Anda di halaman 1dari 5

“ISLAM DALAM MEMBANGUN SEMANGAT PERSAUDARAAN DAN KEBANGSAAN”

‫ٱلحمد هلل الذۑ بعث نبينا محمدا صلۑ هللا عليه وسلم‬
‫ والسالم علۑ سادات الكرام وعلۑ ٱله وصحبه ذوۑ‬#‫رحمة لٱلنام والصالة‬
‫ ٱما بعد‬.‫الهداية واإلكرام‬
MAJELIS HAKIM YANG ARIF DAN BIJAKSANA

HADIRIN WALHADIRAT YANG BERBAHAGIA.

Akhir-akhir ini semangat nasionalisme menjadi persoalan yang hangat


dibicarakan. Stigma negatif anti NKRI dan anti kebhinekaan kepada umat Islam menjadi
isu yang diperdebatkan. Masing-masing pihak mendeklarasikan dirinya sebagai
kelompok yang paling nasionalis, sementara kelompok lain yang dituduh berusaha
untuk menepis. Ada yang bersuara lantang menyuarakan NKRI harga mati, sementara
kelompok yang dituduh tidak NKRI menyatakan bahwa NKRI adalah milik kami.

Komitmen kebangsaan sudah sejak dulu ditanamkan. Dalam hati sanubari


bangsa negara sebagai sikap pembelaan. Cinta tanah air menjadi doktrin kebangsaan
yang tidak dapat dielakkan dalam tatanan kehidupan. SATU TANAH AIR, SATU
BANGSA, SATU BAHASA. Pekik takbir Allahu Akbar, yang dulu dikumandangkan
dalam merebut kemerdekan, kini seolah dianggap anti NKRI dan anti kebhinekaan.

Nasionalisme hendaknya menjadi sarana untuk menciptakan Persatuan bangsa.


Bukan menjadi isu yang membuat kita pecah dan tidak bertenggang rasa. Membuat kita
terjebak di ambang bencana. Padahal Islam sejak 14 abad lalu telah membangun
peradaban dunia, atas dasar persaudaraan sesama manusia, tanpa memandang ras
dan agama.

Bagaimanakah konsep Nasionalisme dalam Islam, untuk itu pada kesempatan


yang mulia ini,izinkan kami membawa syarahan, dalam musabaqah Syarhil Qur’an di
Kota Medan dengan judul:
ISLAM DALAM MEMBANGUN SEMANGAT PERSAUDARAAN DAN
KEBANGSAAN

Allah telah berfirman di dalam Al-qur’an surat Al-Mumtahanah ayat 8, sebagaimana


yang akan dikumandangkan oleh qori’ah kita berikut ini :

             
        

Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
Berlaku adil”.

MAJELIS HAKIM YANG KAMI HORMATI, HADIRIN WAL HADIRAT YANG


DIRAHMATI ALLAH.

Dalam kitab Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam Jalaluddin al-Suyuti halaman
234, di antara asbab Nuzul ayat ini dari Asma binti Abu Bakar mendatangi Rasulullah
meminta pendapat : saya dikunjungi oleh ibu kandungku Siti Qutailah (seorang
musyrikah). Setelah itu Asma bertanya kepada Rasulullah : bolehkah saya berbuat baik
kepadanya? Rasulullah menjawab: ”ya” (boleh), kemudian turunlah ayat ini yang
menegaskan bahwa Allah tidak melarang, umtuk berbuat baik kepada setiap orang,
selama ia tidak berbuat zalim dan kepada Islam dia tidak menyerang.

Selanjutnya Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, dalam Tafsir al-Quran al-Aisar hal. 401-402,
menjelaskan bahwa, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil,
terhadap orang-orang yang tidak membuat agamamu terkucil, dan tidak pula mengusir
kamu dari negerimu sehingga kamu merasa terpencil, seperti memberi makanan,
pakaian, dan kendaraan serta bersikap adil kepada mereka sehingga mereka merasa
aman. Ayat ini bersifat umum, mencakup seluruh waktu dan tempat dimanapun,
terhadap semua orang kafir selama mereka berlaku santun. Allah memberikan syarat
pada ayat tersebut dengan tersusun.
MAJELIS HAKIM YANG ARIF DAN BIJAKSANA HADIRIN WALHADITRAT
RAHIMAKUMULLAH.

Nasionalisme adalah suatu sikap kebangsaan, yang tumbuh karena adanya


persamaan, etnis yang berlainan, wilayah yang saling berkaitan, atau pengalaman
sejarah yang sejalan, serta kepentingan untuk hidup bersama dalam satu negara
kesatuan sebagai bangsa yang merdeka atas dasar kebersamaan dan persaudaraan.
Nasionalisme dijadikan sebagai wadah untuk meningkatkan ketahanan suatu bangsa,
secara bersama-sama mewujudkan masyarakat adil makmur dan sejahtera. yang
terpendam dalam asa dan cita-cita.

Berdasarkan makna nasionalisme tersebut, dan kita saksikan isu disintegrasi bangsa
yang tak pernah surut, anti NKRI dan anti Kebhinekaan yang sering disebut-sebut,
membuat kita terpecah dan merasa tersudut, dalam kesalah-pahaman yang semakin
berkelut, sehingga kepala kita sering berdenyut. Hal inilah hadirin yang harus kita
perhatikan, yang kita tanamkan adalah nilai nilai persaudaraan dan kebangsaan. Agar
yang namanya anti NKRI dan anti kebhinekaan dapat tersingkirkan. Islam dan
Nasionalisme saling berkaitan, dalam membentuk bangsa dan peradaban.

Hadirin rahimakumullah.. Isu anti NKRI dan anti kebhinekaan pada saat ini muncul,
karena persoalan politik dan sosial yang amburadul, merambat ke persoalan-persoalan
lain yang timbul, sehingga kita seperti bercerai berai dan merasa terpukul. Rasa cinta
tanah airpun semakin tumpul. Padahal sebuah ungkapan bijak menjelaskan, hubbul
wathan minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Inilah hadirin yang kita
jadikan acuan, dalam membangun Indonesia yang maju dan berperadaban. Bukan
tuduhan anti NKRI dan anti kebhinekaan yang dikobarkan. Mereka terjebak dalam
saling tuduh dan permusuhan. Sehingga Setiap pihak merasa berada dalam
kebenaran.

Untuk meraih kemuliaan, marilah kita dengarkan, lantunan ayat suci Al-Qur’an surat Al-
Hujurat ayat 13, sebagaimana yang akan dikumandangkan oleh qori’ah kita berikut ini :
         
            

Artinya : ”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

HADIRIN...

Menurut Prof. Dr. H. Muhammad Qurais Shihab dalam tafsir Al-Misbah halaman 617,
menjelaskan bahwa Syu’uban dan Qaba’il merujuk pada struktur sosial yang paling
besar dan beragam, yaitu suku dan bangsa (nations and tribes). Strukutur sosial yang
demikian unik ini, tak lain adalah maha karya Allah dengan tujuannya yaitu, lita’arofuw,
fungsinya lil musyarakati baina snaini fa aktsara bukan pepatah mengatakan tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.

Hadirin.. Masihkah kita mengatakan Islam anti NKRI dan kebhinekaan ?? Tentu tidak,
bukan kah dalam ayat tersebut telah dijelaskan, bahwasanya semangat persatuan dan
persaudaraan lahir dari ajaran al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi kita umat Islam
yang beriman.

Dari uraian tersebut kiranya dapat ditarik beberapa kesimpulan

1. Semangat Nasionalisme merupakan bentuk dari sikap persatuan dan


persaudaraan yang tertanam dalam hati umat Islam. Sehingga mengatakan
Umat Islam anti NKRI dan anti Kebhinekaan menjadi wacana yang terbantahkan.
2. Semangat nasionalisme adalah perwujudan dari sikap iman yang benar yaitu
sikap toleran antar warga negara, rela berkorban demi persatuan negeri tercinta
menuju Indonesia jaya.

Sebuah syair lagu, sebagai penutup syarahan kami.


Demikian lah syarahan yang dapat kami sampaikan,terimakasih atas perhatian mohon
maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan.

… ‫َهدَا َنا هللاُ َو ِا َيا ُك ْم اَجْ َم ِعيْن‬

‫َوالسالم عليكم ورحمة هللا وبركات‬

Anda mungkin juga menyukai