Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH IEDUL ADHA 1442 H/2021 M

“PERJUANGAN DAN PENGORBANAN SEBAGAI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN”

1
2
“PERJUANGAN DAN PENGORBANAN SEBAGAI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN”

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd……

Alhamdulillah kita bersyukur kehadirat Allah SWT., kita berbahagia pada hari ini, kerena
kita dapat menghirup udara segar, pada pagi yang indah ini adalah pagi yang penuh berkah dan
hikmah, kita semua dikaruniai kesempatan untuk merayakan hari raya ‘Idul Adha Tahun 1442H,
atau tahun 2021M, yang mubarakah ini. Allah pencipta alam semesta, tempat manusia
berkarya mencari keridhaan-Nya, maha besar Allah yang telah menganugerahkan bumi dengan
segala isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan ummat manusia.

Shalawat dan salam kita curahkan pada junjungan Bagunda Rasulullah SAW., beserta
keluarga, sahabat-sahabatnya beserta ummatnya.

Jamaah ‘ied Rahimakumullah, Khutbah kita pada hari ini berjudul:

“PERJUANGAN DAN PENGORBANAN SEBAGAI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN”

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Kita kembali menyaksikan tibanya hari-hari ketika jutaan ummat islam berkumpul seraya
mengumandangkan kalimat talbiyah, “Labbaik Allahumma Labbaik”. “Aku datang memenuhi
panggilan-Mu Ya Allah.”

Ka’bah adalah kiblat umat islam sekaligus sImbol peradaban tertua umat manusia,
sejarah permulaan ibadah haji di Baitullah al-Haram bermula ketika Nabi Adam A.S., dikirim ke
bumi lalu diperintahkan Allah SWT., mendirikan bangunan yang diberi nama Ka’bah. Ka’bah
adalah peninggalan paling bersejarah dari para Nabi, ketika Nabi Adam wafat maka bangunan
ka’bah dilanjutkan oleh Nabi Syits, salah seorang putra Nabi Adam dan dizaman Nabi Nuh a.s.,
terjadi banjir besar yang menyebabkan bangunan ka’bah runtuh, lalu Allah swt., mengutus Nabi
Ibrahim a.s., dan anaknya ismlail untuk membangun kembali ka’bah. Sebuah bangunan
sederhana berbentuk kubus sebagai tempat ibadah kepada Allah, tidak ada yang mengira
bahwa tempat itu kini menjadi pusat jalinan persaudaraan paling tulus jutaan ummat manusia
yang mendambakan pertemuan dengan Allah.

Kehadiran jutaan manusia secara kolosal dalam sebuah peristiwa keagamaan ini,
menjadi kritikan praktis bagi para pengikut Marxisme yang mengatakan bahwa agama
menyebabkan kelompok masyarakat menjadi rendah dan hina. Mereka yang masih
berpendapat demikian seharusnya saat ini datang ke Mekkah. Lihatlah! Betapa jutaan manusia
mampu menunjukan keagungan Allah secara kolektif.

3
Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Jammah ‘ied Rahimakumullah

Masih terukir dalam ingatan kita rentetan peristiwa yang sangat menakutkan dalam
sejarah perhajian, bahwa pada tahun 1990 terjadi tragedi Trowongan Mina yang banyak
menelan korban jiwa, di tahun 2006 terjadi kelaparan di padang Arafah dan pada tahun 2015
kembali Allah swt., menguji keimanan umat islam dengan badai pasir yang terjadi dibeberapa
tempat di arab Saudi termasuk angina kencang sebagai penyebab jatuhnya alat konstruksi
bangunan berupa craen di Masjidil Haram yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang, kita
yakin bahwa tragedI-tragedi tersebut tidak akan menjadi penyebab kurangnya semangat umat
islam untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji adalah panggilan Allah menuju Baitullah yang
ditunjukan kepada orang-orang yang beriman di seluruh pelosok dunia. Kita yakin bahwa
ibadah haji adalah rencana Allah SWT yang agung dan dahsyat. Dalam Al-Qur’an Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 27 dan 28:

“Dan seluruh manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta yang kurus. Mereka datang dari segala penjuru
yang jauh, agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka
menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan
kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi kafir,” (Q.S. Al-Hajj : 27 dan 28).

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Ibadah haji memang sangat indah. Pada saat masyarakat dunia banyak kehilangan arah
dan pengangan hidup, para peziarah baitullah secara serentak mengumandangkan “Labbaik
Allahumma Labbaik”, “Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanmu.”

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Jamaah ‘ied Rahimakumullah

Keislaman seseorang baru bisa dikatakan sempurna apabila menyatakan 2 kalimat


syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan
melaksanakan ibadah haji. Namun untuk beribadah haji, sejumlah syarat harus dipenuhi. Syarat
yang paling mendasar adalah mampu. Baik dari segi keuangan, kekuatan, kesehatan, maupun
kesempatan.

Haji pada pokoknya adalah perjalanan mengubah diri menuju kepada Allah. Haji adalah
sebuah contoh pertunjukan penciptaan Adam, dan perjuangan Ibrahim dalam melawan godaan
syetan dan menegakkan ajaran Allah, serta rangkaian cobaan yang dialami Hajar di tengah

4
kehidupan. Semua peristiwa itu harus dihayati dan selalu diingat oleh umat Islam melalui rute
dan tahapan-tahapan pelaksanaan ibadah haji.

Beberapa peristiwa yang telah terjadi sebagai momentum sejarah yang erat kaitannya
dengan kisah Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya, terlukis dengan tinta emas dalam lembaran
sejarah peradaban umat manusia, antara lain adalah:

Pertama ; Penegakan ekstensi aqidah Islamiyah di tengah-tengah kemusyrikan

Ibrahim a.s. adalah sosok hambah Allah yang bersih dari syirik. Karena itu, agama yang
diyakininya disebut al-Hanafiyyah, artinya bersih dari unsur mempersekutukan Allah. Dan ia
digelari sebagai seorang yang hanif.

Ibrahim adalah penentang penyembahan berhala, walaupun ia sendiri dilahirkan dan


dibesarkan olej Azar, seorang pembuat berhala. Ibrahim adalah pembangun Ka’bah, arstitek
rumah tauhid dan rumah kebebasan dan kedamaian di muka bumi.

Suatu hari Ibrahim a.s. diadili oleh Raja Namruj karena telah menghancurkan tuhan-
tuhan (berhala) mereka dengan kampak besar. Ia dituduh berbuat makar sehingga dieksekusi
dan dikenai hukuman bakar. Namun berkat kekuasaan Allah, Ibrahim selamat dari amukan si
jago merah.

Sebagaimana terlukis dalam firman Allah SWT dalam Surah Al-Anbiya 69:

“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi
Ibrahim.” (Q.S. Al-Anbiya : 69)

Pengejawantahan (penerapan) aqidah Islamiyah yang memerlukan tekad dan


perjuangan yang berani mengorbankan jiwa, harta dan perasaan sebagaimana yang
dicontohkan Nabi Ibrahim a.s., perlu kita orientasikan dalam gerak perjuangan kita menghadapi
gerakan permusyrikan dan permutadan, naik terselubung maupun secara terang-terangan.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd…

Kedua; Hidup adalah berjuang penuh resiko dan tantangan.

Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Hajar, istri Nabi Ibrahim a.s. disaat
kehabisan bekal air bersama putranya Ismail a.s. Anak itu dalam keadaan haus dan dahaga
ditengah teriknya matahari gurun pasir. Hajar mondar mandir mancari air sampai tujuh kali
pulang balik antara bukit Shafa dam Marwah. Pengalaman Hajar inilah yang diimplementasikan
oleh para jamaah haji, yaitu sa’I antara Shafa dan Marwah 7 kali, sebagai lambing kasih saying
ibu kepada anaknya.

5
Allah tidak membiarkan Hajar dan Ismail Mati kehausan. Pertolongan Allah diberikan
berupa mata air zam-zam yang hingga kini tidak pernah mengalami kekeringan. Malah dengan
izin Allah dapat menghilangkan penyakit yang beraneka ragam. Rasulullah bersabda yang
artinya: “Air zam-zam itu adalah obat dari rasa sakit dan air zam-zam itu adalah makanan yang
mengenyangkan.”

Peristiwa sejarah ini patut kita teladani dalam gerak menata kehidupan yang penuh
tantangan, rintangan dan godaan, yang membutuhkan tenaga dan pengetahuan untuk
mendapatkan sesuatu. Tidak bisa hanya berpangku tangan, menghayal, menghitung angka
untuk menjadi kaya tujuh turunan, sementara waktu untuk anak-anak dan keluarga
ditelantarkan.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Ketiga; Perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan kesabaran

Suatu pagi Ibrahim menemui putranya Ismail, seraya berkata:

“Maka ketika Ismail menginjak remaja, Ibrahim berkata, “Wahai anakku, semalam aku
telah bermimpi, bahwa aku diperintahkan menyebelihmu, maka fikirkanlah bagaimana
pendapatmu?”

Dengan tulus Ismail menjawab:

“Ismail menjawab, “ Wahai ayahku belahan jiwa. Laksanakanlah apa yang


diperintahkan Allah kepadamu Insya Allah engkau akan mendapati aku sebagai orang-orang
yang sabar…….(As Shafaat : 102)

Betapa indahnya kalimat demi kalimat dari mulut sang anak yang rela dikorbankan.
Namun, provokator tak tinggal diam. Iblis laknatullah membujuk Ismail dan merayu Hajar,
mencoba menghalangi perintah IIahi itu. Secara berturut-turut, Ismail melempari Iblis
laknatullah di Jumratul Uula, Hajar mengusir dan mengutuk Iblis seraya melemparnya di
Jumratuk Wustha, dan Ibrahim menghujat Iblis pada sisi Jumratu Aqabah. Peristiwa inilah yang
diimplementasikan oleh para jamaah haji, melontar tiga Jumrah.

Dalam ibadah qurban, Ibrahim tampil sebagai orang pertama yang mendapat ujian
pengorbanan dari Allah. Ia telah menunjukkan ketaatan secara totalitas dengan keharusan
menyembelih putra semata wayang yang dinanti kelahirannya sekian lama.

Ketika Ibrahim hendak menyembelih anaknya dan disaat pisau hendak digoreskan
dibatang leher Ismail, Allah memerintahkan Jibril dengan segera untuk menghentikan

6
penyembelihan itu dan menggantinya dengan seekor Kibas (domba). Perintah menyebelih anak
itu ternyata hanyalah ujian belaka.

Peristiwa itu patut kita teladani. Segala sesuatu yang ingin dicapai menghendaki
pengorbanan, setiap langkah untuk mengambil keputusan agar dilakukan musyawarah, dan
musyawarah didasarkan atas fikiran yang sehat, dengan mengemukakan pendapat berdasar
rasio, bukan sebaliknya penuh emosi dan dendam.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamd….

Keempat; Haji sebagai anjangsana kongres akbar dan kesamaan derajat di hadapan Allah

Ibadah haji yang dilaksanakan setahun sekali oleh umat Islam yang datang dari berbagai
belahan bumi, dan berkumpul bersama

dalam satu tempat merupakan suatu pertemuan akbar bagi umat Islam sedunia. Disamping
menunaikan ibadah haji, mereka juga saling ta’aruf, saling tukar informasi dan budaya tanpa
ada rasa canggung apalagi permusuhan. Mereka merasa satu kesatuan yang utuh berkumpul
dalam satu kepentingan.

Keadaan seperti ini akan benar-benar terasa di saat-saat mereka Wukuh di Padang
Arafah, dalam suasana penuh kedamaian tanpa perbedaan ras, suku, bangsa, tak peduli raja
atau rakyat biasa, taka da beda hambasahaya maupun seorang penguasa. Semua serempak
tunduk bertahmid dan berseru kepada Allah Yang Maha Esa.

Kelima; Mendapatkan ampunan dan syurga dari Allah SWT

Para Hujjaj yang telah mensucikan diri melalui proses pertaubatan, beribadah, berdoa
dan ia benar-benar menunaikan ibadah haji sesuai syarat dan rukunnya, maka mereka akan
mendapat haji mabrur. Bagaikan anak yang baru lahir, laksana kertas putih yang bersih tanpa
noda. Dan syurgalah sebagai imbalannya. Nabi SAW bersabda :

“Haji mabrur tiada lain imbalannya kecuali syurga.”

Bagi saudara-saudara yang belum mampu melaksanakan haji, disunnatkan untuk menyembeli
hewan qurban. Menyembeli qurban pada hari raya qurban adalah mengikuti sunnah Nabi
Ibrahinm a.s. yang dilestarikan dalam syariat Nabi Muhammad SAW dan berlaku hingga hari
kiamat. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: “Barangsiapa mempunyai kemampuan tetepi ia tidak berqurban, maka janganlah ia


menghampiri tempat shalat kami.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).

7
Al-Qur’an mengajarkan bahwa menyembeli binatang qurban termasuk syiar Allah SWT
yang membawa kebaikan bagi manusia. Menyembelih binatang qurban hanya akan diterima
Allah jika dilakukan atas dasar taqwa kepada-Nya. Sebab yang akan sampai kepada Allah bukan
daging dan darah binatang qurban, melainkan ketaqwaan; ketaqwaan inilah yang akan dinilai
oleh Allah SWT.

Qurban dapat membersihkan dosa-dosa kita yang telah lewat maupun dosa-dosa yang
akan datang. Nilai dan pahala qurban akan kita dapatkan selama ibadah kita didasarkan pada
motivasi lillahi ta’ala, hanya karena Allah semata.

Dari uraian Khutbah ini dapat disimpulkan bahwa hikmah idul adha adalah
memantapkan aqidah iman kita, mempersatukan jiwa dan menegakkan kebenaran. Jiwa
perjuangan dan pengorbanan merupakan bagian penting untuk meraih sukses, sehingga
menjadi kewajiban mutlak bagi setiap muslim yang ingin mendapat ridha Allah SWT.

Bagi kita umat Islam dan masyarakat Kolaka, hendaknya menyatukan tekad dan
semangat perjuangan dan pengorbanan tanpa mengabaikan ukhuwah islamiyah demi
terwujudnya masyarakat adil dan makmur, negeri yang diridhai Allah SWT, baldatun tayyibun
wa rabbun ghafur. Amin Ya Rabbal ‘ Alamin……

8
9

Anda mungkin juga menyukai