Anda di halaman 1dari 2

Ma’asyirol muslimin rohimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini, di tempat yang mulia ini, khotib berwasiat kepada diri pribadi
dan juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah
SWT dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-
Nya.
Semoga usaha takwa kita ini bisa menjadi sebab kelak pada waktu dipanggil Allah SWT, kita
meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah, amin ya Rabbal ‘alamin.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah
Saat ini kita sedang berada di minggu akhir di bulan Rajab. Sebagian ulama berkata:

Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah
bulan panen.
Maka dari itu, marilah kita gunakan sisa-sisa hari di bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya
dengan memperbaiki sholat kita, memperbanyak amal salih, istighfar, sedekah, puasa, tilawah al
qur’an dan ibadah lainnya.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah
Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab ini terdapat peristiwa yang sangat
agung dan mengagumkan, yaitu Isra’ wal Mi’raj. Yakni Nabi Muhammad SAW di-isra’kan
(diperjalankan oleh Allah di suatu waktu malam) dari Masjidil Haram, kota Makkah menuju Masjidil
Aqsha, Palestina, kemudian di-mi’raj-kan (dinaikkan) dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha.
Perjalanan suatu malam Nabi SAW ini merupakan perjalanan yang sangat menakjubkan. Betapa
tidak? Jika kita sehari-sehari mengungkapkan syukur menggunakan kalimat alhamdulillah,
mendapatkan musibah dengan innalillah, di dalam sebuah hal yang menakjubkan, kita disyariatkan
untuk membaca subhanallah. Di dalam Al-Qur’an, pada kisah isra’ mi’raj ini Allah berfirman
menggunakan kata subhana sebagaimana yang tertera pada ayat pertama surat al-Isra’:

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui ”(QS al-Isra’: 1).
Dalam peristiwa tersebut, banyak kisah yang dapat kita ketahui, bahwa sebelum Nabi
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj, malaikat Jibril terlebih dahulu mensucikan hati nabi yang memang
telah suci, yang sering disebut dengan peristiwa Syaqus shodr, ini dilakukan sebelum Rasulullah
menerima tugas shalat lima waktu. Dan ini menjadi pelajaran bagi kita umatnya yang banyak dosa
bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita sucikan hati kita masing-
masing. Maksudnya, apabila kita shalat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu’ tidak
memikirkan bab dunia. Lalu Nabi melakukan perjalanan Isra ’Mi’raj dengan mengendarai Buraq
diantar oleh malaikat Jibril. Di langit dunia Rosulullah bertemu dengan beberapa nabi, diantaranya di
langit pertama ada nabi Adam, di langit kedua ada nabi Yahya dan Isa, di langit ketiga ada nabi Yusuf,
di langit keempat ada nabi Idris, di langit kelima ada nabi Harun, di langit keenam ada nabi Musa dan
di langit ketujuh ada bapaknya para nabi yaitu nabi Ibrohim ‘alaihimus sholatu wassalam, kemudian
Rosulullah menuju ke Sidrotul Muntaha lalu naik ke Baitul Makmur, dan disanalah beliau
mendapatkan perintah untuk melaksanakan sholat 50 kali sehari dan meminta keringanan kepada
Allah SWT sehingga menjadi 5 kali sehari. Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa
tersebut, diantaranya yaitu:
Pertama, Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi
Muhammad SAW, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya istri tercinta
sayyidah Khodijah, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan
Nabi SAW, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari
kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung
kebesaran Allah SWT. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama
Allah SWT.
Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Dengan shalat yang khusyu’,
seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa
nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong. Dan
sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk
mengagungkan keesaan dan kebesaran Allah SWT, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang
terbaik di muka bumi ini.
Ketiga, Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW, dengan perjalanan beliau dari Masjidil
Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia
menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman
Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar,
bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan
ekonomi, namun juga terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains
dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.
Keempat, dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil
Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah
bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan
membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk
selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik
dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta.

Ma’asyirol muslimin rohimakumullah


Demikianlah khutbah singkat yang dapat khotib sampaikan. Semoga kita selalu menjadi umat yang
dapat mengambil hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya.
Allahumma Aamin.

Anda mungkin juga menyukai