METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah one group pre and post test design yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh SWD, TENS dan WFE
myogenic dengan pemberian SWD dan TENS selama 15 menit, WFE dengan 4
berikut :
S O1 X O2
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian
Keterangan gambar 3.1 :
S : Subjek Penelitian
34
35
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini diambil dari pasien penderita NPB myogenic yang
Kriteria inklusi adalah (1) pasien yang mengalami nyeri punggung bawah
akibat spasme otot, yang telah melewati masa akut yaitu lebih dari 3 bulan, (2)
pasien berusia 25 – 50 tahun, (3) pasien memiliki rentang nyeri 4-6 yang diukur
menggunakan QVAS.
Kriteria eksklusi adalah (1) pasien yang mengalami nyeri punggung bawah
neurogenik, (2) pasien yang mengalami kelainan tulang belakang seperti skoliosis,
(3) pasien yang sedang hamil, (4) penderita dengan fraktur lumbo sakral
Kriteria drop outnya adalah (1) subyek yang tidak memenuhi jumlah sesi
sebanyak 2 kali, (2) subyek yang tidak mengikuti post test, (3) pasien mengalami
kondisi perburukan.
Agustus 2018.
36
1. Variabel penelitian
stimulation (TENS), dan William’s flexion exercise (WFE), (2) variabel terikat
(dependent variable) yaitu nyeri dan kemampuan fungsional pada kasus nyeri
2. Definisi operasional.
palpasi ditemukan adanya spasme pada otot-otot punggung bawah dan pada tes
b. TENS
mengatasi nyeri pada punggung bawah, dimana jenis TENS yang dipakai adalah
frekuensi yang sudah ditetapkan, dan waktu terapi selama 15 menit. Penempatan
elektrode pada titik nyeri yang dirasakan pasien dengan 1 chanel posisi di
tempatkan pada area nyeri. Alat TENS yang digunakan di RSUD Saiful Anwar
Malang adalah myomed dan TENS yang digunakan di RSUP dr. Soeradji
yang memberikan efek panas. Alat SWD yang digunakan di RSUD Saiful Anwar
Malang adalah enraf neonius dan SWD yang digunakan di RSUP dr. Soeradji
WFE adalah salah satu latihan dari back exercise, dimana latihan ini
punggung. Gerakan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pelvic tilting,
partial sit up, single knee to chest, dan double knee to chest.
e. Aktivitas fungsional
mengangkat, aktivitas berjalan, duduk, berdiri, tidur, kehidupan sosial dan pada
saat bepergian.
E. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah quadruple visual
analogue scale (QVAS) untuk mengukur derajat nyeri subjek dan alat ukur
subjektif. QVAS berupa sebuah garis lurus sepanjang 10 cm . Ujung kiri garis
tertulis “tidak nyeri” dan ujung kanan garis tertulis “Nyeri tak tertahankan” seperti
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 3.2
Quadruple visual analogue scale (QVAS) (Thomee, 1995).
keluhan subjektif nyeri yang dirasakan oleh pasien yang terdiri dari : (1) nyeri
yang dirasakan saat ini, (2) nyeri rata-rata yang dirasakan, (3) nyeri yang dirasa
ringan, (4) nyeri yang dirasa berat. Penilaian nyeri pada QVAS adalah total
penjumlahan nilai yang diperoleh pada pertanyaan (1), (2) dan (4) yang dibagi
tiga dan dikalikan 10. Apabila hasil yang diperoleh adalah lebih dari 50, maka
nyeri yang dirasakan pasien adalah tinggi. Sedangkan jika hasil yang diperoleh
Oswestry disability index (ODI) adalah suatu index atau quisioner untuk
berkaitan dengan timbulnya nyeri pada punggung bawah. Quisioner ini terdiri 9
berjalan, duduk, berdiri, tidur, kehidupan sosial dan pada saat bepergian. Penilaian
kemampuan fungsional pasien adalah total skor yang di dapat dibagi dengan 45
TABEL 3.1
INTERPRETASI SKOR ODI
Persentase Kriteria
0% - 20% Minimal Disability
21% - 40% Moderat Disability
41% - 60% Severe Disability
61% - 80% Crippled
81% - 100% -
(Fairbank, 2000)
1. Tahap persiapan
dimana pada penelitian ini di RSUD Saiful Anwar Malang dan RSUP dr. Soeradji
RSUD Saiful Anwar Malang dan RSUP dr. Soeradji Tirtinegoro Klaten, (3)
2. Tahap pelaksanaan.
Saiful Anwar Malang dan RSUP dr. Soeradji Tirtinegoro Klaten yang menderita
NPB myogenic yang memenuhi kriteria inklusi, (2) meminta persetujuan subyek
subyek penelitian mengenai hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan selama
peneliti sebelum pelaksanaan terapi, (5) Pemberian terapi SWD selama 15 menit,
kemudian dilanjutkan dengan latihan WFE dengan dosis yang sudah ditentukan
oleh peneliti, (6) Pada perlakuan yang ke enam, subyek akan dilakukan
1. Uji prasyarat
penelitian one group pre and post test design, sehingga uji prasarat yang
digunakan adalah uji normalitas. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Subjek dalam penelitian ini berjumlah
28 orang sehingga uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan shapiro wilk.
Pada uji normalitas data, skor pre dan post QVAS maupun ODI memiliki nilai
probabilitas (p) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor QVAS dan
Uji beda pre dan post test digunakan untuk mengetahui hasil perbedaan
nyeri dan kemampuan fungsional pada saat sebelum dan setelah terapi. Pada uji
prasyarat di dapatkan hasil bahwa semua data berdistribusi normal, sehingga uji
yang digunakan adalah uji parametrik berupa uji t berpasangan. Apabila nilai
probabilitas (p) ≤ 0,05 maka ada pengaruh yang bermakna antara sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan, jika nilai probabilitas yang di dapatkan p ≥ 0,05
berarti tidak ada pengaruh yang bermakna sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan.