Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S.

D DENGAN
GANGGUAN KARDIOVASKULAR CORONARY ARTERY
DISEASE (CAD) POST PERCUTANEOUS CORONARY
INTERVENTION (PCI) DI RUANG PAVILIUN RUMAH
SAKIT ADVENT BANDUNG

REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)


DI RUANG PAVILIUN
07 April 2022

Oleh: Ns. Netty, Ns. Derma, Ns. Ayu


Apakah yang dimaksud dengan CAD?

Coronary artery disease atau CAD adalah suatu


keadaan dimana jantung mengalami gangguan
fungsi, yang disebabkan oleh penyempitan dan
tersumbatnya pembuluh darah arteri koroner.
Hal ini berdampak pada terganggunya pasokan
oksigen serta nutrien ke dalam jaringan
miokard, sehingga menyebabkan lemahnya
otot jantung, menimbulkan komplikasi seperti
gagal jantung dan gangguan irama jantung.
• Penyempitan dan tersumbatnya pembuluh
darah koroner disebabkan oleh pembentukan
plak atau ateroma (lipid ektrasel, kolestrol)
pada dinding arteri koroner dalam jangka
waktu yang cukup lama (proses tersebut
dinamakan sebagai aterosklerosis)
• Lipid ekstrasel juga menyebabkan kekakuan
pembuluh darah.
• Banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya CAD, yaitu:
1. Obesitas : kelebihan lemak jenuh, peningkatan
kolesterol, dan LDL kolersterol.
2. Kebiasaan merokok : karbon monoksida menyebabkan
hipoksia arteri, nikotin menyebabkan hiperagregasi
trobosit, tembakau menyebabkan hipersensitifitas
arteri.
3. Hipertensi : Peningkatan tekanan darah mengakibatkan
peningkatan beban jantung sehingga menimbulkan
hipertropi dan dilatasi, dan beresiko aterosklerosis.
4. DM : Kelainan metabolisme lemak.
Tanda dan gejala CAD
 Nyeri dada : Penurunan suplai O2 miokard
 Perubahan pola EKG : Disritmia
 Sesak nafas : jantung tidak mampu memompa darah ke
paru-paru.
 Diaphoresis : Vasokontriksi pembuluh darah perifer
menyebabkan kulit lembab, dingin, dab berkeringat.
 Pusing : Suplai O2 ke otak berkurang
 Kelelahan : Jantung kekurangan O2 karena stenosis.
 Mual dan muntah : Nyeri dada dan ulu hati merangsang
pusat muntah
Komplikasi CAD:
• Aritmia : kekurangan pasokan O2 menyebabkan
kerusakan jaringan jantung yang mengatur detak
jantung.
• CHF (gagal jantung kongestif) : kongesti sirkulasi akibat
difungsi miokard.
• Syok kardiogenik : disfungsi ventrikel kiri sesudah
mengalami infark yang masif.
• Ventrikuler aneurisma
• Perikarditis
• Emboli paru
Pemeriksaan Penunjang CAD
1. Echo : Memeriksa adanya kelainan pada struktur
jantung, pembuluh darah, aliran darah, serta
kemampuan otot jantung dalam memompa.
2. Angiografi Koroner : Pemeriksaan invasif yang
dilakukan untuk melihat penyempitan dan
penyumbatan atau struktur pembuluh darah
koroner
3. EKG : mendeteksi adanya kelainan seperti aritmia,
PJK, kelainan katup koroner, peradangan jantung,
hingga pembersaran jantung
4. Laboratorium:
• CK-MB : Memberikan indikasi kerusakan nekrotik jantung
sebagai konsekuen infark miokardial. Meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam
12-24 jam, kembali dalam 48-72 jam.

• LDH/ Lactat dehydrogenase : Meningkat ketika ada


kerusakan jaringan, termasuk jaringan pada jantung. Meningkat 14-
24 jam, memuncak dalam 48-72 jam, normal 7-14 hari.

• Top T : Tes spesifik untuk mendiagnosis serangan jantung


(IMA), untuk mendeteksi dan mengevaluasi cedera
miokardium, dan untuk membedakan nyeri dada karena
serangan jantung atau karena penyebab lainnya. Meningkat 3-12 jam,
puncak 12 jam-2 hari, normal 5-14 hari.

• Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat


selama serangan angina
Penatalaksanaan CAD
1. Percutaneous coronary intervention (PCI)
atau kateterisasi jantung
Melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner yang
menyempit dengan balon, ring atau stent. Ring atau stent
dalam bentuk metal yang terpasang akan tinggal di
pembuluh darah koroner, dan seiring berjalannya waktu
lapisan pembuluh koroner akan tumbuh dan melapisi stent
atau ring dan menjadikannya bagian tetapi dari pembuluh
darah.
2. Coronary artery bypass graft surgery
(CABG) Pembuatan jalur peredarah darah yang baru
yang melewat tempat pembuluh darah yang tersumbat.
Biasanya pembuluh darah yang digunakan diambil dari
kaki, dada, dan tangan.
Pencegahan CAD
• Pencegahan primer : Upaya awal sebelum
menderita CAD. Penatalaksanaan terhadap faktor-faktor
resiko, seperti Gaya hidup, dll.
• Pencegahan sekunder : Upaya pencegahan
CAD yang sudah pernah terjadi. Perubahan gaya
hidup dan kepatuhan berobat.
• Pencegahan tersier : Mencegah terjadi
komplikasi yang lebih berat atau kematian.
Percutaneous coronary intervention (PCI)

Prosedur intervensi non bedah


dengan menggunakan kateter
untuk melebarkan atau membuka
pembuluh darah koroner yang
menyempit dengan balon atau
stent (ring).
Indikasi PCI
Pasien Angina Pectoralis dengan keluhan
walaupun dengan medical terapi yang optimal
Penyempitan pembuluh darah coroner > 70%
pada pembuluh darah coroner yang cukup besar
Angina pektoralis tidak stabil
Tindakan primary atau gagal terapi thrombolitik
pada Acute Myocardial Infarction
Angina pektoralis setelah operesi CABG (Coronary
Artey Bypass Graft) dan stenosis setelah PCI
Kontraindikasi PCI
 Gagal jantung yang tidak terkontrol
 Klien pasca serangan stroke kurang dari 1 bulan
 Infeksi berat disertai demam
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Perdarahan lambung akut yang disertai dengan anemia
 Wanita hamil
 Gagal ginjal
 Riwayat perdarahan tidak terkontrol
 Intoksikasi digitalis.
Komplikasi PCI
 Diseksi aorta  Perdarahan
(roberkan aorta)  Hipotensi
 Tamponade  Trombosis dan emboli
 Stroke  Hematoma
 Miokard infark  dan kematian.
 Aritmia serius (VT/VF)
 Alergi zat kontras
 Infeksi
Tindakan perawat post PCI
• Memonitor keluhan setelah tindakan : Nyeri, mual,
perdarahan,dll
• Memonitor TTV secara ketat : Setiap 15 menit pada jam
pertama, setiap 30 menit pada jam ke 2 hingga hingga
jam ke 3, setiap 1 jam pada 4 jam berikutnya.
• Memonitor gambaran EKG.
• Memonitor hematoma dan perdarahan pada site
punture.
• Mengobservasi hasil laboratorium.
• Mengobservasi efek alergi zat kontras.
Edukasi post PCI
Pasien diperbolehkan makan/minum seperti biasa sesuai diit
jantung yang dianjurkan oleh dokter.

Untuk menghindari stertching/ peregangan pada arteri:


1. Kaki area tindakan tidak boleh ditekuk selama 8-12 jam post
PCI. Apabila tindakan dari lengan 4 -8 jam setelah tindakan
tangan, tidak boleh ditekuk ataupun menggenggam.
2. Pasien tidak dianjutkan untuk mengedan saat eliminasi BAB.
3. Anjurkan untuk tidak mengangkat beban lebih dari 5 kg
selama 1 minggu untuk menghindari stertching/ peregangan
pada arteri.
Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul
pada CAD POST PCI
1. Hambatan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar-kapiler.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan berhubungan dengan
perubahan frekuensi/irama jantung, preload, afterload, kontraktilitas.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan fisik.
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi.
5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
7. Risiko perdarahan dengan kondisi terkait program pengobatan.
8. Risiko infeksi dengan kondisi terkait prosedur invasive.
Laporan Kasus
 Nama pasien : Tn. S. D
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir/ Usia : 24 September 1961/ 60 yo
 No. RM : 03 32 69 04
 Tanggal dirawat : 24 Maret 2022
 Diagnosa Medis : CAD POST PCI
 DPJP : dr. N
 Dokter Operator PCI : dr. P
 Dokter internist : dr. E
Keluhan utama:
1. Lemas dan pusing,
2. Cemas
3. Nyeri site puncture di inguinal kanan
4. Perdarahan melalui site puncture .
Riwayat penyakit sekarang:

Klien dilakukan PCI pada tanggal 24 Maret 2022 di ruang cath lab RSAB,
Sign in pukul 16:00 wib, time out pukul 16:10, dan sign out pukul 17:10
wib. Pada pukul 18:30 WIB pasien diantar oleh perawat cathlab ke
ruang paviliun kamar 422 dengan menggunakan strecher. Pasien
diantar dalam kondisi CM, GCS 15, kaki kanan tidak boleh ditekuk
selama 8 jam s/d besok subuh jam 02 pagi, dan dressing di inguinal
kanan terpasang sangat baik, tidak tampak rembesan darah dan tidak
ada hematom. Ada nyeri site puncture pada inguinal kanan skala 3 (0-
10), nyeri menetap dengan kualitas seperti ditusuk, nyeri hilang timbul
dengan durasi > 30menit. Pada 02:45 pagi terjadi perdarahan melalui
akses POST PCI. Pasien tampak cemas. Perdarahan berhenti setelah
ditangani oleh perawat. Perdarahan terjadi lagi pada pukul 04.45 pagi.
Sejak pukul 07.55 pasien mengalami hipotensi, kesadaran kompos
mentis, pasien merasa lemas dan pusing, CRT < 2 detik.
Riwayat penyakit dahulu:
• Bulan 12/2012 pasin menjalani PCI pasang
stent (1 ring).
• Bulan 01/2022 pasien masuk rumah sakit
karena stroke, disertai ca tiroid follicular.
• Bulan 02/2022 pasien didiagnosa
Atherosclerosis heart disease
Riwayat penyakit keluarga:
• Ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi di
dalam keluarga pasien.

Kebiasaan terhadap:
• Pasien perokok aktif sejak remaja, dan
berhenti merokok pada usia 44 tahun.
• Pasien tidak minum alkohol dan tidak
menggunakan obat tidur atau antidepresan.
Pemeriksaan fisik:
• Keadaan Umum : Lemah
• Tingkat kesadaran : CM, GCS 15

Tanda-tanda vital saat tiba di ruang rawat inap paviliun:


• T : 36,8 0C
• HR : 68X/M
• RR: 20X/M
• BP: 140/80 MmHg.

Tanda-tanda vital saat perdarahan:


• T : 36,6 0C
• HR : 52 – 113 X/M
• RR: 17 – 20 X/M
• BP: 140/93 – 77/49 MmHg.
• Kepala dan rambut : Normal, rambut hitam dan mulai beruban, kulit
kepala bersih.
• Mata dan penglihatan : Ketajaman menurun, pasien menggunakan kaca
mata.
• Telinga dan pendengaran : Normal, simetris, bersih, tidak ada
gangguan pendengaran.
• Oral cavity : Normal, bibir kering.
• Muka : Normal.
• Leher dan tenggorokan : Benjolan pada leher.
• Dada : Normal, simetris.
• Abdomen dan pinggang : Normal, tidak terlihat distensi.
• Ekstremiras kanan : Dressing pada inguinal, ada perdarahan pada
inguinal, infus RL at KO pada tangan kanan, CRT< 2.
• Ekstremitas kiri : Hemiparesis, kekuatan otot a 4/5, CRT< 2.
• Kulit dan integumen : Teraba dingin pada akral, turgor kulit normal.
• Genitalia : Normal
Pola kebiasaan saat ini:
• Pola makan normal, pola tidur normal, pola eliminasi BAK dan
BAB normal

Status fungsional:
• Total skor barthel index 9-11 (pasien ketergantungan sebagian):
Perlu bantuan beberapa aktivitas seperti mengancing baju,
berpindah tempat minimal dibantu 1 orang, perlu bantuan
memotong makanan, butuh pertolongan naik turun tangga.

Asesmen resiko jatuh:


• Menggunakan skala morse, total skor adalah 35 (Resiko rendah)
dengan kriteria pasien memiliki > 1 diagnosa sekunder dan
terpasang IV line
Data psikologis, sosial, ekonomi:
• Ekspresi: Tenang
• Emosi : Cemas
• Komunikasi verbal : Normal
• Status sosial : Menikah
• Masalah ekonomi : Tidak ada
• Masalah perilaku : Tidak ada
• Kebutuhan privasi khusus : Tidak ada

Penilaian tingkat nyeri:


• Provokatif : Agen pencedera fisiologis (Site puncture)
• Quality : Seperti ditusuk
• Radiasi : Menetap
• Skala : 3 (0-10)
• Time : > 30 menit
Daftar obat yang sedang digunakan saat masuk Daftar obat pasien saat di rumah sakit:
rumah sakit: • Uperio 150 mg 2x1 tab po
• Uperio 150 mg 2x1 tab po • Atovastatin 20 mg 1x1 tab po
• Atovastatin 20 mg 1x1 tab po • Plavix 75 mg 1x1 tab po (anticoagulan)
• Plavix 75 mg 1x1 tab po (anticoagulan) • Corolan 1x5mg po
• Tromboaspilet 1x1 tab po (anticoagulan) • Forxiga 10 mg 1x1 tab
• Lixiana 1x1 tab po (anticoagulan) • Pantoprazole 2x40 mg iv
• Forxiga 10 mg 1x1 tab po • Digoxin 1x0,25mg po
• Brainact sachet 1x1 sachet po • Laxadin 1x15 cc po
• Vitamin k 1 amp im
• Asam tranexamat 1 gr iv
• Dobutamin 10 mcg/ kg bb/mnt
• N-Epi 0,1 mcg/kg bb/ mnt
• Saat PCI (Lovenox 0,6 cc IV dan
Thromboaspilet 2 tab po) (anticoagulan)
• Calsium gluconas 4 gr
• Koreksi KCL 50 Meq in RL 500CC
• Furosemid 40mg iv
Hasil pemeriksaan dignostik:
ECHO:
Tanggal 15/02/2022
• LVEF 34%
• Dilated LA, Eccentric LV hypertrophy
• Diastolic dysfunction grade II.
Coronary angiography:
Tanggal 24/03/2022
Pembuluh proximal LAD tampak in stent
restenosis (ISR) di prosximal distal stent 99%
dan 80%.
Small vessel di distal LAD. Pembuluh Lex tampak
stenosis 90% di proximal.
Hasil lab:
Ruangan Tanggal pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Pre PCI / 14/02/2022 TSHs *6.74 0.35-4.94


Paviliun

24/03/22 hemoglobin *11.8 13,2 - 17-7

Post PCI / 25/03/22 hemoglobin *11.9 13,2 - 17-7


paviliun 05:55:13

25/03/22 Protrombin *23 sec 11 - 15


08:32:31 time

APTT *36 sec 25.6 – 35.2


Analisa Data
Problem Etiology Sypmtoms Diagnosa

Nyeri Agen pencedera Dressing pada Nyeri akut


fisiologis: site inguinal kanan,
puncture skala nyeri 3 (0-10),
T: 36.8 0
C, HR:
68X/M, BP: 148/83,
SPO2: 98%
Cemas Ancaman Pasien Ansietas
kematian dan mengatakan
kurang informasi cemas
Analisa Data
Problem Etiology Sypmtoms Diagnosa
Pusing dan lemas Hipotensi KU lemah, CM, GCS 15, Akral Risiko Syok
dingin, post Perdarahan aktif
pada arteri femoralis terjadi.
T 36.5 0C, HR 113 X/M, RR
20 X/M, BP 77/49 MmHg,
Spo2 99%, O2 BNC at 4 Lpm.

Lemas dan pusing Kehilangan volume cairan KU lemah, CM, GCS 15, Akral Risiko Ketidakseimbangan
dingin, Perdarahan arteri
aktif cairan
femoralis aktif namun
berkurang, masih dilakukan
penekanan pada pulsasi nadi
arteri femoralis. Perdarahan
600cc
T 36,6 0C, HR 70 X/M, RR 20
X/M, BP 90/50 MmHg, Spo2
97%, O2 BNC at 3 Lpm
Analisa Data
Problem Etiology Sypmtoms Diagnosa

Perdarahan inguinal Risiko tindakan site Darah pada Dressing Risiko Perdarahan
di inguinal dextra,
kanan pucture pada
T: 36.8 0C
pembuluh darah HR: 68X/M
arteri femoralis BP:148/83
SPO2: 98%
O2 BNC 2 Lpm
Dignosa keperawatan:

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis: site


punture
2. Risiko Perdarahan b.d faktor risiko tindakan PCI
(site pucture pada pembuluh darah arteri
femoralis).
3. Risiko ketidakseimbangan cairan b/d kehilangan
volume cairan aktif.
4. Risiko syok b/d hipotensi
5. Ansietas b.d ancaman kematian, kurang informasi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai