Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FISIOTERAPI KEGAWATDARURATAN
“PENATALAKSANAAN DAN MEKANISME SHOCK”

OLEH KELOMPOK 3 :

MULDIANTI
NATALIA PATANDEAN
NUR ILMA AMALIAH
NUR RAHMATILLAH
NUR RISKI

KELAS D.IV B TINGKAT II


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah yang berjudul “Penatalaksanaan Dan Mekanisme Shock” bisa selesai tepat
waktu.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, Saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................2

DAFTAR ISI................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................4

A. Latar belakang......................................4

B. Rumusan masalah.....................................4

C. Tujuan..............................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................5

A. Defenisi Syok ......................................5

B. Jenis jenis syok....................................5

C. Tanda tanda terjadinya syok.........................7

D. Mekanisme Terjadinya syok...........................8

E. Penatalaksanaan syok................................9

BAB III PENUTUP

A.. KESIMPULAN..........................................10

DAFTAR PUSTAKA ..................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pelayanan kedaruratan medik merupakan respon kedaruratan untuk warga yang cedera
atau sakit. Salah satu kedaruratan yang harus diatasi adalah syok. Syok adalah kondisi kritis akibat
penurunan mendadak aliran darah didalam tubuh. Kegagalan aliran darah untuk mempertahankan
aliran darah yang memadai sehingga aliran darah ke organ terhambat. Penanganan syok harus segera
diberikan karena dapat mengakibatkan kematian.

Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta
membuang zat-zat sisa yang sudah tidak diperlukan,dan jika sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang
memadai;maka akan mengakibatkan syok yang adalah suatu keadaan serius yang biasanya
berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.

Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk
kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi
atau infeksi).

Dalam makalah ini akan dibahas secara detail tentang syok. Ada beberapa jenis syok yang
akan dibahas yaitu : Syok Hipovolemik, Syok Kardiogenik,Syok Distributif yang terdiri dari : Syok
septic, Syok Neurogenik, dan Syok Anapilaktik, dan Syok Obstruksi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi syok?
2. Apakah jenis-jenis syok?
3. Bagaimana tanda-tanda terjadinya syok?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya syok?
5. Bagaimana penatalaksanaan syok?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi syok
2. Untuk mengetahui jenis-jenis syok
3. Untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya syok
4. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya syok
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan syok
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Syok adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis, sehingga terjadi
gangguan aliran darah dalam tubuh. Seorang penderita dikatakan syok, karena terdapat
ketidakcukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memberbaiki perfusi
menyebabkan kematian sel yang progresif, gangguan fungsi organ dan akhirnya
menyebabkan kematian.

Seorang penderita dikatakan syok, karena terdapat ketidakcukupan perfusi oksigen


dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memberbaiki perfusi menyebabkan kematian sel yang
progresif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita.

Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah ke
jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. ( Agus, Budi.2002)

Syok dapat didefinisikan sebagai sindroma akibat menurunnya perfusi jaringan yang
diikuti dengan hipoksia, selular dan berbagai disfungsi dari organ vital. ( Tabrani Rab. 1998 )

Syok adalah Ketidak cukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh.
Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel yang progresif, gangguan fungsi
organ dan akhirnya kematian penderita. ( dr. Sukwan Handali. 1988 )

Syok adalah Suatu keadaan klinis akibat jaringan yang tidak adekuat. ( Michael
Eliastam.1994).

B. JENIS JENIS SYOK


Adapun jenis jenis syok yaitu :

1. Syok Hipovolemik

Disebabkan oleh penurunan volume darah efektif. Kekurangan volume darah sekitar
15-25% biasanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik, sedangkan
defisit volume darah lebih dari 45% umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis
hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan (internal atau eksternal )atau karena
kehilangan cairan kedalam jaringan kontusio atau ke usus yang mengembang kerusakan
jantung dan paru dapat juga menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat
kehilangan cairan berlebihan bisa juga timbul pada pasien luka bakar yang luas.
Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipovolemik adalah :
1. Kehilangan cairan eksternal seperti : trauma, pembedahan, muntah-muntah,
diare, diuresis.
2. Perpindahan cairan internal seperti : hemoragi internal, luka baker, asites dan
peritonitis.

2. Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan
curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Penyebab syok kardiogenik
mempunyai etiologi koroner dan non koroner.
-  Koroner, disebabkan oleh infark miokardium,
- Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade
jantung, dan disritmia.

 
3. Syok Distributif

Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah
tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer. Syok
distributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh pelepasan mediator
kimia ke dari sel-sel. Kondosi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok distributif
yaitu 

1. syok neurogenik seperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal,

2. syok anafilaktik seperti sensitivitas terhadap penisilin, reaksi transfusi, alergi sengatan


lebah.

3. syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1 thn dan > 65 tahun,
malnutrisi.

Berbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi awal dalam syok distributif
lebih jauh membagi klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :

1.) Syok Neorugenik


Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus
simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal,
dan kerusakan sistem saraf. Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-obat
depresan atau kekurangan glukosa (misalnya : reaksi insulin atau syok). Syok
neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat dan bukan dingin, lembab
seperti terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah bradikardi.

2.)  Syok Anafilaktik


Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya
sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti
gen- anti bodi sistemik.

3.) Syok Septik


Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributif dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan
praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan
debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan
peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh.

4. Syok Obstruktif
Syok obstruktif adalah syok yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah
sentral baik arteri maupun vena di mana tidak terdapat system kolateral. Misalnya :
tamponade kordis, koarktasio aorta, emboli paru, hipertensi pulmoner primer.

C. TANDA TANDA TERJADINYA SYOK

Tanda atau Gejala Syok yaitu :

Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun (hipoksemia) akibat syok dapat

mengakibatkan gejala, antara lain:

 Sesak napas.
 Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah.
 Pusing.
 Kelelahan.
 Bicara kacau, pingsan hingga hilang kesadaran.
 Tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
menjadi penyebab gagal ginjal  dan berbagai komplikasi lainnya
 Bibir dan kuku jari membiru.
 Kulit berkeringat, dingin, dan pucat.
Tergantung penyebabnya, masing-masing dari tipe syok dapat memberikan gejala
tambahan, berupa:

 Syok hipovolemik: Diare, muntah, perdarahan.


 Syok kardiogenik: Denyut jantung melemah, urin yang keluar hanya sedikit atau
tidak sama sekali, nyeri dada.
 Syok neurogenik: Nyeri dada, irama jantung melambat, suhu tubuh menurun
(hipotermia).
 Syok anafilaktik: Kesulitan menelan dan bernapas, sakit pada perut, hidung berair
dan bersin-bersin, bengkak pada lidah atau bibir, kesemutan pada tangan, kaki,
mulut, atau kulit kepala.

D. MEKANISME TERJADINYA SYOK


Mekanisme terjadinya shock, terjadi dalam 3 tahap:
a.      Tahap  nonprogresif
Mekanisme neurohormonal membantu mempertahankan curah jantung dan
tekanan darah. Meliputi refleks baroreseptor, pelepasan katekolamin, aktivasi poros
rennin-angiotensin, pelepasan hormonan antidiuretik dan perangsangan simpatis
umum. Efek akhirnya adalah takikardi, vasokontriksi perifer dan pemeliharaan cairan
ginjal. Pembuluh darah jantung dan otak kurang sensitive terhadap respon simpatis
tersebut sehingga akan mempertahankan diameter pembuluh darah, aliran darah dan
pengiriman oksigen yang relative normal ke setiap organ vitalnya.

b.    Tahap progresif
Jika penyebab shock yang mendasar tidak diperbaiki, shock secara tidak terduga
akan berlanjut ke tahap progresif. Pada keadaan kekurangan oksigen yang menetap,
respirasi aerobic intrasel digantikan oleh glikolisis anaerobik disertai dengan produksi
asam laktat yang berlebihan. Asidosis laktat metabolic yang diakibatkannnya
menurunkan pH jaringan dan menumpulkan respon vasomotor, arteriol berdilatasi
dan darah mulai mengumpul dalam mikrosirulasi. Pegumpulan perifer tersebut tidak
hanya akan memperburuk curah jantung, tetapi sel endotel juga berisiko mengalami
cedera anoksia yang selanjutnya disertai DIC.  Dengan hipoksia jaringan yang
meluas, organ vital akan terserang dan mulai mengalami kegagalan. Secara klinis
penderita mengalami kebingungan dan pengeluaran urine menurun.

c.      Tahap irreversible
Jika tidak dilakukan intervensi, proses tersebut akhirnya memasuki tahap
irreversible. Jejas sel yang meluas tercermin oleh adanya kebocoran enzim lisososm,
yang semakin memperberat keadaan syok. Fungsi kontraksi miokard akan memburuk
yang sebagiannya disebabkan oleh sintesis nitrit oksida. Pada tahap ini, klien
mempunyai ginjal yang sama sekali tidak berfungsi akibat nekrosis tubular akut dan
meskipun dilakukan upaya yang hebat, kemunduran klinis yang terus terjadi hamper
secara pasti menimbulkan kematian.

E. PENATALAKSANAAN SYOK

Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat melihat penderita yang
dicurigai mengalami syok :

 Baringkan penderita secara perlahan.


 Jangan gerakkan penderita jika tidak diperlukan.
 Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.
 Periksa denyut nadi dan jantung.
 Jika penderita tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi jantung-paru
(CPR).
 Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan pasien
selimut.
 Jangan beri pasien minum atau makan.
 Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera berikan epinephrine dalam
bentuk autoinjector, jika ada. Penderita alergi parah biasanya selalu membawa suntikan
ini.
 Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan handuk
atau kain.
 Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya
menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.
F. PENCEGAHAN SYOK

Untuk mencegah terjadinya syok, penyakit tertentu perlu segera ditangani, misalnya
penyakit jantung, diare, atau perdarahan hebat.Penderita alergi yang pernah mengalami
syok anafilaktik, perlu menghindari hal-hal yang dapat memicu alergi, misalnya makanan
atau minuman tertentu. Penderita juga dianjurkan untuk selalu
membawa epinephrine dalam bentuk autoinjector (berbentuk seperti pen), sebagai
pertolongan pertama saat terpapar alergen yang dapat menimbulkan syok anafilaktik.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat tersebut.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Syok adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis, sehingga terjadi
gangguan aliran darah dalam tubuh. Seorang penderita dikatakan syok, karena terdapat
ketidakcukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-sel tubuh. Kegagalan memberbaiki
perfusi menyebabkan kematian sel yang progresif, gangguan fungsi organ dan akhirnya
kematian penderita. Adapun jenis jenis syok yaitu : Syok hipovolemik, syok kardiogenik,
syok distributif (Syok septik, syok neurogenic, syok anafilatik), syok obstruktif. Adapun
mekanisme terjadinya syok terbagi 3 tahap yaitu : Tahap  nonprogresif, tahap  progresif
dan tahap irreversible.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/syok
https://id.scribd.com/doc/109911973/syok/JENIS-JENIS-SYOK

Anda mungkin juga menyukai