“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS. Ash-Shaffat: 102)
Demikianlah keduanya rela berkorban di jalan Allah, sebagai bentuk pengorbanan
termahal dalam sejarah manusia. Walaupun leher Ismail tidak terpenggal, dan digantikan
Allah dengan seekor qibas, namun peristiwa itu menyisakan makna yang terlukis
sepanjang masa. Betapa perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan selalu
mensyaratkan pengorbanan sebagai konsekuensi logis. Tanpa merelakan kepentingan
pribadi yang seringkali duniawi, tujuan perjuangan yang menyangkut maslahat umat tak
mungkin tercapai. Allah SWT berfirman :
Seorang mukmin dituntut untuk rela berkorban apa saja. Tak peduli harta,
pangkat, jabatan, bahkan nyawa sekalipun jika dimaksudkan sebagai pengabdian
terhadap Allah SWT dapat terwujud dan umat manusia dapat terhindar dari kekufuran
dan kemusyrikan. Setiap Mukmin harus ikhlas berkorban. Pengorbanan dalam bentuk
apapun, sepanjang didasari keikhlasan niat semata mencari ridho Allah pasti tidak akan
sia-sia disisi-Nya. Ia yakin betul akan janji Allah SWT :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang mukmin, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS. At-Taubah: 111).
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.” (QS. At-tahrim: 6).
Tekad untuk berjuang dan keikhlasan untuk berkorban saja tidaklah cukup.
Nabiyullah Ibrahim AS dan putranya Ismail masih diuji dengan keteguhan iman melalui
bisikan iblis. Setahap demi setahap mereka melewati godaan tersebut. Satu demi satu
batu dilemparkan sbg tamsil dari pernyataan “perang” melawan iblis dengan segala
bentuknya yang selalu akan muncul menggoda dikala seorang hamba Allah menelusuri
‘Shiratal Mustaqim” (jalan lurus yang diridhoi Allah SWT).
“Iblis menjawab: “Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-
benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan engkau yang lurus, kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri
mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur Taat.”
(QS. Al-a’raaf: 16-17).
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali( dien ) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai,”(QS Al-Imran :103)
Persatuan umat harus didasari pada dua pilar : pertama, Persatuan yang didasari
atas adanya titik tujuan yang sama, yaitu semata mencari ridha Allah SWT dalam segala
langkah dan perjuangan. Rasul SAW bersabda :
“ Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”.( QS Al-An biyaa :92)
Marilah kita sejenak menundukkan kepala, dengan penuh keikhlasan kita berdo’a
memohon bimbingan dan pertolonganNya. Marilah kita menengadahkan kedua telapak
tangan kita sambil meluluhkan perasaan dan menjernihkan pikiran.
Allahumma ya Allah.... Kami berkumpul di tempat yang mulia ini, memuji
kebesaranMu, dan dengan segala kesadaran yang utuh, kami semua adalah milikMu Ya
Allah...pengorbanan para nabi, syuhada dan waliyullah telah mengetarkan hati kami,
betapa terasa kecilnya diri-diri kami. Karena itu ya Allah tumbuhkanlah ruhul jihad
dalam diri kami, hidupkanlah semangat berkorban dalam jiwa kami, suburkanlah
semangat pengabdian dalam segala tingkah langkah kami agar negri ini makmur di
bawah naungan ridhoMu, agar Islam menjadi berkah dan rahmat bagi alam semesta.
Rabbana Ya Allah, yang Maha pengampun terlalu banyak dosa dan kesalahan
yang telah kami perbuat selama ini, pada hari ini yang suci dan mulia ini kami mohon
ampunanmu ya Allah sungguh ampunanMu adalah lebih luas daripada dosa-dosa yang
kami lakukan, bersihkanlah jiwa raga kami dari dosa dan kesalahan ketika ajal nanti
mengantaarkan kami menuju kehadiratmu.
Allahumma Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami kasihanilah
mereka berdua seperti mereka pernah mengasihi dan menyayangi kami sejak kecil dan
ampuni dosa saudara-saudara kami kaum muslimin dan muslimat berilah kami taufik dan
hidayah berkah serta rahmat dan keridhoanMu kepada para pemimpin kami kuatkanlah
ketika mereka lemah, luruskanlah ketika mereka keliru, berilah bimbingan agar dapat
membawa kami kepada jalan meraih keridhoanMu.