Oleh :
DEVI TRISMIA PUSPITASARI
NIM. 2012022
LEMBAR PENGESAHAN
MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS SUKOREJO
Drg.WISMA YUNIAR
197704062010012003
Umu
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
I. Identitas Keluarga
Tanggal pengkajian : 21 Desember 2021
Nama kepala keluarga : Tn. S
Umur : 61 thn
Jenis kelamin :L
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Kel.Tanjungsari RT 3 RW 1
Anggota keluarga :1
Pengkajian Keluarga:
1. Genogram (minimal 3 generasi, termasuk keterangan siapa yang tinggal
serumah, yang meninggal, mengidap penyakit keturunan, dan sebagainya) :
Keterangan :
2. Tipe Keluarga:
Tipe Keluarga Tn.S adalah Dyad Family. Dalam satu rumah terdiri dari suami, istri saja.
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Saat ini Tn.S sudah pensiun dan Ny.S membuka toko sembako dengan penghasilan rata-
rata 2 juta sebelum pandemi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari mengandalkan
dari pensiunan suami dan hasil took sembako.
4. Perkembangan Keluarga:
a) Tahap Perkembangan Keluarga:
Tahap perkembangan keluarga adalah tahap perkembangan ke 7
Tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan :
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
b) Pencapaian Tugas Perkembangan (*):
Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan suami istri fokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas : pola hidup yang sehat, diet
seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, dan pekerjaan, dan sebagainya. Pasangan
juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga anaknya dengan
cara mengadakan pertemuan keluarga antar generasi (anak dan cucu) sehingga
pasangan dapat merasakan kebahagian sebagai kakek nenek.
5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga:
Ny. S mengatakan bahwa jika berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa
jawa. Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Ny.S yaitu komunikasi
terbuka. Anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan pendapat.
Sedangkan pengambil keputusan adalah ditangan Tn.S sebagai kepala keluarga..
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Kekuasaan keluarga ada pada Tn.S sebagai kepala keluarga, namun tetap
mempertimbangkan pendapat Ny.S istri dalam mengambil keputusan.
c. Struktur peran keluarga:
1 Kepala Keluarga (Tn.T) : Berperan sebagai pengambil
keputusan
2 Istri (Ny. P) : Berperan sebagai pusat pertimbangan
dalam mengambil keputusan,
mengatur keuangan keluarga dan
menjalankan pekerjaan rumah,
seperti : bersih-bersih rumah dan
menyiapkan makanan.
toko
Ruang tamu
Kamar tidur
Kamar tidur
Gudang
Kamar tidur
Ruang makan
Kamar mandi
dapur
dan WC
7. Fungsi Keluarga:
a. Fungsi afeksi
a) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Keluarga Ny.S saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Saat ada
masalah dalam keluarga, Tn. S selalu membicarakan dengan Ny. S.
b) Hubungan keakraban
Sesama anggota keluarga sangat akrab
c) Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)
Keterangan :
: hub. Kurang
: hub. Baik
: hub. berlebihan
Hubungan antar anggota keluarga baik. Jika ada salah satu anggota keluarga
yang mendapatkan masalah, keluarga senantiasa membantu dalam
memecahkan masalah.
d) Perpisahan dan kekerabatan
Anak Tn.S sudah berkeluarga sering juga berkunjung ke rumah karena rumah
dekat. Saudara NY.S juga tinggal dekat dengan rumah jd sering bertemu.
b. Fungsi sosial
1. Cara pola asuh pada anak
Saat ini Tn.S dan Ny.S hanya tinggal berdua saja. Pola asuh cucu nya dilakukan
oleh anak NY.S sendiri yang tinggal terpisah dengan NY.S
2. Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosialisasi adalah Ny.S sebagai nenek dan anak NY.S sebagai
ibu meskipun tidak tinggal dalam 1 rumah.
3. Nilai anak–anak dalam keluarga
Tn.S mengatakan anak dan cucu adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik. Dengan selalu memberi contoh yang baik agar dapat bertindak
sesuai norma dan nilai.
4. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Adat yang dianut adalah adat Jawa, jika berkomunikasi dengan orang yang lebih
tua harus sopan
5. Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Tn.S pensiunan setiap hari membantu Ny.S menjaga toko sembako. Pengasuhan
cucu Tn,S dilakukan anak Tn.S yang berbeda rumah.
6. Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
7. Kelayakan lingkungan rumah untuk bermain bagi anak
Lingkungan rumah cukup layak, dengan halaman depan rumah cukup luas.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : kehilangan berduka
Ny. S mengatakan sering pendapatan
terbangun dimalam hari dan
menjadi tidak bisa tidur berduka
Ny.S mengatakan banyak
kehilangan pendapat dari tokonya
dan masih bersedih pola tidur berubah
memikirkannya
DO :
Ny.S terlihat kurang tidur/terlihat
letih
TTV :
T = 130/70 mmhg
N = 78 x/mnt
S = 36,4℃
RR = 20x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Berduka (D.00801) b.d kehilangan pendapatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 berduka b/d Tujuan: Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka
kehilangan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan keluarga dapat Identifikasi kehilangan
pendapatan menerima kehilangan yang dihadapi
1. Verbalisasi perasaan Identifikasi proses
sedih menurun berduka yang alami
2. Verbalisasi perasaan Identifikasi sifat
menyalahkan orang lain keterikatan pada benda
menurun yang hilang atau orang
3. Menangis menurun yang meninggal
Identifikasi reaksi awal
terhadap kehilangan
Terapeutik:
Tunjukkan sikap
menerima dan empati
Motivasi agar mau
mengungkapkan
perasaan kehilangan
Motivasi untuk
menguatkan dukungan
keluarga atau orang
terdekat
Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai
dengan budaya, agama
dan norma sosial
Fasilitasi
mengekspresilan
perasaan dengan cara
yang nyaman
(mis.membaca
buku,menulis,menggam
bar atau bermain)
Diskusikan strategi
kopig yang dapat
digunakan
Edukasi
Jelaskan kepada pasien
dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah,
tawar menawar, sepresi
dan menerima adalah
wajar dalam menghadapi
kehilangan
Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan
Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
Ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap
Saat individu menolak kenyataan : beri kesempatan bagi individu untuk mengungkapkan
perasaannya, temani dan duduk bersamanya
Saat individu marah : beri kesempatan individu mengungkapkan kemarahannya, jangan
melawan atau menggunakan kekerasan, bicara lembut dengannya
Saat individu mulai berpikir menyadari kenyataan : ajak bicara untuk mengurangi perasaan
bersalah dan ketakutan yang tidak rasional
Saat individu telah menerima kenyataan : bantu membuat rencana kegiatan atau aktifitas
yang akan dilakukannya, berikan kalimat penguatan yang bisa menambah kekuatan dan
kesebarannya, bila perlu melihat foto kenangan atau menemaninya berziarah
Memperbanyak kegiatan spiritual : berdo’a, berserah diri, beribadah lebih banyak, menjalin
hubungan sosial dengan orang lain lebih baik