Anda di halaman 1dari 20

FISIOTERAPI PADA TORTICOLIS

SRI WAHYUNI
PO714241181068
D4 B TK III
A.DEFINISI
Tortikolis(wryneck) adalah suatu kondisi di mana kepala berada pada posisi miring,dengan dagu menunjuk ke salah satu bahu, sedangkan
kepala miring ke arah bahu yang berlawanan;juga disebut rotasi leher.Menurut Freed dan Collen, deformitas postural yang terdeteksi saat
kelahiran atau segera setelah lahir terjadi akibat pemendekan dan fibrosis dari salah satu otot sternokleidomastoid.Secara anatomi, otot
sternokleido-mastoid terletak sangat superfisial pada samping kiri kanan leher bagian depan. Kedua otot ini akan terlihat berkontraksi
bersamaan pada posisi terlentang dengan mengangkat kepala ke atas. Untuk menge-tahui gangguan satu sisi, dapat diberikan tahanan pada saat
mengadakan gerakan memutar kepala. Otot ini akan berfungsi sebagai fleksor kepala bila bekerja serentak, dan sebagai lateral fleksor dan rotasi
bila bekerja satu sisi.
Kondisi ini umumnya merupakan penyakit bawaan (kongenital), namun dapat juga
disebabkan oleh beberapa hal lain seperti:
 Trauma saat proses melahirkan
 Kelainan pada tulang belakang
 Posisi leher janin yang menyebabkan kerusakan otot leher atau terhalangnya

peredaran darah dan syaraf leher saat janin bertumbuh dalam kandungan
 Penyebab tidak diketahui (idiopatik)
 Kebiasaan tidur bayi dengan kepala miring pada satu sisi menyebabkan terjadinya

tortikolis, kepala bayi menjadi cekung dan tidak simetris(Tandiyo, 2012).


Etiologi dan Patofisiologi
penyebab tersering terjadinya tortikolis muskular kongenital ialah gangguan pada otot sternokleidomastoidPada anak,
penyebab terjadinya tortikolis secara umum dibagi atas tipe oseus, non-oseus dan neurogenik.Tipe osseus disebabkan
oleh disfungsi os ipitoservikal,disfungsi vertebra servi-kal (sindrom Klippel-F eil), dan hemi-vertebra.2Pada sindrom
Klippel-Feil terdapat fusi dan berkurangnya jumlah vertebra servikal C1-C2 yang menyebab-kan leher menjadi
pendek, garis rambut rendah, dan terbatasnya gerakan leher.Selain itu, dapat terjadi skoliosis konge-nital, dan biasanya
dihubungkan dengan kelainan kongenital lainnya. Tipe non-osseus merupakan tortikolis muscular konginetal
Tipe neurogenik disebabkan oleh tumor susunan saraf pusat, sindrom Sandifer (kondisi yang menyebabkan re-fluks
gastrointestinal), malformasi Arnold Chiari, tortilokis okular, dan tortikolis paroksismal.3Pada malformasi Arnold
Chiari, tonjolan medula oblongata dan serebelum menjulur lewat foramen magnum dan memasuki kanalis spinalis
servikal, kadang-kadang disertai spina bifida. Fiksasi medula spinalis bagianbawah atau radiks sarafnya yang terjadi
selama kehidupan in uterotelah menimbulkan tarikan pada medula spinalis bagian atas dan batang otak
sehinggamedula oblongata dan serebelum meng-alami herniasi lewat foramen magnum
Malformasi ini biasanya disertai hidro-sefalus yang berhubungan dengan obstruksi sisterna basalis. Keluhan dan
gejala malformasi Arnold-Chiari ini biasanya tampak pada minggu-minggu pertama kehidupan dan berhubungan
dengan hidrosefalus serta efek pertumbuhan saraf lainnya. Prognosis pada kasus malformasiini buruk. Kompresi pada
batang otak dan teregangnya saraf kranialis serta servikaldapat menyebabkan tortikolis. Tortikolisokular yaitu terjadi
paresis pada otot oblik superior, sedangkan tortikolis paroksismalyaitu pergerakan saraf secara periodik.Patofisiologi
dan penyebab pemendek-an pada salah satu otot sternokleidomastoid yang mengakibatkan tortikolis muskular
kongenital tidak diketahui. Teori utama penyebab pemendekan otot sternokleido-mastoid ialah trauma in utero,
trauma otot selama proses persalinan, kompresi jaringan lunak yang menyebabkan sindromkompartemen, dan
abnormalitas kongenital pada jaringan lunak dalam otot sternokleidomastoid.
C.GAMBARAN KLINIKS
Tortikolis muskular kongenital biasa-nya mulai terlihat pada usia 2-4 mingguatau bisa lebih lambat yaitu 6-8 minggu
danberkembang sesuai usia anak yang cen-derung menahan posisi kepala miring ke satu sisi.1 Mac Donald (1969) meng-
klasifikasikan tortikolis muskular konge-nital atas 3 sub-kelompok klinis, yaitu: 1) kelompok tumor sternomastoid dengan massa
yang jelas terlihat, (42,7%); 2) kelompok tortikolis muskular dengan pemendekan otot sternokleidomastoid (30,6%); dan 3)
kelompok tortikolis postural yaitu tortikolis tanpa adanya pemendekan otot atau tumor (22,1%).1,2,5Gejala dan tanda awalnya
biasanya diketahui pada usia 2 bulan pertama, berupa: turn dan tilt kepala ke arah sisi sakit (75% mengenai sisi kanan); pem-besaran
otot-otot leher yang kemungkinan telah ada sejak lahir; s pasme otot-otot leher dan punggung atas; keterbatasan lingkup gerak sendi
leher; dan bisa ditemukan adanya benjolan/tumor di leher yang disebut fibromatosis colli.2Tortikolis muskular kongenitalbisa
ditemukan ringan sampai berat. Umumnyatortikolis ini berkembang secara progresif lambat dalam 1-5 tahun, kemudian menetap
seumur hidup sehingga menyebabkan gerakan kepala dan leher terbatas yang dapat memengaruhi postur.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Torticolis
1.Anamnesis  
a. Anamnesis Umum
 Nama : Jamal
 Umur : 2 Bulan
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan Orang Tua : PNS
 Alamat : Jln. Kelayan B No. 11 Rt. 9 Banjarmasin
a) Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Anak tidak dapat menoleh ke sebelah kanan.
Lama Keluhan : Sejak usia 2 minggu.
RP Sekarang : Sejak umur 1,5 bulan baru diketahui ada benjolan pada daerah leher sebelah
kanan. Anak tidak dapat menoleh ke sebelah kanan. Anak dilahirkan dengan BB 4
kg. Saat proses persalinan anak sulit untuk dikeluarkan.
RP Dahulu : Lahir dengan BB 4 kg, ditarik paksa oleh bidan, usia 2 minggu anak tidak
mau menoleh ke sebelah kanan.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Vital Sign

Denyut Nadi : 125 x / menit

Pernapasan : 42 x / menit

Temperatur : 36˚ C              

Tinggi Badan : 54 cm

Berat Badan : 6,5 kg

b.) Inspeksi

 Ada benjolan pada leher sebelah kanan dan posisi leher miring ke sebelah kiri.

c.) Palpasi

 Ketegangan otot sternocleidomastoideus.

 Leher sulit dimiringkan ke kanan.


d.) Joint Test

Pemeriksaan gerak dasar (gerak aktif/pasif fisiologi)

 Gerakan aktif : Leher hanya dapat ditolehkan ke sebelah kiri.

 Gerakan pasif : Keterbatasan gerakan leher ke sebelah kanan.

e.) Muscle Test

(Kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi nyeri, lingkar otot)

 Panjang otot : Otot yang mengalami ketegangan berukuran 4 cm.

 Lingkar otot : 1 cm.

f.) Neurogical Test

(Pemeriksaan refleks, myotom tes, dermatom tes, straight leg raising, dll.)

g.) Kemampuan Fungsional

 Anak hanya dapat menoleh ke sebelah kiri.


3. Pemeriksaan Spesifik

 Pemeriksaan Fisik dengan Skala Cheng


a) Posisikan bahu seimbang, kepala dan leher disokong, serta
kepala digerakkan ke arah berlawanan.
b) Protaktor diletakkan di leher, lalu dilihat gerakan kepala
yang terbatas pada derajat yang mana.
c.) Kriteria pemeriksaan :
 16 - 18 poin dinilai baik sekali.
 12 - 15 poin dinilai baik.
 6 - 11 poin dinilai kurang baik.
 < 6 poin dinilai jelek.
d.) Hasil pemeriksaan : 7 (kurang baik)
4. Diagnosis Fisioterapi

a) Impairment :
 Ketegangan otot sternocleidomastoideus.
 Nyeri menoleh ke arah kanan.
b.)Functional Limitations :

 Keterbatasan gerakan leher ke arah kanan.


c.)Disability  :

 Anak hanya mampu menoleh pada satu sisi saja.


5. Rencana Intervensi
1) Rencana Jangka Pendek
 Mengurangi nyeri.
 Merelaksasi otot sternocleidomastoideus.
 Penguluran otot sternocleidomastoideus.
2) Rencana Jangka Panjang

 Meningkatkan aktivitas gerakan leher ke sebelah kanan.


INTERVENSI FISIOTERAPI
a) Infra Red
Infra red adalah salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan gelombang
elektromagnetik infra red dengan karakteristik gelombang adalah panjang gelombang 770
nm-106 nm, berada di antara spektrum gelombang cahaya yang dapat dilihat dengan
gelombang microwave. Terapi infra red (IR) akan memberikan pemanasan superfisial pada
daerah kulit yang diterapi sehingga menimbulkan beberapa efek fisiologis yang diperlukan
untuk penyembuhan. Infra red pada anak dengan kondisi torticolis bertujuan untuk
meningkatkan proses metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah, mempengaruhi jaringan
otot dan meningkatkan sisa-sisa metabolisme.
b. Massage
Massage terapi yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan teknik yang menggabungkan teknik gerusan (friction) dengan teknik
gosokan (efflurage) dengan ibu jari untuk merileksasikan atau mengurangi ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan
pengembalian (reposisi) sendi-sendi yang berada di leher (vertebrae cervicalis) pada tempatnya. Massage yang diberikan pada kasus anak
dengan kondisi torticolis dapat mengurangi adanya muscular restriction, tightness, stiffness dan spasme.
 Massage Efflurage (gosokan) adalah gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan. Gerakan ini dilakukan
sesuai dengan peredaran darah menuju jantung maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot dan
ujung-ujung saraf.
 Friction (gerusan) adalah gerakan menekan dengan menggunakan ibu jari tangan. Gerakan ini dilakukan sesuai dengan otot yang mengalami
spasme/ ketegangan. Tujuan dari friction yaitu menghancurkan myogelosis atau timbunan dari sisa-sisa pembakaran yang terdapat pada otot
dan menyebabkan pengerasan serabut otot.
c.) Terapi Latihan
 Relax Passive Movement
Gerakan yang murni berasal dari luar atau terapis tanpa disertai
gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih
otot secara pasif, yang menyebabkan efek pengurangan atau penurunan
nyeri akibat incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta
menjaga elastisitas otot. Cara melakukan rileks passive movement
posisi pasien tidur terlentang kemudian terapis menggerakkan secara
pasif pada anggota gerak pasien yang akan diterapi.
 Stretching
Tujuan utama dari stretching meregangkan otot
yang memendek dan memperbaiki struktur disekitarnya
menjadi anatomi dan fisiologis. Stretching yang
dilakukan pada torticolis dapat menghasilkan suatu
perubahan yang bermakna terhadap deformitas yang ada
dengan terjadinya peningkatan lingkup gerak sendi pada
servikal.
 
d.) Cervical Collar
Pemasangan cervical collar bertujuan untuk memperbaiki kemampuan bayi dalam menahan pada
posisi midline.
A. Evaluasi pada Pasien Torticolis
Seorang pasien dengan kondisi torticolis, setelah diberikan terapi selama 5 kali selama 1 bulan di dapat
kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi sebagai berikut :
1. Adanya penurunan spasme pada otot scaleni dan levator scapula.
2. Adanya peningkatan lingkup gerak sendi pada servikal dari terapi 1 sampai dengan terapi 6.
3. Ada peningkatan kekuatan otot ada kontraksi tapi setengah bisa melawan gravitasi.
Adanya penurunan tingkat keparahan dari torticolis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai