MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS SUKOREJO
Drg.WISMA YUNIAR
197704062010012003
BAB 1
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga ,Duvall dan Logan (2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (2008).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI
(2005)
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk
Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak. b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult
family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua
tiri c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k.. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran
anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga
(keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak
sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan
lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak
remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam
keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya
meninggal a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
bawah disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang masuk kedalam jaringan paru
melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus
primer dari ghon (Wijaya & Putri, 2014). TB paru ditandai oleh pembentukan
granuloma serta menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan
dapat menular dari penderita kepada orang lain (Manurung, Suratun, Krisanty, &
Ekarini, 2013).
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron
(Manurung et al., 2013). Struktur kuman yang terdiri atas lipid (lemak) menyebabkan
kuman lebih tahan terhadap asam serta berbagai gangguan kimia dan fisik (Ardiansyah,
2012). Sifat kuman ini dapat bertahan terhadap pencucian, pewarnaan dengan asam
alkohol sehingga sering disebut dengan Basil Tahan Asam (BTA) (Kunoli, 2012).
koloni akan tampak setelah kurang lebih 2 minggu atau bahkan terkadang setelah 6-8
minggu. Lingkungan hidup optimal pada suhu 37o C dan kelembaban 70%. Kuman
tidak dapat tumbuh pada suhu 25o C atau lebih dari 40o C. Kuman ini dapat mati oleh
sinar matahari (ultraviolet) langsung sekitar 5-10 menit (Widyanto & Triwibowo, 2013).
Namun kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin
(dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada
dalam sifat dormant yaitu dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif
kembali. Sifat lain kuman ini adalah aerob yang menunjukkan bahwa kuman lebih
menyukai jaringan dengan kandungan oksigen tinggi. Tekanan bagian apikal paru-paru
lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini menjadi tempat
Faktor yang mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru antara lain sebagai
berikut.
Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap penyebaran tuberkulosis paru erat
lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk. Selain itu, pendapatan keluarga
yang kurang mengakibatkan keluarga tidak mampu memenuhi kehidupan yang layak
bakteri tuberkulosis paru dari satu individu ke individu lainnya (Naga, 2014).
b. Status gizi
Kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi, dan lain-lain (malnutrisi) akan
mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap berbagai penyakit
c. Usia
Penyakit tuberkulosis dapat menyerang berbagai kelompok usia, baik itu anak- anak,
usia produktif, maupun lansia. Penyakit tuberkulosis paru paling sering ditemukan pada
usia produktif yaitu 15-50 tahun. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis
d. Individu imunosupresif
Individu imunosupresif termasuk lansia, pasien dengan kanker, seseorang yang
dalam terapi kortikosteroid, atau seseorang yang terinfeksi dengan HIV sangat rentan
Gejala utama TB paru yang sering terjadi adalah batuk berdahak selama dua minggu
atau lebih serta dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari
satu bulan (Widyanto & Triwibowo, 2013). Secara lebih terperinci gejala TB paru
a. Gejala respiratorik
1) Batuk
Batuk merupakan reflex pertahanan tubuh yang timbul sebagai mekanisme fisiologis
saluran napas bagian bawah (percabangan trakeobronkial) dari sekresi, partikel asing,
debu dan aerosol yang merusak (iritatif) (Bararah & Jauhar, 2013). Batuk merupakan
gejala awal yang paling sering dikeluhkan oleh penderita TB paru. Batuk ini bersifat
berdahak terjadi selama lebih dari dua minggu dengan spuntum yang bersifat mukoid
2) Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Kondisi batuk darah yang
timbul dipengaruhi dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. Batuh darah tidak
selalu timbul akibat pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, namun juga dapat terjadi
karena ulserasi pada mukosa bronkus (Manurung et al., 2013). Batuk darah yang
dikeluarkan berupa garis atau bercak-bercak darah dan gumpalan- gumpalan darah atau
3) Sesak napas
Sesak napas (dispnea) merupakan gejala umum yang dialami saat terjadi kelainan
pulmonal dan jantung terutama jika terdapat peningkatan kekauan paru dan tahanan
jalan napas (Smeltzer & Bare, 2013). Sesak napas pada pasien TB paru ditemukan pada
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks,
Pada pasien TB paru sering terdengar suara ronkhi kasar dan nyaring akibat
suara ronkhi terdengar perlahan, nyaring dan seperti suara mengorok yang terjadi terus
menerus (Wahid & Suprapto, 2013). Frekuensi pernapasan pada pasien tuberkulosis
paru yang mengalami gejala sesak napas akan mengalami perubahan. Pada orang
dewasa normal, frekuensi pernapasan normal adalah 12-18 kali per menit dengan irama
dan kedalaman yang teratur. Pada penderita tubekulosis paru frekuensi napas cenderung
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang bersifat perlahan-lahan dan
persisten. Gejala ini timbul apabila peradangan sudah menginfeksi sistem pernapasan di
b. Gejala sistemik
1) Demam
Demam merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari disertai dengan keringat mirip demam influenza, hilang timbul dan semakin
lama maka semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan akan
semakin pendek. Demam dapat mencapai suhu tinggi yaitu 40-41o C. Keadaan ini
tergantung dari daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman
2) Malaise
rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, sakit
kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid
5. Klasifikasi
2019)
1. Tuberkulosis paru
pemeriksaan bakteriologi
b. Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis
OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan
yang terdeteksi
6. Patofisiologi
nuclei dari pasien TB paru ketika pasien batuk, bersin, tertawa. Droplet
paru maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
pemajanan.
jaringan -jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut
karna gangguan atau respon yang inadekuat dari respon sistem imun.
Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri
lanjut.
7. Penularan TB
(Notoatmodjo,2011)
disekitar TB paru.
droplet pada saat batuk atau bersin. Droplet ini mengandung kuman TB
dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Jika droplet ini
terhirup oleh orang lain dan menetap dalam paru yang menghirupnya
maka kuman ini akan berkembang biak dan terjadi infeksi. Orang yang
8. Komplikasi
Menurut Wahid&Imam (2013), komplikasi yang muncul pada TB paru
yaitu :
paru.
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Kemenkes (2014) pemeriksaan pada penderita TB paru yang perlu
2. Pemeriksaan dahak
cara mengumpulkan 3 contoh uji dahak yang dikumpulkan dalam dua hari
kedua
kesehatan.
dahak pagi.
mycbacterium tuberculosis.
Pemeriksaan uji kepekaan obat harus dilakukan oleh laboratorium yang telah
TB paru meliputi :
basil TB.
lobus bawah.
5) Bayangan millie
10. Penatalaksanaan
1. Pengobatan TB paru menurut Kemenkes RI (2014):
1) Isoniazid (H
yaitu mati rasa dan rasa gatal pada tangan dan kaki.
2) Rifampisin (R)
pencernaan.
3) Etambutol (E)
disuntikan.
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4H3R
a. Sembuh
pengobatan.
lengkap.
a. Fisioterapi Dada
Bare,2013).
Reaksi sistemik
Produksi sputum Kerusakan Perubahan cairan
meningkat, membrane intrapleura
pecahnya alveolar-kapiler
pembuluh darah merusak pleura,
atelektasis
Sesak napas Lemah
Anoreksia, mual
Batuk produktif, dan muntah
batuk darah Sesak napas,
ekspansi thoraks
Intoleransi
pola napas tidak aktivitas
efektif
bersihan jalan Defisit nutrisi
napas tidak efektif Gangguan
pertukaran gas
Suplai oksigen
menurun
Pembentukan ATP
menurun
Sianosis jaringan
perifer
Energy
menurun
Mono
perfusi perifer tidak
efektif
kelemahan
Gangguan
BABmobilitas
III fisik
PENGKAJIAN ASKEP KELUARGA
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Tinggal serumah
d. Type Keluarga
Jenis : Extended
2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi
a. Penghasilan Dan Pengeluaran
Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala keluarga
bersama istri, yaitu sekitar Rp.700.000/perbulan. Pengeluaran perbulan untuk
keperluan makan sekitar Rp.400.000 dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti
membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.
b. Pendidikan
Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan tingkat dasar,
kecuali kedua mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah kelas
11 (SMA kelas II). Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. A, keluarga
mengatakan tidak tahu bagaimana cara penularan TB paru kepada orang lain dan
bagaimana cara pencegahan terhadap anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan
tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn. A dan Ny. T
belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat
c. Suku Dan Agama
Keluarga merupakan suku Jawa dan beragama Islam, dalam menjalankan perintah
agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat
jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan
ibu-ibu).
5. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas
pekarangan 5 x 9meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai rumah sebagian
dari plester semen dan sebagian masih tanah, atap dari genting. Ventilasi ada beberapa
yaitu: di ruang tamu ada jendela, disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap
kamar dan ruang tengah serta dapur ada lubang angin, Penerangan menggunakan lampu
listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15 watt, ruang tengah terdapat bola lampu
20 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan (kursi), ruang tidur, dapur
berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi tapi tidak
ada WC, bila buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah
tampak kurang bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.
Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Tambakrejo untuk minum dan
memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga
menyimpan air dari sumur dalam gentong yang kebersihannya cukup dan tertutup.
Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di belakang
rumah dan dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang dapur.
Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari kandang.
b. Denah rumah
keterangan :
LKT = Limbah kotoran ternak
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
LKT
= Pintu
= Jalan kampung/gang
= Batas pekarangan
Kandang LD
sapi
LK
Kamar
M Dapur
mandi
R. Tidur R.Tidur
An. AK Tn. I & Ny. K
R. Tamu
R. Tidur Nn.S
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. A sangat harmonis, rukun dan tentram.
Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa
musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu
keadaan sakit atau ditimpa musibah.
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. A menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan
dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur
dengan budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn G mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. G dengan TB paru. Hal ini dibuktikan
dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta
faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena
keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. A dianggap
sebagai batuk biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Bakung dan
sudah mendapat terapi sejak bulan Nopember 2017. Sejak awal pengobatan, Tn. A
mengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke
Puskesmas untuk mengambil obat. Tn. A mengatakan sebenarnya malas minum obat
karena setelah minum obat, ia merasa mual dan kembung. Tapi Tn. A ingin cepat
sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. A mampu untuk memanfaatkannya, karena
Tn. A selama sakit berobat ke Puskesmas Bakung.
d. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. A adalah 2 orang, Ny. T menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. A termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari
penghasilan tiap bulannya hanya sekitar Rp.1.000.000/perbulan. Dalam pemenuhan
sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A sangat sederhana. Untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari, Tn. A juga menanam sayur di pekarangan rumahnya yang
tidak terlalu luas. Jika ingin makan lauk-pauk, Tn. A biasa mencari ikan di sungai dekat
rumahnya.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn. A
Riwayat kesehatan sekarang \: sejak enam bulan yang lalu Tn. A sering batuk yang
disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah dalam
dahaknya, demam di malam hari, nafsu makan menurun, berat badan agak menurun.
Riwayat kesehatan masa lalu: Tn. A tidak pernah menderita penyakit yang berat,
kronis atau penyakit yang menular. Tn. A tidak pernah minum – minuman keras, tapi
merupakan perokok berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital: tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi 22/menit, tinggi
badan 162 cm, berat badan 48 kg.
Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka, ketombe
dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak rontok. Wajah
agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva agak
anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.
Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau benjolan
yang abnormal.
Mulut dan faring: bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi normal,
adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan tidak ditemukan
perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil
tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak terjadi deviasi septum
nasi, tidak terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
Leher, posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara
serta pembesaran kelenjar limfe.
Thorak: bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi intercosta
dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal fremitus lebih
bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara nafas bronchial dan
bronkho-vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada
tanda – tanda pembesaran jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.
Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi tympani,
hepar, lien tidak ada kelainan
Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot empat.
B. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS: Pemeliharaan Ketidak
- Tn. A mengatakan biasa Kesehatan Tidak mampuan
membuang ludah di halaman, membuat
tidak ada tempat khusus. Efekfif penilaian
- Tn. A mengatakan belum tahu yang tepat
akibat bila tidak melakukan
tindakan pencegahan pada
keluarga.
- Ny. T mengatakan kurang
mengerti tentang pencegahan TBC
- Keluarga tidak tahu bagaimana
cara penularan TB paru kepada
orang lain dan bagaimana cara
pencegahan terhadap anggota
keluarga yang lain.
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti mengenai sanitasi yang
sehat yang dapat mencegah
penularan TB paru.
DO:
- Lantai rumah sebagian terbuat dari
tanah, tampak lembab dan kotor.
- Tidak ada tempat khusus untuk
membuang dahak
- Alat makan keluarga tidak ada
pemisahan atau digunakan
bersama
- Pencahayaan rumah (kamar tidur)
kurang.
DO:
- Keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan, perawatan
dan pengobatannya
- Pendidikan Tn. A dan Ny. T SD
- Tidak ada tempat khusus untuk
membuang dahak
- Tidak ada tempat khusus untuk
pembuangan limbah rumah.
- Alat makan keluarga tidak ada
pemisahan atau digunakan
bersama
- Pencahayaan rumah (kamar tidur)
kurang.
D. Prioritas Masalah
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efekfif berhubungan dengan ketidakmampuan
membuat penilaian yang tepat dibuktikan dengan keluarga kurang menunjukkan
perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan, keluarga kurang mampu
menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat, keluarga tidak mampu
menjalankan perilaku hidup sehat.
NO Kreteria Perhit Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah: 2/3 X 1 2/3 Klien telah berobat secara
ancaman teratur, tapi biasa meludah di
sembarang tempat, aktif dalam
kegiatan perkumpulan di
masyarakat, tidur sekamar
dengan istri
Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Selama pasien berobat secara
2 untuk diubah : mudah teratur, kuman TBC
kemungkinan besar tidak akan
aktif. Tapi perlu didukung oleh
perubahan perilaku yang lebih
higienis
Potensial masalah 3/3 X 1 1 Penyebaran kuman TB paru
untuk dicegah: tinggi dapat dicegah asal keluarga
3 mau hidup sehat dan hubungan
dengan petugas kesehatan
cukup baik.
Menonjolnya masalah: 1/2 1/2 Keluarga tahu bahwa penyakit
keluarga tahu ada Paru yang dialami Tn.A bisa
masalah tapi merasa menular tapi merasa bukan
4 bukan sebagai bahaya sebagai bahaya.
Jumlah 4 1/6
Jumlah 3 2/3