TINJAUAN PUSTAKA
3. EKG
Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama dasar
jantung dan adanya kelainan irama jantung seperti AF, VES, blok atrioventrikel
dll. Rekording/pencatatan EKG lengkap minimal 1 kali dalam sehari dan
tergantung dari problem yang dihadapi terutama bila ada perubahan irama dasar
jantung yang membahayakan.
4. Sistem pernapasan
Penderita dari kamar bedah masih belum sadar. Sampai di ICU
segera pasang alat bantu nafas dan dilihat :
a. Ukuran dan kedalaman ETT yang dipakai
b. Tidal volume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP, Mode ventilator
c. Lihat cairan yang keluar dari bronkhus / tube, apakah lendirnya normal,
kehijauan, kental atau berbusa kemerahan sebagai tanda edema paru. Bila
perlu diperiksa kultur.
5. Sistem neurologis
Kesadaran dilihat dari pasien mulai bangun atau masih diberikan obat -
obatan sedatif dan relaxan. Bila pasien mulai bangun maka disuruh untuk
menggerakkan keempat ekstremitasnya.
6. Sistem ginjal
Dilihat produksi urine tiap jam dan perubahan warna yang terjadi akibat
hemolisis dan lain-lain. Dilakukan pemerikasaan ureum dan kreatinin.
7. Gula darah
Bila pasien menderita DM maka kadar gula darah harus dikontrol
8. Laboratorium :
a. HB, HT, trombosit, leukosit
b. Analisa gas darah
c. SGOT/SGPT, Albumin, ureum, kreatinin, gula darah
d. Enzim CK dan CKMB
9. Water Seal Drain
Drain vaskuler yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari
mana mungkin bisa diketahui. Jumlah drain tiap satuan waktu biasanya tiap jam
tetapi bila ada perdarahan maka observasi dikerjakan tiap ½ jam atau tiap ¼ jam.
Perdarahan yang terjadi lebih dari 3 cc/kgBB/jam dianggap sebagai perdarahan
pasca bedah dan mungkin memerlukan re-open untuk menghentikan perdarahan.
10. Foto thoraks
Pemerikasaan foto thoraks di ICU segera setelah sampai di ICU untuk
melihat alat-alat dirongga thorak. Perawatan pasca bedah di ICU harus
disesuaikan dengan problem yang dihadapi seperti komplikasi yang dijumpai.
Umumnya bila fungsi jantung normal, penyapihan terhadap respirator segera
dimulai dan begitu juga ekstubasi beberapa jam setelah pasca bedah.
11. Fisioterapi.
Fisioterapi harus segera mungkin dikerjakan termasuk penderita dengan
ventilator. Bila sudah ekstubasi fisioterapi penting untuk mencegah retensi
sputum (napas dalam, vibrilasi, postural drainase).
12. Perawatan setelah dari ruang ICU
Setelah klien keluar dari ICU maka pemantauan terhadap fungsi semua organ terus dilanjutkan.
Biasanya pindah dari ICU adalah pada hari pertama pasca bedah dengan hemodinamik stabil.
Umumnya pemeriksaan hematologi rutin dan thoraks foto telah dikerjakan termasuk
laboratorium yaitu Elektrolit, Darah lengkap, AGDA, Faal Hemostatis, Enzim CKMB dan
troponin T. Hari ketiga lihat dan diperiksa antara lain : Elektrolit, thrombosit, Ureum,
Gula darah, Thoraks foto dan EKG 12 lead. Hari keempat lihat keadaan, pemeriksaan atas
indikasi. Hari kelima Hematologi, LFT, Ureum dan bila perlu elektrolit, foto thoraks tegak. Hari
ke 6-10 pemerikasaan atas indikasi, misalnya thrombosit. Biasanya diberikan analgetik karena
rasa sakit daerah dada waktu batuk akan mengganggu pernapasan klien. Obat-obat lain seperti
anti hipertensi, anti diabet dan vitamin harus sudah dimulai, expectoransia, bronchodilator,
juga diperlukan untuk mengeluarkan sputum yang banyak sampai hari ke 7 atau sampai klien
pulang. Perawatan luka dapat dilakukan dengan teknik tertutup atau terbuka. Bila ada tanda-
tanda infeksi seperti kemerahan dan bengkak pada luka apalagi dengan tanda-tanda panas,
leukositosis, maka luka harus dibuka jahitannya sehingga nanah yang ada bisa bebas keluar.
Bila luka sembuh dengan baik jahitan sudah dapat di buka pada hari ke delapan atau sembilan
pasca bedah. Untuk klien yang mengalami obesitas dan diabetus melitus jahitan dipertahankan
lebih lama untuk mencegah luka terbuka. Mobilisasi diruangan mulai dengan duduk ditempat
tidur, turun dari tempat tidur, berjalan disekitar tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
keluar dari ruangan dengan dibimbing oleh fisioterapis atau oleh perawat