Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perantara kimiawi tubuh (hormon) dibuat oleh kelenjar endokrin. Kelenjar ini tidak
memiliki saluran, tapi mensekresi hormon langsung ke dalam darah, sehingga dapat
mencapai setiap sel di dalam tubuh. Hormon bekerja pada sasaran jaringan atau organ
tertentu dan mengatur aktivitas mereka.
Sistem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar. Sistem endokrin
menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh sama seperti
sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil.
Hormon membawa data kimiawi yang mengendalikan tingkat kerja kelenjar dan organ
lain. Sel penghasil hormon ditemukan di sekeliling tubuh. Sebagian besar sel-sel itu
mengelompok di dalam kelenjar yang memiliki fungsi khusus.
Kelenjar pituitary atau hipofisis merupakan kelenjar yang paling berpengaruh dalam
sistem endokrin. Kelenjar ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang menjadi satu.
Bagian depan atau lobus anterior, disebut juga adenohipofisis, membentuk sebagian
besar massa kelenjar ini. Bagian belakang ada lobus posterior atau neurohipofisis.
Hipofisis anterior membentuk enam hormon utama di dalam kelenjar dan melepas
hormon tersebut ke dalam aliran darah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Kelenjar Hipofisis Anterior (pituitari)

Gambar 1. Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitary (hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat 500 mg. Terletak
di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat dengan chiasma opticum.
Kelenjar hipofisis merupakan sekerat daging kecil berwarna merah jambu, dengan ukuran
sebesar buncis, dan dihubungkan ke hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang. Berkat
hubungan inilah, hipofisis menerima perintah hipotalamus untuk menghasilkan hormone
yang diperlukan. Kelenjar hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitary anterior
yang berukuran lebih besar terletak di anterior disebut juga adenohipofise, dan pituitary
posterior atau neurohipofise.
Dipandang dari sudut embriologi, kedua bagian hipofisis berasal dari dua sumber
yang berbeda, hipofisis anterior berasal dari berasal dari kantong Rathke, yang
merupakan invaginasi pada epitel faring sewaktu pembentukan embrio, dan
hipofisis posterior berasal dari penonjolan hipotalamus. Asal mula hipofisis
anterior dari epitel faring ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya,

2
sedangkan asal mula hipofisis posterior dari jaringan neural dapat menjelaskan
adanya banayak sekali sel-sel tipe glia yang terdapat dalam kelenjar ini.
Pituitary anterior biasa juga disebut sebagai Master of gland karena pengaruhnya
pada kelenjar lain dan pada seluruh tubuh. Pengaruh ini dilaksanakan oleh 7
hormon yang diproduksi oleh sel yang berbeda- beda yang terdapat di lobus
anterior hipofisis yaitu GH, ACTH, TSH, PRL, FSH, LH dan ICSH.

1. Fungsi Kelenjar Pituitari Anterior

Gambar 2. Fungsi Kelenjar Pituitari

3
Hormon yang diproduksi oleh hipofisis anterior adalah sebagai berikut :

a. Growth Hormone (Somatotropik /GH), merupakan hormon yang berfungsi


merangsang proses pertumbuhan tubuh. Hormon ini bekerja mulai dari embrio
sampai dewasa menjelang usia akil balik atau masa pertumbuhan.
b. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), berfungsi mengatur sekresi beberapa
hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolisme
glukosa, protein, dan lemak.
c. Thyroid Stimulating Hormone (Thyrotropin, TSH), berfungsi mengatur kecepatan
sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan hormon ini selanjutnya
akan mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia di seluruh tubuh.
d. Prolactin (PRL), berfungsi meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan
produksi air susu.
e. Hormone gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone/FSH, Untuk pria berfungsi
untuk produksi sperma sedangkan pada wanita berfungsi untuk merangsang
pertumbuahan dan perkembangan sel ovum.
f. Luiteinizing Hormone/LH, pada wanita berfungsi untuk memproduksi hormon
estrogen dan progestron, sedangkan pria untuk memproduksi hormon testoteron
g. Interstitial Cell Stimulating Hormone/ICSH pada pria), berfungsi mengatur
pertumbuhan gonad sesuia dengan aktivitas reproduksinya.

2. Mekanisme Kelenjar Hipofisis Anterior


Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau sinyal saraf
yang berasal dari hipotalamus. Sebenarnya, bila kelenjar hipofisis ini diambil dari
kedudukannya di bawah hipotalamus dan ditransplantasikan pada beberapa bagian
tubuh lain, maka kecepatan sekresi berbagai hormon yang berbeda (kecuali
prolaktin) menurun sampai kadar rendah, pada beberapa hormon malah sampai
nol.
Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon-hormon yang disebut
releasing hormone and inhibitory hormone atau hormon (atau faktor) pelepas
hipotalamus dan hormon (faktor) penghambat yang disekresikan ke dalam
hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior melalui
pembuluh-pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh darah porta hipotalamus-
hipofisis. Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas dan hormon

4
penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan mengatur sekresi kelenjar
tersebut.
Hipotalamus selanjutnya menerima sinyal-sinyal dari hampir semua sumber yang
mungkin dalam saraf, sehingga hipotalamus dianggap sebagai pusat pengumpul
informasi mengenai kesehatan dalam tubuh, dan sebaliknya sebagian besar dari
informasi ini digunakan untuk mengatur sekresi sebagian besar hormon hipofisis
yang sangat penting.

3. Efek Kelenjar Hipofisis Anterior Terhadap Tubuh


Berikut ini adalah beberapa efek hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
anterior :
a. Growth Hormone (Somatotropik /GH)
Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang
mampu untuk bertumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan
meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel
dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel seperti sel-sel pertumbuhaan
tulang dan sel-sel otot awal.
Efek metabolik hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein tubuh,
menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat
karbohidrat.
b. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat yaitu merangsang
glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat dari protein), penurunan
pemakaian glukosa oleh sel, serta peningkatan glukosa darah dan diabetes
adrenal.
Efek kortisol terhadap metabolisme protein yaitu mengurangi penyimpanan
protein sel, dan meningkatkan pengangkutan asam amino ke dalam sel-sel
otot.
Efek kortisol terhadap metabolism lemak yaitu memobilisasi asam lemak,
dan kegemukan yang khas pada penderita yang kelebihan sekresi kortisol.
c. Thyroid Stimulating Hormone (Thyrotropin, TSH)
Efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan adalah meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa
tahun pertama pascalahir.
5
Efek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik, misalnya
meningkatkan glikolisis, glukogenesis, kecepatan absorpsi dari saluran cerna,
serta sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efek terhadap metabolisme
karbohidrat, mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel,
menurunkan jumlah kolesterol, fosfolopid, dan trigliserida dalam darah,
meningkatkan kebutuhan akan vitamin, meningkatkan dan menurunkan laju
metabolisme basal.
d. Prolactin (PRL)
Efek hormon prolaktin yaitu meningkatkan sekresi dari air susu.
e. Hormone gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone/FSH, Luteinizing
Hormone/LH pada wanita, dan Interstitial Cell Stimulating Hormone/ICSH
pada pria)
Efek estrogen pada tuba fallopii yaitu estrogen menyebabkan jaringan
kelenjar berproliferasi, dan menyebabkan jumlah sel-sel epitel bersilia yang
membatasi tuba fallopii bertambah banyak, estrogen menyebabkan
meningkatnya aktivitas osteoblastik.
Tesrosteron yang disekresi testis salah satunya menyebabkan hipertropfi
mukosa laring dan pembesaran laring, sehingga terjadi perubahan suara.

4. Kelenjar Hipofisis Posterior


Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel-sel glia yang disebut pituisit.
Namun, pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini hanya bekerja sebagai
struktur penunjang bagi banyak sekali ujung-ujung serat saraf dan bagian terminal
akhir serat dari jaras saraf yang berasal dari nukleus supraoptik dan nukleus
paraventrikel hipotalamus.
Jaras saraf ini berjalan menuju ke neuro hipofisis melalui tangkai hipofisis, bagian
akhir saraf ini merupakan knop bulat yang mengandung banyak granula-granula
sekretonik, yang terletak pada permukaan kapiler tempat granula-granula tersebut
mensekresikan hormon hipofisis posterior berikut: Hormon antidiuretik (ADH)
yang juga disebut sebagai vasopresin yaitu senyawa oktapeptida yang merupakan
produk utama hipofise posterior.
Memainkan peranan fisiologik yang penting dalam pengaturan metabolisme
air. Hormon antidiuretik (ADH) dalam jumlah sedikit sekali, sekecil 2 nanogram,

6
bila disuntikkan ke orang dapat menyebabkan anti diuresis yaitu penurunan
ekskresi air oleh ginjal. Stimulus yang lazim menimbulkan ekskresi ADH adalah
peningkatan osmolaritas plasma. Dalam keadaan normal osmolaritas plasma
dipertahankan secara ketat sebesar 280 mOsm/kg plasma. Kalau terjadi
kehilangan air ekstraselular, osmolaritas plasma akan meningkat shingga
mengaktifkan osmoreseptor, kemudian sinyal untuk pelepasan ADH, peningkatan
osmolaritas plasma juga merangsang pusat rasa haus yang secara anatomis
berdekatan / berhubungan dengan nukleus supraoptikus.
Kerja ADH untuk mempertahankan jumlah air tubuh terutama terjadi pada sel –
sel ductus colligens ginjal. ADH mengerahkan kemampuannya yang baik untuk
mengubah permeabilitas membran sel epitel sehingga meningkatkan keluarnya air
dari tubulus ke dalam cairan hipertonik diruang pertibuler/ interstisial. Aktifitas
ADH dan rasa haus yang saling terintigritas itu sangat efektif untuk
mempertahankan osmolaritas cairan tubuh dalam batas – batas yang sangat
sempit.

5. Hormon yang Dihasilkan Hipofisis Posterior


Vasopresin dan Oksitosin Hormon peptida vasopresin dan oksitosin disintesis di
nucleussupraopticus dan paraventricularishypoth alami. Akson dari neuron di
nukleus-nukleus ini membentuk hipofisis posterior, tempat hormon-hormon
peptida ini disimpan. Karena itu, untuk memicu pelepasan vasopresin atau
oksitosin, setterpisah releasing factor hipotalamus tidak diperlukan.

7
B. Anatomi Kelenjar Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5
cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas sampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum
(usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga
termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam
ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.

Gambar 3. Kelenjar Pankreas

1. Bagian Pankreas
Pankreas dapat dibagi ke dalam:
a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung
duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica
superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

8
b. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan
menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan
pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica
superior dari aorta.
c. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada
potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.
d. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilum lienale.
2. Histologi Pankreas
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut
dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
a. Bagian Eksokrin
Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, dan merupakan
tubuloasinosa kompleks. Asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina basal dan
terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit.
Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini, terdapat jaringan ikat halus
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan saluran keluar.

Gambar 4. Sel-sel Acinar Pada Pankreas

9
b. Bagian Endokrin
Bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas
dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan
banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai
300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di
ekor daripada kepala dan badan pancreas, (Derek Punsalam, 2009). Pulau ini
dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya
dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.(Anonymous, 2009). Sel-sel ini
membentuk sekitar 1% dari total jaringan pankreas.(John Gibson, 1981).
Pada manusia, pulau Langerhans terdapat sekitar 1-2 juta pulau. Masing-masing
memiliki pasokan darah yang besar. Darah dari pulau Langerhans mengalir ke
vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis
bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya.( Derek Punsalam, 2009)
Dengan pewarnaan khusus, ssel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat macam:
1) Sel Alfa, sebagai penghasil hormon glukagon. Terletak di tepi pulau,
mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm, dan batas inti
kadang tidak teratur.
2) Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini merupakan sel terbanyak
dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta terletak di bagian lebih
dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloid romboid atau
poligonal di tengah, dan mitokondria kecil bundar dan banyak.
3) Sel Delta, mensekresikan hormon somatostatin. Terletak di bagian mana saja
dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan mengandung gelembung
sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.
4) Sel F, mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel F
berasal dari tonjolan pankreas ventral.(Anonymous, 2009)

10
Gambar 5. Sel-sel pulau Langerhans

3. Fisiologi Pankreas
a. Eksokrin
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan ketiga jenis
makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga mengandung ion
bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan penting dalam
menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama memecahkan keseluruhan
dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan neklease memecahkan
kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat dan deoksinukleat. Enzim
pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas, yang menghidrolisis
pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk
membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak
adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam
lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester
kolesterol.
Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas berada dalam
bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase,
yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini hanya menjadi aktif
setelah mereka disekresi ke dalam saluran cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh
suatu enzim yang dinamakan enterokinase, yang disekresi oleh mukosa usus

11
ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat
diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh
tripsin menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan
beberapa cara yang sama.
Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak diaktifkan sampai
mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan enzim-enzim lain akan
mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel yang sama, yang mensekresi enzim-
enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas serentak juga mensekresikan tripsin
inhibitor. Zat ini disimpan dalam sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-
granula enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan
dalam asinus dan duktus pankreas.
Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice, cairan jernih
11
yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak mengandung air, beberapa
garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim. Sodium bikarbonat memberi
sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic juice sehingga menghentikan gerak
pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi enzim-
enzim dalam usus halus.
Enzim-enzim dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaan karbohidrat
bernama pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan protein dinamakan
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase; enzim pencernaan lemak yang utama
dalam tubuh orang dewasa dinamakan pankreatik lipase; enzim pencernaan
asam nukleat dinamakan ribonuklease dan deoksiribonuklease.

b. Endokrin
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok kecil sel
epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil/
kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk organ endokrin.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah :
1) Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino
yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam
komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan
ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi

12
suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk menyebabkan
insulin bersifat antigenik.
Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian
dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam
granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding
sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran
granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin ke eksterior
melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta
kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah.
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit.
Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi.
Insulin dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis.
Enzim utama yang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di
membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin.
Efek insulin pada berbagai jaringan:
a) Jaringan Adiposa
 Meningkatkan masuknya glukosa
 Meningkatkan sintesis asam lemak
 Meningkatkan sintesis gliserol fospat
 Menungkatkan pengendapan trigliserida
 Mengaktifkan lipoprotein lipase
 Menghambat lipase peka hormone
 Meningkatkan ambilan K+
b) Otot
 Meningkatkan masuknya glukosa
 Meningkatkan sintesis glikogen
 Meningkatkan ambilan asam amino
 Meningkatkan sintesis protein di ribosom
 Menurunkan katabolisme protein
 Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik
 Meningkatkan ambilan keton
 Meningkatkan ambilan K+

c) Hati
 Menurunkan ketogenesis

13
 Meningkatkan sintesis protein
 Meningkatkan sintesis lemak
 Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis
dan peningkatan sintesis glukosa

Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan


jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada
penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.

2) Glukagon
Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29n
residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil
dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan
kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat
konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam
amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah
meningkat.
Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah
melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun
sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau
Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula
darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya
diperlambat.
Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa
mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula
darah yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan konsumsi makanan yang
mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah juga
menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat
oleh GHIH (somatostatin).
Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati
atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga
diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon

14
dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang
menghancurkan insulin dan protein-protein lain.

Gambar 6. Regulasi Insulin dan Glukagon

3) Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin
menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan
mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor
pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes
lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga
mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan
penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh
penurunan kontraksi kandung empedu.
Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang
juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama
arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin
dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.

15
4) Polipeptida pankreas
15
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang
dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan
polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon
saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf
otonom.
Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang mengandung protein,
puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh
somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan
alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein
mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida
pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin
memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faal sebenarnya
masih belum diketahui.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anatomi Fisiologi Kelenjar Pituitari

Kelenjar pituitary (hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat 500 mg. Terletak
di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat dengan chiasma opticum.
Kelenjar hipofisis merupakan sekerat daging kecil berwarna merah jambu, dengan
ukuran sebesar buncis, dan dihubungkan ke hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang.

Kelenjar hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitary anterior yang berukuran
lebih besar terletak di anterior disebut juga adenohipofise, dan pituitary posterior atau
neurohipofise.

Hipotalamus dianggap sebagai pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan dalam


tubuh, dan sebaliknya sebagian besar dari informasi ini digunakan untuk mengatur
sekresi sebagian besar hormon hipofisis yang sangat penting.

Hormon yang dihasilkan hipofisis anterior yaitu Growth Hormone (Somatotropik /GH),
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), Thyroid Stimulating Hormone (Thyrotropin,
TSH), Prolactin (PRL), dan Hormone gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone/FSH,
Luteinizing Hormone/LH, dan Iterstitial Cell Stimulating Hormone/ICSH).

2. Anatomi Fisiologi Pankreas


Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar terbentang dari atas sampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum.
Histologi Pankreas
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut
dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
1. Eksokrin, terdiri dari sel asinar
2. Endokrin, terdiri dari sel-sel:
- Sel α, penghasil hormon glukagon
- Sel β, penghasil hormon insulin
- Sel delta, penghasil hormon somatostasin
- Sel F, penghasil hormon polipeptida pankreas

17
Fisiologi pankreas
1. Sebagai eksokrin, menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim
pencernaan seperti enzim amilase pankreas, enzim-enzim proteolitik, dan lain-lain.
2. Sebagai endokrin, menghasilkan hormon insulin, glukagon, somatostatin, dan
polipeptida pankreas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Gangguan Kelenjar Hipofise.http://www.scribd.com/doc/ 39579702/askep

Gangguan-Kelenjar-Hipofise.

Guyton dan Hall.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC.

Parker, Steve.2007.Ensiklopedia Tubuh Manusia.Jakarta: Erlangga.

Windiasari Dinna.2010.Hipofisis.http://dinna-windiasari.blogspot.com/2010/02/ bab-ii

hipofisis.html.

Anonymous. 2009.http://books.google.co.id/books/

Anonymous. 2009. http://dok-tercantik.blogspot.com/2009/01/pankreas-html

Anonymous. 2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Pankreas

Anonymous. 2009.http://myblogmyown.wordpress.com/2009/04/14/pankreas/

Anonymous.2009.http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fisiologi-pankreas

19

Anda mungkin juga menyukai