Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI FISIOLOGI REGIO HIP

DISUSUN
Oleh:

NAMA : RIDHO ANUGRAH


NIM : PO714241181066
KELAS : D.IV B/TK.II FISIOTERAPI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2020/2021
ANATOMI FISIOLOGI REGIO HIP

A. STRUKTUR ANATOMI

Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga
merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint
yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh
berat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas melalui hip ke
pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya.

Dalam suatu gerak fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint, pelvic
girdle akan mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama
dengan hubungan scapula dengan shoulder joint, perbedaannya adalah scapula kiri dan kanan
dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.

Hip joint dibentuk oleh caput femur yang konveks bersendi dengan acetabulum yang konkaf.
Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari penyatuan
os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, & pusat
acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial.

.
Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum
acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago
hyaline dan sangat tebal pada sekeliling acetabulum daripada pusatnya, hal ini menambah
kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral,
anterior dan inferior.

Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur
terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis, tidak ditutup oleh cartilago hyaline.
Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan
menghadap kearah anterior, medial dan superior.

Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan
ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh ligamen transverse acetabular yang kuat dan
bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen teres femoris merupakan ligamen triangular
yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular.

Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pengikat caput femur ke bagian bawah acetabulum
dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar
dihasilkan oleh 3 ligamen yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral,
pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen “Y”, karena arah
serabut mirip huruf Y terbalik.
Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian anterior. Ligamen pubofemoral terdiri
dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian medial anterior dan bawah. Ligamen
ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat pada bagian belakang kapsul.
B. ANATOMI FISIOLOGI HIP JOINT
Hip joint adalah sendi multiaxial ball-and-socket joint atau sendi peluru, yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke beberapa arah. Sendi hip dibentuk oleh caput
femur yang konveks bersendi dengan acetabulum yang konkaf. Acetabulum terbentuk
dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis, kadang-kadang disebut tulang
innominata atau pelvis. Sendi hip memiliki stabilitas yang kuat karena kedalaman
atau kedudukan dari caput femor di dalam acetabulum serta memiliki kapsul yang
kuat dan otot-otot yang sangat kuat yang mengontrol aktivitas sendi hip.

C. OTOT-OTOT HIP JOINT


Hip joint diperkuat oleh otot-otot panggul dan paha. Otot-otot panggul dan paha
terdiri atas otot one-joint dan two joint. Group Otot :
One-Joint dan Two-Joint
a. Anterior
Iliopsoas, Rectus femoris, Sartorius
b. Medial
Pectineus, Adductor magnus, Adductor longus, Adductor brevis, Gracilis
c. Posterior
Gluteus maximus, Deep rotator, Semimembranosus, Semitendinosus, Biceps
femoris
d. Lateral
Gluteus medius, Gluteus minimus, Tensor fascia latae

a. Psoas and Iliacus Muscles

b. Anterior Superficial Dissection


c. Posterior Superficial Dissection
d. Lateral

e. Anterior Deepest Dissection


D. GERAKAN PADA REGIO HIP
Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi
pada hip joint. Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, abduksi – adduksi, external rotasi –
internal rotasi. Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah
ekstensi/hipereks-tensi hip.
1. Fleksi Hip

Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan dalam bidang sagital. Jika knee lurus, maka
gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring. Pada gerak fleksi yang luas,
pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.

2. Ekstensi/hiperekstensi Hip

Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi. Hiperekstensi adalah gerakan femur ke
belakang dalam bidang sagital. Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan
akrobat yang memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas.
Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian
depan sendi. Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil
untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang
kuat.
3. Abduksi

Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha
bergerak jauh dari midline tubuh. ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur
berotasi keluar. Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.

4. Adduksi
Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi. Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika
tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar. Pada hiperadduksi yang luas, ligamen
teres femoris menjadi tegang.
5. External/Lateral Rotasi

External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee
terputar keluar. External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital
sehingga knee ter-putar kedalam. ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada
internal rotasi.

6. Internal/Medial Rotasi
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee
terputar kedalam. Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital
sehingga knee ter-putar keluar. ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat
torsi femoral (terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya
berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).

7. Diagonal Adduksi/Abduksi

Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam
bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi. Diagonal abduksi adalah
suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh
external rotasi.

Anda mungkin juga menyukai