Anda di halaman 1dari 70

Pheriperal Mobilization Joint

Extremitas Inferior dan Trunk

KELOMPOK 10

St. Nur Rabithatul Janna C041171310


Irma Sari R C041171308
Adji Kurniawan C041171309

http://www.free-powerpoint-templtes-design.c
Peripheral Joint Mobilization

Apa itu
Mobilisasi?
A

Sebuah gerakan pasif dimana teknik ini


berupa oscilllatory atau strech untuk
mengurangi nyeri atau meningkatkan arah
gerak.
Peripheral Joint Mobilization

Apa itu Sebuah gerakan pasif


manipulasi? menggunakan gerak fisiologi
atau accessory yang
B diaplikasikan sebuah thrust
atau ketika pasien dibawah
pengaruh anastesi.
Peripheral Joint Mobilization

Mengacu pada teknik manual


terapi yang digunakan untuk
menghibisi nyeri dan mengatasi
joint disfunction secara khusus
ditujukian pada perubahan .
mekanik sendi.

C Joint
Mibilization
technique?
Konsep Dasar Joint Motion

Bentuk sendi
1
Ovoid dan Sellar
2 Tipe gerakan

4
3 Efek Joint Motion

1. Efek joint motion menstimulasi aktivitas


2 biologis melalui gerakan cairan sinovial.

2. Joint motion memelihara ekstensibilitas dan


kekuatan daya renggang articular serta jaringan
periarticular.

4
Indikasi dan Tujuan Joint Mobilization

Reversible Joint
Hypomobility
01 Nyeri Muscle 02 Dapat diobati dengan
guarding dan progressively vigorous joint-
Spasme play tehnique untuk
mengulur capsul dan ligamen
yang mengalami hypomobile.

03 Progressive 04 Functional
Limitation Immobility
Keterbatasan Joint Mobilization Technique

1. Teknik mobilisasi
tidak dapat mengubah 2. Skill terapis
kelainan dari proses
penyakit
Kondisi Yang Memerlukan Pencegahan Khusus

1. Maligna
2. Penyakit tulang yang dideteksi dengan radiograph
3. Fraktur yang belum sembuh (tergantung pada letak fraktur
dan dukungan stabilisasi).
4. Nyeri yang terlalu tinggi (tentukan penyebab nyeri dan
modifikasi pengobatannya.
5. Hipermobilitas pada persendian asosiasi (persendian asosiasi
harus distabilisasi dengan tepat sehingga tekanan mobilisasi
tidak ditransimisikan ke persendian itu.
6. Bentuk baru atau kelemahan pada jaringan konektif
7. Penyakit sistemik jaringan konektif
8. Lansia dengan kelemahan jaringan konektif dan pengurangan
sirkulasi
Kontraindikasi
1 Hipermobilitas

2 Pembengkakan Sendi

3 Inflamasi

4 Osteoporosis
Prosedur dalam Melakukan Teknik Mobilisasi Sendi
Pasif

Examination Posisi Sendi


and Evaluation

Grade atau Treatment


Dosis Force dan Arah
Pergerakan Pergekan

Posisi dan Inisiasi dan


Stabilisasi Progres
Penyembuhan
Prosedur dalam Melakukan Teknik Mobilisasi Sendi
Pasif
Kecepatan,
Ritme, dan Reassement
Durasi
Pergerakan

Total
Program
Treatment
Soreness
Evaluation and Examination

Apabila pasien memiliki limitasi atau nyeri ketika bergerak,


evaluasi dan tentukan jaringan mana yang mengalami limitasi
fungsi dan lokalisasi.
Grade atau Dosis Pergerakan
Teknik Grade Osilasi

Dosis
Grade I: Ritme amplitudo kecil dilakukan pada permulaan range
Grade II : Ritme osilasi amplitudo besar dilakukan dilakukan dalam range, belum mencapai
limit.
Grade III : Ritme osilasi amplitudo besar dilakukan hingga melewatilimit gerakan yang
memungkinkan dan ditekan pada jaringan yang resisten.
Grade IV: Ritme osilasi amplitudo kecil dilakukan pada limit gerakan yang memungkinkan dan
ditekan pada jaringan yang resisten.
Grade V : Amplitudo kecil, teknik high-velocity thrust dilakukan untuk menahan adhesi pada
limit gerakan yang memungkinkan.

Penggunaan:
Grade I dan II utamnya digunakan untuk menyembuhkan limitasi gerakan akibat nyeri
Grade III dan IV utamanya digunakan sebagai manuver stretcing

Teknik:
Osilasi bisa dilakukan menggunakan gerakan fisiologis( osteokinematik) atau teknik joint-play (
athrokinematik).
Teknik Translasi Joint-Play Berkelanjutan
Dosis
Grade I (loosen) : Distraksi amplitudo kecil dipakai ketika tidak ada
tegangan pada kapsul.
Grade II (tighten) : Distraksi yg cukup atau glide dipakai untuk
mengeratkan jaringan di sekitar sendi.
Grade III (stretch) : Distraksi atau glide dipakai dengan amplitudo yang
cukup besar untuk melakukan stretch pada kapsul sendi dan mengelilingi
struktur periartikular.

Pengunaan
Grade I distraksi digunakan dengan semua gerakan gliding dan bisa
digunakan untuk mengurangi nyeri.
Grade II distraksi digunakan pada pengobatan awal untuk menentukan
seberapa sensitif sendi.
Grade III distraksi sendi atau glide digunakan utk merenggangkan
struktur sendi dan meningkatkan joint-play.

Teknik
Sistem grading ini menjelaskan hanya teknik joint-play yaitu distraksi atau
glide permukaan sendi.
Perbandingan

Untuk kejelasan dan konsistensi dosis yg telah


dijelaskan sebelumnya
Posisi dan Stabilisasi

Ekstremitas pasien yang disembuhkan harus diposisikan sebaik


mungkin agar pasien rileks.

Stabilisasi dengan kuat dan nyaman hubungan satu sendi, biasanya


pada tulang proksimal. Stabilisasi bisa dilakukan dgn belt, salah satu
tangan terapis, atau asisten.
Posisi Sendi

Evaluasi joint-play dan pengobatan pertama dilakukan pada


posisi istrahat sendi, di mana pada posisi ini kapsul memiliki
kelonggaran yang besar.
Treatment Force dan Arah Pergerakan
•Treatment force (baik lembut ataupun kuat) dipakai dengan
mendekatkan permukaan sendi yang berlawanan. Semakin besar
kontak permukaan, maka semakin nyaman pasien dengan prosedur
itu.

•Teknik gliding dilakukan paralel dengan treatment plane. Arah


gliding dengan mudah ditentukan dengan menggunakan convex-
concave rule.

•Setiap tulang digerakkan sehingga terjadi gliding pada permukana


tulang antara yang satu dan yang lain.
Insiasi dan Penyembuhan

Awal penyembuhan adalah sama baik penyembuhan untuk


menurunkan nyeri atau meningkatkan joint-play. Tujuannya
untuk menentukan reaktifitas sendi sebelum diproses.
Hari selanjutnya, evaluasi respon sendi.
Kecepatan, Ritme, dan Durasi Pergerakan

Osilasi
– Grade I dan IV biasanya adalah osilasi yang kuat, seperti
manual vibrasi.
– Grade II dan II lembut, osilasi reguler pada 1 hingga 3
kali/detik dalam 1 hingga 2 menit
– Variasi kecepatan osilasi untuk efek yg berbeda seperti
amplitudo kecil dan kecepatan tinggi untuk menginhibisi
nyeri atau kecepatan lambat untuk merelaksasi otot.
Sustained (Kelanjutan)
– Untuk sendi yg nyeri, gunakan distraksi yg sebentar selama 7
atau 10 detik dengan beberapa detik istrahat dalam
beberapa kali.
– Untuk sendi yg mengalami retriksi, gunakan gaya stretch
minimum selama 6 detik, diikuti dengan membebaskan
sebagian, lalu lakukan dengan lambat, lalu stretching
sebentar dalam interval 3-4 detik.
Treatment Soreness

Stretching biasanya menyebabkan rasa sakit. Lakukan


manuver di hari lain untuk mengurangi rasa sakit dan
penyembuhan jaringan.
Reasessment

Sendi dan ROM pasien harus diasesmen ulang


setelah pengobatan dan sebelum pengobatan
selanjutnya lagi.
Program Total

Apabila otot atau jaringan konektif juga mengalami


limitasi gerak, inhibisi dan teknik stretching pasif bisa
diganti dengan mobilisasi sendi pada sesi pengobatan
yang sama.
Peripheral Joint Mobilization
Technique Ext. Inferior dan
Trunk
HIP
Hip Joint
Asetabulum konkaf menerima konveks
ada kepala femur.

Posisi Istrahat: fleksi hip 30° dan


sedikit rotasi eksternal.

Stabilisasi: fiksasi pelvis dengan


menggunakan belt.
Indikasi : Menguji,
pengobatan pertama,
mengontrol nyeri,
mobilisasi umum.
Hip
Caudal
Glide

Posisi terapis dan letak tangan: Berdiri di


ujung bed, letakkan belt di area trunkmu Posisi pasien : Supine,
lalu lilitkan belt di kaki pasien dan sekitar dengan hip dalam posisi
ankle. Letakkan tangan pada proksimal istrahat dan lutut
malleolus, di bawah belt. ekstensi.
.
Posisi pasien: supine,
dengan hip di ujung
bed. Pasien membantu
Hip stabilisasi pelvis
Posteror dengan memfleksikan
Indikasi :Untuk hip yang berlawanan
Glide menambah dan memegang paha
fleksi dan dengan tangan. Hip
endorotasi. dimobilisasi dalam
posisi istrahat.
.
Posisi terapis: letak tangan berdiri di
sisi medial paha pasien. Letakkan belt
di sekeliling shoulder dan di bawah
paha pasien untuk membantu
menahan beban dari ektstremitas
bawah. Letakan tangan distal anda di
bawah belt dan distal paha. Letakan
tangan proksimal pada permukaan
anterior pada proksimal paha.

Gaya mobilisasi: jaga elbow Anda


tetap ekstensi dan fleksikan lutut;
lakukan force melalui tangan
proksimal Anda pada arah posterior.
Indikasi: untuk
meningkatkan
ekstensi dan
eksternal rotasi.
Hip .
Anterior
Glide 1
Posisi pasien: prone
dengan trunk istrahat
Asetabulum konkaf pada bed dan hip
menerima konveks ada berada pada pinggir
kepala femur. bed. Kaki yang
berlawanan di atas
lantai.
.
Posisi Fisioterapis:Dorong
melawan bagian
posterior dari trokhanter
Hip mayor pada arah anterior
dengan tangan kaudal.
Anterior
Glide 2
Posisi pasien side-lying
dengan paha fleksi dan
Asetabulum konkaf dibantu bantal.
menerima konveks ada Berdirilah di belakang
kepala femur. pasien dan stabilisasi
pelvis melewati SIAS
dengan tangan kranial..
KNEE and LEG
Artikulasi Tibiofemoral:

Konkaf tibial mendatar tinggi pada


konveks condilus femur.
Treatment plane: sepanjang
permukaan plateaus tibial.
Ini bergerak dengan tibia
sebagai perubahan sudut
lutut.

•Stabilisasi: Pada banyak


kasus, femur distabilisasi
dengan belt atau bet.
Indikasi: untuk
Tibiofemoral meningkatkan
ekstensi dan
Distraction eksternal rotasi.
.
Posisi terapis: Genggam di
sekitar distal kaki, proksimal
malleolus dengan kedua
tangan. Posisi pasien: prone
dengan trunk istrahat
Gaya mobilisasi: tarik pada axis pada bed dan hip
yang panjang dari tibia untuk berada pada pinggir
bed. Kaki yang
memisahkan permukaan sendi. berlawanan di atas
lantai.
.
Indikasi: untuk
Tibiofemoral meningkatkan
fleksi.
Posterior .
Posisi terapis: pada posisi
Glide istrahat, berdirilah di sisi
medial kaki pasien. Pegang
distal kaki pasien dengan
tangan distal dan letakkan
Posisi pasien:
palmar tangan proksimal
disepanjang sisi anterior tibia. duduk, lutut
fleksi.
.
Gaya mobilisasi: ekstensikan
elbow dan ayunkan tubuh ke
tibia, gliding ke arah posterior.
Indikasi: untuk
Tibiofemoral meningkatkan
ekstensi.
Anterior .
Posisi terapis: Letak tangan
Glide genggam distal tibia dengan
tangan yang dekat dengan itu,
dan letakan palmar dari tangan
proksimal pada sisi posterior Posisi pasien:
dari proksimal tibia. prone, lutut dalam
posisi istrahat.
Letakan pad kecil
Gaya mobilisasi: tekan denga dibawah distal
tangan pada proksimal tibia ke paha untuk
arah anterior. mencegah
kompresi patela.
.
Patellofemoral Indikasi:
menambah
Joint (anterior mobilitas patellar
Posisi terapis: berdiri di untuk knee fleksi.
glide) samping paha pasien. Letakan .
arkus tangan yg dekat dengan
paha di pinggir superior patela.

Gaya mobilisasi: Glide patela ke Posisi pasien:


arah kaudal, paralel dengan supine dengan
femur. lutut ekstensi
.

Precautions: Jangan tekan


patella ke dalam kondilus
femur ketika melakukan teknik
ini.
Indikasi:
menambah
Patellofemoral mobilitas patellar.
Joint (medialPosisi terapis: Peletakan .
tangan: letakkan jari-jari anda
-lateral di bagian medial dan ibu jari
glide) dibagian lateral disekeliling
Posisi pasien:
medial dan lateral dipinggir
patella, secara berurutan. terlentang, dengan
knee di ekstensikan

.
Gaya mobilisasi: Arahkan
patella ke arah medial atau
lateral, melawan tahanan.
Posisi pasien: Baring
menyamping, Indikasi:
dengan trunk dan meningkatkan
Proximal hip diputar sebagian gerakan caput
Tibiofibular menuju pronasi; fibular.
bagian atas kaki .
Articulation difleksikan ke depan
Anterior jadi knee dan bagian
bawah kaki
glide disandarkan di bed
atau didukung
dengan bantal.
Gaya Mobilisasi: berasal dari
tumit
. dari tangan melawan
bagian posterior dari kepala
fibula, kearah lateral anterior.
Indikasi:
meningkatkan
Distal mobilitas
Posisi terapis: kedua tangan
Tibiofibular berada di ujung meja, dorsifleksi ankle.
.
Articulation tempatkan tangan sisi medial
dan lateral distal tibia . Gunakan
Anterior or thumb utk stabilisasi dan jari2
Posterior lainnya d bagian posterior. Posisi Pasien:
Terlentang atau
glide Gaya Mobilisasi: Tekan melawan tengkurap dengan
fibula ke arah anterior saat distabilisasi
tertelungkup dan ke arah handuk dibag
posterior saat terlentang. bawah ankle.

.
ANKLE and FOOT
Artikulasi Tibiofemoral:

Konkaf tibial mendatar tinggi pada


konveks condilus femur.
Treatment plane: sepanjang
permukaan plateaus tibial.
Ini bergerak dengan tibia
sebagai perubahan sudut
lutut.

•Stabilisasi: Pada banyak


kasus, femur distabilisasi
dengan belt atau bet.
Indikasi: sebagai
Talocrural testing dan awal
treatment, kontrol
Distraction nyeri,general
Posisi terapis: Letak tangan mobilisasi.
genggam distal tibia dengan .
tangan yang dekat dengan itu,
dan letakan palmar dari tangan
proksimal pada sisi posterior Posisi pasien:
dari proksimal tibia. prone, lutut dalam
posisi istrahat.
Letakan pad kecil
Gaya mobilisasi: tekan denga dibawah distal
tangan pada proksimal tibia ke paha untuk
arah anterior. mencegah
kompresi patela.
.
Indikasi: untuk
Talocrural menambah
dorsofleksi.
Dorsal Posisi terapist ,letak tangan,dan .

Glide mobilisasinya: posisi terapis


berada di samping pasien,lalu
satu tangan terapis berada di
bagian anterior distal tibia,dan
tangan yang satunya lagi Posisi Pasien:
memegang bagian talus, Terlentang dengan
Glidingkan talus ke arah kaki pada bed dan
posterior dgn tibia melawan tumit berada di
talus. luar bed.
.
Indikasi: untuk
Talocrural menambah
plantarfleksi.
Anterior Posisi terapist ,letak tangan,dan .

Glide mobilisasinya: Terapis berada di


ujung bed bagian lateral dari
pasien,lalu satu tangan
pemeriksa ditempatkan di
bagian dorsum kaki,dan tangan Posisi Pasien:
yang satunya lagi memegang Pasien tengkurap
bagian calcaneus lalu gerakan dengan kaki ditepi
secara berlawanan. bed.
.
Indikasi: sebagai
Subtalar testing dan awal
Distraction treatment, kontrol
nyeri, mobilisasi
general untuk
inversi/eversi.
.
Posisi terapist, letak tangan, dan
mobilisasinya: Terapis berada di
bagian bawah kaki pasien, lalu satu Posisi Pasien:
tangan memegang calcaneus bagian Terlentang dengan
posterior. Tangan yang satunya kaki di letakan
memfikasi tallus dan malelolus pada pada meja dan
meja,dan tarik calcaneus ke arah tumit agak ke tepi.
distal. .
Indikasi:
meningkatkan
Subtalar inversi dan eversi.
Pemeriksa berada di samping .
Medial glide pasien,lalu satu tangan pemeriksa
Or memegang bagian talus,dan tangan
yang satunya memegang bagian distal
Lateral glide calcaneus lalu bagian distal calcaneus
di dorong ke arah lateral (untuk
lateral glide) dan ditarik ke arah
medial (untuk medial glide).

Posisi Pasien: pasien .

tengkurap dengan kaki


di sandar pada meja
Indikasi:
Intertarsal and meningkatkan
Tarsometatarsal gerakan aksesori
plantarfleksi .
Plantar .

Glide Gaya Mobilisasi: Dorong tulang


bag.distal dari bagian dorsal dengan
arah plantarfleksi.

.
Posisi Pasien: Terlentang
dengan hip dan knee di
flexikan atau duduk
dengan knee
menggantung d ujung
bed diistirahatkan.
Intertarsal and Indikasi:
meningkatkan
Tarsometatarsal gerakan aksesori
Dorsal glinding (terutama
pronasi).
Glide .
Stabilisasi: Fiksasi dibagian tulang
proksimal.
Penempatan tangan: Untuk mobilisasi
lateral tarsal joint, Fts berada di sisi
medial kaki, genggam dengan jari- jari
mengelilingi bagian lateral kaki;
Posisi Pasien: Tengkurap
begitu juga untuk bagian medial.
dengan knee di flexikan.
Kekuatan Mobilisasi: Dorong dari
permukaan plantar ke arah dorsal.
.
Daftar Pustaka

Martini F. 2006. Fundamental of Anatomy and Physiology. 7th


Edition. Pearson Education Inc.:USA

Kisner, Carolyn. 2012. Therapeutic Exercise: Foudation and


Techniques Sixth Edition.

Aras, Djohan., 2013. Terapi Latihan: Universitas Hasanuddin.


Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai