Anda di halaman 1dari 4

.

Jamaah shalat Jumat rohimakumullah, Alhamdulillah pada kesempatan


yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu
wata’ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada
kesempatan ini kita kembali memperingati peristiwa besar dan
istimewa, yaitu peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu


wata’ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat
Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha
Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil
Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala sang pencipta
Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam
surat Isra’ ayat 1:
Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya
(Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Al-Isra (17) ayat 1)
Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra’ Mi’raj?
Pertama, Isra’ Mi’raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah
kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu
wafatnya Siti Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan
jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta
wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi
dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi
dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wata’ala.
Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan
Agama Allah subhanahu wata’ala. Ini memberikan pelajaran kepada
kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan
agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis
ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan
keistimewaan baginya.
Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim.
Musthofa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar,
jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra’ Mi’raj
dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap
Muslim menghadap (mi’raj) kepada Allah subhanahu wata’ala lima kali
sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’,
seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata’ala,
sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk
berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat
bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan
banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan
Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang
terbaik di muka bumi ini. 

Ketiga, dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid


umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut
memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian
dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya
sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai
dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan
berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa
Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan,
maupun dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu
dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini dan
mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin.

Anda mungkin juga menyukai