Anda di halaman 1dari 38

Keperawatan Kritis dengan

Bedah jantung
Kelompok 3
Definisi

 Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang


dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan anatomi
atau fungsi jantung.
 Bedah jantung juga merupakan semua tindak
pengobatan yang menggunakan cara infasif dengan cara
membuka atau menampilakan bagian tubuh yang akan
ditangani.
Prognosis
Harahap dkk dalam sebuah penelitiannya pada operasi jantung CABG di RSUP
Dr.Kariadi periode Januari-Desember 2014

jumlah pasien jumlah pasien


sebanyak 28 sebanyak 28 pasien dengan
dengan dengan angka jenis kelamin
meninggal keberhasilan laki-laki
sebanyak 4 85,7% atau 24 berjumlah 78,6%.
pasien atau pasien hidup
sekitar 14,3%

Penyebab
Presentasi Syok kardiogenik
kematian
merupakan
kematian terbanyak operasi
emergensi medis
meningkat jantung CABG
dan berujung
dengan usia > adalah syok
klien ditempatkan
60 tahun kardiogenik yaitu
di ICU
sebanyak 50%
Indikasi bedah jantung

“Left to rigth shunt” sama atau lebih dari


1,5Cyanotic heart disease

Cyanotic heart disease

Kelainan anatomi pembuluh darah besar dan


koroner

Stenosis katub yang berat (symtomatik).

Regurgitasi katub yang berat (symtomatik)

Angina pektoris kelas III dan IV menurut


Canadian Cardiology Society (CCS).
Indikasi bedah jantung
“Unstable angina pectoris”.

Aneurisma dinding ventrikel kiri akibat suatu infark


miokardium akut.

Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti


VSD dan mitral regurgitasi yang berat karena ruptur
otot papilaris.

“Arrhytmia” jantung misalnya WPW syndrom.

Endokarditis atau infeksi katub jantung.

Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan


obstruksi pada katub
Manifestasi Klinis
 Penyakit jantung bawaan nonsianotik
1. Atrium Septal Defect (ASD)
 Gejala klinis yang paling umum tampak pada ASD adalah
anak mudah lelah saat bermain, berkeringat, nafas cepat,
sesak nafas, pertumbuhan buruk, dan sering infeksi saluran
nafas
 Pada pemeriksaan EKG terdapat hipertrofi ventrikel kanan
dan foto polos dada jantung tampak membesar
 Tindakan bedah untuk pasien ASD berupa penutupan
dengan menjahit langsung ASD dengan jahitan jelujur atau
menambal defek menggunakan dakron. Metode terbaru
untuk ASD II, ditutup dengan metode kateterisasi
transkutan
Manifestasi Klinis
2. Ventricle Septal Defect (VSD)
 Gejala klinis VSD yang sering tampak pada bayi yaitu,
cepat lelah, sesak nafas, berkeringat, nafas cepat,
nafsu makan berkurang karena cepat lelah saat
makan, dan berat badan menurun
 Pembedahan untuk menutup VSD harus dilakukan
segera setelah diagnosis ditegakkan, umumnya
dilakukan penambalan dengan potongan dakron
Manifestasi Klinis
3. (Patent Ductus Arteriosus (PDA)
 Tanda dan gejala PDA tergantung pada ukuran duktus,
tahanan vaskular pulmonalis, usia saat presentasi dan
anomali penyerta
 Pada PDA ukuran besar akan berdampak saat masa bayi
dengan payah jantung kongestif
 Tanda yang terjadi pada pasien PDA adalah bayi rewel,
takikardi disertai takipneu dan sulit makan
 Foto polos dada memperlihatkan kardiomegali dan
pemeriksaan EKG memperlihatkan hipertrofi ventrikel kiri
 Tindakan bedah yang dilakukan adalah meligasi pembuluh
pintas yang terbuka
 Tindakan bedah tidak dilakukan apabila sudah terjadi
aliran balik darah di pintasan, yaitu dari kanan ke kiri dan
terjadi sindrom Eisenmenger pada paru
Manifestasi Klinis
4. (Atrioventricular Septal Defect (AVSD)
 Tanda dan gejala AVSD adalah gagal jantung kongestif
yang muncul 1 sampai 2 bulan awal kelahiran,
pertumbuhan terhambat, pertumbuhan gerak motorik
terhambat, jantung murmur, nafas cepat, dan sianosis
terlihat terutama ketika bayi menangis
Manifestasi Klinis
 Penyakit Penyakit jantung bawaan sianotik
1. Tetralogy of Fallot (TOF)
 Tetralogyof Fallot adalah kelainan yang disebabkan
oleh pemisahan konus yang tidak merata, karena
pergeseran letak sekat trunkus dan konus ke depan
 Pada bayi yang sangat biru dengan stenosis pulmonalis
yang sangat berat memerlukan operasi paliatif yaitu
Blalock-Taussig shunt (BT-shunt) atau modifikasinya
yaitu membuat pirau buatan dari arteri subclavia ke
arteri pulmonalis
Manifestasi Klinis
2. Transposition of Great Artery (TGA)
 Kelainan aorta yang muncul dari ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis muncul dari ventrikel kiri karena katup septum
kono-trunkus pada janin gagal mengikuti perjalanan spiral
yang normal dan turun langsung ke bawah
 Pertolongan pertama yang dilakukan adalah membuat
defek pada sekat atrium (septostomi atrium) dengan
menggunakan balon sehingga sekat atrium robek
 Tindakan bedah selanjutnya dilakukan pada usia 2 minggu –
3 bulan. Pilihan terbaik untuk kasus TGA sederhana dengan
ASD baik neonatal atau anak yang lebih besar adalah
operasi Senning atau arterial switch.
Komplikasi
Komplikasi Pra Operatif Komplikasi Intra Operatif
 Angina (atau yang sesuai dengan  Disritmia
angina)
 Pendarahan
 Kecemasan berat yang mcmerlukan
 Infark miokardium
obat antiolitik (pengurang-
kecemasan)  Cedera pembuluh darah otak
 Henti jantung  Emboli
 Gagal organ akibat syok
 Embolus atau reaksi obat
Komplikasi
Komplikasi Post Operatif
1. Penurunan Curah Jantung.  Gangguan frekuensi jantung—
 Penurunan curah jantung selalu terlalu cepat, terlalu lambat atau
merupakan ancaman bagi pasien yang disritmia
baru saja menjalani pembedahan
 Gangguan kontraktilitas—gagal
jantung. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai penyebab:
jantung. infark miokardium.
ketidakseimbangan elektrolit,
 Gangguan preload—terlalu sedikit atau hipoksia
terlalu banyak volume darah yang
kembali ke jantung akibat hipovolemia. 2. Gangguan keseimbangan cairan dan
perdarahan yang berlanjut. Tamponade elektrolit
jantung, atau cairan yang berlebihan.
3. Gangguan pertukaran gas.
 Gangguan afterload—arteri dan kapiler
yang terlalu konstriksi atau terlalu 4. Gangguan Peredaran Darah Otak.
dilatasi karena perubahan suhu tubuh
atau hipertensi.
Komplikasi
Komplikasi Post Operatif
2. Gangguan keseimbangan cairan dan 3. Gangguan pertukaran gas.
elektrolit
 Penurunan curah jantung selalu
merupakan ancaman bagi pasien yang  Gangguan frekuensi jantung—
baru saja menjalani pembedahan terlalu cepat, terlalu lambat atau
jantung. Hal ini dapat terjadi karena disritmia
berbagai penyebab:
 Gangguan kontraktilitas—gagal
 Gangguan preload—terlalu sedikit atau jantung. infark miokardium.
terlalu banyak volume darah yang
ketidakseimbangan elektrolit,
kembali ke jantung akibat hipovolemia.
perdarahan yang berlanjut. Tamponade
hipoksia
jantung, atau cairan yang berlebihan.
 Gangguan afterload—arteri dan kapiler
yang terlalu konstriksi atau terlalu
dilatasi karena perubahan suhu tubuh
atau hipertensi.
Jenis Jenis Operasi Bedah Jantung

Operasi Pintas Pembuluh


Darah Koroner atau Operasi Katub Jantung
Coronary Artery Bypass atau Heart Velve Surgery
Graft (CABG)
• Mekanismenya yaitu • Mekanisme dilakukan
dengan membuat saluran penggantian katup aorta
baru melewati arteri (aorta valve
koroner yang mengalami replacement) dilakukan
penyempitan atau dengan cara mengambil
penyumbatan katup aorta yang rusak
dengan katup mekanik
baru atau bagian dari
jaringan katup
Jenis Jenis Operasi Bedah Jantung

Angioplasti atau Percutaneous


Prosedur Ablasi atau Maze Surgery Coronary Intervention (PCI) or
Percutaneous Transluminal Coronary
Angioplasty (PTCA

• mekanismenya adalah dokter akan • Angioplasti adalah prosedur yang


menciptakan jaringan parut dengan dapat membantu aliran darah
melakukan sayatan kecil atau mengalir menuju otot jantung
menggunakan energi gelombang radio
untuk menghancurkan area kecil • Prosedur angioplasti dilakukan
jaringan jantung menggunakan tabung tipis dan lunak
yang disebut keteter kedalam
pembuluh darah pada pangkal paha
atau lengan sampai dengan mencapai
pembuluh darah arteri di jantung
• terdapat balon kecil yang akan
dipindahkan didalam kateter dan akan
digunakan untuk membuka arteri
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Kardiologi

 Hitung Darah Lengkap  Elektrokardiografi (EKG)


 Status Koagulasi  Exercise Tolerance Test (ETT)
 Pemeriksaan Fungsi Ginjal  Ekokardiografi
 Pemeriksaan Fungsi Hati  Kateterisasi Jantung
 Glukosa Darah  Magnetic Ressonance Imaging
(MRI) jantung
Persiapan Preoperasi
Pasien yang
menjalani
kateterisasi
Pemeriksaa
jantung
n
Pemeriksaan
laboratoriu
diinstruksikan
EKG 12 lead untuk puasa 4-6
m dan
diagnostik jam sebelum
prosedur
dilakukan

Pasien dengan
Pasien akan insufisiensi ginjal
mendapatkan Premedikasi harus dilakukan
anestesi lokal sedatif ringan hidrasi dengan baik
sebelum biasanya sebelum dan
prosedur diberikan selama prosedur,
dimulai karena zat kontras
bersifat nefrotoksik
Persiapan Preoperasi
Harahap dkk dalam sebuah penelitiannya pada operasi jantung CABG di RSUP
Dr.Kariadi periode Januari-Desember 2014

Pasien yang mempunyai riwayat


alergi terhadap iodine, seafood,
atau zat kontras sebaiknya Pasien harus diberi
diberikan zat kontras nonionik dan penjelasan tentang prosedur
sebelum tindakan perlu diberikan yang akan dilakukan.
steroid, antihistamin
(dipenhidramin) dan H2 bloker
(cimetidin atau ranitindin)

Perhiasan yang dapat


Pemberian antibiotik profilaksis mengganggu hasil angiogram,
tidak direkomendasikan. sebaiknya dibuka sebelum
prosedur.
Gambaran EKG

 Segmen ST dan Gelombang T pada Iskemia Miokard


Pola perubahan EKG pada IMA dengan elevasi segmen ST
 Perubahan/Evolusi EKG pada Injury Miokard
Pola perubahan EKG pada IMA dengan ST
elevasi
 Perubahan EKG pada Infark Miokard Lama (OMI)
 EKG sandapan II normal dengan progresi normal vektor listrik (tanda panah) dan
kompleks QRS dimulai dengan gelombang Q septal yang kecil

 Perubahan EKG sandapan II pada infark lama: arah arus meninggalkan daerah infark
(tanda panah) dan memperlihatkan gambaran defleksi negatif berupa gelombang Q
patologis pada EKG.
 Konsep Resiprokal
 Pada sandapan dengan arah berlawanan dari daerah injuri menunjukkan gambaran
depresi segmen ST dan disebut perubahan resiprokal {mirror image).
Konsep asuhan Keprawatan

Pengkajian
Intra Operatif
 Riwayat Kesehatan 
 Observasi tingkat kesadaran pasien
 Pre Operatif  Observasi emosi pasien
 Riwayat alergi  Observasi aktivitas
 Cek obat yang digunakan
 Pengkajian nyeri
 Observasi pernafasan pasien
 Pengkajian  Riwayat penyakit, keluarga, gaya
Psikososiospiritual hidup
 Cek obat yang digunakan
 Observasi tanda-tanda vital: tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu
 Observasi kulit: warna, turgor, suhu,
keutuhan
Post Operatif
 Faktor yang mempengaruhi yaitu :
 Selama periode ini proses  Mempertahankan jalan nafas dengan
keperawatan diarahkan pada mengatur posisi, memasang suction
dan pemasangan mayo atau gudel
menstabilkan kondisi pasien pada
keadaan equlibrium fisiologis  Mempertahan kan ventilasi dan
oksigenasi dapat dipertahankan
pasien, menghilangkan nyeri dan dengan pemberian bantuan nafas
pencegahan komplikasi. melalui ventilaot mekanik atau nasal
kanul
 Upaya yang dapat dilakukan
 Mempertahankan sirkulasi darah
diarahkan untuk mengantisipasi
dan mencegah masalah komplikasi  Observasi keadaan umum, observasi
vomitus dan drainase
yang mungkin muncul
 Balance cairan Harus diperhatikan
untuk mengetahui input dan output
caiaran klien
 Mempertahankan kenyamanan dan
mencegah resiko injury
 Pasien post anastesi biasanya akan
mengalami kecemasan, disorientasi
dan beresiko besar untuk jatuh
Analisa data
 Pre Operatif
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan Kurang informasi tentang Ansietas berhubungan
- Cemas bedah jantung dengan kurang terpapar
DO : Klien tampak : informasi
Gelisah Respon rasa cemas yang
Ketakutan berlebihan
Sangat khawatir
Perasaan tidak adekuat Ansietas
2 DS : - Disfungsi jantung Penurunan Curah Jantung
DO : sehingga tidak dapat berhubungan dengan
Perubahan berfungsi dengan baik perubahan kontraktilitas
elektrokardiogram (EKG)
Bradikardi Ketidakmampuan
Palpitasi Jantung jantung memompa darah
secara adekuat

Penurunan Curah
Jantung
No Data Etiologi Masalah

3. DS : Pasien mengatakan Penurunan curah Intoleransi


Tidak nyaman setelah jantung Aktivitas yang
beraktivitas berhubungan
Sesak setelah beraktivitas Suplai darah dengan
DO : Klien tampak jaringan ketidakseimbanga
Lemah n antara suplai
Perubahan EKG Asidosis dan kebutuhan
metabolic oksigen

Fatigue

Intoleransi
Aktivitas
Analisa data
 Post Operatif
No Data Etiologi Masalah
1 DS : - Edema Paru Gangguan pertukaran gas
DO : yang berhubungan dengan
Pola pernafasan Ronchi basah ketidakseimbangan ventilasi-
abnormal perfusi
Warna kulit abnormal Iritasi mukosa paru
Somnolen
Reflek batuk

Penumpukan secret

Gangguan pertukaran
gas
2 DS : - Peningkatan ADH Nyeri yang berhubungan
DO : Klien tampak Retensi Na+H20 dengan agen pencedera fisik
Berkeringat yang berhubungan dengan
Warna kulit abnormal Risiko prosedur operasi
ketidakseimbangan
cairan
 Post Operatif
No Data Etiologi Masalah
3 DS : Pasien mengatakan Insisi Bedah Nyeri yang berhubungan
Nyeri pada area insisi Menyebabkan perlukaan dengan agen pencedera fisik
Nyeri seperti ditusuk yang berhubungan dengan
tusuk Terputusnya prosedur operasi
Skala nyeri 4 inkontinuitas jaringan
Nyeri hilang timbul
DO : Klien tampak Merangsang pengeluaran
Meringis menahan nyeri histamine dan
prostaglandin

Nyeri
4 DS : - Luka bekas operatif Risiko Infeksi yang ditandai
DO : Kurang pengetahuan dengan ketidakadekuatan
Penurunan hemoglobin pertahanan tubuh primer :
Leukopenia Perawatan luka post kerusakan integritas kulit
operatif

Peningkatan Leukosit

Risiko Infeksi
Remember…
Safety First!
Thankyou 

Anda mungkin juga menyukai