ٱلحمد هلل الذۑ بعث نبينا محمدا صلۑ هللا عليه وسلم
والسالم علۑ سادات الكرام وعلۑ ٱله وصحبه ذوۑ#رحمة لٱلنام والصالة
ٱما بعد.الهداية واإلكرام
MAJELIS HAKIM YANG ARIF DAN BIJAKSANA
Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
Berlaku adil”.
Dalam kitab Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam Jalaluddin al-Suyuti halaman
234, di antara asbab Nuzul ayat ini dari Asma binti Abu Bakar mendatangi Rasulullah
meminta pendapat : saya dikunjungi oleh ibu kandungku Siti Qutailah (seorang
musyrikah). Setelah itu Asma bertanya kepada Rasulullah : bolehkah saya berbuat baik
kepadanya? Rasulullah menjawab: ”ya” (boleh), kemudian turunlah ayat ini yang
menegaskan bahwa Allah tidak melarang, umtuk berbuat baik kepada setiap orang,
selama ia tidak berbuat zalim dan kepada Islam dia tidak menyerang.
Selanjutnya Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, dalam Tafsir al-Quran al-Aisar hal. 401-402,
menjelaskan bahwa, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil,
terhadap orang-orang yang tidak membuat agamamu terkucil, dan tidak pula mengusir
kamu dari negerimu sehingga kamu merasa terpencil, seperti memberi makanan,
pakaian, dan kendaraan serta bersikap adil kepada mereka sehingga mereka merasa
aman. Ayat ini bersifat umum, mencakup seluruh waktu dan tempat dimanapun,
terhadap semua orang kafir selama mereka berlaku santun. Allah memberikan syarat
pada ayat tersebut dengan tersusun.
MAJELIS HAKIM YANG ARIF DAN BIJAKSANA HADIRIN WALHADITRAT
RAHIMAKUMULLAH.
Berdasarkan makna nasionalisme tersebut, dan kita saksikan isu disintegrasi bangsa
yang tak pernah surut, anti NKRI dan anti Kebhinekaan yang sering disebut-sebut,
membuat kita terpecah dan merasa tersudut, dalam kesalah-pahaman yang semakin
berkelut, sehingga kepala kita sering berdenyut. Hal inilah hadirin yang harus kita
perhatikan, yang kita tanamkan adalah nilai nilai persaudaraan dan kebangsaan. Agar
yang namanya anti NKRI dan anti kebhinekaan dapat tersingkirkan. Islam dan
Nasionalisme saling berkaitan, dalam membentuk bangsa dan peradaban.
Hadirin rahimakumullah.. Isu anti NKRI dan anti kebhinekaan pada saat ini muncul,
karena persoalan politik dan sosial yang amburadul, merambat ke persoalan-persoalan
lain yang timbul, sehingga kita seperti bercerai berai dan merasa terpukul. Rasa cinta
tanah airpun semakin tumpul. Padahal sebuah ungkapan bijak menjelaskan, hubbul
wathan minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Inilah hadirin yang kita
jadikan acuan, dalam membangun Indonesia yang maju dan berperadaban. Bukan
tuduhan anti NKRI dan anti kebhinekaan yang dikobarkan. Mereka terjebak dalam
saling tuduh dan permusuhan. Sehingga Setiap pihak merasa berada dalam
kebenaran.
Untuk meraih kemuliaan, marilah kita dengarkan, lantunan ayat suci Al-Qur’an surat Al-
Hujurat ayat 13, sebagaimana yang akan dikumandangkan oleh qori’ah kita berikut ini :
HADIRIN...
Menurut Prof. Dr. H. Muhammad Qurais Shihab dalam tafsir Al-Misbah halaman 617,
menjelaskan bahwa Syu’uban dan Qaba’il merujuk pada struktur sosial yang paling
besar dan beragam, yaitu suku dan bangsa (nations and tribes). Strukutur sosial yang
demikian unik ini, tak lain adalah maha karya Allah dengan tujuannya yaitu, lita’arofuw,
fungsinya lil musyarakati baina snaini fa aktsara bukan pepatah mengatakan tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.
Hadirin.. Masihkah kita mengatakan Islam anti NKRI dan kebhinekaan ?? Tentu tidak,
bukan kah dalam ayat tersebut telah dijelaskan, bahwasanya semangat persatuan dan
persaudaraan lahir dari ajaran al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi kita umat Islam
yang beriman.