Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM

MUSKULOSKELETAL

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN


GENGGONG
TUJUAN/ALASAN PEM.FISIK
 Pemeriksaan Fisik harus dilakukan secara sistematis untuk
menghindari kesalahan
 Evaluasi fungsional pengkajian keperawatan
 Evaluasi integritas tulang, postur tubuh, fungsi sendi,
kekuatan otot, cara berjalan & kemmpuan pasien melakukan
aktivitas hidup sehari-hari
 Penentuan dignosa keperawatan & medis
 Penentuan dignosa & penatalaksanaan lebih lanjut
PRINSIP PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
MUSKULOSKELETAL
6B:
Breathing
Blood
Brain
Bladder
Bowel
Bone
Hal – hal yang perlu dikaji pada skelet
tubuh yaitu :
Adanya deformitas dan ketidakkesejajaran yang dapat
disebabkan oleh penyakit sendi
 Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya tumor tulang
 Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang
tidak sejajar secara anatomis
 Angulasi abnormal pada tulang panjang , gerakan pada titik
bukan sendi, teraba krepitus pada titik gerakan abnormal ,
menunjukan adanya patah tulang.
PENGKAJIAN
MELIPUTI : TULANG, SENDI & OTOT

TEKNIK :
- INSPEKSI
- PALPASI
 PENGKAJIAN TULANG
INSPEKSI TULANG
Adanya deformitas & ketidaksejajaran
Pertumbuhan tulang abnormal
Pemendekan ekstremitas (atrofi), amputasi, & bagian tubuh
yang tidak sejajar secara anatomis
Angulasi abnormal pada tulang panjang
PALPASI TULANG
Adanya bunyi krepitus yang menunjukkan adanya PATAH
TULANG. Caranya :
- Gerakkan pada titik, bukan sendi
- Pada titik gerakan abnornal akan teraba
krepitus
 INSPEKSI TULANG BELAKANG
Skoliosis
 Skoliosis ( kurvatura lateral tulang belakang )
 seperti : bahu tidak sama tinggi , garis pinggang yang
tidak simetris , skapula yang menonjol . Skoliosis tidak
diketahui penyebabnya ( idiopatik ) , kelainan kongenital, atau
akibat kerusakan otot para-spinal, seperti poliomielitis.
Kifosis
 Kifosis ( kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada ).
Sering terjadi pada lansia dengan osteoporosis atau penyakit
neuromuskular.
Lordosis
 Lordosis ( membebek, kurvatura tulang bagian pinggang yang
berlebihan ). Lordosis biasa di jumpai pada wanita hamil.
CARA INSPEKSI TULANG BELAKANG
Baju pasien sebaiknya dilepas untuk melihat seluruh punggung,
bokong & tungkai.
Pemeriksaan kurvatura tulang belakang & simetrisitas batang
tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior & lateral.
Perawat berada dibelakang pasien, perhatikan setiap perbedaan
tinggi bahu & krista iliaka.
Simetrisitas bokong, bahu, pinggul, & kelurusan tulang
belakang diperiksa dlm posisi pasien berdiri tegak &
membungkuk ke depan.
PENGKAJIAN SENDI
INSPEKSI
Pengkajian sendi termasuk ke dalam ROM (Range Of
Motion) Exercise.
Pemeriksaan luas gerakan sendi baik aktif maupun pasif
Deformitas
Stabilitas
Adanya benjolan.
PENYEBAB DEFORMITAS SENDI
 Kontraktur (pemendekan struktur sekitar sendi)
 Dislokasi (lepasnya permukaan sendi)
 Subluksasi (lepasnya sebagian permukaan sendi)
 Disrupsi struktur sekitar sendi
PEM. SENDI MENGGUNAKAN ALAT
GONIOMETER
Yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk evaluasi gerak
sendi.
1.Jika sendi diekstensi maksimal namun masih ada sisa fleksi,
luas gerakan ini dianggap terbatas. Keterbatasan ini dapat
disebabkan oleh deformitas skeletal, patologik sendi,
kontraktur otot & tendon sekitarnya.
2.Jika gerakan sendi mengalami gangguan/ nyeri, harus
diperiksa adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya (efusi),
pembengkakan & inflamasi. Tempat yang sering terjadi efusi
adalah pada lutut.
PALPASI
CARA :
Palpasi sendi dilakukan dengan cara menggerakkan
sendi secara pasif akan memberikan informasi mengenai
integritas sendi.
Suara GEMELETUK , menunjukkan adanya ligamen yang
tergelincir diantara tonjolan tulang.
Adanya bunyi krepitus disebabkan permukaan sendi yang tidak
rata & jaringan sekitar sendi terdapat benjolan yang khas ,
ditemukan pada pasien Artritis Reumatoid, GOUT, &
Osteoartritis.
PENYAKIT PADA SENDI
 Artritis Reumatoid : benjolan lunak di dalam dan sepanjang
tendon
 GOUT : benjolan keras di dalam & di sebelah sendi
 Osteoartritis : benjolan keras & tidak nyeri merupakan
pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan
kartilago pada tulang dalam kapsul sendi, biasanya ditemukan
pada lansia
 PENGKAJIAN OTOT
PALPASI
 Palpasi otot dilakukan dalam keadaan ketika ekstremitas
rileks & digerakkan secara pasif, perawat akan merasakan
tonus otot.
PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT
Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta pasien
menggerakkan ekstremitas dengan atau tanpa tahanan.
Misalnya :
- Otot bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan
lengan sepenuhnya, kemudian fleksikan lengan melawan
tahanan yang diberikan oleh perawat
GRADASI UKURAN KEKUATAN OTOT
0 (ZERO) :Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis
1 (trace) : Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada
gerakan
2 (poor) : Dengan bantuan/ menyangga sendi dapat
melakukan gerakan sendi/ROM secara penuh
3 (fair) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara penuh
dgn melawan gravitasi,tetapi tidak dapat melawan tahanan
4 (good) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara
penuh & dapat melawan tahanan yang sedang
5 (normal) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara
penuh & dapat melawan gravitasi & tahanan
PEMERIKSAAN LINGKAR
EKSTREMITAS
 Lingkar ekstremitas harus diukur untuk memantau
pertambahan ukuran akibat edema atau perdarahan ,
penurunan ukuran akibat atrofi & dibandingkan ekstremitas
yang sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar
ekstremitas , pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama,
dan otot dalam keadaan istirahat.
PEMERIKSAAN REFLEKS
PEMERIKSAAN REFLEKS
HAMMER HAMMER

 refleks tricep  refleks bisep

28/02/2018
 refleks patella  refleks achiles

28/02/2018
 refleks babinski  refleks kerning sign

28/02/2018
 PENGKAJIAN CARA BERJALAN
1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak
2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salahsatu
ekstremitas pendek
3. Keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara
berjalan
4. Abnormalitas neurologis yang b/d cara berjalan. Misalnya
pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan
spesifik dan penyakit parkinson menunjukkan cara berjalan
bergetar.
Referensi

Muttaqin Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cetakan I. Jakarta : EGC

Suparmi Lucilla. (2012). Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik


Keperawatan. Cetakan I. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Suratun., dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Cetakan I. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai