F : 5x/minggu
F : 5x/ minggu
F : 5x/minggu I : 70-80 HR
I : 70-80 HR I : 70-80 HR
T : Pasif exercise T : Pasif exercise T: Active exercise
T : 10 menit T : 10 menit T: 5 menit
R : 8x repetisi, 1 set R: 8x repetisi, 1 set R : 8x repitisi, 1 set
dilakukan sebanyak 2 dilakukan sebanyak 2 dilakukan
sesi sesi
sebanyak 2 sesi
4. Latihan dari posisi
5. Latihan aktivitas
tidur ke duduk
duduk ke berdiri
F: 5x/minggu
F : 5x/minggu
I : 70-80 HR
I : 70-80 HR
T : active exercise
T : active exercise
T : 5 menit
T : 5 menit
R : 8x repetisi
R : 8x repitisi
EVALUASI
a. Kemampuan Fungsional
pengukuran dengan Bartel indeks : terdapat peningkatan skor (total skorl 60
dengan interprestasi ketergantungan berat)
b. Kondisi keseimbangan
Pengukuran dengan Berg Balance Scale : Terdapat peningkatan score Berg Balance
Scale menjadi 18 (Sangat berisiko terjatuh, prognosa kedepan duduk dikursi roda).
c. NIHSS
Terdapat penurunan skala NIHSS dari 6 ke 4 dengan interpretasi Stroke defisit
sedang.
PEMBAHASAN
Di RS Pusat Otak Nasional juga memberikan batasan waktu
pasien untuk total bedrest dan jika sudah pada hari yang
ditentukan, pasien bisa menjalani latihan ambulasi dan transfering
secara bertahap hari per hari.
Waktu batasan bedrest yang diberikan untuk pasien SNH adalah
sekitar 3-5 hari.
Pasien diperbolehkan pulang dari rawat inap bila pasien sudah
mampu duduk secara mandiri dan berdiri atau kondisi pasien
sudah memungkinkan untuk pulang karena target untuk berjalan
tidak diberikan pada pasien karena kondisi stroke pada pasien
berbeda-beda
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Problematik stroke pada kasus ini adalah gangguan
keseimbangan yang menghambat mobilisasi dan transfer.
• Terapi latihan dengan methode Bobath memberikan manfaat
dan peningkatan bermakna untuk pasien SNH
• Penatalaksanaan FT pada kondisi Hemiparese ec Stroke Non-
Haemoragik dengan methode Bobath diawali dengan
pemeriksaan kognitif dan intervensi fisioterapi berfokus pada
problem solving.
SARAN