Disusun oleh:
Disajikan untuk:
Pertanggungjawaban Penulis Selama Mengikuti Praktik Kerja Lapangan di
PT Pupuk Kalimantan Timur, Bontang
Disusun Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Unit Kerja: Departemen Keuangan, Bagian Penagihan
Periode I: Januari – Maret 2019
Disusun Oleh:
Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur
Bontang, 11 Maret 2019
Faiz Ardhianzah
NPK 0903926
Mengesahkan,
Manajer Manajer
Departemen Keuangan Diklat & Manajemen Pengetahuan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Disusun Oleh:
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Akuntansi Ketua Program Studi
Akuntansi Manajerial
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul
“Prosedur Pengelolaan Piutang Non Usaha PT Pupuk Kaltim dengan Aging 1-3 Bulan”
tepat pada waktunya.
Penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat
bagi penulis untuk menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di PT Pupuk Kalimantan
Timur.
iv
Harapan penulis semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat menjadi
gambaran bagaimana keadaan lingkungan kerja yang nyata serta dapat menjadi salah satu
sumber informasi yang berguna bagi semua pihak membutuhkannya. Tak ada gading
yang tak retak begitupun dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini, penulis
merasa perlu untuk terus membenahi diri dengan selalu berharap akan saran dan kritik
yang membangun untuk langkah perbaikan selanjutnya.
v
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ......................................................... 3
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Penjualan ........................................................................................... 6
2.1.1 Penjualan Kredit .................................................................... 6
2.1.2 Prosedur Penjualan Kredit ..................................................... 7
2.2 Pemberian Fasilitas Kredit ................................................................ 8
2.2.1 Prosedur Pemberian Kredit ..................................................... 9
2.2.2 Prinsip dalam Pemberian Kredit ............................................ 10
2.3 Piutang ............................................................................................... 12
2.3.1 Jenis-Jenis Piutang ................................................................. 13
2.3.2 Analisa Umur Piutang ........................................................... 14
2.3.3 Penilaian Piutang ................................................................... 15
2.3.4 Cara Pengumpulan Piutang ................................................... 18
2.4 Piutang Tak Tertagih ......................................................................... 18
2.4.1 Jenis-Jenis Piutang Tak Tertagih ........................................... 19
BAB III EVALUASI KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ............... 21
3.1 Gambaran Umum .............................................................................. 21
3.1.1 Sejarah PT Pupuk Kaltim ...................................................... 21
3.1.2 Visi dan Misi ......................................................................... 23
3.1.3 Nilai dan Budaya PT Pupuk Kaltim ...................................... 24
vi
3.1.4 Lambang PT Pupuk Kaltim ................................................... 25
3.1.5 Lokasi PT Pupuk Kaltim ....................................................... 26
3.1.6 Struktur Organisasi ................................................................ 27
3.1.7 Produk-produk PT Pupuk Kaltim .......................................... 30
3.2 Kegiatan yang Ditekuni ..................................................................... 31
3.3 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ......................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 36
4.1 Piutang Non Usaha PKT ................................................................... 36
4.2 Penjualan Kredit Oleh MAU ............................................................. 37
4.2.1 Produk Lainnya ...................................................................... 37
4.2.2 Alur Penjualan Kredit Departemen MAU ............................. 38
4.2.3 Dasar Pemberian Kredit ......................................................... 39
4.2.4 Laporan Piutang Non Usaha PKT ......................................... 41
4.2.5 Penjelasan Laporan Aging Piutang Non Usaha PKT ............ 43
4.2.5.1 Perkembangan Piutang ............................................ 44
4.2.5.2 Penagihan Piutang ................................................... 46
4.2.5.3 Penanganan Piutang lebih dari 3 bulan ................... 46
4.2.5.4 Kendala .................................................................... 47
4.2.5.5 Saran dan Masukan .................................................. 48
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 49
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 49
4.2 Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
ABSTRAK
Piutang merupakan unsur yang sangat penting dan memerlukan kebijakan yang
baik dari pengelolaan manajemen piutang tersebut. Sistem pengendalian piutang yang
penjualan secara kredit. Demikian pula sebaliknya, kelalaian dalam pengendalian piutang
bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tak tertagih karena
lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang, bukan hanya piutang usaha,
namun juga piutang non usaha. Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana
pengelolaan piutang non usaha yang diterapkan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur. Data
penelitian diperoleh dari laporan aging piutang non usaha PT Pupuk Kaltim per 31
Januari 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi
pengelolaan piutang non usaha yang baik dan sesuai rencana untuk periode Januari.
Kata Kunci : Piutang Non Usaha, Penjualan Kredit, dan Umur Piutang
x
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 tentang pendidikan tinggi ditetapkan bahwa
terdapat dua jalur pendidikan di Indonesia, yaitu jalur Akademik dan jalur Profesional.
Pada jalur Akademik yang bersifat pengembangan ilmu Matematika, Fisika, dan
sebagainya. Dan pada jalur Profesional adalah bersifat terapan dengan tujuan akhir
pada disiplin ilmunya masing-masing untuk dipersiapkan menjadi tenaga kerja siap
pakai.
kurikulum dengan penekanan proporsi perbandingan sama besar antara praktik dan teori.
Hal ini disebabkan setelah lulus diharapkan mahasiswa menjadi tenaga kerja siap pakai,
namun disadari walaupun proporsi praktik sudah cukup besar, akan tetapi masih tetap
diperlukan pengalaman lapangan yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan sebagai bekal
pengetahuan, sehingga tidak memerlukan latihan khusus atau penyesuaian yang terlalu
lama jika mereka telah lulus nantinya dan diterima bekerja di instansi swasta maupun
Pemerintah.
Oleh karena itu dirasakan penting untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Berkaitan dengan proses Praktik Kerja Lapangan inilah diperlukan kerja sama
dengan pihak perusahaan swasta maupun dengan instansi Pemerintah (yang nantinya
sebagai pihak pengguna lulusan Politeknik) untuk menampung mahasiswa yang akan
Untuk itu diperlukan penjelasan bahwa tujuan Praktik Kerja Lapangan ini
semata-mata untuk melatih mahasiswa bekerja dan mempelajari alur dunia kerja
perusahaan atau instansi Pemerintah, dimana mereka praktik dan melatih mahasiswa
untuk mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya. Untuk mewujudkan Praktik Kerja
Lapangan sesuai dengan tujuan Program Studi Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri
PT Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia (PTPI) yang lahir untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat
Timur merupakan perusahaan penghasil Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, dengan
kapasitas produksi mencapai 3.43 juta ton Urea dan 2,765 juta ton Amoniak, 350 ribu
ton NPK, dan 45 ribu ton pupuk organik per tahun. Dengan begitu sangat penting bagi
keuangan, khususnya mengenai piutang dagang perlu direncanakan dan dianalisis secara
seksama, sehingga kebijakan manajemen piutang dagang dapat berjalan secara efektif
dan efisien, baik mengenai prosedur piutang, penagihan piutang, penjualan kredit dan
menimbulkan peningkatan jumlah piutang, piutang tak tertagih dan biaya-biaya lainnya
yang muncul seiring dengan peningkatan jumlah piutang. Hal ini akan sangat
berpengaruh dalam tingkat likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian terhadap
non usaha (piutang lain-lain). Transaksi yang melibatkan dua jenis piutang ini sangat
banyak. Sehinnga keberadaan piutang non usaha tidak kalah pentingnya dengan piutang
pengelolaan piutang non usaha yang diterapkan oleh PT Pupuk Kaltim sehingga dapat
diketahui gambaran posisi atau keadaan piutang non usaha perusahaan yang sebenarnya,
serta usaha-usaha yang akan dilakukan dalam mengelola piutang non usaha perusahaan
dan dituangkan dalam laporan yang berjudul “Prosedur Pengelolaan Piutang Non Usaha
PT Pupuk Kaltim”.
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktik Lapangan ini adalah:
berbagai pengetahuan baik teori maupun praktik yang mereka dapatkan di bangku
kuliah.
b. Melatih kedisiplinan.
c. Melatih kemampuan berinteraksi dengan rekan kerja dan atasan dalam perusahaan.
menjalankan bisnis.
perusahaan.
lapangan, sehingga akan lebih mudah untuk perencanaan dibidang Sumber Daya
Manusia (SDM).
penulisan yang penulis gunakan pada masing-masing Bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan landasan teori yang berkaitan dengan judul yang
Pada bab ini berisi hasil dan pembahasan materi yang didapat mahasiswa
PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis untuk perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penjualan
Dalam sebuah perusahaan terutama perusahaan yang bergerak pada bidang usaha
Perkembangan penjualan pada saat ini sangat berkembang pesat, demikian juga tingkat
persaingan antar perusahaan lain pun membawa pengaruh besar pada perusahaan.
dari penjualan produk perusahaan, disajikan setelah dikurangi potongan penjualan dan
retur penjualan.
Penjualan merupakan kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau
Penjualan menurut Abdullah dan Tantri (2016: 3) Penjualan adalah bagian dari
promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran.
aktivitas rutin yang dijalani oleh setiap perusahaan dalam memperjual belikan barang
dan jasanya yang dimana penjualan dilakukan setelah dikurangi dengan potongan serta
retur penjualan dan salah satu bagian promosi dari suatu perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan.
dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
pembayarannya dilakukan setelah barang di terima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo
Dari definisi teori beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit
adalah kegiatan jual beli barang yang dimana untuk pembayaran dapat dilakukan secara
mengangsur atau bertahap dan memiliki jatuh tempo yang dilengkapi dengan syarat
Pada prosedur ini, bagian penjualan meminta persetujuan kredit pada bagian kredit
c. Prosedur Pengiriman
Pada prosedur ini, bagian pengiriman mengirimkan barang pada pembeli sesuai
d. Prosedur Faktur/Penagihan
Pada prosedur ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan dan dikirim pada
pembeli.
Pada prosedur ini, bagian akuntansi membuat kartu piutang berdasarkan faktur
penjualan.
akan menerapkan system penjualan kredit, dimana system tersebut merupakan strategi
meningkatkan daya tarik yang ampuh untuk menarik perusahaan customer, selain itu
tujuan perusahaan memberi fasilitas penjualan kredit agar produk perusahaan dapat
diterima oleh semua kalangan, dengan kata lain memudahkan perusahaan customer untuk
dapat membeli produk perusahaan. Dan juga untuk meningkatkan pelayanan perusahaan
pada perusahaan customer yang nantinya akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan.
akan menuntut pembayaran secara berkala hasil dari pembelian perusahaan customer
4. Perusahaan customer akan terdorong untuk membeli secara besar ketika perusahaan
kredit, bahwa penjualan kredit memiliki keuntungan yang cukup menjanjikan perusahaan
dengan penerapan system tersebut, perusahaan juga harus menanggung beberapa resiko
perusahaan harus membayar merchant fee dan biaya infrastruktur EDC (Electric Data
Capture)
2. Risiko kerugian, dimana dapat disebabkan karena perusahaan costumer sengaja tidak
mau membayar dana resiko kerugian yang diakibatkan karena adanya musibah seperti
bencana alam
tentang penjualan kredit serta manajemen resiko yang baik untuk mengatasi kerugian
yang nantinya akan dihadapi oleh perusahaan, selain itu perusahaan juga harus
tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan.
1. Pengajuan Berkas-Berkas
Dalam hal ini permohanan kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
3. Wawancara Awal
calon peminjam.
4. On The Spot
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kecurangan kecurangan pada
6. Keputusan Kredit
Dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak,
prinsip 3R. antara prinsip 7C dan 7P hampir tidak ada perbedaan, karena prinsip 7P
berlandaskan pada prinsip 7C. Berikut merupakan penjelasan untuk analisis dengan
a. Character
pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku
baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi
utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. Peminjam harus mempunyai reputasi
yang baik.
b. Capacity
menjalankan usaha daripada calon peminjam. Kemampuan ini sangatlah penting artinya
mengingat bahwa kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau
c. Capital
Asas capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur
modal yang dimiliki oleh calon peminjam. Yang dimaksud dengan struktur permodalan
dalam bentuk uang tunai dan harta lain yang mudah diuangkan (dicairkan) ataukah
sebagian dalam bentuk benda-benda yang sukar diuangkan, misalnya bangunan pabrik
dan sebagainya. Biasanya jika jumlah modal sendiri (modal netto) cukup besar,
perusahaan sejenis.
d. Collateral
Ialah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik calon peminjam atau pihak
ketiga yang diikat sebagai tanggungan andai kata terjadi ketidakmampuan calon
e. Condition of economy
Asaz kondisi dan situasi ekonomi perlu juga diperhatikan dalam pertimbangan
pemberian kredit, terutama dalam hubungannya dengan keadaan usaha calon peminjam.
Bank harus mengetahui ekonomi pada saat tersebut yang berpengaruh dan berkaitan
langsung dengan usaha calon peminjam dan bagimana prospeknya dimasa yang akan
datang.
f. Constraint
yang ada pada suatu daerah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat
dilaksanakan.”
g. Coverage
Merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk mencegah hal hal yang
tidak diharapkan.
1. Returns
Penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah
memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya
dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur bersangkutan maka kredit
2. Repayment
menghadapi risiko, apakah perusahaan calon debitur resikonya besar atau kecil.
strukturnya, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika Risk
Bearing Anility perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila Risk
2.3 Piutang
Secara luas piutang diartikan sebagai tagihan atas segala hak perusahaan baik
berupa uang, barang, maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan melaksanakan
kewajibannya, sedangkan dalam arti sempit piutang ialah tagihan yang dapat diselesaikan
dengan diterimanya uang dimana yang akan dating sesuai dengan tanggal jatuh
temponya.
pembeli sebesar nilai transaksi penjualan. Piutang juga timbul apabila perusahaan
pelanggan atau yang lainnya atas uang, barang atau jasa, yang akan ditagih di masa yang
perusahaan terhadap Lembaga lain atas transaksi (penjualan) yang terjadi di masa lalu
Secara umum piutang terdiri dari 3 jenis, yaitu: piutang usaha, piutang wesel
dan piutang lain-lain yang dilaporkan secara terpisah dalam neraca. Pengertian dari
a. Piutang Usaha
Jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau
jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal di sebelah debet sesuai dengan
saldo normal untuk aset. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam
jangka waktu yang relatif pendek, yaitu dalam waktu 30 hari hingga 60 hari. Piutang
b. Piutang Wesel
Tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel dalam hal ini adalah
pihak yang berhutang kepada perusahaan, baik melalui pembelian barang atau jasa secara
kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang. Piutang wesel diklasifikasikan dalam
neraca sebagai aset lancar atau aset tidak lancar. Piutang wesel yang bersifat lancar, yang
timbul akibat dari penjualan kredit, merupakan pengganti piutangn usaha yang belum
neraca. Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau sepanjang siklus
normal operasional perusahaan, maka piutang lain-lain ini akan diklasifikasikan sebagai
aset lancar. Di luar itu, tagihan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aset tidak lancar.
Selain jenis piutang di atas, piutang juga dikelompokkan dalam piutang dagang
dan piutang non dagang serta piutang lancar dan piutang non lancar.
1. Piutang Dagang
Piutang yang dihasilkan dari kegiatan normal perusahaan, yaitu penjualan barang
Piutang yang dihasilkan di luar kegiatan normal perusahaan, seperti piutang bunga,
3. Piutang Lancar
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau
Seluruh piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau
Analisa umur piutang adalah suatu bentuk laporan guna mengetahui posisi
sehingga dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat. Kami menampilkan laporan
analisa umur piutang pada dua form yang mengambil fokus ke masa lalu (piutang telah
2 bulan, 2-3 bulan, 3-6 bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan dan lebih dari 24 bulan, kondisi
saat ini yang banyak digunakan oleh pimpinan perusahaan adalah umur piutang yang
Analisa umur piutang yang akan jatuh tempo sangat diperlukan oleh perusahaan
yang konsen terhadap pengalokasisan penggunaan dana secara ketat, dimana piutang
harus dapat ditagih tepat pada waktu yang telah ditentukan sehingga resiko terhadap
Secara teori semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang
dari perkiraan kas di masa mendatang. Oleh karena piutang usaha jangka pendek,
biasanya ditagih dalam 30 hingga 90 hari, bunga pinjaman akan relative lebih kecil dari
jumlah piutangnya sebagai ganti dari penilaian piutang usaha pada nilai sekarang yang
didiskontokan, piutang dilaporkan sebagai nilai realisasi bersih (net realizable value)
yaitu nilai kas yang diharapkan. Hal ini menjelaskan bahwa piutang usaha harus dicatat
Menurut Sijabat (2012: 115) Piutang dagang dinilai dan dilaporkan sebesar nilai
piutang bersih yang dapat direalisasikan (jumlah piutang bersih yang diperkirakan dapat
diterima dalam bentuk kas). Nilai piutang bersih yang direalisasikan merupakan jumlah
piutang atas penjualan kredit dikurang dengan jumlah piutang dagang yang tidak dapat
ditagih.
penagihan. Ada dua metode yang digunakan dalam menilai, mencatat, atau menghapus
piutang usaha yang tidak dapat ditagih, yaitu (Hery, 2012: 273-277):
Faktor-faktor atau perihal yang membuat metode hapus langsung ini dipakai
adalah : (1) terdapatnya sebuah situasi dimana memang sangat tidak memungkin bagi
perusahaan untuk mengestimasi besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih sampai
dengan akhir periode, atau (2) khusus bagi perusahaan yang menjual sebagian besar
barang atau jasanya secara tunai, sehingga jumlah beban atas piutang usaha yang tidak
piutang usaha yang tidak dapat ditagih dibuat. Pada titik ini (dalam peroide penjualan),
karena perusahaan belum dapat mengetahui mana dari pelanggannya yang tidak bisa
secara langsung.
prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena metode ini memenuhi atau sesuai dengan:
estimasi atas beban piutang tak tertagih dicatat dalam peroide yang sama
(dan lebih rendah) sehingga mencerminkan dengan lebih baik jumlah piutang yang
Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk mencatat besarnya estimasi atas
Nantinya begitu perusahaan mendapati bahwa ada pelanggan tertentunya yang tidak bisa
membayar, maka ayat jurnal yang perlu dbuat oleh perusahaan untuk mencatat
Kadang kala setelah perusahaan menghapus piutang usahanya atas pelanggan tertentu,
sebagian uang. Dalam hal ini, untuk mencatat perolehan kembali atas sebagian
piutangnya yang telah dihapus, perusahaan pertama kali harus membalik jurnal
penghapusan piutang yang telah dibuat di atas (tetapi hanya sebesar jumlah yang
perusahaan dapat tagih kembali) dan lalu mencatat hasil penagihan tersebut.
Kas.............................................................xxx
a. Melalui surat. Bilamana waktu pembayaran utang dari langganan sudah lewat
beberapa hari, tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat
membayar tersebut bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apabila utang tersebut belum
dibayar setelah beberapa hari surat dikirimkan maka dapat dikirimkan surat yang
b. Melalui telepon. Jika setelah dikirim surat teguran ternyata utang-utang tersebut
belum juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelpon langganan dan secara pribadi
kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat langganan sering kali digunakan
d. Tindakan yuridis. Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar utangnya, maka
ditagih atau tidak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan karena beberapa pelanggan
tidak sanggup melunasi hutang mereka. Tidak ada suatu ketentuan umum yang dapat
digunakan untuk menentukan kaspan suatu piutang menjadi tidak tertagih. Bangkrutnya
debitur adalah salah satu kemungkinan tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang,
dan gagalnya upaya penagihan yang sudah dilakukan berulang-ulang. Dimana faktor
penyebab piutang tak tertagih pada pihak internal adalah lemahnya pengendalian nternal
terhadap piutang tak tertagih, kurang memadainya jumlah eksekutif atau staff bagian
piutang. Dan pada pihak eksternal, faktor penyebab piutang tak tertagih disebabkan oleh
Menurut Jusup (2014:75) Piutang Tak Tertagih adalah piutang yang dapat
mendatangkan kerugian apabila debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan
kewajibannya”.
Sedangkan menurut Kieso et.al (2007: 350) Piutang Tak Tertagih adalah kerugian
pendapatan yang memerlukan ayat jurnal yang tepat dalam akun, penurunan aktiva
piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham.
Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-
Menurut Rivai (2013: 211-213) secara umum jenis piutang tak tertagih terdiri atas
Kredit yang digolongkan dalam “Perhatian Khusus”, apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Kredit digolongkan dalam kredit “kurang lancar”, apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
c. Kredit Diragukan
1. Terdapat tunggakan angsuran pkok dan/atau bunga yang telah melampaui 180
5. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun peningkatan
jaminan.
d. Kredit Macet
1. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampui 270 (dua
3. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
wajar.
PT Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia (PTPI) yang lahir untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat
Timur merupakan perusahaan penghasil Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, dengan
kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton Urea dan 2,765 juta ton Amoniak, 350 ribu ton
Perusahaan ini resmi berdiri tanggal 7 Desember 1977 dan berlokasi di Bontang,
Kalimantan Timur. Pada mulanya proyek Pupuk Kalimantan Timur dikelola oleh
Pertamina sebagai unit pabrik terapung dibawah pengawasan Direktorat Jendral Industri
Kimia Dasar. Pabrik Pupuk yang awalnya merupakan pabrik terapung kemudian
segi teknis.
Tabel 3.1
Saat ini PT Pupuk Kalimantan Timur mengoperasikan 7 unit pabrik yaitu Pabrik-
1A, Pabrik 2, Pabrik 3, Pabrik 4, Pabrik 5, Pabrik 6 (Boiler Batubara), dan Pabrik 7
(NPK). Pabrik 2 sampai dengan Pabrik-5 terdiri dari tiga unit yaitu unit Utility, Unit
Kaltim Pasifik Amoniak hanya terdiri dari dua unit yaitu unit Amoniak dan Unit Urea.
memenuhi kebutuhan pupuk domestik, baik untuk sektor tanaman pangan melalui
distribusi pupuk bersubsidi dengan wilayah pemasaran meliputi seluruh kawasan timur
Indonesia, maupun untuk sektor tanaman perkebunan dan industri untuk produk non-
subsidi yang pemasarannya ke seluruh wilayah Indonesia serta untuk kebutuhan ekspor.
Tugas ini diberikan oleh Pemerintah dan PTPI (Persero) untuk memberikan kontribusi
A. Visi
“Menjadi perusahaan di bidang industri pupuk, kimia dan agribisnis kelas dunia yang
B. Misi
kima, agro, energi, trading, dan jasa pelayanan pabrik yang bersaing tinggi;
2. Mengoptimalkan nilai perusahaan melalui bisnis inti dan pengembangan bisnis baru
Nasional;
teknologi terdepan;
tersebut meliputi:
a. Achievement Oriented
Insan Pupuk Kaltim Tangguh dan professional dalam mencapai sasaran selalu
Tangguh.
b. Customer Focus
Insan Pupuk Kaltim selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkomitmen
c. Teamwork
Insan Pupuk Kaltim harus menjalin sinergi dan bersatu dalam bekerja dengan
d. Visionary
Insan Pupuk Kaltim selalu berpikir jauh kedepan dan siap menghadapi perubahan
e. Environmentally Friendly
Insan Pupuk Kaltim Peduli terhadap lingkungan dan membri manfaat bagi masyarakat
Berkelanjutan.
Makna logo:
• Lingkaran putih kecil adalah letak lokasi kota Bontang dekat Khatulistiwa
Makna Warna:
Lokasi pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur terletak di wilayah pantai kota Bontang,
kira-kira 121 km sebelah utara Samarinda. Secara geografis terletak pada 0 o10’46,9”
LU dan 117o29’30,6” BT. Pabrik tersebut terletak pada areal seluas 493 Ha. Lokasi
perumahan dinas karyawan terletak sekitar 6 km barat pabrik seluas 765 Ha.
DIREKTUR KOMERSIL
GENERAL MANAGER
ADMINISTRASI
KEUANGAN
MANAGER
SUPERINTENDENT
SUPERINTENDENT SUPERITENDENT
ADMIN &
PAJAK & ASURANSI PERBENDAHARAAN
PENAGIHAN
KASI PERENCANAAN KASI ADM. KASI ADM. KASI PERENCANAAN KASI ADM. KASI PENAGIHAN
KASI ADM.
KASI ASURANSI & ANALISA PEMBAYARAN PERBENDAHARAAN KEUANGAN PENAGIHAN PIUTANG
PERPAJAKAN
PERPAJAKAN
STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA STAFF PELAKSANA
Departemen keuangan merupakan salah satu unit kerja yang terdapat pada PT
Pupuk Kalimantan Timur yang bertujuan mengatur dan mengelola seluruh transaksi
keuangan yang terjadi di perusahaan. Departemen ini dikepalai oleh seorang Manajer
sebagai pemimpin tertinggi. Departemen keuangan dibagi menjadi 3 unit kerja yaitu:
A. Bagian Perbendaharaan
Bagian ini berfungsi sebagai pengatur keuangan, mulai dari pembayaran gaji
hingga pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan. Bagian perbendaharaan ini
dikepalai oleh seorang Kepala Bagian (KABAG) yang membawahi 3 seksi yaitu:
Seksi ini memiliki tujuan untuk mengatur proses pembayaran kepada pihak ketiga dan
karyawan/tenaga perbantuan, agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien dengan
dipertanggungjawabkan.
B. Bagian Paransi
Sesuai dengan namanya Paransi (pajak dan asuransi) bagian ini bertugas untuk
memonitoring dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan mulai dari pembayaran pajak
hingga asuransi. Bagian ini dikepalai oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi 3
seksi yaitu:
karyawan. Seksi ini dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang bertanggung jawab
Seksi ini bertugas untuk melaksanakan seluruh fungsi teknis perpajakan perusahaan
mulai dari pemotongan hingga pelaporan pajak. Seksi ini dipimpin oleh Kepala Seksi
C. Bagian Penagihan
pangan.
Timur. Pelaksanaan PKL berlangsung selama 2 (dua) bulan kerja efektif, dimulai dari 14
Januari 2019 hingga 15 Maret 2019. Dalam melaksanakan PKL pada PT Pupuk
3. Memakai sepatu safety dan helm bagi yang masuk ke daerah pabrik
6. Tidak boleh memasuki area pabrik tanpa pembimbing dan harus mendapat
izin/didampingi operator.
9. Dilarang memotret diseluruh Kawasan pabrik dan perkantoran tanpa seizin Dept. K3
11. Melaporkan judul laporan dan nama pembimbingnya ke Departemen Diklat cg. PIC
PKL
16. Mengembalikan seluruh inventaris yang dipinjam (sepatu, helm, buku, dll)
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan dan Absensi
Jam
No Hari Tanggal Kegiatan
Datang Pulang
1 Senin 14 Januari 2019 07.30 16.00
Pengenalan perusahaan dan
Pembuatan Badge
2 Selasa 15 Januari 2019 07.30 14.00
terintegrasi mulai dari industri, perdagangan dan distribusi dan jasa di bidang
perpupukan, petrokimia, dan kimia lainnya. Selain itu juga memanfaatkan sumber daya
perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi, berdaya saing kuat
dan siap mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Sebagai anak perusahaan dari PT
PIHC yang memiliki berbagai jenis lini usaha, tentunya PT Pupuk Kaltim juga memiliki
piutang dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan. Seperti halnya pada perusahaan
dagang, industri manufaktur seperti PT Pupuk Kaltim pun memiliki berbagai jenis
a. Piutang Usaha
Piutang usaha adalah piutang yang timbul akibat kegiatan utama perusahaan,
seperti penjualan hasil produksi berupa urea, ammoniak, bahan baku/NPK/Zeorganik dan
utilitas.
Piutang non usaha adalah jenis piutang yang timbul akibat dari bukan usaha
utama atau usaha sampingan. Pada PT Pupuk Kaltim, piutang non usaha dibagi menjadi
beberapa, yaitu:
• Piutang Afiliasi
• Piutang PPRK
Manajemen Anak Usaha adalah unit yang bertugas melakukan dan menangani
menawarkan beberapa produk lainnya. Sehingga dari penjualan produk lainnya ini akan
Tabel 4.1
5 1 2 3 4
Mulai
SP ditolak
M engecek dan Membuat
mengirimkan
Mengecek
Dokumen ke Dept. 3 produk Invoice
Surat Permintaan Selesai
Kontrak Bisnis &
Penyedia untuk 2
diverifikasi
1
TIDAK TIDAK ADA ADA
Disetujui Membuat
Produk
Kontrak Bisnis
Invoice
Sales Order
tersedia lalu selanjutnya departemen Kontrak Bisnis akan membuat kontrak bisnis.
permintaan ditolak.
4. Atas dasar kontrak bisnis unit kerja penyedia barang dan jasa akan membuat berita
5. Atas dasar dokumen berita acara, Manajemen Anak Usaha membuat sales order lalu
6. Departemen Keuangan akan membuat invoice berdasarkan sales order lalu akan
7. Selesai.
beberapa perusahaan dalam menyediakan fasilitas berupa penyewaan lahan dan kantor,
penyedia air dan listrik, penyedia jasa keamanan dan lain-lain, yang peyerahannya
produk lainnya dari PT Pupuk Kaltim seperti KPI, KDM, KOPKAR, Rumah Sakit, Bank
Mandiri dan Indosat. Dasar dari pemberian fasilitas penjualan kredit produk lainnya oleh
PT Kaltim Medika Utama, Kopkar PKT, PT KIE, PT KOM dan sebagainya. Selain
adanya hubungan afiliasi, kerjasama juga terjadi karena adanya pemanfaatan fasilitas
(utilitas) dari PT Pupuk Kaltim oleh beberapa perusahaan yang berada di lingkungan
industry PT Pupuk Kaltim seperti PT Pertagas dan PT KNI. Dengan adanya kerjasama
yang baik tersebut maka kepastian pembayaran/pelunasan atas penjualan kredit akan
mudah dilakukan.
b. Jaminan dari Customer. Guna memastikan adanya pelunasan dari customer setelah
pembayaran dari customernya yang berupa stand by lc, uang muka, dan bank garansi.
Total Aging Piutang Usaha dan Piutang Lain-Lain per 31 Januari 2019 sebesar
Dari total nilai aging tersebut terdapat piutang yang bermasalah sebesar
Rp453.740.459.778 atau senilai 31,6% dari total aging piutang dengan nilai terbesar dari
• Program Kerja rutin selama bulan Januari 2019 berjalan sesuai rencana, antara
lain penerbitan dan pengiriman tagihan baik pupuk ataupun non pupuk,
melakukan komunikasi dengan customer baik melalui telepon, email, net off
hutang piutang dan kunjungan, serta koordinasi dengan unit kerja lain terkait
proses penagihan.
• Pada bulan Januari 2019 dilakukan rekonsiliasi data via email dengan customer,
Distributor Finance.
• Penutupan Piutang dari proses Net off hutang piutang sebesar Rp 3.607.547.508,-
• Penerimaan tunai dan bukti potong selama bulan Januari 2019 sebesar Rp
331.099.703,-.
• Untuk penagihan dengan piutang lebih dari 1 tahun selama bulan Januari 2018,
difokuskan pada PT BSU. Saat ini penyelesaian piutang diupayakan melalui jalur
hukum.
• Saldo piutang lainnya dengan aging belum jatuh tempo pada Januari 2019 cenderung
sama dengan penjualan Desember 2018, karena porsi penjualan produk lainnya yang
• Piutang yang telah jatuh tempo mengalami penurunan disebabkan adanya pelunasan
dari beberapa customer yaitu PT KDM, Pelindo, PT Kats, KMI, BRI, Bank Mandiri
78%
76%
74% 73%
72%
70%
68% 67%
66%
64%
62%
60%
Okt-18 Nov-18 Des-18
penjualan kredit. Meskipun nilai piutang dengan aging lebih dari 1 tahun mengalami
penurunan, namun tingkat penurunannya lebih kecil daripada tingkat penurunan lebih
2. Penjualan Urea
Tujuan :
Upaya ini dilakukan secara bersamaan kepada seluruh customer PT Pupuk Kaltim
Kunjungan dan rekonsiliasi dengan customer dilakukan sebagai tindak lanjut dari
d. Net Off
Net Off dilakukan kepada customer yang memiliki hutang-piutang kepada PT Pupuk
Katim
Pada tahap konsultasi pihak PT PKT menjelaskan latar belakang timbulnya piutang
kepada PT BSU, adapun tujuan awal konsultasi tersebut adalah mendapatkan legal
4.2.5.4 Kendala
Dalam penanganan piutang non usaha terdapat beberapa kendala yang dihadapi sebagai
berikut:
Dari kendala yang ada di atas berikut saran dan masukan yang bisa dilakukan:
1. Untuk mempercepat pemenuhan Berita Acara (BA) perlu dibuat aplikasi yang
kepada customer.
2. Dalam pembuatan kontrak kerja lebih dipertegas lagi masalah jaminan dan sanksi
jika terjadi kredit macet oleh customer serta ditambahkan uang muka pinjaman
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sebenarnya oleh karena itu, tugas-tugas mengenai pekerjaan yang terkait perlu
komparasi ilmu yang mereka dapat di perkuliahan dengan ilmu yang didapat di dunia
kerja.
2 Program Kerja rutin selama bulan Januari 2019 berjalan sesuai rencana, antara lain
penerbitan dan pengiriman tagihan baik pupuk ataupun non pupuk, melakukan
komunikasi dengan customer baik melalui telepon, email, net off hutang piutang dan
kunjungan, serta koordinasi dengan unit kerja lain terkait proses penagihan.
mengenai Penjualan Kredit Produk lainnya. Sehingga untuk alur penjualan kreditnya
4.2 Saran-Saran
Selama melaksanakan praktik kerja lapangan penulis merasa ada beberapa hal
yang perlu ditingkatkan agar mahasiswa dapat mengoptimalkan kinerja mereka yang
telah mereka dapat pada bangku kuliah, agar mahasiswa dapat lebih siap dalam
program praktik kerja lapangan ini bukan hanya sebagai tempat dimana mahasiswa
hanya untuk melihat bagaimana dunia kerja susungguhnya, tetapi juga untuk dapat
menyalurkan ilmu yang telah mereka dapat selama dibangku kuliah. Peningkatan
pada mahasiswa untuk memperlancar segala kegiatan mereka selama PKL. Selain
itu kerja sama, tanggung jawab, kedisiplinan, kecermatan dan ketelitian sangat
4. Terkait pemilihan judul, penulis dapat memilih umur piutang yang lebih riskan
dalam penagihannya.