Anda di halaman 1dari 25

Difusi dan Transport Gas

DR. ANA RAHMAWATI, M.BIOMED


Tujuan pembelajaran :
mahasiswa mampu menjelaskan
 Parsial gas
 komposisi udara alveolus dan udara atmosfer
 angka normal untuk saturasi darah arteri dan darah vena
 definisi anatomical dead space, physiological deadspace, total minute ventilation, alveolar
ventilation
 definisi hypoventilasi, hiperventilasi, hipercapnia, eupneu, hipopneu, hiperpneu, sirkulasi pulmonal
 difusi gas melalui membrane pernafasan
 Efek rasio ventilasi perfusi terhadap konsentrasi gas alveolus
 pengankutan oksigen dari paru ke jaringan tubuh
 pengangkutan karbondioksida dalam darah
 rasio pertukaran pernafasan
Variasi normal volume paru dalam spirogram
pada laki-laki muda sehat
 Volume tidal (VT): Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali
bernapas= 500 ml
 Volume cadangan inspirasi (VCI): Volume udara tambahan yang dapat secara
maksimal dihirup di atas volume tidal istirahat = 3000 ml
 Kapasitas inspirasi (KI): Volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir
ekspirasi tenang normal (KI = VCI + VT). Nilai rerata = 3500 mL.
 Volume cadangan ekspirasi (VCE): Volume udara tambahan yang dapat secara
aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi
melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume
tidal istirahat. Nilai rerata = 1000 mL.
 Volume residu (VR): Volume udara minimal yang ter-tinggal di paru bahkan
setelah ekspirasi maksimal. Nilai rerata = 1200 mL
 Kapasitas vital (KV): Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam
satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal = (KV = VCI + VT + VCE)= 4500 ml
 Kapasitas paru total (KPT): Volume udara maksimal yang da- pat dtampung
oleh paru (KPT = KV + VR). Nilai rerata = 5700 mL
Ruang mati anatomik
 Ventilasi paru (mL/menit) = volume tidal (mL/napas) x laju pernapasan
(napas/menit)
 volume udara yang dihirup dan dihembuskan dalam satu menit
 6000 ml kondisi istirahat
 ruang mati anatomik : udara di dalam saluran penghantar yang tidak berguna
untuk pertukaran
 Volume saluran napas penghantar pada orang dewasa rerata adalah 150 mL
ventilasi alveolus—volume udara yang dipertukarkan antara atmosfer dan
alveolus per menit
 Ventilasi alveolus = (volume tidal - volume ruang mati ) x kecepatan napas
 Ventilasi alveolus = (500 mL/napas - 150 mL volume ruang mati) x 12
napas/mnt = 4200 mL/mnt Karena itu, pada bernapas tenang, ventilasi alveolus
adalah 4200 mL/mnt, sementara ventilasi paru adalah 6000 mL/ mnt.
Kontrol lokal untuk menyesuaikan ventilasi dan perfusi ke suatu bagian paru
Laju ventilasi dan perfusi dan rasio ventilasi perfusi
 Udara atmosfer: campuran gas : 79% nitrogen (N2) dan 21% O2, persentase
CO2, uap H2O, gas lain, dan polutan hampir dapat diabaikan.
 Secara keseluruhan gas-gas ini menimbulkan tekanan atmosfer total sebesar
760 mm Hg di permukaan laut
 Komposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi udara atmosfer
karena :
pelembapan dan pertukaran udara alveolus yang rendah
 PO2 alveolus rerata adalah 100 mm Hg
TEKANAN PARSIAL
 Terdapat gradien takanan parsial antara udara alveolus dan darah kapiler paru.
 Terdapat gradien tekanan parsial antara darah kapiler sistemik dan jaringan
sekitar
 Suatu gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari daerah
dengan tekanan parsial tinggi ke daerah dengan tekanan parsial yang lebih
rendah
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecepatan Transfer Gas Menembus Membran
Alveolus

 Gradien tekanan parsial O2 dan CO2


 Luas permukaan membran alveolus
 Ketebalan sawar yang memisahkan udara dan darah di membran alveolus
 Konstanta difusi
Pertukaran gas menembus kapiler sistemik
 O2 dan CO2 berpindah antara darah kapiler sistemik dan sel jaringan
 difusi pasif sederhana menuruni gradien tekanan parsial
 PO2 arteri 100 mm Hg dan PCO2 arteri 40 mm Hg, sama seperti PO2 dan
PCO2 alveolus.
 PO2 sel rerata adalah sekitar 40 mm Hg dan PCO2 sekitar 46 mm Hg
Pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan tubuh
 Sangat sedikit O2 yang larut secara fisik dalam air plasma
 Hanya 1,5% O2 dalam darah yang larut; sisa 98,5%-nya diangkut dalam ikatan dengan Hb
 O2 yang terikat ke Hb tidak ikut membentuk PO2 darah
 Ketika tidak berikatan dengan O2, Hb disebut sebagai hemoglobin tereduksi, atau
deoksihemoglobin; ketika berikatan dengan O2, disebut oksihemoglobin (HbO2)
 Faktor terpenting yang menentukan % saturasi Hb adalah PO2 darah
 ketika PO2 darah meningkat, seperti di kapiler paru : peningkatan % saturasi Hb.
 Ketika PO2 darah turun, seperti di darah kapiler sistemik : penurunan % saturasi Hb.
kurva disosiasi (atau saturasi) Hb-O2
 Pada Po2 normal 100 mm Hg, Hb mengalami saturasi 97,5%.
 dengan menyerap O2, Hb menjaga Po2 darah tetap rendah dan memperlama
eksistensi gradien tekanan parsial sehingga dapat terjadi pemindahan neto O2
dalam jumlah besar ke dalam darah
 Jika kadar Hb turun menjadi separuh normal, seperti pada pasien dengan
anemia berat, kapasitas darah mengangkut O2 turun sebesar 50% meskipun Po2
arteri normal 100 mm Hg dengan saturasi Hb 97,5%.
 Faktor-faktor lain yang menentukan saturasi Hb : adalah CO2, keasaman, suhu, dan
2,3-bisfosfogliserat
 Adanya CO2 tambahan di darah pada efeknya menurunkan afinitas Hb terhadap O2
sehingga Hb membebaskan lebih banyak O2 di tingkat jaringan
 peningkatan keasaman menambah jumlah O2 yang dibebaskan di tingkat jaringan
untuk Po2 tertentu
 Pengaruh CO2 dan asam pada pembebasan O2: efek Bohr
 peningkatan suhu menyebabkan lebih banyak O2 yang dibebaskan pada Po2 tertentu
 2,3-bisfosfogliserat (BPG), meningkatkan pembebasan O2 sewaktu darah mengalir
melalui jaringan.
Ikatan CO dan Hb : karboksihemoglobin (HbCO). Hb cenderung melekat ke CO
pengangkutan karbondioksida dalam darah
 Larut secara fisik
jumlah CO2 yang larut secara fisik dalam darah bergantung pada Pco2.
 Terikat ke hemoglobin.
Sebanyak 30% CO2 berikatan dengan Hb untuk membentuk karbamino hemoglobin (HbCO2)
 Sebagai bikarbonat.
60% CO2 diubah menjadi HCO3-
Reaksi ini berlangsung sangat cepat di dalam sel darah merah karena adanya enzim eritrosit karbonat
anhidrase, yang mengatalisis reaksi.
Pergeseran masuk C1- sebagai penukar efluks HCO3- yang dihasilkan oleh CO2: pergeseran klorida.
pembebasan O2 meningkatkan ketersediaan Hb untuk menyerap CO2 dan H+ yang dihasilkan oleh CO2
: efek Haldane
Sianosis : Keadaan kulit yang biru akibat oksigen darah arteri yang kurang
Dispnea: Kesulitan bernapas
Eupnea : Bernapas normal
Hiperkapnia : kelebihan CO2 dalam darah arteri
Hiperpnea: peningkatan ventilasi paru yang menyamai peningkatan kebutuhan metabolik,
misalnya pada olahraga
Hiperventilasi : Peningkatan ventilasi paru melebihi kebutuhan metabolik, menyebabkan
penurunan Pco2 dan alkalosis respiratorik
Hipokapnia : CO2 darah arteri di bawah normal
Hipoventilasi Ventilasi yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan metabolik, menyebabkan
peningkatan Pco2 dan asidosis respiratorik
Hipoksia : Kurangnya O2 di tingkat sel
Hipoksia anemik : Berkurangnya kapasitas darah mengangkut O2
Hipoksia sirkulasi : Darah beroksigen yang ke jaringan terlalu sedikit; j hipoksia staganan
Hipoksia histotosik : Ketidakmampuan sel menggunaka O2 yang tersedia
Hipoksia hipoksik: Po2 darah arteri rendah disertai oleh kurang adekuatnya saturasi Hb

Anda mungkin juga menyukai