Anda di halaman 1dari 19

\KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA MAHASISWA : Amelia Nisrina
N.I.M. : P27226017105
TEMPAT PRAKTIK :
PEMBIMBING :

Tanggal Pembuatan Laporan : 17 April 2020


Kondisi/kasus : pasca operasi rekonstruksi ACL
KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : Tn AN
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Agama : islam
Pekerjaan : atlet pesepak bola
Alamat : karanganyar
No. CM :-
DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT
(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab,
radiologi, dll
Medika mentosa : ibuprofen, paracetamol
SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang


(Termasuk di dalamnya lokasi keluhan, onset, penyebab,
factor-2 yang memperberat atau memperingan, irritabilitas dan
derajat berat keluhan, sifat keluhan dalam 24 jam, stadium dari
kondisi)
Pasien mengeluhkan nyeri pada lutut setelah cidera 3 hari
sebelumnya. Pasien sulit menekuk lututnya dan sulit berjalan.
Terasa paling nyeri saat menekuk lututnya dan setelah berjalan
cukup lama. Setelah menemui dokter pasien disarankan untuk
melakukan operasi rekonstruksi ACL. Pasien menyetujui nya
kemudian dilakukan operasi pada tanggal 9 april 2020.
2. Riwayat Keluarga Dan Status Sosial
(Lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, aktivitas
rekreasi dan diwaktu senggang, aktivitas sosial)
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta

Pasien tidak memiliki penyakit penyerta dan terdahulu


B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Tanda Vital


(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur,
tinggi badan, berat badan)

 Tekanan darah : 130 / 90 mmHg


 Denyut nadi :70 kali / menit
 Respiratory Rate : 18 kali / menit
 Temperature : 37◦C
 Tinggi Badan : 175 cm
 Berat Badan : 75 kg
2. Inspeksi / Observasi

 Statis
o Terlihat adanya odema pada tungkai kiri bawah
o Terlihat perbedaan warna pada tungkai kiri bawah,
berwarna merah kebiruan
o Pasien terlihat menahan nyeri
 Dinamis
 Gerakan fleksi lutut dan ekstensi terbatas
3. Palpasi
 Teraba adanya perbedaan suhu antara tungkai kiri bawah
dan tungkai kanan bawah
 Tidak dilakukan nyeri tekan, karena pasien sudah
mengeluhkan adanya nyeri

4. Joint Test

a. Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak


aktif/pasif/isometrik fisiologis)
 Pemeriksaan gerak pasif
1.) Hari pertama : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM
pada gerakan fleksi lutut dan ekstensi lutut, pasien merasa
nyeri berat.
2.) Hari kedua : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM pada
gerakan fleksi lutut dan ekstensi lutut, pasien merasa nyeri
berat.
3.) Hari ketiga : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM pada
gerakan fleksi lutut dan ekstensi lutut, pasien merasa nyeri
berat.
4.) Hari keempat : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM
pada gerakan fleksi lutut tetapi dapat full ROM pada
gerakan ekstensi lutut, pasien merasa nyeri sedang .
5.) Hari kelima : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM pada
gerakan fleksi lutut tetapi dapat full ROM pada gerakan
ekstensi lutut, pasien merasa nyeri sedang .
6.) Hari keenam : tidak dapat dilakukan gerakan full ROM
pada gerakan fleksi lutut tetapi dapat full ROM pada
gerakan ekstensi lutut, pasien merasa nyeri sedang .
7.) Hari ketujuh : dapat dilakukan gerakan full ROM pada
gerakan fleksi lutut dan ekstensi lutut, pasien masih
merasakan adanya nyeri.

 Pemeriksaan gerak aktif

1.) Hari pertama : pasien tidak mampu menekuk lututnya


karena nyeri , pasien tidak mampu mengangkat kakinya
2.) Hari kedua : pasien mampu menekuk sedikit lutunya dan
masih terdapat nyeri, pasien mampu mengangkat kakinya
sedikit .
3.) Hari ketiga : pasien mampu menekuk lututnya sedikit
bertambah dari hari sebelumnya , pasien mampu
mengangkat kakinya sedikit bertambah dari hari
sebelumnya dan masih terdapat nyeri
4.) Hari keempat : pasien mampu menekuk lututnya tidak full
ROM, pasien mampu mengangkat kakinya tidak full ROM
dan masih terdapat nyeri
5.) Hari kelima : pasien mampu menekuk lututnya tidak full
ROM, pasien mampu mengangkat kakinya tidak full ROM
dan masih terdapat sedikit nyeri
6.) Hari keenam : pasien mampu menekuk lututnya tidak full
ROM, pasien mampu mengangkat kakinya full ROM dan
masih terdapat sedikit nyeri
7.) Hari ketujuh : pasien mampu menekuk lututnya full ROM,
pasien mampu mengangkat kakinya full ROM dan masih
terdapat sedikit nyeri
 Pemeriksaan gerak isometris
Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan Gerak Accessory

Tidak dilakukan
5. Muscle Test
(kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan
tahanan/provokasi nyeri, lingkar otot)

1. Mengukur lingkar tungkai kiri bawah dan tungkai kanan


bawah kemudian dibandingkan. Hasilnya ada oedema yang
cukup besar pada hari pertama sampai ketiga kemudian
beerangsur-angsur menurun.

2. Mengukur kekuatan otot dengan menggunakan MMT dan


membandingkan hasil antara tungkai kiri bawah dan
tungkai kanan bawah. Hasil nya tungkai kiri bawah lebih
lemah dari pada tungkai kanan bawah.

6. Neurological Test
(Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg
Raising, dll)

Tidak dilakukan
7. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan
Aktivitas
Pasien akan ditanyai mengenai adakah nyeri pada gerakan
spesifik,kemudian ditanyakan mengenai gerakan-gerakan seperti
duduk, jongkok dari posisi duduk ke berdiri dan sebalinya, serta
gerakan-gerakan fungsional seperti berjalan, toileting, naik turun
tangga serta adakah kesulitan dalam melakukan aktivitas berat.

8. Pemeriksaan Spesifik
 Pemeriksaan lingkar tungkai bawah dengan menggunakan
antropometri untuk mengetahui seberapa besar oedemnya
juga sebagai evaluasi untuk hari-hari berikutnya.
 Pemeriksaan ROM menggunakan goniometer pada
tungkai bawah kiri dan kanan, hasilnya kiri lebih terbatas
dari kanan
 Pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT pada tungkai
bawah kiri dan kanan, kiri lebih lemah dari yang kanan
C. UNDERLYING PROCCESS
(CLINICAL REASONING)

Cidera yang
repetitif

Terjadi ruptur
pada ACL

Dilakukan bedah
rekonstruksi ACL

Adanya perobekan
jaringan saat bedah

Adanya nyeri, Terbatasnya Menurunnya


oedema serta LGS kekuatan otot
perdarahan dalam

Medika mentosa Stretching Strengthening


seperti ibuprofen dan latihan dan latihan
dan paracetamol lainnya bentuk lainnya
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment
 Adanya nyeri yang dirasakan di tungkai kiri bawah
 Adanya perubahan warna yang terlihat di tungkai kiri
bawah
 Terlihat adanya oedem pada tungkai kiri bawah
 Menurunnya kekuatan otot pada tungkai kiri bawah
 Terbatasnya LGS pada sendi lutut, dan ankle tungkai bawah
kiri
2. Functional Limitation
Pasien kesulitan dalam aktivitas berrdiri dan berjalan.n
3. Disability / Participation restriction
Pasien tidak dapat mengikuti latihan rutin untuk profesinya.
E. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Panjang


Pasien dapat kembali melakukan transfer dan ambulasi
tanpa bantuan serta dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari nya.
2. Tujuan Jangka Pendek

 Mengurangi nyeri pada tungkai kiri bawah yang dilakukan


operasi
 Meningkatkan ROM pada tungkai kiri bawah
 Meningkatkan kekuatan otot pada tungkai kiri bawah

3. Teknologi Intervensi Fisioterapi

 Ankle pump
 Strengthening Quadriceps
 Straight Leg Raise
 Knee bend on bed
 Knee bend over edge
 Stretching harmstring
 Heel slide di dinding
 Calf raises
F. RENCANA EVALUASI

1. Mengukur skala nyeri yang dirasakan pasien menggunakan


VAS sebelum dan sesudah terapi
2. Mengukur ROM pada tungkai kiri bawah dan tungkai kanan
bawah pasien menggunakan goniometer sebelum dan sesudah
terapi
3. Mengukur kekuatan otot pada tungkai kiri bawah dan tungkai
kanan bawah menggunakan MMT
4. Mengukur lingkar tungkai kiri bawah dan tungkai kanan bawah
menggunakan antropometri

G. PROGNOSIS

Quo ad vitam : baik


Quo ad sanam : baik
Quo ad functionam : baik
Quo ad cosmeticam : baik
H. PELAKSANAAN TERAPI
1. Hari pertama pasca operasi :
Latihan yang dilakukan adalah
 Ankle pump sebanyak 20 kali
 Strengthening Quadriceps 20 kali
 Straight Leg Raise 10 kali
 Knee bend on bed 10 kali
 Knee bend over edge 10 kali
 Stretching harmstring 3 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
2. Hari kedua :
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 40 kali
 Strengthening Quadriceps 40 kali
 Straight Leg Raise 20 kali
 Knee bend on bed 20 kali
 Knee bend over edge 20 kali
 Stretching harmstring 3 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
3. Hari ketiga
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 40 kali
 Strengthening Quadriceps 40 kali
 Straight Leg Raise 20 kali
 Knee bend on bed 20 kali
 Knee bend over edge 20 kali
 Stretching harmstring 3 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
4. Hari keempat
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 20 kali
 Strengthening Quadriceps 20 kali
 Straight Leg Raise 10 kali
 Knee bend on bed 10 kali
 Knee bend over edge 10 kali
 Stretching hamstring 3 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
5. Hari kelima
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 20 kali
 Strengthening Quadriceps 20 kali
 Straight Leg Raise 10 kali
 Knee bend on bed 10 kali
 Knee bend over edge 10 kali
 Stretching hamstring 3 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
6. Hari keenam
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 40 kali
 Strengthening quadriceps 30 kali
 Straight leg raise 20 kali
 Stretching hamstring 3 kali
 Heel slide di dinding 10 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1hari
7. Hari ketujuh
Latihan yang dilakukan :
 Ankle pump sebanyak 40 kali
 Strengthening quadriceps 30 kali
 Straight leg raise 20 kali
 Stretching hamstring 3 kali
 Heel slide di dinding 20 kali
 Calf raises 50 kali
Dilakukan sebanyak 4 kali atau set dalam 1 hari
I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

 Dilakukan pemeriksaan VAS berturut-turut dari hari


pertama hingga hari ketujuh
 Melakukan pemeriksaan antropometri dari hari pertama
hingga hari ketujuh
 Melakukan pemeriksaan ROM dengan goniometer dari hari
pertama hingga hari ketujuh
 Melakukan pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT
dari hari pertama hingga hari ketujuh
J. HASIL TERAPI AKHIR

Hasil evaluasi terakhir pasien yang bernama Tn AN dengan


kasus pasca operasi rekonstruksi ACL setelah dilakukan intervensi
Ankle pump, Strengthening Quadriceps, Straight Leg Raise, Knee
bend on bed, Knee bend over edge, Stretching harmstring, Heel
slide di dinding, Calf raises menghasilkan penurunan nyeri,
peningkatan LGS serta peningkatan kekuatan otot.

…………………, …………………………
Mengetahui,
Pembimbing, Praktikan,

_______________________ ________________________
NIP. NIM.

Catatan Pembimbing:

_____________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai