KELOMPOK 10
http://www.free-powerpoint-templtes-design.c
Peripheral Joint Mobilization
Apa itu
Mobilisasi?
A
C Joint
Mibilization
technique?
Konsep Dasar Joint Motion
Bentuk sendi
1
Ovoid dan Sellar
2 Tipe gerakan
4
3 Efek Joint Motion
4
Indikasi dan Tujuan Joint Mobilization
Reversible Joint
Hypomobility
01 Nyeri Muscle 02 Dapat diobati dengan
guarding dan progressively vigorous joint-
Spasme play tehnique untuk
mengulur capsul dan ligamen
yang mengalami hypomobile.
03 Progressive 04 Functional
Limitation Immobility
Keterbatasan Joint Mobilization Technique
1. Teknik mobilisasi
tidak dapat mengubah 2. Skill terapis
kelainan dari proses
penyakit
Kondisi Yang Memerlukan Pencegahan Khusus
1. Maligna
2. Penyakit tulang yang dideteksi dengan radiograph
3. Fraktur yang belum sembuh (tergantung pada letak fraktur
dan dukungan stabilisasi).
4. Nyeri yang terlalu tinggi (tentukan penyebab nyeri dan
modifikasi pengobatannya.
5. Hipermobilitas pada persendian asosiasi (persendian asosiasi
harus distabilisasi dengan tepat sehingga tekanan mobilisasi
tidak ditransimisikan ke persendian itu.
6. Bentuk baru atau kelemahan pada jaringan konektif
7. Penyakit sistemik jaringan konektif
8. Lansia dengan kelemahan jaringan konektif dan pengurangan
sirkulasi
Kontraindikasi
1 Hipermobilitas
2 Pembengkakan Sendi
3 Inflamasi
4 Osteoporosis
Prosedur dalam Melakukan Teknik Mobilisasi Sendi
Pasif
Total
Program
Treatment
Soreness
Evaluation and Examination
Dosis
Grade I: Ritme amplitudo kecil dilakukan pada permulaan range
Grade II : Ritme osilasi amplitudo besar dilakukan dilakukan dalam range, belum mencapai
limit.
Grade III : Ritme osilasi amplitudo besar dilakukan hingga melewatilimit gerakan yang
memungkinkan dan ditekan pada jaringan yang resisten.
Grade IV: Ritme osilasi amplitudo kecil dilakukan pada limit gerakan yang memungkinkan dan
ditekan pada jaringan yang resisten.
Grade V : Amplitudo kecil, teknik high-velocity thrust dilakukan untuk menahan adhesi pada
limit gerakan yang memungkinkan.
Penggunaan:
Grade I dan II utamnya digunakan untuk menyembuhkan limitasi gerakan akibat nyeri
Grade III dan IV utamanya digunakan sebagai manuver stretcing
Teknik:
Osilasi bisa dilakukan menggunakan gerakan fisiologis( osteokinematik) atau teknik joint-play (
athrokinematik).
Teknik Translasi Joint-Play Berkelanjutan
Dosis
Grade I (loosen) : Distraksi amplitudo kecil dipakai ketika tidak ada
tegangan pada kapsul.
Grade II (tighten) : Distraksi yg cukup atau glide dipakai untuk
mengeratkan jaringan di sekitar sendi.
Grade III (stretch) : Distraksi atau glide dipakai dengan amplitudo yang
cukup besar untuk melakukan stretch pada kapsul sendi dan mengelilingi
struktur periartikular.
Pengunaan
Grade I distraksi digunakan dengan semua gerakan gliding dan bisa
digunakan untuk mengurangi nyeri.
Grade II distraksi digunakan pada pengobatan awal untuk menentukan
seberapa sensitif sendi.
Grade III distraksi sendi atau glide digunakan utk merenggangkan
struktur sendi dan meningkatkan joint-play.
Teknik
Sistem grading ini menjelaskan hanya teknik joint-play yaitu distraksi atau
glide permukaan sendi.
Perbandingan
Osilasi
– Grade I dan IV biasanya adalah osilasi yang kuat, seperti
manual vibrasi.
– Grade II dan II lembut, osilasi reguler pada 1 hingga 3
kali/detik dalam 1 hingga 2 menit
– Variasi kecepatan osilasi untuk efek yg berbeda seperti
amplitudo kecil dan kecepatan tinggi untuk menginhibisi
nyeri atau kecepatan lambat untuk merelaksasi otot.
Sustained (Kelanjutan)
– Untuk sendi yg nyeri, gunakan distraksi yg sebentar selama 7
atau 10 detik dengan beberapa detik istrahat dalam
beberapa kali.
– Untuk sendi yg mengalami retriksi, gunakan gaya stretch
minimum selama 6 detik, diikuti dengan membebaskan
sebagian, lalu lakukan dengan lambat, lalu stretching
sebentar dalam interval 3-4 detik.
Treatment Soreness
.
Gaya mobilisasi: Arahkan
patella ke arah medial atau
lateral, melawan tahanan.
Posisi pasien: Baring
menyamping, Indikasi:
dengan trunk dan meningkatkan
Proximal hip diputar sebagian gerakan caput
Tibiofibular menuju pronasi; fibular.
bagian atas kaki .
Articulation difleksikan ke depan
Anterior jadi knee dan bagian
bawah kaki
glide disandarkan di bed
atau didukung
dengan bantal.
Gaya Mobilisasi: berasal dari
tumit
. dari tangan melawan
bagian posterior dari kepala
fibula, kearah lateral anterior.
Indikasi:
meningkatkan
Distal mobilitas
Posisi terapis: kedua tangan
Tibiofibular berada di ujung meja, dorsifleksi ankle.
.
Articulation tempatkan tangan sisi medial
dan lateral distal tibia . Gunakan
Anterior or thumb utk stabilisasi dan jari2
Posterior lainnya d bagian posterior. Posisi Pasien:
Terlentang atau
glide Gaya Mobilisasi: Tekan melawan tengkurap dengan
fibula ke arah anterior saat distabilisasi
tertelungkup dan ke arah handuk dibag
posterior saat terlentang. bawah ankle.
.
ANKLE and FOOT
Artikulasi Tibiofemoral:
.
Posisi Pasien: Terlentang
dengan hip dan knee di
flexikan atau duduk
dengan knee
menggantung d ujung
bed diistirahatkan.
Intertarsal and Indikasi:
meningkatkan
Tarsometatarsal gerakan aksesori
Dorsal glinding (terutama
pronasi).
Glide .
Stabilisasi: Fiksasi dibagian tulang
proksimal.
Penempatan tangan: Untuk mobilisasi
lateral tarsal joint, Fts berada di sisi
medial kaki, genggam dengan jari- jari
mengelilingi bagian lateral kaki;
Posisi Pasien: Tengkurap
begitu juga untuk bagian medial.
dengan knee di flexikan.
Kekuatan Mobilisasi: Dorong dari
permukaan plantar ke arah dorsal.
.
Daftar Pustaka