SHOULDER
Disusun Oleh:
EFT10180099
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan komprehensif ini dapat penulis selesaikan untuk memenuhi
kewajiban terakhir sebagai mahasiswa guna melengkapi persyaratan dalam
menyelesaikan program studi D-III Fisioterapi pada Kampus Politeknik Unggulan
Kalimantan. Judul yang penulis angkat dalam penyusunan laporan komprehensif
ini adalah “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Frozen Shoulder”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih atas
kesempatan, bimbingan, arahan, dukungan moral dan materi serta kerja sama yang
diberikan selama maupun setelah penyusunan laporan komprehensif ini, kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang,
bimbingan, nasihat, semangat dan do’a yang tidak ada putusnya serta
pelajaran berharga bagi penulis.
2. Ibu Mu’jizatillah, S.Ft.,Physio,M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII
Fisioterapi Politeknik Unggulan Kalimantan.
3. Ibu Mar’atus Sa’diah, A.Md.Kes selaku Dosen Penguji I
4. Ibu Yulisha Eva Oktaviani, S.Ft., M.Kes selaku Dosen Penguji II
5. Ibu Mu’jizatillah, S.Ft., Physio., M.Kes selaku Dosen Penguji III
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan komprehensif ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
kepada kita.
(Penguji I)
(Penguji II)
(Penguji II)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I ANATOMI.................................................................................................10
Anatomi Shoulder..................................................................................................10
BAB II FISIOLOGI...............................................................................................17
BAB IV..................................................................................................................19
PATOLOGI............................................................................................................19
A. Definisi..............................................................................................................19
B. Patofisiologi......................................................................................................19
C. Etiologi..............................................................................................................20
D. Klasifikasi..........................................................................................................20
E. Epidemiologi.....................................................................................................20
F. Manifestasi Klinis.............................................................................................21
G. Faktor Resiko....................................................................................................22
BAB V....................................................................................................................25
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI..............................................................25
A. Anamesis...........................................................................................................25
B. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................26
C. Inspeksi..............................................................................................................26
D. PALPASI...........................................................................................................27
E. Quick Test.........................................................................................................27
G. Pemeriksaan spesifik.........................................................................................28
H. Diagnosis Fisioterapi.........................................................................................29
I. Problematika Fisioterapi...................................................................................29
J. Tujuan Fisioterapi.............................................................................................30
K. Intervensi Fisioterapi.........................................................................................30
M. Evaluasi............................................................................................................32
BAB VI..................................................................................................................34
KESIMPULAN......................................................................................................34
Kesimpulan............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
DAFTAR GAMBAR
BAB I
ANATOMI
Anatomi Shoulder
Anatomi shoulder terdiri dari tulang, sendi, ligamen, jaringan otot,
dan biomekanik.
b. Tulang Clavicula
c. Tulang Humerus
kurang stabil.
glenoid.
a. M. Pectoralis Major
b. M. Deltoideus
c. M. Latissimus Dorsi
d. M. Seratus Anterior
e. M. Levator Scapula
BAB II
FISIOLOGI
BAB III
BIOMEKANIK
B. Patofisiologi
Frozen shoulder umumnya akan melewati 3 fase. Pertama fase nyeri
(painfull) yang berlangsung sekitar 0-3 bulan. Pasien akan mengalami nyeri
spontan yang seringkali parah dan mengganggu tidur. Pasien akan takut
menggerakkan bahunya sehingga menambah kekakuan. Pada fase ini,
volume kapsul glenohumeral secara signifikan berkurang. Kedua, fase kaku
(freezing) berlangsung 4-12 bulan. Fase ini ditandai dengan hyperplasia
sinovial disertai proliferasi fibroblastik pada kapsul glenohumeral joint.
Rasa sakit seringkali diikuti dengan fase kaku. Ketiga, fase beku (frozen)
berlangsung antara 9-15 bulan. Pada fase ini patofisiologi sinovial mulai
mereda atau membaik tetapi lesi terjadi dalam kapsul diikuti penurunan
volume intra-articular dan kapsul sendi. Pasien mengalami keterbatasan
lingkup gerak sendi dalam pola kapsuler yaitu eksternal rotasi yang paling
terbatas, kemudian abduksi dan internal rotasi. Keempat, fase mencair
(thawing phase) yang berlangsung antara 15-24 bulan. Fase akhir ini
digambarkan dengan kembalinya ROM secara berangsur-angsur
(Suprawesta, 2017).
C. Etiologi
Frozen shoulder ditandai dengan adanya keterbatasan gerak idiopatik
pada bahu yang biasanya menimbulkan nyeri pada fase awal. Sebab-sebab
sekunder meliputi perubahan struktur pendukung dari dan sekitar sendi bahu
dan penyakit endokrin atau penyakit sistemik yang lain (Wijaya, 2015).
D. Klasifikasi
Frozen shoulder dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Primer
Merupakan frozen shoulder yang tidak diketahui penyebabnya.
Frozen shoulder lebih banyak terjadi pada wanita dan biasanya terjadi
pada usia lebih dari 41 tahun. Biasanya terjadi pada lengan yang tidak
sering digunakan dan lebih memungkinkan terjadi pada orang-orang
yang melakukan pekerjaan dengan gerakan bahu yang lama dan
gerakan yang berulang (Norjannah, 2015).
b. Sekunder
Menurut Kelley et al., (2009), klasifikasi dari frozen shoulder
sekunder merupakan kasus yang diketahui penyebabnya. Frozen
shoulder sekunder yaitu meliputi:
1) Faktor Sistemik yang disebabkan oleh diabetes mellitus atau
kondisi metabolik lainnya.
2) Faktor Ekstrinsik yang disebabkan oleh CVA (Cerebral
Vascular Accident), fraktur humerus, serta parkinson.
3) Faktor Instrinsik yang disebabkan oleh patologi pada rotator
cuff, tendinitis bicipitalis, tendinitis supraspinatus, serta
capsulitis adhesive.
E. Epidemiologi
Prevalensi frozen shoulder yang terjadi di Amerika yaitu 2% pada usia
40 hingga 70 tahun akibat capsulitis adhesive dan wanita lebih beresiko
tinggi dibandingkan pria, dan lebih sering terjadi pada wanita yaitu sekitar
60% dibandingkan pria yaitu sekitar 40% (Knoph, 2017). Prevalensi dari
kasus frozen shoulder diperkirakan 2-5% dari populasi general dan resiko
meningkat pada bahu yang tidak dominan (Suharti et al., 2017).
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2013 di Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan bahwa
penyakit sendi menyerang usia ≥75 tahun 13,4% pada wanita dan 10,3%
pada laki-laki.
F. Manifestasi Klinis
Menurut Rachmah (2019), manifestasi klinis dari frozen shoulder
antara lain sebagai berikut:
a. Nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri akut dirasakan secara tiba-tiba dan berkaitan dengan
cedera. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera
telah terjadi, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada
penyakit sistematik, nyeri terjadi kurang dari satu bulan.
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap. Nyeri ini
berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan
sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.
b. Penurunan Kekuatan Otot
Penurunan kekuatan otot didapatkan saat melakukan
pemeriksaan fisik, adanya kesulitan mengangkat lengan, dan
pemeriksaan tes khusus dengan pasien saat melakukan gerakan
kompensasi mengangkat bahu.
c. Keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS)
Keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) ditandai dengan adanya
keterbatasan pada semua gerakan baik aktif maupun pasif.
Keterbatasan gerak menunjukkan pola spesifik pola kapsuler.
d. Gangguan Aktivitas Fungsional
Keterbatasan aktivitas fungsional ditandai dengan gejala klinis
seperti adanya nyeri, keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot yang
secara langsung akan mempengaruhi aktifitas fungsional.
G. Faktor Resiko
Faktor resiko dari frozen shoulder meliputi :
A. Anamesis
Anamesis Umum
Nama : Ny. I
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. A.Yani KM 6,900
1. Anamnesis Khusus
a. Keluhan utama pasien
Pasien mengeluhkan nyeri kaku pada bahu kiri.
b. Letak keluhan
Pada bagian bahu sebelah kiri.
c. Kapan terjadi
Sejak 3 tahun yang lalu.
d. Riwayat penyakit sekarang
3 tahun yang lalu pasien merasa shoulder sinsistra nya tiba-tiba
kaku tidak bisa digerakkan / joint stiffness. Ketika pasien berusaha
menggerakkan terjadi nyeri. Pada tanggal 17 mei pasien melakukan
terapi pada shoulder sinistra.
e. Riwayat penyakit dahulu
Diabetes Mellitus
f. Riwayat penyakit penyerta
Hipertensi (+) Diabetes (+) Kolestrol (+) Asam urat (+)
g. Riwayat keluarga pasien
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit atau kasus
serupa dengan pasien.
h. Medika Mentosa
Pasien mengonsumsi obat-obatan : Novorapid, Metformin,
Candesartan, Simvastastin dan Allupurrionol
2. Anamnesis Sistem
a. Muskuloskeletal : terdapat spasme pada mupper trapezius
sinistra, grup otot shoulder joint sinistra
b. Nervorum : tidak ada keluhan
c. Kardiovaskular : terdapat hipertensi, tapi tidak ada keluhan
d. Respirasi : tidak ada keluhan
e. Urinaria : tidak ada keluhan
f. Gastrointestinal : tidak ada keluhan
g. Integumentum : tidak ada keluhan
B. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
a. Tekanan darah : 169/80 mmHg
b. Denyut nadi : 80x/menit
c. Pernafasan : 20x/menit
d. Temperature : 35,5o C
2. Antropometri
a. Tinggi badan : 173 cm
Berat badan : 97 kg
IMT : 19,250
C. Inspeksi
1. Statis
- Shoulder nampak simetris
- Ekspresi pasien tidak terlihat seperti menahan nyeri
2. Dinamis
- Pasien kesulitan menggerakkan shoulder sinistra
- Ketika pasien berjalan terlihat tangannya mengayun dengan
minim
D. Palpasi
1. Oedem : tidak terdapat oedem
2. Spasme : terdapat spasme pada m. upper trapezius sinistra
3. Tenderness : terdapat nyeri tekan pada area shoulder sinistra
4. Kontur kulit : tidak terdapat kontur kulit
5. Suhu : Suhu lokal antara dua shoulder sama
E. Quick Test
- Self test
Hasil: Pasien agak kesulitan saat mengangkat tangan sebelah
kirinya dan mengeluhkan nyeri.
Gerak Pasif
No. Gerakan Nyeri Keterbatasan Gerak Endfeel
1. Fleksi + + Firm
endfeel
2. Ekstensi + + Firm
endfeel
3. Endorotasi - + Firm
endfeel
4. Eksorotasi - - Elastic
endfeel
5. Abduksi + + Firm
endfeel
6. Adduksi - + Firm
endfeel
G. Pemeriksaan spesifik
a. Drop Arm Test
Hasil : + (nyeri)
b. Yergason Test
Hasil : + (nyeri)
c. Hawkins Kennedy Impingement Test
Hasil : + (nyeri)
d. Tes Sensibilitas
- Panas – dingin : normal
- Tajam – tumpul : normal
- Kasar – halus : normal
e. VAS
Diam : 3
Tekan : 6
Gerak : 8
f. Pemeriksaan MMT (Manual Muscle Test)
Grup otot MMT
Fleksor 3
Ekstensor 3
Endorotator 3
Eksorotator 4
Abduktor 3
Adduktor 3
H. Diagnosis Fisioterapi
“Gangguan aktivitas fungsional Shoulder sinistra sejak 3 tahun yang lalu.”
I. Problematika Fisioterapi
a. Impairment
- Nyeri shoulder sinistra
- Penurunan lingkup gerak sendi shoulder sinistra
- Penurunan kekuatan otot regio shoulder sinistra
- Spasme m. upper trapezius
b. Functional Limitation
- Pasien kesulitan dalam mengambil barang tinggi menggunakan
tangan kiri
- Gerakan shoulder joint sinista tidak full ROM
c. Disability
Pasien kesulitan dalam beraktivitas yang melibatkan shoulder sinistra
J. Tujuan Fisioterapi
a) Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spasme m. upper trapezius
- Meningkatkan lingkup gerak sendi shoulder sinistra
- Meningkatkan kekuatan otot regio shoulder joint sinistra
b) Jangka Panjang
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasakan nyeri dan
kekakuan
K. Intervensi Fisioterapi
Intervensi Persiapan Dosis
IR Persiapan Alat : F : 150 Watt
- Pastikan Sinar IR tepat ke arah yang dituju. I : 1x repetisi,
- Nyalakan alat dan panaskan 5-10 menit. dengan jarak 35 cm
Persiapan Terapis T : Tegak lurus
- Terapis terhindar dari barang berbahan T : 10 menit
logam.
- Terapis telah membersihkan tangannya.
Persiapan Pasien
- Tes sensibilitas
- Pasien terhindar dari barang berbahan logam.
Pasien diposisikan senyaman mungkin.
Terapis mengatur waktu, memencet tombol
start dan mengatur intensitas.
Transcuta-neus Persiapan Alat : F : 300 Hz
Electrical - Pastikan kabel alat telah terpasang dengan I : 1 x repitisi
Nerve benar. T : 2 pad
stimulation - Nyalakan alat dan panaskan 5-10 menit. T : 10 menit
Persiapan Terapis
- Terapis telah membersihkan tangannya.
Persiapan Pasien
- Tes sensibilitas
Pasien diposisikan senyaman mungkin.
Terapis meletakkan pad pada deltoid anterior
dan psoterior.
Terapis mengatur waktu, memencet tombol
start dan mengatur intensitas.
Pendulum Exercise Pasien berdiri di samping meja F : setiap hari
Tangan yang sehat bertumpu di meja I : sesuai toleransi
Tangan yang sakit menjuntai pasien
Pasien menggerakkan badannya sehingga T : fleksibili-tas
tangan yang sakit dapat bergerak secara T : 5 menit
rotasi
Finger Walk Pasien berdiri di depan dinding F : setiap hari
Meletakkan jari-jarinya di dinding I : sesuai toleransi
Perlahan-lahan jari-jarinya merambat ke atas pasien
di dinding. T : fleksibili-tas
T : 5 menit
Towel Stretch Pasien berdiri sambil memegang handuk F : setiap hari
Handuk diletakkan di belakang pasien I : sesuai toleransi
kemudian pasien menggerakkan handuknya pasien
ke atas bawah. T : fleksibili-tas
T : 5 menit
L. Home Program & Edukasi
- Pasien diminta melakukan terapi latihan seperti yang telah di ajarkan
oleh terapis ketika pasien di rumah
- Pasien belum boleh mengangkat barang berat menggunakan tangan kiri
- Pasien melakukan latihan seperti bersisir, memakai dan melepas baju,
dan mengikat rambut
M. Evaluasi
1. Pemeriksaan
VAS T0 Nyeri
T1 T2 T3
17 Mei 18 Mei 25 Mei 1 Juni
2021 2021 2021 2021
D 3 3 2 1
T 6 5 4 3
G 8 8 6 5
Muscle T0 T1 T2 T3
17 Mei 18 Mei 25 Mei 1 Juni
2021 2021 2021 2021
Fleksor 3 3 3 3
Ekstensor 3 3 3 3
Endorotato 3 3 3 3
r
Eksorotator 4 4 4 4
Abduktor 3 3 3 3
Adduktor 3 3 3 3
T0 T1 T2 T3
17 Mei 2021 18 Mei 2021 25 Mei 2021 1 Juni 2021
S 35◦ - 0◦ - 120◦ 35◦ - 0◦ - 125◦ 50◦ – 0◦ – 130◦ 50◦ – 0◦ – 140◦
F 90◦ – 0◦ – 25◦ 90◦ – 0◦ – 25◦ 100◦ – 0◦ – 30◦ 100◦ – 0◦ – 35◦
T 20◦ – 0◦ – 50◦ 20◦ – 0◦ – 50◦ 25◦ – 0◦ – 65◦ 25◦ – 0◦ – 65◦
4. Spasme
T0 T1 T2 T3
17 Mei 2021 18 Mei 2021 25 Mei 2021 1 Juni 2021
Ada spasme Berkurang namun Berkurang namun Berkurang namun
masih ada masih ada masih ada
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
Frozen shoulder atau sering disebut capsulitis adhesive adalah suatu
sindrom dengan serangkaian nyeri dan keterbatasan gerak aktif dan pasif.
Penyebab frozen shoulder sendiri tidak begitu dipahami. Dalam pendapat
lain frozen shoulder adalah penyakit kronis dengan gejala khas berupa nyeri
bahu dan pembatasan lingkup gerak sendi bahu yang dapat mengakibatkan
berlanjut ke keterbatasan articular cartilage (Setyawan, 2014). Problem
fisioterapi pada kasus frozen shoulder yaitu nyeri, keterbatasan ROM pada
sendi bahu, spasme otot, serta gangguan aktifitas fungsional. Intervensi
yang diberikan berupa modalitas IR , TENS dan terapi latihan ROM
excercise. Dari hasil evaluasi yang didapatkan pasien mengalami
peningkatan lingkup gerak sendi, penurunan rasa nyeri dan pengurangan
spasme.
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. G., & Solomon, L. 1995. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem apley.
Surg ; 321
Churachiil Livingstone.
Jakarta : EGG.
http://emedicine.medscape.com/article/18 99211-overview#showall.
Knoph, K., 2017. Heal Your Frozen Shoulder. USA: Ulysses Press.
Kuntono, H. P. 2004. Aspek Fisioterapi Syndroma Nyeri bahu dalam Kupas
Kelley, M. J., Mcclure, P. W., & Leggin, B. G. (2009). Frozen Shoulder, Evidence
And To Proposed Model Guilding Rehabilitation. Journal Of Orthopedic &
Sport Physical Therapy, 39(2), 135-148.
Low, J., Reed, A., and Dyson, M., 2000. Electrotherapy Explained : Principles
Frozen Shoulder.
Papalia, R., Torre, G., Papalia, G., Baums, M. H., Narbona, P., Di Lazzaro, V., &
Muhammadiyah Surakarta).
Prentice, WE. 2002. Therapeutic Modalities For Physical Therapists. 2nd ed.
Company.
Suharti, A., Sunandi, R., & Abdullah, F. (2018). Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Frozen Shoulder Sinistra Terkait Hiperintensitas Labrum Posterior
Superior di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal
Vokasi Indonesia, 6(1), 51-65.
Balboa.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Form SPADI
Nama: