di
padatkan kembali, pemadatan di lakukan serentak dengan penyiraman aggregat,
Penyiraman di lakukan dengan mobil tangki air.

Gambar 3.4 pekerjaan penghamparan dan pemadatan lapisan base a

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Untuk memastikan ketebalan base A sesuai dengan yang di rencanakan


yaitu ketebalan nya 15 cm, maka di lakukan uji tes pit (ketebalan),uji tes pit di
lakukan dengan cara melubangi lapisan yang telah di hampar di padatkan
menggunakan bor tangan (Hand auger) dengan diameter lubang sekitar 20-25 cm,
setelah di bor lalu lapisan yang sudah kembali gembur itu di keluarkan
menggunakan sendok dan di ukur menggunakan meteran, pekerjaan ini di lakukan
per sta 25 meter sepanjang badan jalan
Gambar 3.4 pekerjaan uji tespit base A

(Sumber : Foto Dokumentasi Pribadi di lapangan)

Setelah uji tes pit (ketebalan) pada lapisan aggregat kelas b dilakukan dan
sudah di pastikan bahwa ketebalan lapisan memenuhi rencana yaitu 15 cm, maka
pekerjaan selanjutnya adalah tes density (sandcone), pegujian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai kepadatan dan kadar air di lapangan.

 Kajian Identifikasi Masalah

a.Faktor perencanaan dan pengukuran badan jalan

Perencanaan struktur bangunan adalah analisis yang dilakukan untuk


menentukan dimensi maupun spesifikasi struktur bangunan sebelum pelaksanaan
bangunan itu dimulai. Analisis perencanaan meliputi seluruh elemen atau bagian
struktur bangunan, dari lapisan bawah sampai atas.

Adapun masalah dan kendala yang dialami pada proyek ini adalah
ketebalan lapisan kelas a dan b tidak sesuai atau tidak sampai ketebalan yang di
rencanakan akibat pengukuran ketinggian muka jalan kurang akurat sehingga
lapisan yang kurang tebal harus di timbun kembali ini juga menyebabkan waktu
pekerjaan semakin lama.

b.Faktor pelaksanaan

Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan lima hal


pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang
kurang tepat, adanya kesulitan dalam pengaplikasian gambar rencana dan

kurangnya tenaga kerja yang profesional dibidang

pekerjaan yang dilaksanakan, sehingga pelaksanaan mengalami


keterlambatan . Terutama pada pekerjaan timbunan aggregat kelas a dan b yang
sangat memakan waktu karena bahan aggregat yang di angkut dari keude linteung
memiliki waktu tempuh sekitar 3-4 jam ke lokasi proyek, serta terbatasnya stok
produksi aggregat kelas a dan b membuat pengangkutan aggregat hanya berkisar
kurang lebih 100 kubik setiap harinya

C.Faktor cuaca

Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan pekerjaan adalah


hujan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, hampir cukup sering mengalami hujan. Air
hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan pada sekitar tumpukan aggregat
yang belum di hampar dan di padatkan sehingga membuat daya rekat pada
aggregat berkurang karna campuran abu batu yang terkandung di dalam aggregat
telah berkurang akibat genangan air, dan juga air hujan yang tergenang
menyebabkan tanah dasar memiliki kadar air yang berlebih membuat tanah lebih
lembek oleh karena itu proses pemadatan menggunakan vibrator roller menjadi
lebih lama.

Sedangkan pada musim kemarau/panas akan mempercepat proses


kehilangan air pada aggregat yang akan di hamparkan sehingga membuat proses
penghamparan aggregat menggunakan motor grader lebih sulit untuk di bentuk
akibat memperlambat proses pekerjaan selesai. Selain itu faktor cuaca seperti
hujan juga dapat menyebabkan berhentinya suatu pekerjaan dengan alasan
keamanan.

D.Faktor keselamatan kerja

Seperti pada umumnya proyek-proyek di Indonesia, keselamatan kerja


para pekerja kurang diperhatikan yang dapat dilihat dari perlengkapan
perlindungan keselamatan kerja yang tidak dipakai oleh hampir semua pekerja,
baik itu sepatu maupun rompi proyek. Kurangnya kesadaran para pekerja itu
sendiri menyebabkan beberapa kecelakaan di proyek ini. Selama penulis berada
diproyek memang tidak terjadi kecelakan yang cukup fatal. Tapi cukup sering
terjadi luka-luka ringan pada kaki pekerja yang tidak memakai sepatu.

Perlunya penumbuhan kesadaran pada para pekerja maupun kontraktor


akan pentingnya perlengkapan keselamatan kerja dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Hal ini dapat disosialisasikan dan diawasi oleh pemerintah
melalui Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.
.

Anda mungkin juga menyukai