Anda di halaman 1dari 25

POLA SOSIALISASI

KONTEMPORER
 Ahli keperawatan anak melaporkan
bahwa orang tua khawatir, bingung,
dan bimbang. Orang tua semangat
bekerja dan menyerahkan anak-anak
mereka ke berbagai kerabat, pengasuh
dan saudara perempuan, taman
kanak-kanak dan sekolah kreasional,
sosial, dan keagamaan setelah sekolah
serta aktivitas akhir minggu (Elmer-
Dewit, 1990).
• Mereka tidak mengasuh anak dengan cara
mereka diasuh dan mereka memiliki sedikit
ide mengenai bagaimana anak mereka akan
seperti apa kelak (Elmer-Dewit).
1. Perubahan Sosialisasi
Dalam Peran Gender
• Peran dewasa maskulin dan feminim
mengalami perubahan dalam keluarga, dan
seiring dengan perubahan peran, demikian
juga dengan pengalaman sosialisasi anak.
• Ibu menjadi pemberi asuhan primer selama
masa prasekolah pada kehidupan anak
(Thompson dan Walker. 1991).
• Terlepas dari usia anak, ibu secara khas
lebih terlibat dalam kehidupan sehari-hari
anak mereka dibandingkan ayah, yang
cenderung mengambil peran “membantu”
atau “menolong” dalam pengasuhan anak.
• Partisipasi ayah (atau pengganti ayah)
sangat dibutuhkan guna hasil yang positif
dari anak (Snarey, 1993).
• Masa menjadi ibu telah
menempati aspek yang kurang
bermakna pada kehidupan
banyak wanita dewasa yang
berasal dari keluarga yang
tealkulturasi. Banyak ibu adalah
pencari nafkah, demikian juga
praktik sosialisasi berubah.
• Pada keluarga kelas pekerja peran gender
dalam peran pengasuhan anak biasanya
mengikuti pola yang lebih tradisional. Pria
dan wanita cenderung memiliki peran yang
terpisah yaitu ibu bertanggungjawab
terhadap rumah dan keluarga, termasuk
pengasuhan anak, dan ayah adalah pencari
nafkah primer (Huges dan Perry-Jenkis,
1996).
• Sebagian besar orang tua sekarang ini didorong
mensoilisasikan anak mereka dalam cara yang
lebih androgogi, yaitu, tidak diidentifikasi dengan
jenis kelamin tertentu.
• Selain itu, terdapat banyak kekhawatiran yang
muncul bahwa kaum feminis menekankan pada
penghapusan peran berbasis gender dan
menciptakan lebih banyak pilihan hidup bagi
anak perempuan menyebabkan kebingungan
peran bagi banyak laki-laki.
2. Tempat Penitipan Anak
Dan Sosialisasi Anak
• Tempat penitipan anak adalah isu prioritas
utama bagi orang tua yang bekerja.
• Proporsi wanita bekerja yang memiliki
anak terus meningkat.
• Kekhawatiran utama bagi banyak orang
tua adalah memutuskan siapa yang dapat
membantu mereka dengan pengasuhan
anak sementara mereka di tempat kerja
(Kelleher, 1996).
• Pengasuhan anak biasanya mahal, dan
bahkan saat orang tua dapat membayar
tempat penitipan anak, aksesibilitas dan
kualitas sering kali tidak adekuat (Dickinson
& Lemig, 1995).
• Orang tua dan beberapa ilmuwan sosial
berbagi perhatian bahwa tempat penitipan
anak akhirnya tidak sebaik seperti
pengsuhan orang tua pada anak.
 Levine (1998) berpendapat bahwa
terdapat bukti yang sangat
membutuh perhatian bahwa anak
yang dititipkan di “tempat penitipan
anak” lebih banyak mengalami
masalah penyakit dan emosional
(kecemasan akibat perpisahan)
dibandikan anak yang tetap di
rumah dengan ibunya.
3. Perubahan Harapan Bagi
Anak Dan Remaja
• Para ahli perkembangan anak meyakini bahwa
anak-anak sekarang terlalu dipaksa berlaku
seperti seorang dewasa jauh sebelum ia secara
perkembangan siap untuk melakukannya.
• Banyak orang tua kelas menengah dan
terpandang memiliki kecenderungan untuk
memaksa anak mereka mencapai prestasi yang
lebih, menjadi “bayi super” atau “anak super”
(Roack, 1998; Tofler & Digeronimo, 2000).
 Beberapa anak yang tergesa-gesa
berkembang menjadi “remaja yang
terganggu,” diharapkan tidak hanya
berprestasi di sekolah tetapi juga dapat
berbelanja, memasak, dan mengasuh
keluarga sekaligus (Libman, 1988).
• Lebih banyak lagi dewasa muda yang
tinggal dirumah setelah lulus dari sekolah
atau hidup barsama. Dengan peningkatan
hidup bersama yang belum pernah terjadi
sebelumnya, lebih dari 50% pria dan
wanita tinggal bersama sebelum menikah
(Popenoe dan Whitehead, 1999)
4. Perundang-Undangan Yang
Memengaruhi Pengasuhan Anak Dan
Anak
• Terdapat perubahan yang sangat dramatis
pada abad ini dalam hukuman berkenaan
dengan pengasuhan dan perlindungan
anak, serta sejumlah perubahan dalam
konsep hak anak, HAM, kewajiban, dan
tanggung jawab orang tua.
Beberapa dari praktik disiplin yang sering •
digunakan di masa lalu didefinisikan ulang
sebagai hal yang tidak dapat diterima,
nasihat tidak baik, atau bahkan merusak.
Hukuman fisik, dari memukul hingga yang
lebih berat, didefinisikan sebgai
penganiayaan anak (Gelles, 1990;
.Steinmetz, 1995)
• Secara legal, hak anak sekarang ini secara luas
diakui oleh pengadilan Amerika. Sebagai contoh,
pada banyak negara, anak diberi perlindungan
pengacara jika mereka dituntut melakukan
tindakan kelalaian dan harus hadir di pengadilan.
Hak sipil yang terbesar bagi anak memperjelas
orang tua bahwa anak bukan lagi dianggap
sebagai hak milik mereka dan bahwa wewenang
serta lembaga luar memiliki hak legal untuk
mempertanyakan tindakan orang tua.
• Meskipun ada perundang-
undangan terbaru ini, anak masih
belum cukup terlindungi di
masyarakat kita. Peningkatan
jumlah penganiayaan anak adalah
buktinya.
• Area lain tempat anak tidak terlindungi
secara adekuat adalah area tempat
penitipan anak (Belsky, 1995). Tidak ada
standar federal minimum untuk melindungi
keamanan dan kesejahteraan anak dipusat
penitipan anak (Dickinson & Lemig, 1995)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
• Pengamatan terhadap kekuatan masalah
keluarga dalam bidang sosialisasi keluarga
sangat sering dilakukan oleh perawat yang
bekerja di sekolah, yang bekerja dengan
anak-anak, kesehatan komunitas,
perawatan primer keluarga, dan kesehatan
jiwa. Hal ini membuat diagnosis
keperawatan keluarga potensial dan aktual
dalam area ini paling berhubungan erat.
• Dua diagnosis keperawatan NANDA yang
signifikan yang tampak secara langsung
terkait dengan masalah sosialisasi keluarga
adalah gangguan proses keluarga dan
ketidakmampuan menjadi orang tua.
Gangguan proses keluarga adalah istilah
diagnosis keperawatan yang lebih umum,
tetapi dapat digunakan saat batasan
karakteristik khusus dimasukkan.
Batasan karakteristik yang dapat di hubungkan
dengan diagnosis ini adalah (Mcfarland dan
Mcfarlene, 1993):
• Orang tua tidak menunjukkan penghormatan
terhadap praktik pengsuhan anak satu sama
lain.
• Kekakuan dalam fungsi peran.
• Keluarga tidak dapat menunjukkan
penghormatan terhadap individualitas dan
anatomi keluarga.
• Sangat penting mengidentifikasi orang tua yang
beresiko mengalami masalah pengasuhan anak –
yang menunjukkan potensial gangguan menjadi
orang tua. Untuk mencantumkan orang tua yang
berada dalam situasi krisis atau dibawah tekanan;
orang tua usia remaja; orang tua tunggal dengan
keterbatasan keuangan atau sumber personal
atau dukungan sosial yang tidak adekuat; orang
tua yang memiliki masalah fisik atau psikologis
serius; dan orang tua yang memiliki bayi prematur
atau bayi atau anak yang mengalami masalah
kesehatan serius atau kronik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai