Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

Kelompok 1:
Kareen Sasi Kirana (KHGC21080)
Nida Nurhidayah (KHGC21044)
Neng Wida (KHGC21046)
Dinda Rosliana (KHGC21047)
1. Karakteristik
a. Karakteristik Keluarga Pasangan baru
- Pasangan masih membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
- Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasan
sendiri dan pasangannya, misalnya: makan, tidur, bangun
pagi dan sebagainya
- Masa tersulit dalam kehidupan perkawinan.
b. Karakteristik Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
- Orang tua cenderung masih sibuk bekerja
- Seringkali ada percekcokan diantara orang tua terkait dengan pengasuhan
anak, terutama mengenai peraturan dalam bertingkah laku.
- Orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak
prasekolah dalam meningatkan pertumbuhannya.
- Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat
bergantung pada orang tua.
- Kepuasan perkawinan umumnya menurun karena banyaknya tuntutan dari
keluarga dan adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan pribadi
c. Karakteristik Keluarga dengan Anak Sekolah
- Orang tua belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak
untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah
- Masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula
orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak
- Waktu Bersama keluarga mulai berkurang
- Ada perdebatan orang tua terkait biaya sekolah/ tempat sekolah
d. Karakteristik Keluarga dengan Anak Remaja
- Orang tua yang memiliki anak remaja, dapat memperhatikan kebutuhan
pribadinya lebih baik, karena anak remaja sudah tidak membutuhkan
pengawasan terus-menerus seperti pada tahapan kehidupan sebelumnya
- Anak sudah lebih mandiri. Ketika remaja mencari identitas diri, orang tua
juga sedang mengalami masa yang sama (35 - 45 tahun)
- Puber ke-2. Orang tua yang berhasil melewati masa-masa sulit dalam
pernikahannya, pada masa ini kepuasan perkawinan mulai meningkat
- Banyak konflik yang terjadi dengan anak remajanya.

2. Tugas perkembangan keluarga menurut Duvall & Miller pada tahapan:


a. Keluarga pasangan baru (beginning family)
Merupakan perkawinan sepasang insan, dimana terjadi perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas-tugas anggota keluarga pada tahap ini antara lain: Membangun
perkawinan baru yang saling memuaskan, pasangan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan peran dan fungsi masing-masing.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, melalui
pernikahan akan diperoleh anggota keluarga yang baru yang berasal dari
suami ataupun istri yang akan menjadi bagian keluarga besar dalam
keluarga. Merencanakan program keluarga berencana. Terkait dengan
keputusan untuk hamil yang harus direncanakan, sehingga keputusan
tentang kedudukan sebagai orang tua lebih siap
b. Keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun, pada tahap ini dapat
pula keluarga terdiri dari 3-5 orang, kelurga menjadi lebih majemuk. Pada
tahap ini banyak keluarga yang mengalami kegagalan.
Tugas pasangan suami-istri pada tahap ini adalah: Memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan.
Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya. Mengintegrasikan anak
yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
Coba yakinkan anak yang paling tua bahwa mereka masih disayang dan
dicintai setelah kehadiran adiknya. Mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga (anak dengan orangtua) dan diluar keluarga (keluarga
besar dengan komunitas).
Pada tahap ini ikatan perkawinan melemah atau mulai tidak memuaskan,
sehingga sering mengalami keguncangan. Peran orangtua membuat peran
perkawinan semakin sulit.
Terjadi perubahan-perubahan negatif, diantaranya:
- Kurang puas dengan keadaan rumah
- Pembicaraan pribadi (suami-istri) lebih sedikit, berpusat lebih banyak
pada anak
- Kehangatan yang diberikan pada anak lebih banyak daripada yang
diberikan satu sama lain (suami-istri)
- Tingkat kepuasan seksual rendah.
c. Keluarga dengan anak sekolah (families with school children)
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk SD)
sampai usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Pada tahap ini biasanya
kebahagian keluarga mulai menurun. Tugas suami-istri pada tahap
perkembangan ini, antara lain: Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, biasanya
kecacatan anak dapat diketahui pada tahap ini.
d. Keluarga dengan anak remaja (families with teenager)
Dimulai ketika anak pertama usia 13 sampai 19 atau 20 tahun. Tahap ini
dapat lebih singkat atau lebih lama, berlaku selama anak masih tinggal
dirumah, adanya persiapan anak menjadi dewasa muda bagi remaja
mengakibatkan hubungan keluarga menjadi lebih longgar.
Tahap perkembangan ini merupakan tahap yang paling sulit dan banyak
tantangan karena tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar. Tugas
suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain :
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab semakin dewasa
dan mandiri
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
- Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak
Tiga aspek proses perkembangan remaja menurut Adam’s tahun 1971:
1. Emasipasi : pembagian peran yang meningkat
2. Budaya orang muda : perkembangan hubungan teman sebaya
3. Kesenjangan antar generasi : adanya perbedaan nilai-nilai dan norma-
norma antara orangtua dan remaja.

3. Peran perawat pada tahapan :


a. Keluarga pasangan baru ( Beginning family)
- Sebagai edukator seorang perawat memberikan penyuluhan atau
konseling mengenai seksualitas, KB, prenatal dan masalah yang berkaitan
dengan keluarga pasangan baru.
- Memberikan dukungan dan informasi mengenai perawatan diri dan
pasangan.
- Membantu pasangan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi dalam kehidupan baru.
b. Keluarga dengan anak prasekolah (famillies with preschool)
- Memberikan pengetahuan pada keluarga mengenai perawatan terhadap
anak usia sekolah.
- Memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dan motivasi
keluarga agar memperhatikan kesehatan anak.
- Mengajarkan teknik pengasuhan yang efektif untuk membantu orang tua
dalam mengatasi tantangan sehari-hari dalam merawat anak prasekolah.
- Membantu anak membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi
pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan sosial secara optimal. (Ali,
2009).
c. Keluarga dengan anak sekolah (famillies with school children)
- Memotivasi keluarga untuk selalu memperhatikan kegiatan anak baik di
dalam maupun di luar rumah.
- Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam pencegahan
masalah kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan obat alkohol,
seksualitas, keselamatan, diet nutrisi, olahraga dan penanganan stress atau
dukungan sosial.
- Memberikan saran dan dukungan kepada orang tua dalam hal
meningkatkan hubungan positif antara anak dan teman sebayanya.
- Mendukung orang tua dalam memahami serta mengelola masalah
kesehatan yang mungkin dihadapi oleh anaknya seperti gangguan makan,
kecanduan gadget, dan lain-lain.
d. Keluarga dengan anak remaja (Famillies with teenagers)
- Mendeteksi perubahan yang terjadi pada anak (anak remaja) dan orang
tua.
- Memberi pendidikan kesehatan dan konseling secara intensif tentang
perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama masa remaja.
- Melakukan pendidikan kesehatan dan mendukung remaja dalam menjaga
kesehatan fisik dan mental termasuk perilaku seksual yang aman.
- Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam mencegah
masalah kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan obat alkohol,
seksualitas, keselamatan, diet nutrisi, olahraga, dan penanganan stres atau
dukungan sosial.
- Melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan
kesehatan dan penyembuhan) dengan Mandiri atau rujukan.
- Membantu anak remaja dan orang tua untuk berkomunikasi secara
terbuka dan mengatasi konflik yang muncul selama masa remaja.
4. Pertimbangan kesehatan pada tahapan:
a. Keluarga pasangan baru ( Beginning family)
1. Kesehatan mental
Pasangan baru mungkin akan mengalami gangguan kesehatan mental
salah satunya yaitu stress yang bisa saja diakibatkan oleh tidak
tercapainya hubungan intim harmonis sehingga sangat penting bagi
pasangan baru untuk mengetahui cara mengelola stress yang baik.
2. Kesehatan reproduksi
Bagi pasangan baru sangat penting untuk mengetahui mengenai
kesehatan reproduksi sehingga ketika merencanakan kehamilan, dapat
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan yang merugikan pasangan
baru dan calon bayinya.
3. Kesehatan emosional
Dalam hal ini, dukungan yang baik dari pasangan (suami) dan keluarga
dapat membantu mencegah terjadinya stress dan depresi ketika pre, post
dan pasca persalinan atau stress emosional lainnya.
b. Keluarga dengan anak prasekolah (famillies with preschool)
1. Imunisasi dan kesehatan anak
Orangtua sangat penting untuk memastikan bahwa anak sudah
mendapatkan imunisasi yang tepat dan rutin sesuai dengan jadwal yang
disarankan.
2. Nutrisi
Memperkenalkan pola makan yang sehat kepada anak prasekolah serta
memberikan makanan dengan gizi dan nutrisi yang tinggi dapat menjadi
pendukung bagi anak prasekolah dalam pertumbuhan dan
perkembangannyanya.
3. Kebersihan dan sanitasi
Kebersihan dan sanitasi lingkungan yang bersih dan aman dapat
membantu keluarga untuk menghindari anak prasekolah dari penyakit
dan cedera.

c. Keluarga dengan anak sekolah (famillies with school children)


1. Aktivitas fisik
Mendorong dan mengajak anak untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan
positif seperti kegiatan olahraga
2. Kesehatan mental
Dengan memperhatikan pola koping stress pada anak akibat akademik
yang mungkin terjadi saat anak sekolah menyesuaikan diri dengan
tekanan akademik dan sosial disekolah.
3. Pencegahan penyakit
Mengajarkan anak tentang perilaku hidup sehat, seperti menjaga
kebersihan tangan dengan selalu mencuci tangan 5 langkah sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas atau makan, mengajarkan anak untuk
berperilaku hidup sehat guna mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
d. Keluarga dengan anak remaja (Famillies with teenagers)
1. Kesehatan reproduksi
Dengan memberikan pendidikan kesehatan secara komprehensif kepada
remaja mengenai seks yang aman, kontrasepsi dan pencegahan penyakit
menular seksual.
2. Kesehatan mental dan fisik
Mengadakan konseling dan melakukan pendekatan terhadap remaja guna
untuk memperhatikan tanda-tanda gangguan mental yang mungkin
terjadi pada remaja seperti munculnya cemas, depresi dengan
memberikan dukungan yang dibutuhkan dan melakukan pemeriksaan
fisik jika remaja mengalami gangguan seperti gangguan makan, dll
3. Pencegahan kesehatan utama
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai resiko penggunaan zat
terlarang seperti merokok, penyalahgunaan obat alkohol dan
memberikanpemahaman mengenai konsekuensi dan efek samping
negatif yang terjadi jika remaja menyalahgunakan zat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai