Anda di halaman 1dari 5

1. Mengapa diberikan dua regimen antiplatelet pada pasien ini?

Yang dimaksud dengan DAPT (Dual Antiplatelet Therapy) adalah kombinasi 2 antiplatelet
yaitu aspirin dan ADP Inhibitor (clopidogrel, prasugrel dan ticagrelor).

2. Apakah indikator keberhasilan terapi reperfusi pada pasien acs?


a. Akral hangat
b. Urin output >

3. Apakah hasil pemeriksaan fisik yang dapat kita temukan pada pasien ACS?
Hanya dilakukan untuk menyingkirkan dd seperti gagal jantung. (murmur, rhonki dll)
4. Edukasi apakah yang harus disampaikan pada pasien acs setelah dilakukan terapi
reperfusi.
5. Bagaimana proses kerja nitrat pada pasien?
6. Apakah ada intervensi lain selain PCI dan Fibrinolisis?

Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

Tidak banyak pasien sindrom koroner akut yang membutuhkan tindakan coronary artery bypass
grafting (CABG). CABG diindikasikan pada pasien dengan kelainan anatomis dan tidak dapat
dilakukan PCI serta pasien dengan komplikasi gangguan mekanik pada jantung.

Pasien yang tidak dimungkinkan dengan intervensi PCI dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
CABG. Pasien dengan gangguan di tiga pembuluh darah (3VD/ 3 vessel disease) sebaiknya
dilakukan graft agar revaskularisasi ke seluruh miokardium dapat dicapai dengan baik.[1,22]
Hasil studi prospektif dan terrandomisasi oleh NOBLE, didapati bahwa pada penyakit pada arteri
koroner kiri utama (left main coronary artery diseases), hasil CABG lebih baik dibandingan
dengan PCI.[23] Walau tingkat mortalitas dalam 5 tahun tidak beda jauh, namun CABG didapati
lebih baik daripada PCI pada kasus left main coronary artery diseases.

7. Apakah pemasangan PCI ini dapat menimbulkan komplikasi di kemudian hari?

PCI adalah prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau
membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon atau stent. Proses
penyempitan pembuluh darah koroner ini dapat disebabkan oleh proses aterosklerosis atau
trombosis.

Risiko Tindakan PTCA atau PCI

Risiko minor seperti memar pada pergelangan tangan atau pangkal paha akibat penusukan,
reaksi alergi terhadap kontras, dan gangguan fungsi ginjal akibat zat kontras yang berlebihan.
Komplikasi yang lebih serius seperti stroke, gangguan irama yang fatal seperti VT/VF, Infrak
Miokard, Diseksi Aorta, dan kematian pada tindakan PCI atau PTCA biasanya kecil (< 1%).
8. Bagaimana terapi statin pada pasien acs? Dan apakah indikator keberhasilan pada terapi
statin?
Obat golongan statin juga direkomendasikan pada seluruh pasien dengan infark miokard akut
tanpa perlu menunggu hasil pemeriksaan profil lipid. Oleh karena itu statin dapat dibeirkan
sesegera mungkin. Target kontrol profil lipid pada pasien dengan riwayat infark miokard adalah
kadar LDL < 70 mg/dL. (8)

9. Apa efek merokok terhadap kondisi pasien ini? Dan apakah dengan pencegahan merokok
dapat meningkatkan kondisi pasien?

Nikotin dalam rokok menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambah reaksi
trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sedangkan glikoprotein tembakau
dapat menimbulkan reaksi hipersensitif dinding arteri.

Efek rokok juga yang menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh
katekolamin dan menurunnya konsumsi 02 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat
menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh darah dan merubah permeabilitas dinding
pembuluh darah. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi
mekanismenya belum jelas. Asap rokok mengandung karbonmonoksida (CO) yang mempunyai
kemampuan lebih kuat daripada sel darah merah untuk mengikat oksigen, sehingga menurunkan
kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen ke jaringan termasuk jantung sehingga dapat
menyebabkan hipoksia jaringan arteri.

Kebutuhan oksigen pun akan meningkat dan akan menyebabkan arteri koroner mengalami
penyempitan dan kekakuan. Dua pertiga dari pembuluh yang mengalami ruptur sebelumnya
mempunyai penyempitan 50% atau kurang, bila penyempitan lebih dari 75% serta dipicu
aktivitas yang berlebihan maka suplai darah koroner akan berkurang. Terjadinya ruptur pun
menyebabkan aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan menyebabkan aktivasi
terbentuknya trombus. Oleh karena itu, sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak
efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat akan menurunkan pH
miokardium dan menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris.

Berhenti merokok, terbukti menurunkan risiko mortalitas sebanyak 36%,

10. Apakah fibrinolitik dapat diberikan pada seluruh pasien acs dengan onset nyeri dibawah
12 jam? Apakah ada kontraindikasinya?

Fibrinolisis dikontraindikasikan secara absolut pada kondisi berikut:

 Riwayat perdarahan intrakranial


 Stroke iskemik dalam 6 bulan terakhir
 Aneurisma serebrovaskular
 Tumor intrakranial
 Trauma kepala dalam 3 bulan terakhir
 Diseksi aorta
 Perdarahan gastrointestinal dalam sebulan terakhir
 Riwayat pungsi lumbal dalam 24 jam sebelumnya

Sedangkan kontraindikasi yang bersifat relatif adalah:


 Serangan iskemik transien dalam 6 bulan terakhir
 Mendapat terapi antikoagulan
 Hamil atau postpartum 1 minggu
 Hipertensi yang refrakter
 Penyakit liver tahap lanjut
 Endokarditis infektif
 Ulkus peptikum aktif
 Trauma akibat resusitasi

11. Bagaimana tata cara pemberian terapi fibrinolitik pada pasien acs ?
12. Pada pasien acs terapi awal diberikan nitrat? Apakah hal ini dapat diberikan pada seluruh
pasien atau apakah ada ketentuannya?

13. Bagaimana tata cara pemberian regimen obat tatalaksana awal pada pasien acs? Apakah
ada urutan yang ditetapkan?

14. Apakah masih diperlukan terapi jangka panjang pada pasien acs yang sudah dilakukan
pci?

Anda mungkin juga menyukai