Anda di halaman 1dari 6

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu

Ikhwani kaum muslimin jamaah sholat Ied rokhimaniwarokhimakumullah

Mengawali khutbah ini kita sampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT.

Sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Hari ini, kita berkumpul disini sebagaimana kaum muslimin di seluruh belahan
dunia manapun, melakukan sholat Idul Adha, Yang InshaAllah akan kita tindak lanjuti
dengan melakukan Penyembelihan hewan kurban dan membagikanya kepada yang
berhak menerimanya.

Hadirin jama’ah sholat ied rohimani warohimakumullah,


Pada hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 H ini, berjuta-juta kaum muslimin
dari segala penjuru dunia terhampar di Padang Arofah melaksanakan ibadah haji yang
merupakan rukun islam yang ke-5 mengalir syahdu menggemakan kalimat takbir, tahmid,
dan tahlil, mengagungkan nama Allah SWT. Sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya
pencipta alam seisinya. Pada saat itu pula hilanglah segala tabir penghalang yang selama
ini melekat dan jadi ganjalan serta mempengaruhi umat islam, yakni : perbedaan etnis,
suku bangsa, bahasa, warna kulit, tingkat sosial, dan rakyat jelata semuanya tunduk dan
memasrahkan hidupnya di bawah naungan arsy Allahu Akbar berpadu dan luluh dalam
satu tekad iman yakni Mardhotillah.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu,


Betapa beruntungnya saudara-saudara kita yang pada saat ini dapat melaksanakan
ibadah haji, setelah sekian lama tertunda tidak bisa berangkat ke Tanah Suci dikarenakan
wabah Covid-19 yang hingga sekarang masih menjadi momok yang menakutkan…..
Mari kita panjatkan doa semoga saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan
ibadah haji disehatkan badannya, diberi kemudahan, dan keringanan dalam beraktivitas
dan sepulang dari tanah suci menyandang predikat haji yang mabrur dan menjadi pelopor
kebajikan di tengah-tengah masyarakat kita, tidak seperti hajinya orang orang jahilliyah
yang berdo’a

“Ya Allah… berikanlah kami kebajikan di dunia dan tiadalah bagiannya yang
menyenangkan di akhirat.” (Q.S. Al – Baqarah : 200)

Dan andaikata di antara mereka ada yang meninggal dunia, berpulang ke


rahmatulllah semoga diterima iman islamnya, diampuni segala dosa-dosanya, dan masuk
golongan yang khusnul khatimah. Aamiin.

Hadirin jamaah shalat Ied rahimani wa rahimakumullah,


Di hari yang berbahagia ini, kegembiraan dan keceriaan kita akan terasa kurang
sempurna, bahkan segera berubah menjadi pilu dan sedih ketika kita menatap kondisi
kaum muslim secara obyektif, saudara-saudara kita di Palestina, kondisi mereka sungguh
menyedihkan dan memilukan. Setiap hari mereka harus menghadapi teror, pembunuhan,
dan pengusiran oleh bangsa yang paling pengecut di dunia, yaitu Yahudi Israil. Di hari
yang berbahagia ini mereka tidak bisa membangun kemah/tenda di Padang Arafah, tetapi
membangunnya di Jalur Gaza atau diantara bukit-bukit tandus, mereka tidak dapat
melaksanakan Sa’i, diantara Bukit Safa dan Marwah, tetapi berlari mengejar
musuh/dikejar musuh, mereka tidak dapat melempar jumroh di Mina tetapi melontarkan
batu batu intifadah kearah serdadu yahudi, mereka tidak dapat menyembeleh hewan-
hewan qurban berupa domba atau sapi, tetapi mereka mengorbankan putra-putra atau
suami mereka tercinta, menyerahkan darah mereka sebagai tebusan atas tanah tempat
mereka bersujud kepada Allah SWT. Kondisi yang tidak kalah menyedihkan juga terjadi
di negeri-negeri muslim yang lain.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu
Ma’asyirol Muslimin Wal Muslimat Yang berbahagia
Inilah hari besar keimanan dan kemanusiaan yang ditandai dengan syiar
penyembelihan hewan kurban untuk mengenang peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim a.s.
setelah beliau menerima wahyu ilahi melalui mimpi yang memerintahkan supaya beliau
menyembelih putranya, Ismail. Padahal sebelum Ismail lahir, Nabi Ibrahim AS selalu
berdoa agar mendapat keturunan yang shalih.

Ibrahim berdoa : “wahai tuhanku, karuniakanlah anak yang shalih kepadaku” (Q.S. As–
Shaffat : 100).

Siapa mengira setelah Ismail a.s. meningkat dewasa, usia 13 tahun, Allah SWT.
Memerintahkan pada Ibrahim a.s. melalui mimpi supaya menyembelih anaknya,
sebagaimana terekam dalam Al-Qur’anul Karim:

“Tatkala anak itu sudah dewasa, Ibrahim berkata kepada anak nya : wahai anakku
tersayang, sungguh aku telah bermimpi menyembelih kamu, karena itu apa pendapat mu
tentang mimpiku itu…” (QS. As-shoffat 37:102).

Seorang ayah yang sudah berusia 86 tahun, yang sedang mencurahkan kerinduan
hatinya, dan harapanpun tertumpah pada kader muda penerus risalahnya, sekaligus putra
beliau yang sedang menanjak dewasa. Dalam keadaan demikian, datanglah perintah
Allah untuk menyembelih putra kesayangan dan satu-satunya itu. Sungguh ujian
keimanan dan kemanusiaan yang amat sukar dan berat dilaksanakan.
Namun Ibrahim As, bapak para Nabi itu sadar, ternyata Allah yang maha Rahman
sedang menguji keimanannya. Apakah rasa sayang dan kecintaan kepada putra lelakinya,
menghalanginya untuk mentaati perintah Allah SWT.? Nabi Ibrahim,akhirnya lulus
melewati ujian Allah. Tekadnya bulat, tidak ada kebimbangan ataupun keraguan, perintah
Allah wajib dijalankan apapun resikonya.

AllahuAkbar AllahuAkbar AllahuAkbar Walillahilhamdu


Respon Ismail A.S. Atas pertanyaan ayahnya sungguh militan, teguh dalam
keimanan, dan mulia dalam akhlak. Sikap yang hanya muncul dari anak yang soleh.
Pernyataan yang spektakular dan luar biasa, Ismail menjawab :

“wahai ayahanda tersayang, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah,


engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (Q.S. Ash-Shaffat : 102)

Ketika Ibrahim dan Ismail telah pasrah kepada Allah, dan Ibrahim pun
membaringkan putranya, maka Allah berseru kepadanya :

“wahai Ibrahim, kamu telah membenarkan mimpimu. Sungguh kami akan memberi
pahala kepada orang-orang yang beramal Sholeh.” (Q.S. Ash-Shaffat : 105).
Sungguh perintah Allah kepada Ibrahim itu merupakan satu ujian keamanan yang
sangat jelas. Allah ganti Ismail dengan seekor domba yang sangat besar. Allah telah
jadikan Ibrahim sebagai contoh bagi generasi-generasi sesudahnya. Ucapan salam
sejahtera bagi Ibrahim. Demikianlah Allah memberi pahala kepada orang-orang yang
beramal sholeh. Sungguh Ibrahim termasuk hamba Allah yang benar-benar beriman (Q.S.
Ash-Shaffatt : 106-111).

Ikhwani kaum muslimin jamaah sholat Ied Rakhimani wa rokhimakumullah


Saat Ibrahim a.s. diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, beliau
tidak tau sebelumnya bahwa nantinya Ismail akan digantikan dengan seekor domba.
Yang beliau tau, bahwa beliau harus menjalankan perintah Rabbnya. Lalu Allah
memberikan kejutan yang membahagiakan kepadanya, sebagai balasan atas kesetiaan
beliau terhadap perintah Rabbnya. Maka kesudahan yang baik adalah bagi orang yang
bertaqwa.
Sebagaimana juga nabi Musa a.s. tidak tahu sebelumnya bahwa nantinya laut akan
terbelah setelah tongkat beliau dipukulkan ke lautan. Yang beliau tahu bahwa itu adalah
perintah Allah dan pasti allah memberikan jalan keluar.
Nabi Nuh a.s. juga tidak tahu bahwa akan terjadi banjir bandang, saat beliau
membuat kapal di musim kemarau hingga ditertawakan kaumnya. Beliau hanya
menjalankan perintah, lalu Allah memberikan kesudahan yang baik bagi beliau dan
orang-orang yang mengimaninya.

AllahuAkbar AllahuAkbar AllahuAkbar Walillahilhamdu


Sekiranya dalam melaksanakan syari’at Allah SWT. umat islam dewasa ini meniru
kepatuhan dan kepasrahan seperti yang dicontohkan nabi Ibrahmi a.s., Ismail a.s., nabi
Musa a.s., dan nabi Nuh a.s., pasti mereka akan dianugerahi kemenangan menghadapi
musuh-musuhnya, ditinggikan derajatnya, dan dinampakkan kemuliannya dihadapan
lawan-lawannya. Jalan itu pula yang diikuti oleh para sahabat nabi yang merupakan
generasi terbaik umat ini. Mereka berjalan dengan menggunakan instrumen keimanan.
Yang melahirkan ruh-ruh ketaatan dengan bersemboyan sami’na wa ato’na : “kami
mendengar dan kami taat”. Karena mereka yakin bahwa syari’at itu datang dari Yang
Maha Tau dan Yang Maha Bijaksana.
Bandingkan dengan keadaan di negeri kita sekarang, kita menyaksikan rakyat
Indonesia bagai berada di tepi jurang pada malam gelap gulita, sehingga sulit
membedakan yang ini halal dan yang itu haram. Betapa banyaknya orang yang antipati
terhadap ajaran agama lalu menyeru kepada ideologiskuler dan liberal sehingga
menjerumuskan negeri ini ke dalam jurang kebinasaan. Di zaman ini, atas nama
demokrasi dan reformasi, negeri kita juga terjerumus pada belitan kapitalisme yang
melestarikan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Akibat dari semua ini, munculnya generasi
yang rusak dan merusak .
“Sepeninggal para nabi, datanglah generasi baru yang mengabaikan sholat dan mengikuti
hawa nafsu. Karena itu mereka pasti menemui kebinasaan, kecuali orang-orang yang
bertaubat, beriman, dan beramal soleh, mereka akan diberi pahala surga, mereka tidak
sedikitpun diperlakukan secara dzolim.” (Q.S. Maryam : 59-60)

Semoga Allah jauhkan kita dari kesombongan dan pembangkangan, dan


menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa taat, baik disaat ringan maupun berat.
Sehingga syari’at Allah sennatiasa dapat kita jalankan semaksimal mungkin, yang pada
akhirnya ridha Allah itulah yang kita dapatkan, yakni surganya Allah SWT. Dan demi
ridha Allah inilah (surga) harus kita perjuangkan.
Akhirnya, marilah kita berdo’a dengan meluruskan niat, membersihkan hati, dan
menjernihkan pikiran. Semoga Allah SWT. memperkenankan doa-doa kita

Anda mungkin juga menyukai