Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat Isra Mi'raj

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Alhamdulilah, puji syukur kepada Allah swt


yang masih berkenan memberikan kita semua keimanan dan ketakwaan dalam hati,
sehingga bisa terus istiqamah dalam menunaikan ibadah shalat Jumat. Shalawat dan
salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw yang telah
sukses dalam menyebarkan Islam dengan penuh rahmat dan kasih sayang. Selanjutnya,
khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada
pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, dengan memperbanyak ibadah dan kebajikan, serta menjauhi semua
larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk dibawa menuju akhirat selain
ketakwaan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi
pada bulan ini adalah Isra Mi’raj. Perjalanan yang sangat jauh dan sulit untuk
digambarkan dengan akal, namun bisa Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang
sangat singkat, bahkan akal tidak bisa menerima kenyataan itu jika tidak dilandasi
dengan keimanan yang matang. Isra adalah peristiwa ketika Allah swt memperjalankan
Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsha di Paletina. Sedangkan
yang dimaksud dengan Mi’raj adalah peristiwa berikutnya, yaitu dinaikkannya Rasulullah
melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau
pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.
Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya, “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada


malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al-Isra’ [17]: 1).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ayat tersebut menjelelaskan bahwa hikmah adanya isra mi’raj adalah Allah
hendak memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada nabi. Hal itu sebagaimana
dijelaskan oleh Syekh at-Thanthawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Wasith lil Qur’anil
Karim, halaman 259, untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi
Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan
amanahnya.
Tanda-tanda kebesaran Allah itu di antaranya, Rasulullah mampu melihat malaikat
Jibril dengan wujudnya yang asli, ia memiliki enam ratus sayap hingga bisa menutup
langit. Allah juga memerlihatkan surga, neraka, dan beberapa keajaiban lainnya.
Selain untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, terdapat hikmah lain
yang juga sangat penting untuk kita ketahui bersama, yaitu untuk menenagkan dan
membahagiakan Rasulullah dari kesedihan yang menimpanya.
Kejadian itu sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Ali Muhammad as-Shalabi
dalam kitab Sirah Nabawih-nya, ia mengatakan bahwa sebelum peristiwa isra mi’raj,
Rasulullah mendapatkan ujian bertubi-tubi. Di antaranya, pada tahun ketujuh setelah
hijrahnya nabi, orang Quraisy membuat kesepakatan untuk tidak menjalin hubungan
dengan nabi.
Kemudian nabi pindah ke Syi’ib (lembah) Abi Yusuf untuk berkumpul dengan
kerabat dan keluargnya. Di lembah itu nabi hidup terlonta-lonta, karena orang Quraisy
berupaya keras agar tidak ada bahan makanan yang sampai pada tempat tersebut. Di
tempat inilah Rasulullah menjalani hidup selama tiga tahun.
Tiga tahun setelah itu, orang Quraisy sepakat untuk membatalkan kesepakatan
tersebut. Mereka merobek piagam perjanjian yang tergantung di Ka’bah. Dengan
kesepakatan tersebut, akhirnya Rasulullah keluar dari lembah pada tahun kesepuluh
nubuah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Sudahkah ujian Rasulullah saat itu? Ternyata tidak ma’asyiral muslimin.
Pamannya, Abu Talib yang selalu mendukung dakwahnya dan menjaganya dari
gangguan orang-orang Quraisy wafat. Dua bulan setelah itu, istri Rasulullah Sayyidah
Khadijah, wanita yang sangat membantu perjuangan dakwahnya juga wafat. Dari sinilah
undangan isra mi’raj datang dari Allah kepada Rasulullah:

Artinya, “Maka datanglah undangan Isra Mi`raj setelah itu, sebagai penghormatan
Allah, sekaligus penyegaran tekad dan keteguhannya.”
Dengan demikian, hikmah dari terjadinya isra mi’raj ini adalah untuk menenangkan
dan menguatkan tekad dakwah Rasulullah setelah ujian yang datang silih berganti
kepadanya.
Demikian khutbah Jumat perihal hikmah terjadinya Isra dan Mi’raj. Semoga
bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk
meneladani Rasulullah dalam bertindak, berucap, dan berbuat.

Anda mungkin juga menyukai