Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji

syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb pemilik seluruh alam. Shalawat teriring

salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para

keluarga, sahabat dan umatnya yang mengikuti hingga akhir zaman.

Sebuah anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga penulis dapat meneyelesaikan

penyusunan makalah ini dengan judul ISRA’ MI’RAJ dan TINJAUAN SAINS MODERN.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak

membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini dengan baik. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena

itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat.

Wonosari, Februari 2014

Bilal syahid
‫‪BAB I‬‬
‫‪Pendahuluan‬‬
‫‪A. Latar Belakang‬‬

‫‪Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 1 :‬‬


‫ار ْكنَا َح ْولَهُ‬ ‫س ْب َحانَ الَّذِي أَس َْرى ِب َع ْب ِد ِه لَيْال ِمنَ ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِْج ِد األ ْق َ‬
‫صى الَّذِي َب َ‬ ‫ُ‬
‫ير‬
‫ص ُ‬ ‫س ِمي ُع ْال َب ِ‬
‫ِلنُ ِر َيهُ ِم ْن آ َيا ِتنَا ِإنَّه ُه َو ال َّ‬
Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)
Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi
Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid yang
jauh (di Palestina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu tempat ketempat, ataupun
menaiki kuda, keledai, unta dan sebagainya.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini adalah
suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang
demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang
luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak
beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk
menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang
pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda dari
kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya
Dalam peristiwa ini, di samping Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah,
juga diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang lain yang
menakjubkan.Semua amatlah penting untuk dijadikan sebagai referensi renungan di tengah
gelombang kehidupan yang semakin runyam dan begitu dahsyat.Dan hal yang paling utama
ialah diturunkanlah sholat lima waktu yang InsyaAllah masih kita jalankan sampai sekarang
ini.
B. Batasan Masalah
Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada persoalan mengenai sejarah Nabi
Muhammad SAW, lebih khususnya dalam hal sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Yaitu tentang pengertiannya, masa terjadinya, kronologinya, konteks situasi terjadinya,
tanggapan orang-orang kafir Qurays tentang kejadian isra’ mi’raj, hikmah yang bisa diambil
dari peristiwa isra’ mi’raj, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi
Muhammad SAW.
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca
tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sehingga pambaca
diharapkan bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu memuliakan Nabi Muhammad
SAW, dan diharapkan pembaca bisa memberikan pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj ini kepada
orang lain yang membutuhkannya.
Disamping itu pembahasan ini juga dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen
semester II mata pelajaran Sirah Nabawiyyah dalam topik pembahasan tentang Peristiwa
Isra’ Mi’raj.

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Isra’ Mi’raj
Isra’ Mi’raj (Arab : ‫اإلسراء والمعراج‬, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian dari
perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian
ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam , karena pada peristiwa ini Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima
waktu dalam sehari semalam.
Isra’secara etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu malam.
Isra’ secara terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi Muhammad
s.a.w. diwaktu malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya masjid
yang jauh (di Palestina).
Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat untuk naik dari
bawah ke atas.
Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari alam
bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke sidratul muntaha,
yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas melalui beberapa langit dan ke
sidratul muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi dan Kursy dimana beliau menerima wahyu
dari Allah yang mengandung perintah shalat lima waktu.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’ mi’raj.Sebagian
ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7 Rabiul awal,sebagian lagi pada
tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi
berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal tanggal 27 rajab.
Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27
Rajab .
Sedangkan tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di
Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Yaitu pada
malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Wallahu a’lamu bis-shawab…

C. Konteks Situasi Terjadinya Isra’ Mi’raj


Kita kenal Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya Rasulullah
SAW ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW dalam situasi yang sangat
"sumpek", seolah tiada celah harapan masa depan bagi agama ini. Selang beberapa masa
sebelumnya, isteri tercinta Khadijah r.a. dan paman yang menjadi dinding kasat dari
penjuangan meninggal dunia. Yang kita kenal dengan Ammul husni (tahun duka cita).
Sementara tekanan fisik maunpun psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin
berat. Rasulullah seolah kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan pandangan itu
berkunang-kunang tiada jelas.
Dalam sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi segalanya,
mengalahkan dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii wasi'at kulla syaei",
demikian Allah deklarasikan dalam KitabNya. Beliau di suatu malam yang merintih
kepedihan, mengenang kegetiran dan kepahitan langkah perjuangan, tiba-tiba diajak oleh
Pemilik kesenangan dan kegetiran untuk "berjalan-jalan" (saraa) melihat langsung kebesaran
singgasana Ilahiyah di "Sidartul Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk" yang menyiram
keganasan kobaran api permusuhan kaum kafir. Dan kinilah masanya bagi Rasulullah SAW
untuk kembali "menenangkan" jiwa, mempermantap tekad menyingsingkan lengan baju
untuk melangkah menuju ke depan.

D. Kronologi Terjadinya Isra’ Mi’raj


Suatu hari malaikat Jibril datang menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq,
'binatang' berwarna putih yang lebih besar daripada keledai. Sekali melangkah langkahnya
sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari Masjidil Haram di
Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Nabi menambatkan buroqnya
dengan tali dimana para nabi sering menambatkan kendaraannya di tempat itu. Kemudian
Nabi Muhammad SAW salat dua rakaat di Baitul Maqdis, setelah selesai sholat beliau keluar
dan Jibril mendatanginya dengan membawa segelas khamer (minuman keras) dan segelas
susu. Nabi Muhammad SAW memilih susu. Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam kesucian,
sekiranya kau pilih khamer, sesatlah ummat engkau."
Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit .
Setelah sampai di langit yang pertama,Jibril meminta kepada malaikat penjaga agar
dibukakan pintu langit tersebut, meraka ditanya oleh malaikat penjaga langit, “Siapakah
kamu?” Jibril Menjawab:”Saya Jibril” kemudian malaikat penjaga langit bertanya
kembali,”Dan siapa yang bersamamu?” Jibril menjawab,”Saya bersama Muhammad”,
ditanyakan lagi “Apakah Muhammad sudah diutus oleh Allah untuk datang kesini?”, Jibril
menjawab lagi,”ya,Muhammad sudah diutus oleh Allah”. Kemudian dibukakanlah pintu
langit tersebut, setelah mereka masuk ke langit yang pertama itu, dijumpainya Nabi Adam.
Nabi Adam menyambutnya dengan hangat dan mendoakan baginya kebaikan. Perjalanan
diteruskan ke langit ke dua, dii langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit
ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu
dengan Nabi Harun di langit ke lima, dan Nabi Musa di langit ke enam. Di setiap langit, Jibril
meminta kepada malaikat penjaga langit agar dibukakan pintu langit tersebut, mereka juga
ditanya oleh penjaga masing-masing langit dengan pertanyaan yang serupa dengan
pertanyaan pada waktu di langit yang pertama tadi.Nabi-nabi tersebut menyambutnya dengan
hangat dan juga mendoakan kebaikan sebagaimana yang dilakukan nabi Adam tadi.
Kemudian Nabi bersama Jibril melanjutkan perjalanan ke langit ke tujuh,di sana nabi
menjumpai nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur.Baitul
Ma'mur adalah tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali
memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah suatu tempat
yang sangat indah, yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh seorangpun.Dari Sidratul
Muntaha didengarnya kalam-kalam .Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua
sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat dan sungai
Nil. Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun
berkomentar, "Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau." Jibril
mengajak Nabi melihat surga yang indah.
Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya
diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam.Kemudian Nabi menemui Nabi Musa,dan
Nabi Musa menyuruh nabi untuk meminta keringanan kepada Allah, karena Nabi musa
pernah memerintahkan hal itu kepada Bani Israil,dan mereka tidak sanggup menjalankannya.
Sehingga Nabi Musa yaqin bahwa ummat Nabi Muhammadpun tidak sanggup
menjalankannya. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringanan dan diberinya
pengurangan sepuluh- sepuluh setiap meminta.Akhirnya diwajibkan lima kali sehari
semalam. Nabi Muhammad kembali menemui Musa dan mengatakan bahwa sholat wajib itu
menjadi 5x shalat dalam sehari. Nabi Musa masih menyuruh Nabi Muhammad agar kembali
kepada Allah untuk meminta keringanan, Namun nampaknya Nabi Muhammad enggan dan
malu kepada Allah untuk meminta keringanan ."Saya telah meminta keringan kepada
Tuhanku, kini saya rela dan menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku
telah meringankannya (menjadi 5x shalat) atas hamba-Ku. Setiap satu sholat (sebagai
pengganti dari ) sepuluh sholat, sehingga genaplah 50 kali sholat. Barang siapa berniat
melakukan kebaikan dan tidak melakukannya, maka diulis baginya satu kebaikan.Dan barang
siapa yang berniat kebaikan kemudian dia melakukannya,maka ditulis baginya sepuluh
kebaikan.Dan barang siapa berniat keburukan,dan ia tidak melakukannya,maka tidak ditulis
baginya satu keburukan. Dan barang sapa yang berniat keburukan.
kemudian dia mngerjakannya, maka ditulis baginya satu keburukan”.Kemudian nabi pulang

dari langit pada malam itu ke Masjidil Haram di Makkah.

E. Bagan Kronologi Isra’ Mi’raj

Tanggapan Kaum Musyrikin Qurays


Keesokan hari setelah nabi melakukan Isra’ mi’raj, beliau datang ke Masjidi Haram
dan akan menyampaikan kejadian itu pada khalayak ramai.Abu jahal pun tidak ketinggalan
menyaksikannx dengan congkak dan sombongnya.Nabi muhammad menceritakan peristiwa
tersebut pada Abu Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis.
Tapi Abu Jahal tidak percaya,bagaimana mungkin pada malam hari beliau di Baitul Maqdis
dan paginya sudah di Makkah. Abu Jahal menantang Nabi untuk menyampaikan hal tersebut
pada semua kaum Quraisy, dan beliau menyetujuinya.Beliau menyampaikan ceritanya .Ada
yang tertawa terbahak-bahak , ada yang keheranan, ada yang bertepuk tangan, bahkan
mengejek. Kemudian seseorang mendatangi Abu Bakar dan menceritakan kepadanya bahwa
Nabi Muhammad telah bercerita tentang kejadian malam itu.Abu bakar membenarkan Nabi
.Orang tadi keheranan karena Abu Bakar begitu mempercayai Nabi. Sejak saat itu lah Abu
Bakar diberi gelar As-Shiddiq .Sebagian dari mereka mengemukakan berbagai prtanyaan
kepada Nabi tentang keadaan Baitul Maqdis .Bagaimana bentuk bangunannya, rupanya,
jumlah pintu, jendela, tiang, dan lain sebagainya.Sperti itu untuk menguji kebenaran Nabi dan
sebagai bantahan penghabisan bagi Nabi. Nabi menjelaskan dengan tenang karena seketika
itu Allah mengutus Jibril untuk menggambarkan Baitul Maqdis . Mereka juga bertanya
kepada Nabi tentang Iran, Irak, dan Habsy yang telah dilewatinya, dan Nabi menjelaskan
keadaannya dengan tenang dan benar. Skalipun demikian,mereka tetap tidak percaya dan
menganggap jawaban yg serta merta jelasnya itu adalah sihir yang nyata.

G. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat


Pada saat isra’ dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu

tersebut mengandung perintah wajib mengerjakan shalat lima kali (lima waktu) sehari kepada
beliau maupun kepada segenap ummatnya. Keesokan harinya, sesudah beliau menyampaikan
berita isra’ mi’raj kepada kaum musyrikin qurays dan terutama kepada para sahabatnya dan
pengikutnya, datanglah malaikat Jibril kepada beliau untuk menjelaskan dan mengajarkan
cara sholat yang wajib dikerjakan.
Malaikat jibril datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah sholat!” ,Nabi kemudian
melakukan shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari telah condong (tergelincir).
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata , “Marilah
shalat!”. Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan menjadi sama panjang dengan
aslinya.
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata, “Marilah
sholat!”, Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah masuk(terbenam).
Malaikat jibril datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata “Marilah
sholat!”, Lalu nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda merah tempat matahari
terbenam.
Kemudian Jibril datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah malam,Jibril
berkata, “Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.
Kemudian Jibril datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril berkata
“marilah sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.
H. Isra’ Mi’raj Dengan Ruh Atau Jasad
Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang hal ini. Apakah Nabi
Muhammad menjalankan isra’ mi’raj dengan ruhnya saja ataukah dengan jasadnya juga.
Orang yang mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad dengan ruh itu berpegang
kepada keterangan dari Umm Hani’ dan Aisyah, beliau mengatakan : “Jasad Rosulullah
s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah menjadikan Isra’ itu dengan ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin
Abi Sufyan ketika ditanya tentang Isra’ Rosul menyatakan : “Itu adalah mimpi yang benar
dari tuhan. Disamping semua itu,orang berpegang pada firman Allah : “Tidak lain mimpi
yang Kami perlihatkan kepada kamu itu adalah ujian bagi manusia.”
Sebaliknya orang yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis itu
dengan jasad, landasanya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad , bahwa dalam
isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan mi’raj ke langit adalah dengan ruh. Disamping
mereka ada lagi yang berpendapat bahwa isra’ dan mi’raj itu semuanya dengan jasad dan ruh.
Wallahu a’lamu bisshawaab...

I. Makna Pentingnya Isra’ Mi’raj


Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya
dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya
(QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah
SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun
miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh
orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi
yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan
aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Ankabut:45)

J. Hikmah Isra’ Mi’raj


Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj:
a. Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT memberikan hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi
Muhammad dan umatnya supaya kita bisa ’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat,
betapa besar cinta dan rindu Allah kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5
waktu. Sebagaimana hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang
siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan
menghadap Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal
ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan
langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata'ala..”
b. Mempercayai, membenarkan, dan meyakini semua apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu Bakar ash-Shidiq yang selalu membenarkan
apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada hakikatnya semua apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berasal dari Allah SWT, dan tidak keluar dari hawa
nafsunya.

K. Tujuan Isra’ Mi’raj


Tujuan yang sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan Rasulullah dan
memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah sesuai dengan firman Allah
dalam surat al Isra' ayat 1 ( ‫ )لنريهمنآياتنا‬Maknanya: "Agar kami memperlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi akhir
zaman dan sebaik-baik nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat hati beliau dalam
menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang kafir Quraisy terlebih setelah
ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan isteri beliau Khadijah. Dari sini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari Isra' dan Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah
atas, lalu Nabi naik ke atas untuk bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan
arah, dan tempat adalah makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Allah ta'ala berfirman :
( 97 : ‫فإن هللا غني عن العالمين (سورة آل عمران‬
Maknanya : "Maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak membutuhkan) dari alam semesta".
(Q.S. Ali-Imran : 97)
Allah tidak disifati dengan salah satu sifat makhluk-Nya seperti berada di tempat, arah
atas, di bawahdan lain-lain. Juga perkataan Imam ath-Thahawi :
"Allah tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru maupun enam arah penjuru (atas, bawah,
kanan,kiri, depan, belakang), tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi oleh enam arah penjuru
tersebut" (lihat al 'Aqidah ath-Thahawiyyah karya al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi)
Hal ini merupakan ijma' ulama Islam seluruhnya, maka barang siapa yang
berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan berarah di atas atau semua arah maka ia telah jatuh
pada kekufuran.

BAB III
Penutup
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya
dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya
(QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah
SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama
dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia
sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang
yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat
badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Ankabut:45)
PENGERTIAN ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW.

Dalam sejarah Islam, Isra dan Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dalam waktu satu malam saja.
Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa yang penting bagi umat Islam,
karena dari pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. mendapat
perintah untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu dalam sehari
semalam.
Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram
makkah sampai Masjid al-Aqsa Palestina. Sedangkan Mi’raj adalah
perjalanan Nabi Muhammad saw. dari bumi naik ke langit lapis tujuh dan
dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk bertemu dan
menerima perintah Allah swt.

‫نَ ٰا ٰيــتـِنا‬ َْ ‫امَ ِإ ٰلىَ ْالمس ِْج َِدَاْأل ْقــصٰ ىَالَّ ِذ‬
َْ ‫ىَ ٰبـر ْكـناَح ْولـ َه َُ ِلـنُ ِـري َهَُ ِم‬ َِ ‫ْلَ ِمنََ ْالمس ِْج َِدَ ْالحر‬
َ ً ‫ىَأس ْٰرىَ ِبـع ْب ِدَِهَلي‬ َْ ‫سبْـحٰ ـنََالَّ ِذ‬ ُ
ََ)1:َ‫ْرَ(اإلسراء‬ َُ ‫صي‬ ِ ‫َنَّــ َهَُهُوََالس َِّمـ ْي َُعَ ْالـب‬
Artinya :
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al Isra (17):1)

Karena kedua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan, maka
disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Sepanjang perjalanan, Nabi Muhammad
saw. ditemani oleh Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq. Peristiwa
Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu yang amat singkat, yaitu hanya dalam satu
malam saja.

Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw. terjadi sebelum Rasulullah saw.


hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj
terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.
Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27
Rajab tahun ke-10 kenabian.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam
Isra sendiri, Nabi Muhammad saw. “diberangkatkan” oleh Allah swt. dari
Masjidil Haram makkah hingga Masjidil Aqsa Palestina. Dalam peristiwa
Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul
Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat
perintah langsung dari Allah saw. untuk menunaikan ibadah salat lima
waktu. Sebelum adanya peristiwa isra’ dan Mi’raj, Nabi Muhammad saw.
dan penganut umat Islam hanya beribadah tiap pagi dan petang saja.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang


berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada
Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti
ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam
hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

B. KISAH ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW.

Perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. dimulai ketika Nabi
Muhammad saw. brada di Hatim (sebuah tempat di dekat Ka’bah). Saat itu
malaikat Jibril kemudian membelah dada Nabi Muhammad saw. lalu
dikeluarkan hatinya kemudian dicuci dengan air Zam-zam lalu di disinya
hati tersebut dengan Iman dan Hikmah yang telah disediakan oleh malaikat
Jibril diatas bejana emas. Dengan dibimbing oleh Malaikat Jibril Nabi
Muhammad saw. berangkat meunuju Masjidil Aqsa Palestina. Dalam
perjalanan itu Nabi Muhammad saw. melewati Yatsrib (Madinah), Malaikat
Jibril berkata, “Turunlah dan kerjakan shalat”. Nabi Muhammad saw. pun
turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?” “tidak tahu”, jawab
Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril berkata “sekarang Engkau berada di
Yatsrib, disanalah engkau akan berhijrah “.

Perjalanan dilanjutkan ke Madyan (tampat Nabi Syu’aib as.


menyiarkan agama Tauhid). Tursina (tempat Nabi Musa as. menerima
Firman Tuhan) kemudian ke Syajar Musa (Masyan) (tempat penghentian
Nabi Musa ketika lari dari Mesir) dan Betlehem atau Baitullahmi (tempat
Nabi Isa dilahirkan), Baitullahmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS.
Kemudian berangkat ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-
nabi terdahulu.

Sesampainya di Yerussalem, Malaikat Jibril menurunkan Nabi


Muhammad saw. dan menambatkan kendaraannya. Setelah Nabi
Muhammad saw. memasuki masjid ternyata telah menunggu Para Nabi dan
Rasul. Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril : “Siapakah
mereka wahai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab. “mereka adalah Saudara-
saudaramu, para Nabi dan Rasul”.

Nabi Muhammad saw. kemudian menjadi imam bagi Nabi-Nabi


terdahulu ketika melaksanakan salat sunnah dua rakaat di Masjidl Aqsa.
Kemudian Malaikat Jibril membawa dua gelas minumam yang berisi susu
dan arak, Nabi Muhammad saw. memilih susu sebagai isyarat bahwa umat
Islam tidak akan tersesat. Kemidian Malaikat Jibril berkata “Engkau diatas
fitrah. Seandainya engkau memilih arak , niscaya akan sesatlah umatmu”.

Kemudian malaikat Jibril membimbing Nabi Muhammad saw.


kesebuah batu besar, tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat tangga yang
sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit.
Kemudian Rasulullah bersama malaikat Jibril naik ke tangga itu menuju
kelangit lapis tujuh kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.

Di langit pertama Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Adam


as. dan mengucapkan salam dan Nabi Muhammad saw. menjawab salam
itu serta mendoakannya. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. melihat dengan
samar-samar wujud berwarna hitam disebelah kanan dan kiri Nabi Adam
as. jika Nabi Muhammad saw. menoleh kearah kanan Nabi Adam as.
tersenyum. Namun jika Nabi Muhammad saw. menoleh ke kiri nabi Adam
as. menangis. Yang berada disebelah kanan adalah anak Adam sebagai
penghuni surga dan disebelah kirinya adalah penghuni neraka.

Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. di
langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf as. di langit keempat bertemu
dengan Nabi Idris as. di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa as. dan
di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim as. sedang bersandar di
pintu masjid Baitul Makmur.

Nabi Muhammad saw. bersabda, “Aku pun bertemu ‘Isa.” Lalu beliau
mensifati ‘Isa bahwa ia adalah pria yang tidak terlalu tinggi, tidak terlalu
pendek dan kulitnya kemerahan seakan baru keluar dari kamar mandi.

Selanjutnya Nabi Muhammad saw. melanjutkan perjalanan


menghadap Allah tanpa ditemani Jibril. Nabi Muhammad saw. membaca
yang artinya : “Segala penghormatan adalah milik Allah, segala Rahmat dan
kebaikan“. Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai
seorang Nabi, Rahmat dan berkahnya“. Nabi Muhammad saw. kemudian
membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-
hamba Allah yang shaleh.” Allah swt Berfirman: “Hai Muhammad Aku
mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim
sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti
firman kepada Musa Akupun menjadikan umatmu sebagai umat yang
terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan
mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang
aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur“. “Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada
mereka dari Ku”.

Kemudian Nabi Muhammad saw. menerima perintah untuk membawa


amanah Allah swt. berupa shalat 50 waktu dalam sehari semalam untuk
Nabi Muhammad saw. dan umatnya. Kemudian Nabi Muhammad saw.
turun ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan pulang di langit keenam,
beliau bertemu Musa as. Terjadilah percakapan di antara keduanya, Nabi
Musa as. menanyakan apa yang dibawa Nabi Muhammad saw. setelah
menghadap Allah swt. Nabi Muhammad saw. kemudian menjelaskan
mengenai perintah untuk melakukan salat 50 waktu dalam sehari
semalam. Nabi Musa as. lantas menyuruh Nabi Muhammad saw. untuk
kembali menghadap Allah swt. dan meminta keringanan.
Nabi Muhammad saw. lantas kembali kehadirat Allah swt. untuk
meminta keringanan. Permintaan tersebut dikabulkan, perintah salat
diturunkan menjadi 45 kali. Setelah itu Muhammad kembali dan bertemu
lagi dengan Nabi Musa as. Dikisahkan Nabi Muhammad saw sempat
beberapa kali pulang pergi untuk meminta keringanan shalat, hingga
akhirnya turun menjadi lima kali dalam waktu sehari semalam.

Setelah perintah shalat diturunkan menjadi lima waktu dalam sehari


semalam, dikisahkan bahwa Nabi Musa as. masih menyuruh Nabi
Muhammad saw. untuk meminta keringanan. Tapi Nabi Muhammad saw.
tidak berani lagi melakukannya karena malu kepada Allah, beliau pun rela
dan ikhlas dengan ketentuan tersebut.

Nabi Muhammad saw. akhirnya kembali ke bumi dengan membawa


perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam seperti yang kita kenal
sebagai salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan Isya.

Kemudian Malaikat Jibril berkata : “Allah telah memberikan


kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan
kepada seorangpun dari makhluk-Nya, baik Malaikat yang terdekat
maupun Nabi yang diutus. Dan Dia (Allah) telah membuatmu sampai suatu
kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni
bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan
yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan
yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur
kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang
yang bersyukur”. Lalu Rasulullah saw. memuji Allah atas semua itu.

Kemudian Malaikat Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku


perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau
lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga
dengan izin Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan
terlewatkan”. Rasulullah saw. melihat gedung-gedung dari intan, mutiara
dan sejenisnya, Rasulullah saw. juga melihat pohon-pohon dari emas.
Rasulullah saw. melihat disurga apa yang belum pernah dilihat mata,
belum pernah didengar telinga dan tidak terlintas dihati manusia. Semua
itu membuat Rasulullah saw. kagum dan untuk mengejar surgalah
mestinya manusia beramal. Kemudian Nabi Muhammad saw. diperlihatkan
neraka sehingga Rasulullah saw. dapat melihat belenggu-belenggu dan
rantai-rantainya. Selanjutnya Rasulullah saw. turun ke bumi dan kembali
ke Masjidil Haram menjelang subuh.

C. HIKMAH PERJALANAN ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW

Perintah shalat dalam perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw.
kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki
keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya.
Sehingga, dalam konteks spiritual imaniah maupun perspektif rasional
ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang taidak kunjung kering inspirasi
dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Bagaimana dengan mi’raj-nya para Nabi yang lain dan para wali?
Bagaimana dengan mi’raj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi
kehidupan kita? Mari kita bahas bersama-sama.

Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan


bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasulullah saw. sehingga
peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik
dari kebangkitan dakwah Rasulullah saw. Jika perjalanan hijrah dari
Mekah ke Madinah pada tahun 662 M. menjadi permulaan dari sejarah
kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan
kaum Muslimin atas kota suci Mekkah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak
perjalanan seorang hamba menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj
adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga,
perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi
yang rendah menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan bagi setiap pengamal


tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen
penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa”
dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasulullah berkata,
“Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala
penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah
SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi
wabarakaatuh”.Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak
mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan
bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari
bacaan shalat.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih


Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami
Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat
yang di jalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah
mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya,
ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan


kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah
swt. berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat
menjadi senjata bagi Rasulullah saw. dan kaum Muslimin untuk bangkit
dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan
sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Isra’ Mi’raj juga merupakan suatu peristiwa besar yang sekarang oleh
sains dan teknologi diakui, karena ternyata memang demikianlah yang bisa
terjadi bahwa Rasulullah benar-benar bergerak dari Mekkah ke Palestina,
dan kemudian diteruskan ke Sidratil Muntaha hanya dalam waktu tidak
sampai satu malam. Sudut pandang ilmiahnya bahwa ini adalah peristiwa
fenomenal dan kontroversial. Fenomena sejarah bahwa peristiwa ini belum
pernah terjadi dan diyakini takkan pernah terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai