Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum Wr.

Wb

Dalam sejarah peradaban Yunani dikenal dua kutub yang saling berhadapan yakni
sparta dan Artena. Kutub sparta melihat karakter terbaik bila mana memiliki fisik yang kuat
sehingga jadilah sparta sebagai negeri gladiator, sedangkan artena melihat karakter yang baik
bilamana memiliki pemikiran yang kuat. Sehingga jadilah artena negeri filosof.

Namun demikian di dalam Islam karakter yang baik tidak dapat dilihat hanya semata-
mata dari fisik yang kuat dan pemikiran yang cerdas, tetapi karakter yang kuat tergambar
dalam internalisasi nilai-nilai intelektual spiritual dan moral.

Namun sayangnya di era kekinian nilai-nilai intelektual seringkali tidak berbanding


lurus dengan nilai moral sehingga tidak sedikit ditemukan orang hebat berlaku bejat pejabat
jauh dari rakyat, masyarakat tak taat syariat.

Menarik permasalahan ini untuk dibahas kami akan menyampaikan satu topik
syarahan Alquran dengan judul

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ALQURAN

Dengan landasan Alquran surah Maryam ayat 12-13 berikut ini

‫زَكوةً ۗ َّو َكا نَ تَقِيًّا‬ َ ‫ب بِقُ َّو ٍة ۗ َو ٰا تَي ْٰنهُ ْال ُح ْك َم‬
ٰ ‫ َّو َحنَا نًـا ِّم ْن لَّ ُدنَّا َو‬,‫صبِيًّا‬ َ ‫ٰييَحْ ٰيى ُخ ِذ ْال ِك ٰت‬

”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.”


Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak,dan (Kami
jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun
seorang yang bertakwa,”

Hadirin yang berbahagia

Menurut imam ibnu kasir dalam tafsirnya ibnu kasir hal 774 menjelaskan

َ ‫یَ ٰـیَ ۡحیَ ٰى ُخ ِذ ۡٱل ِكتَ ٰـ‬


‫ب بِقُ َّو ࣲۖة‬

َ ‫ تَ َعلَّ ِم ْال ِكت‬: ْ‫َأي‬


ٍ ْ‫َاب بِ ِج ٍّد َو ِحر‬
‫ص َواجْ تِهَا ٍـد‬

Yakni pelajarilah kitab taurat itu dengan segenap kemampuanmu dan sungguh-sungguh

َ ‫َو َءات َۡینَ ٰـهُ ۡٱلح ُۡك َم‬


‫صبِ ࣰّیا‬
ُ ‫ص ِغي ٌر َحد‬
‫َث‬ َ َ‫ َواِإْل ْكب‬،‫ َواِإْل ْقبَا َل َعلَى ْالخَ ي ِْر‬،‫ ْالفَ ْه َم َو ْال ِع ْل َم َو ْال ِج َّد َو ْال َع ْز َم‬:‫ي‬
َ ‫ َوااِل جْ تِهَا َد فِي ِه َوهُ َو‬،‫اب َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫َأ‬
] ِّ‫[ال ِّسن‬

Al hikmah ialah pemahaman, ilmu, kesungguhan, tekat, dan suka kepada kebaikan serta
menekuninya dengan segala kemampuannya sedangkan saat itu ia masih kanak-kanak

‫َو َحنَانًاـ ِم ْن لَ ُدنَّا‬

ُّ ‫َوتَ َع‬
‫طفًا ِم ْن َربِّ ِه َعلَ ْي ِه‬

Yakni belas kasihan dari Tuhannya kepadanya

Hadirin yang berbahagia

Ayat ini menjelaskan tentang kisah nabi Zakaria dan anaknya yang bernama nabi
Yahya. Nabi Zakaria hidup di Palestina pada masa kekuasaan Romawi. Beliau dilahirkan
pada tahun 91 sebelum Masehi. Pada masa hidupnya nabi Zakaria adalah sosok yang optimis
dan tidak pernah mengenal putus asa.

Berdasarkan ayat ini terdapat konsep pendidikan karakter yang dilakukan Nabi
Zakaria sebagai langkah strategis membangun masa depan generasinya. karakter menurut
Muchlas sanami adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti, yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Sementara itu Nicola seorang seorang psikologi kebangsaan
Jerman mengungkapkan bahwa karakter yang baik terdiri dari mengetahui yang baik (moral
cnowing) menginginkan yang baik (moral filing) dan melakukan yang baik (moral action)
berdasarkan firman Allah dalam surah Maryam ayat 12 - 13 pembentukan karakter dapat
dilakukan dengan 4 hal

 Memberikan pemahaman tentang kitab suci


 Memberikan hikmah sejak dini
 Terbangunnya suasana kasih sayang kepada sesama
 Menjauhkan diri dari dosa

1. Memberikan pemahaman tentang kitab suci

Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang harus ditanamkan kepada
generasi sejak dini. Dengan menumbuhkan kecintaan membaca, mempelajari dan memahami
Alquran karena di dalamnya terdapat pedoman hidup bagi manusia.
Dari sahabat Mu'adz Al-Juharni ra. Rasulullah SAW bersabda

‫ت ال ٌدنَيا‬
ِ ‫في بُيُ ُو‬ ِ ‫ضو ِء ال ٌش‬
ِ ‫مس‬ َ ُ‫ضو ُوهَ اَح َسنُ ِمن‬ َ ِ‫َمنَ قَ َرأ القُرانَ َو َع ِم َل بِ َمافِي ِه اُلُب‬
َ ‫س َوالِدَاهُ تَاجًا يَو َم القَيِا َم ِة‬
ُ ‫ظنٌ ُكم بِالَ ِذ‬
‫ي َع ِم َل بِه َذا‬ َ ‫فَ َما‬

“Barang siapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya,
maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari Kiamat yang cahayanya lebih
terang daripada cahaya matahari.

Kuimpikan sepasang mahkota

‘Tuk berikan di akhirat kelak

Sebagai pertanda bahwa kau sangat ku cinta

Aku cinta engkau karena Allah

Kucinta Umi

Kucinta Abi

Kuharap doamu selalu dalam hati

Kucinta Umi

Kucinta Abi

Berharap bersama di Surga-Nya nanti

2. Memberikan hikmah sejak dini

Menurut John Locke ada tiga teori tentang pembentukan karakter manusia. Teori
Empirisme adalah perkembangan seseorang dipengaruhi dari berbagai pengalaman yang
diperolehnya selama perkembangan sejak lahir sampai dewasa. Teori Nativisme adalah
perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dimiliki individu tersebut
sejak dilahirkan. Teori Naturalisme adalah semua anak adalah baik ketika baru datang dari
tangan sang pencipta, namun semua menjadi buruk di tangan manusia

Namun di dalam Islam pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh kebiasaan-


kebiasaan yang dibangun di dalam lingkungan keluarga lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat.

Dari Abi Hurairah radhiallahu Anhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
ْ ِ‫ ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ْالف‬.
‫ط َر ِة فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُنَص َِّرانِ ِه َأوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه‬

Setiap anak itu dilahirkan seperti kertas putih. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya
menjadi orang Yahudi, orang Nasrani ataupun orang Majusi

Oleh karena itu lingkungan keluarga mesti menjadi pesantren awal bagi anak melalui
contoh-contoh tauladan. Ketika waktu maghrib tiba, ibu menjadi membentang sajadah bagi
keluarganya, ayah menjadi imam, istri dan anaknya menjadi makmum. selesai salat istri
mencium tangan suaminya dan anak mencium tangan orang tuanya.

1. Terbangunnya suasana kasih sayang

Iklim kehalusan dan kasih sayang dalam rumah tangga sangat mempengaruhi karakter
namun sayangnya tidak sedikit rumah tangga dibangun dengan suasana kebencian dan
kekerasan.

Berdasarkan data terakhir Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima


pengaduan masyarakat terkait kasus perlindungan khusus anak tahun 2021 sebanyak 2.982
kasus. Dari jumlah tersebut, paling banyak 1.138 kasus anak yang dilaporkan sebagai korban
kekerasan fisik dan atau psikis. Padahal membentuk karakter mesti dibangun dengan nilai
nilai kasih sayang.

2. Menjauhkan diri dari dosa

Hal ini penting dilakukan agar karakter terbentuk dari nilai-nilai ilahiyah. lihatlah
metode dan kurikulum pembentukan karakter yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim bagi
putranya Ismail. sebagaimana tergambar dalam Alquran surah Ibrahim ayat 37.

ْ َ‫ع ِع ْن َد بَ ْيتِك‬
‫اال ُم َحر َِّم‬ ُ ‫َربَّن َۤا اِنِّ ۤ ْي اَ ْس َك ْن‬
ٍ ْ‫ت ِم ْن ُذرِّ يَّتِ ْي بِ َوا ٍد َغي ِْر ِذيْ زَر‬
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.”

Metode pembentukan karakter yang dilakukan Nabi Ibrahim adalah menjauhkan


generasinya dari virus dunia dan mendekatkan diri anaknya kepada baitullah atau rumah
Allah. tumbuhlah Ismail sebagai generasi yang memiliki karakter yang kuat. Namun
bagaimana karakter generasi kita hari ini. banyak orang yang sibuk dan larut dengan virus-
virus dunia yang dapat merusak karakter sebagai manusia sempurna. seperti gadget dan
media sosial. yang seakan-akan menjadi tuntunan dan teladan. Citayam fashion week menjadi
viral yang seakan-akan sebagai potret generasi milenial padahal jauh dari pesan moral dan
spiritual.

Lau bagaimanakah karakter yang diinginkan dalam Alquran. Hal ini tertuang dalam
Alquran surah Yusuf ayat 55.

‫ض ۚ اِنِّ ْي َحفِيْظٌ َعلِ ْي ٌم‬ ٰ


ِ ْ‫قَا َل اجْ َع ْلنِ ْي عَلى خَزَ ٓاِئ ِن ااْل َ ر‬
“Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.””

Hadirin yang berbahagia

Menurut imam al baidowi dalam kitab nya baidowi hal 685 menjelaskan bahwa

ِ ْ‫قا َل اجْ َع ْلنِي عَلى خَزاِئ ِن األر‬


‫ض﴾ ولِّنِي أ ْم َرها واألرْ ضُ أرْ ضُ ِمصْ َر‬

Yusuf berkata: taruh aku di atas pembendaharaan bumi. “dan untuk penjaga mereka yang
tidak pantas mendapatkannya.”

Sementara itu hadirin menurut imam as sa’di di dalam kitabnya as sa’di halaman 1376
menjelaskan bahwa

‫ فال يضيع منه شيء في غير محله‬،‫ حفيظ للذي أتواله‬:‫ِإنِّي َحفِيظٌ َعلِي ٌم﴾ أي‬

“Aku adalah pelindung yang maha mengetahui” yaitu pelindung orng yang
menitipkan nya agar tidak ada yang hilang di tempat nya.

Hadirin yang berbahagia

Ayat ini bercerita tentang kisah Nabi Yusuf ketika beliau berada di kerajaan Mesir
dibawa kekuasaan Al Aziz . beliau menggambarkan tentang sosok Nabi Yusuf sebagai
seorang laki-laki yang memiliki karakter yang kuat. apa karakter yang dimiliki oleh Nabi
Yusuf.

1. Hafiz

Yaitu mampu menjaga aqidah, menjaga tauhid, menjaga moral dengan baik. ketika
menghadapi ujian dengan hadir nya siti Zulaikhah. Siti Zulaikha adalah istri dari qithfir bin
rawhib. Siti Zulaikha merupakan seorang putri dari raja yang dikenal mempesona. tetapi nabi
Yusuf mampu mengendalikan diri dengan baik karena kekuatan iman dalam hatinya.
Menurut imam Ibnu Quddamah Al-maqdisi seorang tokoh terkenal ahli fiqih dan zuhud lahir
541 H. Dalam kitab Lum’at al-I’tiqot menjelaskan iman adalah ucapan lisan perbutan
anggota badan dan keyakinan hati, iman akan bertambah kuat dengan ketaatan kepada allah
dan akan berkurang dengan berbuat maksiat.

2. Al alim (Berpengetahuan)

Lihatlah bagaimana generasi-generasi pada abad pertengahan yang mampu memaknai


memahami agama dengan baik dan memiliki ilmu yang mampu merubah peradaban Islam.
Lintasan sejarah dunia pernah mencatat prestasi gemilang yang dilahirkan oleh intelektual
muslim yang memiliki kekuatan iman dan ilmu pengetahuan, seperti asy syarif al idris
dalam karya nya Nuzhah al musytaq fi ikhtiraq pada abad ke-12 M. Atas permintaan raja
Roger II Raja sicilia, italia dan afrika utara. Yang di dalamnya menjelaskan tentang bagian
bagian imperium kekuasaan, perbatasan perbatasan laut dan darat, iklim dan lautan.

Al idris menghabiskan waktu lama untuk menyelesaikan tugas raja. Beliau


menggambar, menghitung dan mencatat semua yang dilihatnya dalam berbagai
petualangannya. Hal ini membuat raja kagum kepada dirinya.

Maka tidak heran di abad pertengahan islam mampu menguasai peradaban dunia
dengan iman dan ilmu pengetahuan.

Seiring dengan sabda Rasulullah SAW

‫ َسه ََّل هللاُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬،‫َو َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما‬

“ Dan barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.

Hadirin yang berbahagia

Dari syarahan ini dapat di simpulkan bahwa iman dan ilmu pengetahuan dapat kita
miliki maka kita akan mampu membentuk karakter pendidikan berbasis Al-Qur’an, sehingga
menjadikan Manusia yang unggul menuju indonesia maju. Karena Dua hal ini iman dan ilmu
penting dimiliki umat islam karena iman tanpa ilmu akan melahirkan manusia yang
terbelakang, sementara ilmu tanpa iman akan melahirkan manusia yang sombong.

Anda mungkin juga menyukai