STASE KARDIOPULMONAL
(COPD)
Disusun Oleh :
2019/2020
STATUS KLINIS
B. CATATAN KLINIS
(Medika mentosa, hasil lab, foto rontgen, MRI, CT-Scan, dll)
Medika mentosa: Pasien tidak konsumsi obat apapun.
X-Ray : Hasil x-ray menunjukkan terdapat gambar panjang paru
sepanjang ICS 10 - 11
5.RIWAYAT PENGOBATAN
Tidak ada
6.ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Tidak ada keluhan
b. Kardiovaskular
Tidak ada keluhan
c. Respirasi
Pasien mengeluhkan sesak nafas disertai batuk berdahak
d. Gastrointestinal
Tidak ada keluhan
e. Urogenital
Tidak ada keluhan
f. Musculoskeletal
Spasme otot upper trapezius
g. Nervorum
Tidak ada keluhan
C. PEMERIKSAAN
1.PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Denyut nadi : 87x/menit
Pernapasan : 28x/menit
Temperatur :37’C
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 80 kg
c) PALPASI
(Nyeri, Spasme, Suhu lokal, tonus, bengkak, dll)
spasme pada otot upper trapezius
d) PERKUSI
Tidak dilakukan
e) AUSKULTASI
terdapat suara rhonki dan wheezing pada dextra lower lobe pasien
f) GERAK DASAR
Gerak aktif :Pasien mampu melakukan gerakan aktif respiratif
tapi sedikit terbatas karna sesak.
Gerak pasif : Tidak dilakukan
Gerakan Isometrik : Tidak dilakukan
g) KOGNITIF, INTRA-PERSONAL, INTER-PERSONAL
Kognitif : Pasien mampu menceritakan perjalanan penyakitnya
dengan baik
Intrapersonal : Pasien memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh
Interpersonal : Pasien sangat kooperatif dengan terapis
2.PEMERIKSAAN SPESIFIK
(Nyeri, MMT, LGS, Antropometri, Sensibilitas, Tes Khusus, dll)
2 Berpakaian √
Mandiri : Mengambil baju dari
lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung : Tidak dapat
memakai baju sendiri atau
hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri : Masuk dan keluar dari √
kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung: Menerima bantuan
untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispo
4 Berpindah √
Mandiri : Berpindah ke dan dari
tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung : Bantuan dalam
naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5 Kontinen √
Mandiri : BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia
parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan
pembalut, pampers
6 Makan √
Mandiri : Mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya
sendiri.
Bergantung : Bantuan dalam
hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamar kecil,
mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah
dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Hasil pemeriksaan awal: Pasien memiliki nilai E, kemandirian dalam semua hal kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
b. Skala Borg
- 0 : tidak ada
- 0,5 : sangat – sangat ringan
- 1 : sangat ringan
- 2 : ringan
- 3 : sedang
- 4 : sedikit berat
- 5 : berat
- 6 : sangat berat
- 7 : sangat – sangat berat
- 8 : maksimal
Hasil : 5 (berat)
c. Pengukuran ekspansi thorax
Inspirasi Ekspirasi selisih
Upper (Axilla) 85,5cm 84cm 1,5cm
Middle (ICS4) 87cm 86cm 1cm
Lower (Xiphoid) 81,5cm 80cm 1,5cm
d. Pengukuran derajat beratnya merokok dengan indeks Brinkman
IB = jumlah rata-rata berapa rokok yg dikonsumsi perhari (batang) x lama
merokok (th)
= 16 batang x 25 tahun
= 400
Indeks
Klasifikasi
Brinkman
Analisa hasil:
Pasien termasuk kategori perokok sedang dengan jumlah 400.
D. Underlying Process
PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronis)
Merokok / Polusi Udara /
Usia
Suplai o2 Kompensasi
Hypersekresi mucus
keseluruh tubuh utk
tubuh memenuhi
menurun o2, frekuensi Peningkatan sputum
nafas
meningkat
Batuk berdahak
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(International Clatification of Functonal and disability)
Impairment
-Batuk berdahak
-Sesak Nafas
-Spasme otot Uppertrapezius
-Penurunan ekspansi thorax
Functional Limitation
Melakukan aktivitas berat, berdiri lama dan berjalan jauh.
Disability
Terbatas dalam melakukan pekerjaannya sebagai karyawan swasta
F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia et malam
Qua at Fungsionam : Dubia et malam
Qua at cosmeticam : Dubia et Bonam
G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
i. Tujuan treatment
1. Jangka Pendek
-Mengurangi batuk berdahak
-Mengurangi sesak nafas pasien
-Menurunkan spasme
-Meningkatkan ekspansi thorax
Jangka Panjang
-Mengembalikan functional limitation pasien agar dapat beraktivitas seperti
semula
H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Breathing Exercise
a. Pulsed Lip Breathing
Latihan ini bertujuan untuk mengurangi sesak nafas, mengatur pola nafas, dan
relaksasi. Penatalaksanaan: Pasien rileks, perintahkan pasien untuk menarik nafas
dari hidung selama 2-3 detik, kemudian mengeluarkannya melalu mulut seperti
meniup lilin selama 4-6 detik. (Dapat dilakukan selama 30 menit, dosis dua kali
sehari) (Abdelhalim, Aboelnaga, & Fathy, 2016; Babu, Centre, Ealias, & Venunathan,
2016).
b. Thoracal Breathing
Latihan ini bertujuan untuk mengembangkan thorak.
Penatalaksanaan: Pasien rileks, perintahkan pasien untuk menarik nafas melalui
hidung dengan mengembangkan dada, kemudian mengelurkan nafas melalui mulut
dengan mengempiskan dada. (Dapat dilakukan 5-15 menit dengan dosis dua kali
sehari) (Lee, Cheon, & Young, 2017).
Mobilisasi Thorax
Latihan ini bertujuan untuk mengembangkan thorax. Dapat dilakukan 5-15 menit
dengan dosis dua kali sehari. Penatalaksanaan:
A. Pasien pada posisi duduk/berdiri. Diinstruksikan untuk menarik napas dalam lewat
hidung dengan mengangkat tangan keatas dan dada dikembangkan kemudian
hembuskan napas lewat mulut disertai dada dan tangan dikembalikan ke posisi
semula.
C. Pasien pada posisi duduk/berdiri dengan kedua tannngan menyanggah kepala bagian
belakang, pasien diinstruksikan untuk menarik napas dalam sambil mengembangkan
dada, kemudian hembuskan napas melalui mulut dengan posisi pundak
membungkuk.
Nebulizer
Memasukkan obat ke dalam tempat obat yang terhubung dengan masker Obat:
Bisolvon (2 ml): untuk mengeluarkan dahak, Berotec (1 ml) : untuk melancarkan
saluran nafas. Menghubungkan selang masker dengan nebulizer. Fisioterapis
memasangkan masker nebulizer kepada pasien. Fisioterapis menginstruksikan
kepada pasien agar menghirup uap menggunakan hidung dan mengeluarkan lewat
mulut. Intervensi dilakukan dalam waktu 10 menit sampai obat yang digunakan
habis. Intensitasnya sesuai dengan kemampuan pasien.
Chest Physiotherapy
Clapping
Fisioterapis memposisikan pasien duduk dengan nyaman dan tidak bersandar.
Fisioterapis menepuk dengan telapak tangan yang membentuk seperti cup pada
bagian belakang tubuuh pasien di setiap segmen paru selama 2-3 menit.
Batuk Efektif
Fisioterapis memposisikan pasien duduk dengan nyaman dan tidak bersandar.
Fisioterapis menginstruksikan pasien untuk menarik nafas dan menghembuskan
selama 3 kali. Pada tarikan ke 4 nafas ditahan selama 2 detik dan dibatukkan 2x
dengan kuat. Batuk efektif dilakukan 3-4 kali pengulangan.
-Contrac dan stretching : Dengan cara pasien tidur telentang lalu pasien
diinstruksikan untuk menggerakan kepalanya miring kekanan dan gerakan
tersebut ditahan oleh fisioterapis selama 6 detik, setelah itu rileksasi dengan
diikuti ekspirasi dan srtetching dengan menggerakan kepala pasien ke lateral
flexi kiri dan girdle depresi penuh. Hal tersebut dilakukan oleh fisioterapis dan
pasien dalam keadaan rileks dalam waktu 9 detik.
-Nebulizer:
Memasukkan obat ke dalam tempat obat yang terhubung dengan masker Obat:
Bisolvon (2 ml): mengeluarkan dahak Berotec (1 ml) : melancarkan saluran
nafas. Menghubungkan selang masker dengan nebulizer. Fisioterapis
memasangkan masker nebulizer kepada pasien. Fisioterapis menginstruksikan
kepada pasien agar menghirup uap menggunakan hidung dan mengeluarkan
lewat mulut. Intervensi dilakukan dalam waktu 10 menit sampai obat yang
digunakan habis. Intensitasnya sesuai dengan kemampuan pasien.
- Chest Physiotherapy
Intruksikan pasien untuk tarik nafas dan mengehembuskan sebanyak tiga kali.
Kemudian saat menarik nafas yang keempat, intruksikan pasien untuk menahan
selama 2 detik kemudian hembuskan sambil dibatukkan dua kali. Lakukan ini
sebanyak dua kali. Pengulangannya disesuaikan dengan kondisi pasien.
-Breathing Exercise : Pasien rileks, perintahkan pasien untuk menarik nafas dari
hidung selama 2-3 detik, kemudian mengeluarkannya melalu mulut seperti
meniup lilin selama 4-6 detik.
-Contrac dan stretching : Dengan cara pasien tidur telentang lalu pasien
diinstruksikan untuk menggerakan kepalanya miring kekanan dan gerakan
tersebut ditahan oleh fisioterapis selama 6 detik, setelah itu rileksasi dengan
diikuti ekspirasi dan srtetching dengan menggerakan kepala pasien ke lateral
flexi kiri dan girdle depresi penuh. Hal tersebut dilakukan oleh fisioterapis dan
pasien dalam keadaan rileks dalam waktu 9 detik.
- Chest Physiotherapy
Intruksikan pasien untuk tarik nafas dan mengehembuskan sebanyak tiga kali.
Kemudian saat menarik nafas yang keempat, intruksikan pasien untuk menahan
selama 2 detik kemudian hembuskan sambil dibatukkan dua kali. Lakukan ini
sebanyak dua kali. Pengulangannya disesuaikan dengan kondisi pasien.
C. T3 (03 April 2020)
-Breathing Exercise : Pasien rileks, perintahkan pasien untuk menarik nafas dari
hidung selama 2-3 detik, kemudian mengeluarkannya melalu mulut seperti
meniup lilin selama 4-6 detik.
-Contrac dan stretching : Dengan cara pasien tidur telentang lalu pasien
diinstruksikan untuk menggerakan kepalanya miring kekanan dan gerakan
tersebut ditahan oleh fisioterapis selama 6 detik, setelah itu rileksasi dengan
diikuti ekspirasi dan srtetching dengan menggerakan kepala pasien ke lateral
flexi kiri dan girdle depresi penuh. Hal tersebut dilakukan oleh fisioterapis dan
pasien dalam keadaan rileks dalam waktu 9 detik.
--Nebulizer:
Memasukkan obat ke dalam tempat obat yang terhubung dengan masker Obat:
Bisolvon (2 ml): mengeluarkan dahak Berotec (1 ml) : melancarkan saluran
nafas. Menghubungkan selang masker dengan nebulizer. Fisioterapis
memasangkan masker nebulizer kepada pasien. Fisioterapis menginstruksikan
kepada pasien agar menghirup uap menggunakan hidung dan mengeluarkan
lewat mulut. Intervensi dilakukan dalam waktu 10 menit sampai obat yang
digunakan habis. Intensitasnya sesuai dengan kemampuan pasien.
- Chest Physiotherapy
Intruksikan pasien untuk tarik nafas dan mengehembuskan sebanyak tiga kali.
Kemudian saat menarik nafas yang keempat, intruksikan pasien untuk menahan
selama 2 detik kemudian hembuskan sambil dibatukkan dua kali. Lakukan ini
sebanyak dua kali. Pengulangannya disesuaikan dengan kondisi pasien.
HASIL EVALUASI TERAKHIR
Skala Borg
T0 T1 T2 T3
5 5 4 3
Dari hasil pengukuran skala sesak nafas menggunakan skala borg, didapatkan hasil
T0=5 sesak nafas berat menurun menjadi T3= 3 sesak nafas sedang.
NO Aktivitas M T M T M T M T
(T0) (T0) (T1) (T1) (T2) (T2) (T (T3)
3
1 Mandi √ √ √ √
Mandiri : Bantuan hanya pada
satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas
yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya.
Tergantung : Bantuan mandi
lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar
dari bak mandi, serta tidak
mandi sendiri.
2 Berpakaian √ √ √ √
Mandiri : Mengambil baju dari
lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat
pakaian. Tergantung : Tidak
dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil √ √ √ √
Mandiri : Masuk dan keluar
dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia
sendiri Tergantung:
Menerima bantuan untuk
masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispo
4 Berpindah √ √ √ √
Mandiri : Berpindah ke dan
dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi
sendiri
Bergantung : Bantuan dalam
naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5 Kontinen √ √ √ √
Mandiri : BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia
parsial atau total;
penggunaan kateter,pispot,
enema dan pembalut,
pampers
6 Makan √ √ √ √
Mandiri : Mengambil
makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri.
Bergantung : Bantuan dalam
hal mengambil makanan
dari piring dan
menyuapinya, tidak makan
sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT
Analisis Hasil :
Dari pengukuran ADL menggunakan Indeks Katz didapatkan hasil T0 pasien bernilai E yaitu
kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, Berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan. Kemudian terjadi peningkatan nilai pada saat T3 yaitu bernilai D kemandirian
dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
Ekspansi Thorax
T0 T1 T2 T3
Upper (Axilla) 1,5 2,5 3 4
Middle (ICS4) 1 2 3 4
Lower (Xiphoid) 1,5 2,5 3 4
Analisis Hasil :
Dari pengukuran ekspansi thorax diatas menggunakan midline didapatkan hasil T0 pasien
pada bagian upper selisihnya sebesar 1,5 cm, pada bagian middle sebesar 1 cm, pada
bagian lower sebesar 1,5 cm. Kemudian setelah dilakukan terapi terjadi peningkatan yaitu 4
cm pada bagian upper middle dan lower.
L. CATATAN TAMBAHAN
..................,............
............
Pembimbing
(_______________
_______)