Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Oleh :
DEVI TRISMIA PUSPITASARI
NIM. 2012022

UPT PUSKESMAS SUKOREJO

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


LAPORAN INI DIBUAT UNTUK PERSYARATAN UJI KOMPETENSI

NAMA : DEVI TRISMIA PUSPITASARI


NIP. : 198603052010012008

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS SUKOREJO

Drg.WISMA YUNIAR
197704062010012003

Umu
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
I. Identitas Keluarga
Tanggal pengkajian : 21 Desember 2021
Nama kepala keluarga : Tn. S
Umur : 61 thn
Jenis kelamin :L
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Kel.Tanjungsari RT 3 RW 1
Anggota keluarga :1

No Nama L/P Umu Pddk Agama Pekerj Hub Kondisi Kesehatan


r aan dengan Sehat Risiko Gangg
(th) KK Masalah uan
Psikososi Jiwa
al
1. Ny. S 58 P SMP Islam Petani Istri √
2.

II. Status Kesehatan Jiwa:

1. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah gangguan


jiwa? Ya Tidak

Jika Ya, Jelaskan (siapa dan perubahan perilaku yang ditunjukan):
2. Riwayat Pengobatan yang dilakukan dan keberhasilannya:
3. Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami masalah-masalah dibawah ini; Jika Ya,
beri tanda cek / √ :

Komponen Ya/Tidak Jelaskan (siapa dan


kapan)
Kehilangan anggota keluarga /orang yang dicintai
Masalah ekonomi dan pekerjaan/menganggur √ NY.S banyak kehilangan
/PHK pendapatan dari toko yang
dimilikinya sejak pandemi
Kehilangan harta benda/ barang berharga
Kehilangan anggota tubuh akibat trauma
Menderita penyakit menahun/kronis : TBC,
hipertensi, jantung, ginjal,

kencing manis, rematik dll.


Masalah Pendidikan ( tidak naik kelas/ putus
sekolah/ dll)
Penolakan/ Kegagalan
Kekerasan dalam keluarga/ masyarakat (aniaya
fisik/psikologis/ seksual)
Tindakan kriminal
Memiliki peran yang baru
Lain-lain: sebutkan..........................................

III. Pemeriksaan Fisik:


No Nama TB BB TD N RR S Keluhan
(cm) (Kg) mmHg x/mnt x/mnt ℃
1 Tn. S 160 59 110/60 88 20 36,3 -
2 Ny. S 156 62 150/90 88 20 36,2 Kadang Pusing

Pengkajian Keluarga:
1. Genogram (minimal 3 generasi, termasuk keterangan siapa yang tinggal
serumah, yang meninggal, mengidap penyakit keturunan, dan sebagainya) :

Keterangan :

: perempuan : tinggal 1 rumah

: laki - laki : pasien

2. Tipe Keluarga:
Tipe Keluarga Tn.S adalah Dyad Family. Dalam satu rumah terdiri dari suami, istri saja.
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Saat ini Tn.S sudah pensiun dan Ny.S membuka toko sembako dengan penghasilan rata-
rata 2 juta sebelum pandemi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari mengandalkan
dari pensiunan suami dan hasil took sembako.

4. Perkembangan Keluarga:
a) Tahap Perkembangan Keluarga:
Tahap perkembangan keluarga adalah tahap perkembangan ke 7
Tugas perkembangan keluarga dengan usia pertengahan :
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
b) Pencapaian Tugas Perkembangan (*):
Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan suami istri fokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas : pola hidup yang sehat, diet
seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, dan pekerjaan, dan sebagainya. Pasangan
juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga anaknya dengan
cara mengadakan pertemuan keluarga antar generasi (anak dan cucu) sehingga
pasangan dapat merasakan kebahagian sebagai kakek nenek.
5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga:
Ny. S mengatakan bahwa jika berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa
jawa. Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Ny.S yaitu komunikasi
terbuka. Anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan pendapat.
Sedangkan pengambil keputusan adalah ditangan Tn.S sebagai kepala keluarga..
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Kekuasaan keluarga ada pada Tn.S sebagai kepala keluarga, namun tetap
mempertimbangkan pendapat Ny.S istri dalam mengambil keputusan.
c. Struktur peran keluarga:
1 Kepala Keluarga (Tn.T) : Berperan sebagai pengambil
keputusan
2 Istri (Ny. P) : Berperan sebagai pusat pertimbangan
dalam mengambil keputusan,
mengatur keuangan keluarga dan
menjalankan pekerjaan rumah,
seperti : bersih-bersih rumah dan
menyiapkan makanan.

d. Sistem Pendukung Keluarga:


Jumlah anggota keluarga 2 orang. Bila ada masalah apapun dalam keluarga, selalu
diselesaikan dengan bermusyawarah untuk menen Kamar tidur
tukan keputusan.
6. Kondisi Lingkungan:
a. Karakteristik Rumah:
1. Denah rumah

toko

Ruang tamu

Kamar tidur
Kamar tidur

Gudang

Kamar tidur

Ruang makan

Kamar mandi
dapur
dan WC

2. Keadaan lingkungan dalam rumah


Secara keseluruhan kondisi didalam rumah Ny.P bersih tapi lantai teras agak
berdebu karena posisi rumah yang di pinggir jalan.
3. Keadaan lingkungan di luar rumah
a. Pemanfaatan halaman
Halaman rumah digunakan kelarga Ny. P untuk menanam bunga dan pohon
pelem. Toko berada disamping rumah

b. Sumber air minum


Sumber air dirumah dari sumur gali yang tertutup dan menggunakan sanyo
untuk mengambil air
c. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor masuk kedalam lubang resapan yang sudah tertutup,
sehingga tidak berbau.
d. Pembuangan sampah
Ny.S mengatakan bahwa untuk pembuangan sampah biasa dikumpulkan terlebih
dahulu kemudian di bakar di halaman belakang.
e. Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc jongkok dengan pembuangan septic
tank
f. Sumber pencemaran
Tidak ada permasalahan
g. Sanitasi rumah
1. Dinding berupa tembok batu bata
2. Lantai rumah sudah keramik
3. Ventilasi udara cukup, disetiap ruangan terdapat jendela dan ventilasi udara.
4. Luas bangunan cukup
Panjang : 30 m
Lebar : 12 m
Luas : 360 m2
h. Fasilitas yang ada dirumah : air bersih, wc , kamar mandi, ruang makan, dapur,
ruang keluarga
b. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada tetangga yang
membutuhkan pertolongan maka akan saling tolong menolong dan bantu membantu
jika punya hajatan/selametan. Sehari hari banyak dihabiskan menunggu toko.

c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan lingkungan masyarakat:


Tn. S dan Ny. S mengatakan sering mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar rumah
seperti kerjabakti, yasinan dan perkumpulan lain di lingkungan.

7. Fungsi Keluarga:
a. Fungsi afeksi
a) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Keluarga Ny.S saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Saat ada
masalah dalam keluarga, Tn. S selalu membicarakan dengan Ny. S.
b) Hubungan keakraban
Sesama anggota keluarga sangat akrab
c) Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)
Keterangan :

: hub. Kurang

: hub. Baik

: hub. berlebihan

Hubungan antar anggota keluarga baik. Jika ada salah satu anggota keluarga
yang mendapatkan masalah, keluarga senantiasa membantu dalam
memecahkan masalah.
d) Perpisahan dan kekerabatan
Anak Tn.S sudah berkeluarga sering juga berkunjung ke rumah karena rumah
dekat. Saudara NY.S juga tinggal dekat dengan rumah jd sering bertemu.
b. Fungsi sosial
1. Cara pola asuh pada anak
Saat ini Tn.S dan Ny.S hanya tinggal berdua saja. Pola asuh cucu nya dilakukan
oleh anak NY.S sendiri yang tinggal terpisah dengan NY.S
2. Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosialisasi adalah Ny.S sebagai nenek dan anak NY.S sebagai
ibu meskipun tidak tinggal dalam 1 rumah.
3. Nilai anak–anak dalam keluarga
Tn.S mengatakan anak dan cucu adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dirawat dengan baik. Dengan selalu memberi contoh yang baik agar dapat bertindak
sesuai norma dan nilai.
4. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Adat yang dianut adalah adat Jawa, jika berkomunikasi dengan orang yang lebih
tua harus sopan
5. Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Tn.S pensiunan setiap hari membantu Ny.S menjaga toko sembako. Pengasuhan
cucu Tn,S dilakukan anak Tn.S yang berbeda rumah.
6. Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak.
7. Kelayakan lingkungan rumah untuk bermain bagi anak
Lingkungan rumah cukup layak, dengan halaman depan rumah cukup luas.

c. Fungsi perawatan kesehatan


1). Keadaan kesehatan
Ny.S mengeluh kadang malam tidak bisa tidur, karena masih memikirkan tokonya.
Tensi Ny.S masih dalam batas normal. Tn.S dalam keadaan sehat
2). Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut
maksimal 3 hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi.
3). Penyakit yang sering diderita
Ny.S mengatakan jarang sakit begitu pula Tn.S tidak punya penyakit serius.
4). Penyakit keturunan
Ny.S mengatakan orang tuanya memiliki riwayat HT.
5). Penyakit kronis atau menular
Saat ini tidak ada penyakit serius dalam keluarga
6). Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga
7). Pola makan
Dalam keluarga yang bertugas menyediakan makanan adalah Ny. S. Ny.S selalu
masak setiap hari,jarang membeli sayuran matang.
8). Pola istirahat
Ny.S mengatakan jarang tidur siang. Biasanya mulai tidur malam antara pukul 21.00
– 22.00 Wib sering terbangun pada pukul 01.00 atau pukul 02.00 biasanya berlanjut
tidak bisa tidur sampai pagi
9). Ketergantungan obat atau bahan
Ny.S jarang mengkonsumsi obat obatan kecuali ada keluhan. Begitu pula TN.S
10). Mencari pelayanan kesehatan
Untuk pelayanan kesehatan tidak sulit dicari di wilayahnya Ny.P tinggal. Rumah Ny.
P dekat dengan Puskesmas Pembantu Bangsri
d. Fungsi reproduksi
Ny.S sudah menopause.
8. Stress dan Mekanisme Koping Keluarga:
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
 Stressor jangka pendek :
Ny.S mengatakan sering tidak bisa tidur dimalam hari.
 Stressor jangka Panjang :
Sudah lama Ny.S memikirkan tokonya sehingga menjadi sulit tidur.
2. Kemampuan berespon terhadap stressor
Jika Ny.S tidak bisa tidur maka Tn.S ikut bangun dan menemani NY.S.
3. Strategi koping yang digunakan
Apa bila Ny.S tidak tidur maka akan ditemani Tn.S dan diajka sholat malam
berjamaah
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.S mengatakan biasanya kalau tidak bisa tidur minum obat tidur yang dibeli
diapotik terdekat.
9. Nilai dan Keyakinan:
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri mengurus rumah tangga. Nilai agama dan norma budaya yang
diterapkan Tn. T dalam keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : kehilangan berduka
 Ny. S mengatakan sering pendapatan
terbangun dimalam hari dan
menjadi tidak bisa tidur berduka
 Ny.S mengatakan banyak
kehilangan pendapat dari tokonya
dan masih bersedih pola tidur berubah
memikirkannya

DO :
Ny.S terlihat kurang tidur/terlihat
letih
TTV :
T = 130/70 mmhg
N = 78 x/mnt
S = 36,4℃
RR = 20x/mnt

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Berduka (D.00801) b.d kehilangan pendapatan

INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 berduka b/d Tujuan: Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka
kehilangan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan keluarga dapat  Identifikasi kehilangan
pendapatan menerima kehilangan yang dihadapi
1. Verbalisasi perasaan  Identifikasi proses
sedih menurun berduka yang alami
2. Verbalisasi perasaan  Identifikasi sifat
menyalahkan orang lain keterikatan pada benda
menurun yang hilang atau orang
3. Menangis menurun yang meninggal
 Identifikasi reaksi awal
terhadap kehilangan
Terapeutik:
 Tunjukkan sikap
menerima dan empati
 Motivasi agar mau
mengungkapkan
perasaan kehilangan
 Motivasi untuk
menguatkan dukungan
keluarga atau orang
terdekat
 Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai
dengan budaya, agama
dan norma sosial
 Fasilitasi
mengekspresilan
perasaan dengan cara
yang nyaman
(mis.membaca
buku,menulis,menggam
bar atau bermain)
 Diskusikan strategi
kopig yang dapat
digunakan
Edukasi
 Jelaskan kepada pasien
dan keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah,
tawar menawar, sepresi
dan menerima adalah
wajar dalam menghadapi
kehilangan
 Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan
 Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
 Ajarkan melewati proses
berduka secara bertahap

Video implementasi berduka


https://youtu.be/wbjnQGOTqU8

LEAFLET KEHILANGAN & BERDUKA


Pengertian
Adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya dimiliki
(orang tercinta, organ tubuh, harta, binatang peliharaan kesukaan)

Tanda dan gejala


 Mengungkapan kalimat kehilangan
 Menangis
 Mengalami gangguan tidur
 Penurunan nafsu makan
 Sulit berkonsentrasi, terlihat murung, sedih
 Penurunan aktifitas, tidak mau melakukan kegiatan

Apa yang bisa dilakukan oleh keluarga?

 Saat individu menolak kenyataan : beri kesempatan bagi individu untuk mengungkapkan
perasaannya, temani dan duduk bersamanya
 Saat individu marah : beri kesempatan individu mengungkapkan kemarahannya, jangan
melawan atau menggunakan kekerasan, bicara lembut dengannya
 Saat individu mulai berpikir menyadari kenyataan : ajak bicara untuk mengurangi perasaan
bersalah dan ketakutan yang tidak rasional

Apa yang bisa dilaku


kan oleh keluarga selanjutnya?
 Saat individu merasa sedih : berikan kesempatan untuk mengungkapkan kesedihannya,
berikan dukungan non verbal, duduk disampingnya, pegang lembut tangannya atau
mengusap punggungnya, ajak bicara hal-hal positif yang masih mampu dilakukannya

 Saat individu telah menerima kenyataan : bantu membuat rencana kegiatan atau aktifitas
yang akan dilakukannya, berikan kalimat penguatan yang bisa menambah kekuatan dan
kesebarannya, bila perlu melihat foto kenangan atau menemaninya berziarah

Hal-hal yang hendaknya dilakukan bersama

 Membicarakan hal-hal positif dari orang yang telah meninggal


 Melakukan aktifitas secara fisik yang berguna sebagai relaksasi dari keadaan sedih
 Bicara dengan teman yang ‘senasib’ atau memiliki
pengalaman yang sama

 Memperbanyak kegiatan spiritual : berdo’a, berserah diri, beribadah lebih banyak, menjalin
hubungan sosial dengan orang lain lebih baik

Anda mungkin juga menyukai