Anda di halaman 1dari 34

PRINCIPLE OF

NEUROMUSCULAR
TECHNIQUE (NMT)
EXERCISE
MEMBERS OF THE GROUP

SEFLYN CHRISTYN
R021191021 01 02 VIONA KEMUR
R021191040

AULIA MELATI GUNAWAN


R021191042 03 04
ANANDA NURFATIHA REZKI
R021191050
DEFINISI NMT

• Pemanfaatan tekanan statis pada titik-titik tertentu myofascial untuk menghilangkan rasa
sakit. Teknik ini memanipulasi jaringan lunak tubuh (otot, tendon dan jaringan ikat) untuk
menyeimbangkan sistem saraf pusat.
• NMT  Teknik manipulasi jaringan lunak
• NMT  bagaimana sistem saraf pusat mempertahankan homoeostatic, dan dalam banyak
kasus, menghilangkan penyebab akut seseorang terhadap rasa sakit myofascial kronis dan
disfungsi.
• Melalui NMT , homoeostasis dipulihkan antara sistem saraf dan muskuloskeletal. NMT
meningkatkan fungsi sendi, otot, dan biomekanik tubuh, dan mempercepat penyembuhan
dengan memfasilitasi pelepasan endorfin  mengurangi nyeri
FUNGSI NMT

1. Retorasi struktur
disfungsi myofascial
2. Normalisasi fungsi
myofascioarticular
3. Dysfunction (Somatic
Dysfunction)
TUJUAN NMT

Restorasi struktur dan normalisasi fungsi myofascio


1 articular yang mengalami disfungsi.

2 Menegakkan diagnosis myofascio articular dysfunction.

3 Menegakkan diagnosis myofascio articular dysfunction.


INDIKASI & KONTRAINDIKASI
INDIKASI KONTRAINDIKASI

Teknik NMT tidak boleh


• Ischemia. diterapkan secara langsung pada
• Trigger point. jaringan yang terluka dalam 72 jam
• Nerve compression and pertama setelah cedera, karena ini
Entrapment. akan cenderung mendorong
• Postural distorsion. peningkatan aliran darah ke jaringan
• Biomecamical disfunction. yang sudah padat dan mengurangi
splinting alami yang diperlukan dalam
fase pemulihan ini.
Parameter Keberhasilan NMT

• Intensitas nyeri : VAS


• Intensitas tonus : palpasi & gerak pasif
• Intensitas tumor : palpasi & radiologi
• Intensitas kontraktur : length test, goniometer
• Reaksi radang : palpasi ; suhu, oedem, nodulus, nyeri, tonus
• Kualitas fungsi : tes ADL & Koordinasi.
METODE DAN TEKNIK NMT
 Thumb technique
 Fingers technique
Skin methods  Skin rolling technique
 Abdominal release technique

 Thumb technique
 Fingers technique
Induration superficial  Abdominal release technique
myofacial methods  Spinosus induration technique
 Percussion technique

 Elbow technique
 Psoas technique
Induration deep  Piriformis technique
myofacial methods  Specific (Abdominal )release technique
 Tissue elongated technque
3 Variasi pelaksanaan NMT
(Dvorak et.al, 1988)

NMT 1 NMT2 NMT 3


Friction pada Kontraksi Kontraksi
connective tissue isometri isometrik
di kulit, dilanjutkan antagonis,
otot/tendon dan dengan passive dilanjutkan
sendi stretching agonis dengan
 post isometrik stretching 
relaxation. Reciprocal
Inchibition
SKIN METHODS
Untuk sub cutan strocking pressure
Keduanya indikasi untuk cutaneus trigger
point, dan nodulus sub cutan serta
peningkatan sirkulasi darah sub cutan.
Thumb techique

Kontra indikasi :
- akut inflamasi
- aktif infeksi
- kondisi mudah berdarah
finger techique
- tumor ganas
Skin rolling technique, digunakan untuk
cutaneus trigger point, adhesion, nodulus,
spasme, tenderness, tautband, dan gangguan
sirkulasi sub cutan
Kontra indikasi :
- akut inflamasi
- aktif infeksi
- kondisi mudah berdarah
- tumor ganas

Abdominal release technique,


Untuk visceral disfunction, seperti
viscero ptosis (gn. fungsi pencernaan), gn. fungsi perkemihan, spt :
renalcolic, vesico litheasis, retensio urie, gn. fungsi hepar,
dysmonorhoe, gn. fungsi darah ke tungkai, dsb.
Kontra indikasi :
- akut inflamasi
Induration superficial myofacial methods
Thumb technique, untuk myofascial superfiscial
Fingers technique, uga untuk otot/myofascial
superfiscial
Keduanya digunakan untuk :
1. Myofascial trigger point,
2. Tenderness otot/connective tissue
3. Spasme/tautband dan nodulus otot/CT
4. Indurasi otot, fibrous, fibrotic.
5. Kontraktur lokal dan cross links
6. Sirkulasi darah menurun

Kontra indikasi :
a. akut inflamasi
b. aktif infeksi
c. kondisi mudah berdarah
d. tumor ganas
e. absolut ruptur
Abdominal release technique
Serupa dengan abdominal release technique pada
skin method, dgn catatan pressure harus sampai pada
permukaan dasar lentur otot/CT

Spinous induration technique


Untuk vertebro spinal joint blocked
Kontra indikasi :
- osteoporosis
- fracture
- TBC tulang belakang/infeksi
Percussion technique
1. Percussion technique untuk soft tissue

Travel dan Simons (1992) : TP dpt diterapi dgn efektif melalui teknik perkusi:
• otot dalam keadaan outher range disertai dengan passive resistance.
• ketuk TP dgn tepat dgn menggunakan reflex hammer secara perlahan-
lahan 10 – 15 kali, dpt pula menggunakan ujung jari tengah, telunjuk
dan ibu jari secara bersamaan sbg pengganti reflex hammer.
Percussion technique
2. Percussion technique untuk jaringan tulang

Digunakan untuk reflextoar terapi trigger point (De activating TP).


Kontra indikasi :
- osteoporosis
- fracture
- TBC tulang / infeksi
Induration deep myofacial methods

Elbow Technique
Digunakan pada otot-otot paraspinal :
- tenderness, nodulus.
- tautband / spasme
- fibreus, fibrotic/indurasi otot.
Perhatian : pressure jangan terlalu keras

Kontra indikasi :
- akut inflamasi
- aktif infeksi
- kondisi mudah berdarah
- tumor ganas
Psoas technique
Digunakan untuk :
- claudication
- Psoas tenderness/spasme/ tautband

* teraba 7 – 10 cm di bawah pusat dengan


knee fleksi.
• lakukan friction dan penguluran
m.iliopsoas
Piriformis technique
digunakan pada :
- myofascial trigger point pada piriformis
- piriformis syndrome
- LBP profokasi piriformis

Kontra indikasi :

- rotasi Hip sangat nyeri


- sciatic inflamasi sangat nyeri
- sangat nyeri saat dipressure
ssue elongated technique (Lewit, 96)
Digunakan pada umumnya setelah aplikasi teknik-teknik NMT yang lain, sebagai koreksi posture,
relaksasi, adaptasi & penurunan nyeri (cool down).

Dapat dimodifikasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Mekanisme terjadinya penguluran
pada jaringan dimulai dari skin, otot superfiscial, otot profunda/tendon, fascial & ligamenta,
barulah sampai pada ujung tulang sendi
Specific (Abdominal) Release Technique

- Manipulasi tidak hanya pada vertebralis, tetapi seluruh jaringan

- Digunakan spesific abdominal release technique : spasme otot, gangguan peristaltik usus,
sembelit, perlengketan antar jaringan, gn. perkemihan spt ginjal & kandung kemih.

- Spesific abdominal release technique, dirancang u/ restorasi & perbaikan fungsi gn. gastro
intestinal, reproduksi (dysmonorhoe, amenarhoe, persiapan menopause), gn. perkemihan & gn.
sirkulasi darah ke tungkai serta gn. viscera lainnya seperti hepar, dsb.

- Krn spesifiknya maka spesific abdominal techique ini disebut juga “Bloodless Surgery” (operasi
tanpa darah). (Boris Chaitow, 1983)
TEKNIK KHUSUS NMT

Tidak hanya ditujukan bagi restorasi struktur & perbaikan fungsi myofascial, ttp
juga sekaligus restorasi & perbaikan fungsi articular, seperti teknik inhibisi,
fasilitasi, penguluran, penguatan, mobilisasi sendi sekaligus ADL koordinasi
yang dilakukan secara sekuensis
(sequence of therapy, Lewit, 1996, 1999 dan Chaitow, 2001)
Strain Counter Strain (SCS)

Integrated Neuromuscular Inhibition


Techniques (INIT)

TEKNIK KHUSUS NMT

Muscles Energy Teqniques (MET)

Box Exercise Teqniques


Strain Counter Strain (SCS) ones, 1981)

Teknik yg digunakan u/ “deactivating” MTP (menghentikan aktivitas MTP) dgn cara pasif memposisikan
sekomfortabel mungkin jaringan dlm 3 tahapan, sambil melakukan isometric pressure pada pusat MTP
selama  90 – 120 seconds

Adapun intensitas pressure sebagai berikut (total 100%) :


- Tahap I, 30 – 40% (VAS) selama  30 seconds
- Tahap II, 30 – 40% (VAS) selama  30 seconds
- Tahap III, 30 – 40% (VAS) selama  30 seconds
Penambahan prosentase intensitas VAS sebesar itu diberikan stlh terjadi penurunan
nyeri sebesar intensitas VAS sebelumnya hingga total 100%

SCS, terutama ditujukan pada nyeri myofascio articular (MTP fibrous dan fibrotic) baik
akut maupun kronik yang secara bertahap mengurangi/ menghilangkan nyeri dan
menormalkan ROM seiring dengan penambahan intensitas pressure (penambahan
intensitas pressure berbanding terbalik dengan penurunan nyeri dan perbaikan ROM)
Teknik SCS  finger technique pada subuccipitalis (stress headache)
Integrated Neuromuscular Inhibition Techniques (INIT)
(Chaitow, 1994)

Suatu teknik yg menggabungkan antara motor point pressure/ ischemic compression,


perubahan posisi pasif dan aktif secara bertahap dengan memfasilitasi antagonis. Perubahan
posisi INIT berlawanan dengan perubahan posisi SCS .
Terapi integrated neuromuskuler inhibition techniques (INIT) yang dikemukakan oleh
Chaitow (2001) merupakan suatu pendekatan pada kasus nyeri myofascial yang dilakukan
dengan mengintegrasikan teknik inhibisi neuromuskuler, yaitu meliputi pemberian tekanan
(ischemic pressure), mobilisasi pasif diikuti dengan gerakan aktif melawan tahanan (isometric
contraction) secara bertahap dengan memfasilitasi antagonis dan diakhiri dengan penguluran
otot (stretching) secara segmental hingga keseluruhan.
Sekuensis pelaksanaan INIT sbb :

1. Inhibisi/ischemic compression MTP pada posisi komfertabel hingga nyeri


berkurang.

2. Lakukan isometrik kontraksi.

3. Lakukan “passive stretching”, lalu “active stretching” (isotonic eccentric).

4. Fasilitasi antagonis untuk menambah penguluran agonis (resisted isotonic


eccentric)
Muscles Energy Techniques /MET
(Lewit, 1992, Travell dan Simons, 1999, Chaitow, 2001)

Prinsip MET adalah suatu kombinasi gerakan isometrik, gerakan pasif dan isotonik, mirip
dengan Hold Relax.
Kontra indikasi :
• Fase recovery dan remodeling cedera (minggu 1 – 3)
• Nyeri akut
• Peningkatan nyeri selama dan setelah terapi
• Tissue inflamasi
Sekuensis pelaksanaan MET :
• Kontraksi isometrik agonis dengan tahanan 7 – 10 seconds/1 kali perlakuan selama 4 –
8 kali pengulangan, setelah itu istirahat  20 seconds, kemudian gerakan pasif ke
ROM kritis.
• Ulangi gerakan seperti butir 1 di atas
• Kontraksi isometrik antagonis selama 7 – 10 seconds / 1 kali perlakuan selama 4 – 8
kali pengulangan.
• Lakukan kontraksi isotonik konsentrik dan isotonik eksentrik selama 10 – 15 second
dalam gerakan cepat, lalu dalam gerakan lambat selama 4 – 8 kali pengulangan
Box Ecercise Technique
Adalah suatu teknik latihan gerakan multi
dimensi, bertujuan :
- mengurangi nyeri
- memperkuat otot
- latihan ADL koordinasi
- menambah ROM

Dalam melakukan latihan, penderita sendiri yang


menggerakkan sesuai instruksi arah gerak yang
diinginkan, sambil terapis memberikan tahanan
ke setiap arah gerakan 4 – 8 kali gerakan

Di awali pada antagonis, setelah nyeri menurun dan ROM bertambah,


barulah dilakukan hal yang sama pada agonis. Tetapi seandainya pada
gerakan agonis, ternyata gejala patogis bertambah, maka cukup
dilakukan pada sisi antagonis
RESOURCES

• Data Primer Djohan Aras.ppt


• Archer, Patricia A. Therapheutic Massage in Athletics
• Jackson Ruth. 2010. The Classic: The Cevical Syndrome. Clin Orthop Relat
Res.
• Kraemer Juergen. 2009. Intervertebral Disk Diseases. Germany. Thieme
• Vizniak Nikita A. 2010. Muscle Manual. Canada.
• http://www.nmtcenters.com/
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai