Anda di halaman 1dari 8

KUIS KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA DAN GERONTIK

OLEH : ILGIA MELFA DIARA


NIM : 1602034

1. Jenis – jenis keluarga


1) Keluarga tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang
sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e. The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),
keponakan.
f. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur,
kamar mandi, televisi, telepon,dll)
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2) Keluarga no tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa
alasan tertentu

2. Tahap perkembangan keluarga


1. Keluarga baru
Perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
b. Menetapkan tujuan bersama
c. Membina hubungan dengan lain, teman dan kelompok social.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
e. Persiapan menjadi oarang tua.
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua )
2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Childa Bearing)
Tugas perkemnagan keluarga tahap ini antara lain adalah :
a. Adaptasi perubahan anggota kelurga ( peran, interaksi, seksual dan kegitan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan denagan pasangan.
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran oarang tua terhadap
bayi dengan membri sentuhan dan kehangatan ).
d. Bimbingan orang tentang pertumbuhan dan perkembagan anak.
e. Konseling KB post pertum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak.
g. Biaya / dana Child Bearing.
h. Memfasilitas role learning anggota keluarga.
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara ritin.
3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b. Membantu anak bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
f. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-
masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas
yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
 Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.
Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
 Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
 Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
 Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua
dan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.
Tugas perkembangan
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Membantu orang tua memasuki masa tua.
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini
dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal
sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
 Mempertahankan kesehatan.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
 Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
 Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
 Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
 Melakukan life review.
 Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga
pada tahap ini.

3. Jenis – jenis TAK pada lansia


a. Stimulasi Sensori (Musik)
Jenis terapi ini dapat berfungsi untuk ungkapan perhatian, baik itu bagi pendengar
maupun bagi pemusik. Kualitas dari musik sendiri memiliki andil terhadap fungsi-
fungsi untuk mengungkapkan perhatian yang mana terletak pada struktur dan
ururan matematis, yang mana mampun untuk menunjukkan pada ketidak beresan
di dalam kehidupan seseorang. Peran dan sertanya akan nampak dalam sebuah
pengalaman musikal, semisal menyanyi, menghasilkan integrasi pribadi yang
dapat mempersatukan fisik, pikiran, dan roh. Ada beberapa manfaat yang
diberikan musik di dalam proses stimulasi ini, antara lain adalah:
 Musik memberikan banyak pengalaman yang ada di dalam stuktur
 Musik memberikan pengalaman untuk mengorganisasi diri
 Musik memberikan kesempatan yang digunakan untuk pertemuan
kelompok yang mana di dalamnya individu telah mengutamakan
kepentingan kelompok dibanding kepentingan individu.
b. Stimulasi Persepsi
Di dalam proses stimulasi ini klien akan dilatih mengenai cara mempersepsikan
stimulus yang telah disediakan ataupun yang sudah pernah dialami. Kemmapuan
untuk mempersepsikan inilah yang akan dievaluasi dan ditingkatkan di dalam
setiap sesinya.
Tujuan dari proses ini diharapkan respon klien menjadi lebih adaptif dalam
berbagai stimulus. Aktifitas yang akan dilakukan berupa stimulus dan persepsi.
Ada beberapa stimulus yang diberikan mulai dari membaca majalah, menonton
televisi, pengalaman dari masa lalu, dan masih banyak lainnya.
c. Orientasi Realitas
Klien nantinya akan diorientasikan kepada kenyataan yang ada di sekitarnya,
mulai dari diri sendiri, orang lain yang ada di sekitar klien, hingga lingkungan
yang memiliki hubungan dan kaitanya dengan klien. Hal ini juga berlaku pada
orientasi waktu di saat ini, waktu yang lalu, hingga rencana di masa depan.
Aktivitas yang dilakukan dapat berupa orientasi orang, tempat, waktu, benda, serta
kondisi yang nyata.
d. Sosialisasi
Klien akan dibantu untuk bisa melakukan sosialisasi dengan individu-individu di
sekitar klien. Sosialiasi akan dilakukan secara bertahap secara interpersonal,
kelompok, maupun massa. Aktivitas yang dapat dilakukan berupa latihan
sosialisasi yang ada di dalam kelompok
e. Terapi Berkebun
Terapi berkebun memiliki tujuan untuk bisa melatih kesabaran, kebersamaan,
serta bagaimana memanfaatkan waktu luang. Ada beberapa kegiatan yang
dilakukan semisal penanaman kangkung, lombok, bayam, dan lainnya.
f. Terapi Dengan Binatang
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan rasa kasih sayang serta
mengisi kesepian di sehari-harinya dengan cara bermain bersama binatang.
Semisal memiliki peliharaan kucing, bertenak ayam, sapi, dan lainnya. Hal ini
,merupakan cara pencegah gangguan jiwa pada lansia yang cukup efektif.
g. Terapi Okupasi
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa memanfaatkan waktu luang yang dimiliki
lansia serta meningkatkan produktivitas yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk
membuat dan menghasilkan karya dari hal-hal yang sudah disediakan. Misalnya
saja membuat kipas, membuat sulak, membuat bunga, menjahit, merajut, dan
masih banyak lainnya.
h. Terapi Kognitif
Terapi perilaku kognitif memiliki tujuan untuk mencegah agar daya ingat
seseorang tidak menurun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah dengan
mengadakan cerdas cermat, mengerjakan tebak-tebakan, puzzle, mengisii TTS,
dan lainnya.
i. Life Review Terapi
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan gairah hidup serta harga diri.
Proses nya dengan menceritakan berbagai pengalaman-pengalam di dalam
hidupnya. Misalnya saja menceritakan tentang masa muda nya.
j. Rekreasi
Memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan sosialiasi, gairah hidup, menghilangkan
rasa bosan, bahkan dapat melihat pandangan yang mana digunakan sebagai cara
mengatasi stres dan depresi. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan mulai
dari mengikuti senam lansia, bersepesa, posyandu lansia, rekreasi ke kebun raya,
mengunjungi saudara, dan masih banyak lainnya.
k. Terapi Keagamaan
Terapi keagamaan ini digunakan untuk tujuan kebersamaan, memberikan rasa
kenyamanan, bahkan persiapan untuk menjelang kematian. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukannya dapat berupa pengajian, sholat berjamaah, kebantian, dan
lainnya.
l. Terapi Keluarga
Terapi keluarga ini merupakan terapi yang diberikan oleh seluruh anggota
keluarga yang mana sebagai unit penanganan. Tujuan dari terapi keluarga ini
adalah untuk mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai keluarga. Sasaran
utama dari dari terapi ini adalah keluarga yang kondisinya mengalami disfungsi,
tidak dapat melaksanakan fungsi yang mana dituntut oleh anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai