Anda di halaman 1dari 38

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

SEMESTER 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BBLR

Disusun Oleh :
Theresia Susi Kristiani NIM (1812033)
Endang Rusita K NIM (1812035)
Bekti Setyorini NIM (1812041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR
2018/ 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak secara alamiah adalah merupakan generasi dari keturunan dan
juga strategi penurus bangsa dan negara dikemudian hari. Dengan adanya
bayi yang sehat secara jasmaniah dan rohaniah maka akan menunjang
terwujudnya generasi bangsa yang bermutu untuk bangsa dan negara. Oleh
karena itu salah satu diantaranya dengan cara meningkatkan pelayanan dan
pendekatan yang bermutu dan menyeluruh dapat diharapkan angka kematian
anak menurun. Angka kematian bayi dapat menunjukkan penurunan dari
tahun 1980 dari 122 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2008. Penurunan angka kematian ini antara lain disebabkan
oleh turunnya komponen kematian post neonatal (bayi umur > 1 bulan). Tapi
pada dewasa ini kematian bayi terjadi pada bayi umur < 1 tahun sebesar 45%.
Kematian ini terutama disebabkan oleh tetanus neonatorum dan gangguan
kehamilan resiko tinggi seperti asfiksia, bayi berat lahir rendah dan trauma
lahir, yang masing-masing menyebabkan sekitar 20% kematian bayi.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sampai saat ini masih menjadi
masalah kesehatan masyararakat di negara karena dianggap menjadi salah
satu faktor penyebab kematian bayi. BBLR juga dapat berdampak serius
terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat
pertumbuhan dan rdperkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap
penurunan kecerdasan. Data anak yang berusia 5 tahun kebawah periode
( periode kelahiran 2006 – 2010) dan terisi berat bayi lahirnya adalah sebesar
14.428 anak. Dari jumlah tersebut BBLR sebanyak 824 anak (5,7%).
Berdasarkan hasil analisa kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor
penggunaan zat besi dan lokasi tempat tinggal di pedesaan mempnyai resiko
BBLR o,68 kali untuk terjadi BBLR dibanadingkan dengan ibu yang tinggal
diperkotaan. Ibu yang mempunyai komplikasi ketika hamil mempunyai resiko
2,3 kali untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
mengalami komplikasi .
Berdasarkan literatur terdapat tiga penyebab (etiologi) BBLR yaitu
faktor ibu, janin dan lingkungan ( Jumiami, dkk 1995) faktor ibu yaitu hamil
dengan hidramnion, perdarahan antepartum, pre-ekalmpsi/eklampsia, ketuban
pecah dini, hipertensi. Faktor janin antara lain disebabkan karena cacat
bawaan, infeksi dalam rahim serta kehamilan ganda. Sedangkan faktor
lingkungan yaitu paparan raadiasi, paparan zat beracun seperti asap rokok,
alkohol dan kondisi sosial ekonomi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana konsep BBLR?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan BBLR?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara
ilmiah ke dalam proses asuhan keperawatan nyata serta mendapatkan
pengalaman dalam memecahkan masalah pada kasus BBLR.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mampu mendiskripsikan pengertian BBLR.
b. Mampu mendiskripsikan etiologi BBLR.
c. Mampu mendiskripsikan komplikasi BBLR.
d. Mampu mendiskripsikan pencegahan BBLR
e. Mampu mendiskripsikan asuhan keperawatan BBLR
BAB II
KONSEP DASAR

2. 1      BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


2. 1. 1    Defenisi Berat Badan Lahir Rendah
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah Premature
Baby dengan Low Birth Weight Baby (bayi dengan berat badan lahir rendah), dan
kemudian WHO merubah ketentuan tersebut pada tahun 1977 yang semula
kriteria BBLR adalah ≤ 2500 gram menjadi hanya < 2500 gram tanpa melihat usia
kehamilan (Wiknjsastro, 2002).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat
mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).

2. 1. 2   Etiologi/ Penyebab BBLR


Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu
yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR (IDAI, 2004).

a)        Faktor Ibu
-       Penyakit
Seperti malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain.
-       Komplikasi pada Kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum,
preeklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
-       Usia Ibu
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu-ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
-       Faktor Kebiasaan Ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu
alkohol dan ibu pengguna narkotika.

b)        Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

c)        Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi,
radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun (Sitohang, 2004).
d)       Faktor Sosial Ekonomi
Faktor yang berperan dalam mementukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat sosial ekonomi (FKM UI, 2007). Sosial ekonomi merupakan gambaran
tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel
pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

e)        Faktor Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik (Umar, 2005).
Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani
(2001) semakin tinggi pendidikan semakin tinggi mudah menerima informasi,
sehingga semakin banyak pula sebaliknya. Semakin rendah tingkat pendidikan
maka akan sulit mencerna pesan yang disampaikan.

Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi


derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas
pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan
sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikn yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya
dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari (Depkes RI, 2004).

2. 1. 3   Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah


Bayi Berat Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR
dapat diklasifikasikan menjadi :
a.         Prematuritas murni
b.         Dismatur

A.     Prematuritas Murni
1)        Definisi
Adalah bayi lahir dengan masa kehamilan < 37 minggu dan berat badan
sesuai dengan masa gestasi tersebut atau disebut juga neonatus kurang
bulan. Namun beberapa sumber ada yang mengatakan < 38 minggu. (Murray,
Sharon SMH, 2002).

2)        Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa factor resiko yang
berperan, yaitu:
a)         Faktor Ibu
-       Penyakit yang berhubungan dengan kehamilan seperti toxemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis, netritis akut, DM, infeksi
akut, penyakit maternal dan kelainan kardiovaskuler
-       Usia ibu, angka kejadian tinggi pada ibu dengan usia < 18 tahun atau >40 tahun
dan pada multigravida yang mempunyai jarak kehamilan yang terlalu dekat.
-       Keadaan social ekonomi, hal ini berhubungan dengan keadaan gizi yang kurang
baik dan pengawasan antenatal yang kurang
-       Kondisi ibu saat hamil, peningkatan berat badan ibu yang tidak adekuat, ibu
yang merokok.

b)          Faktor Janin
Hidramnion/polihidramnion, kehamilan ganda, kelainan janin, gangguan
dalam uterus, infeksi janin dan lain-lain.

3)        Manifestasi Klinis
a.    Umumnya BB < 2500 gram, panjang badan < 45 cm, llingkar dada < 30 cm,
lingkar kepala < 33 cm.
b.    Kepala relatif lebih besar daripada badannya, kulit tipis, transparan, lanugo
banyak, lemak subkutan sedikit.
c.    Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia immature,
labia minora dan klitoris terlihat besar, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora. Pada laki-laki testis belum turun.
d.   Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peritaltik ususpun dapat terlihat.
e.    Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam sehingga sulit terlihat satu per Satu
f.     Daun telinga datar, lembut karena tulang rawannya masih sedikit
g.    Putting susu belum terbentuk dengan baik, jaringan mamae belum terbentuk
semua
h.    Muskuler pleksornya belum berkembang serta tonus otot belum sempurna
i.      Kondisi ekstermitas lemah dengan sedikit gerakan atau tidak ada kegiatan yang
aktif bergerak
j.      Berbaring dalam posisi ekstensi
k.    Bayi lebih banyak tertidur daripada terbangun, tangisnya lemah, pernafasan
belum teratur dan sering terdapat apneu
l.      Otot masih hipnotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai
dalam keadaan abduksi, sendi lutu dan kaki dalam keadaan fleksi dan kepala
menghadap kearah satu jurusan.
m.   Reflek tonus otot biasanya masih lemah, reflek moro (+). Reflek menghisap dan
menelan belum sempurna, begitu juga dengan reflek batuk. Frekuensi nadi 100-
140/menit, pernafasan pada hari pertama 40-50/menit, pada hari-hari berikutnya
35-45/menit.
4)        Masalah yang umum terjadi pada bayi premature
a.    Sistem Respirasi
Yang umum terjadi adalah serangan apneu, karena surfaktan yang berperan
untuk tegangan albveoli yang berkaitan erat dengan penurunan tegangan
permukaan alveoli dan akan mengurangi resistensi terhadap pengembangan pada
waktu inspirasi dan mencegah pada waktu kolaps alveolus pada waktu
ekspirasi. Pada bayi premature surfaktan belum smpurna dihasilkan sehingga bayi
muda terserang sindroma gawat napas (SGN).
b.    Masalah Termoregulasi
Terjadi karena kulit tipis dan dekat dengan permukaan. Lemak subkutan
sedikit, sehingga panas cepat hilang, pusat control temperature di otak belum
matur dan biasanya lebih lanjut menyebabkan afiksia. Komplikasinya dapat
terjadi hipoglikemi dan masalah respirasi.
c.    Masalah Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Bayi ini mudah kehilangan cairan karena sedikit perlindungan subkutan dan
komposisi air dalam tubuh lebih besar, kulit lebih permeable dibandingkan
dengan bayi normal. Permukaan tubuh klien lebih besar dari BB. Fototerapi bisa
menyebabkan banyak kehilangan cairan, water loss yang terjadi melalui repirasi
dan GIT
d.   Masalah Integument
Kulit lebih mudah robek, rusak dan permeable. Tindakan sering dilakukan
seperti cairan endotrakeal, IV, dan lamanya sangat merusak kulit. Bagitu juga
dengan tindakan desinfektan seperti alcohol, betadine sebelum tindakana invasive
dapat merusak kulit dan mudah menyerap.
5)        Komplikasi
      SGN, penyakit membrane hialin, biasanya disebabkan oleh surfaktan yang
inadekuat/tidak sempurna dalam tubuh
      Pneumonia aspirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna
      Pre ventrikuler-intra ventrikuler hemoragi, perdarahan spontan pada ventrikel
otak yang biasanya disebabkan oleh anoksia jaringan
      Hiperbilirubenemia karena gangguan pertumbuhan hati

B. Dismatur
1)        Definisi
Dismatur adalah bayi yang BB lahirnya dibandingkan dengan BB yang
seharusnya pada masa gestasinya (IKA,UI 2002). BB yang kurang dari BB lahir
seharusnya untuk masa gestasi tertentu adalah BB lahirnya di bawah persentil 10
menurut kurva pertumbuhan, dismatur dapat juga terjadi pada preterm,
term ,postterm. Nama lain yang sering digunakan adalah KMK (Kecil Masa
Kehamilan).
2)        Etiologi
a.    Banyak factor yang menyebabkannya, terutama berhubungan dengan keadaan
yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin
b.    Kelainan congenital, infeksi fetal dari rubella atau cytomegalovirus
c.    Fungsi plasenta seperti ukuran kecil, plasenta menua, dll
d.   Penyakit pada ibu seperti hipertensi selama kehamilan
e.    Rokok, alkohol, malnutrisi yang berat pada ibu

3)        Manifestasi klinis
a.    Pada preterm, terlihat gejala fisus bayi premature murni dan gejala dismaturitas,
retardasi mental dan wasting
b.    Pada term gejala yang menonjol adalah wasting
c.    Poast term sama dengan term
Bayi dismatur dengan tanda wasting atau insufisiensi palsenta dapat dibagi
dalam 3 atadium menurut berat dan ringannya wasting yaitu :
      Stadium I :
Bayi tampak kurus dan realatif lebih panjang, kulit longgar, kering seperti
perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium
      Stadium II :
 Didapatkan tanda-tanda stadium I ditambah warna kehjauan pada kulit,
plasenta dan umbilicus, hal ini kemudian mengendap kedalam kulit,
umbilicus dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterine
      Stadium III :
Ditemukan stadium II ditambah dengan kulit berwarna kuning, demikian
pila pada kuku dan tali pusat.

4)        Komplikasi dismatur
a.    Sindrom Aspirasi Mekonium
Akibat mekonium dilepaskan dalam liquor amnion, cairan yang
mengandung amnion masuk ke paru akibat inhalasi
b.    Hipoglikemi Simptomatik
Biasanya terjadi akibat persediaan glikogen yang sangat kurang
c.    Asfiksia Neonatorum
d.   Penyakit Membran Hialin
Karena bayi dismatur preterm belum cukup surfaktannya sehingga alveoli
selalu kolap
e.    Hiperbilirubenemia
Disebabkan karena gangguan pertumbuhan hati

2. 1. 4   Penatalaksanaan
a.          Penanganan Bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih
besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator

b.             Pelestarian Suhu Tubuh


Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal
suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat
rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C,
bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 30 0 C untuk bayi dengan berat
kurang dari 2000 gram

c.                Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi
yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.

d.              Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O 2yang diberikan
sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o 2 yang tinggi dalam
masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang
dapat menimbulkan kebutaan

e.                Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun
khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.

f.              Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap
dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih
banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari Jmlh ml/kg BB
1 50- 65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150

g.             Pencegahan BBLR
Untuk menurunkan angka kejadian BBLR pemerintah telah melakukan
berbagai upaya pencegahan. Upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR ini
akan lebih efisien apabila bumil yang mempunyai resiko melahirkan bayi dengan
BBLR dapat dideteksi sedini mungkin. Pemantauan ibu hamil adalah salah satu
upaya untuk mendeteksi 12remat resiko terjadinya BBLR. Pemantauan ini
merupakan tindakan mengikuti perkembangan ibu dan janin, meningkatkan
kesehatan optimim dan diakhiri dengan kelahiran bayi yang sehat (Wiknjosastro,
1997).
Menurut Handayani (2003), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum hamil agar setiap pasangan dapat merencanakan sebaik mungkin
kehamilan yang akan datang sehingga dapat melahirkan bayi yang normal dan
sehat. Yang perlu diperhatikan antara lain :
a.    Menganjurkan agar melakukan konsultasi atau konseling pra-hamil.
b.    Menganjurkan agar calon ibu diimunisasi TT atau imunisasi pra-nikah untuk
mencegah penyakit tetanus.
c.    Menganjurkan agar ibu rajin untuk pemeriksaan kehamilan.
d.   Untuk ibu hamil dianjurkan makan lebih banyak dan lebih sering yang dapat
memenuhi kesehatan gizi bagi ibu hamil dan janinnya.
e.    Untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dianjurkan agar ibu menghindari
akohol dan rokok, karena 13rematu dapat mengganggu tumbuh kembang janin
sementara rokok akan menyebabkan kelahiran 13remature atau kelainan letak
plasenta pada janin. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan plasenta janin
mudah lepas, kelainan bawaan pada bayi dan yang paling membahayakan ketuban
pecah (dini) tidak pada waktunya.
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
1) Biodata
2) Riwayat Kesehatan Masa sekarang
Bayi dengan berat badan < 2500 gram
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti
kelainan kardiovaskular
Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya
Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat
4) Anamnesis
- Riwayat Maternal
a) Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
b) Kehamilan ganda ( gemeli)
c) Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
d) Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
e) Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
f) Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa
dll
g) Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
- Riwayat Kelahiran
a) Gestasi : 24- 37 minggu
b) BB : < 2500 gram, TB : , LD
c) APGAR SKORE
Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna
kebiruan
2 — Warna kulit seluruh tubuh normal
Pulse (denyut jantung)
0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti
Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 — Bergerak aktif dan spontan
Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan
lambat dan tidak teratur
 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
5) PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)
a. Keadaan umum : 
Menangis kuat, lemah. Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut
agak gendut. Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin
lemah.Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.
Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.
muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo
terdistribusi secara luas diseluruh tubuh. Ekstremitas mungkin
tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua
atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.
b. Kepala dan wajah : 
 Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura
mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka
lebar. rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal hematom,
fontanella tidak menonjol.
 Mata :  mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri,
berkedip bila terpapar cahaya. Edema kelopak mata umum
terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi)
 Telinga :  reflek terkejut positif. Tulang rawan telinga (Cartilago
ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak
 Hidung :   dapat bersin
 Mulut :  mukosa kering. Refleks hisap lemah, koordinasi
mengisap dan menelan lemah
 Tenggorokan :  tidak ada kelainan.
 Leher :  tidak ada kelainan.
c. Dada
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak
teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodic
(40-60x/mt).  Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin
ada. Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya
sindrom distress pernafasan (RDS). Saat lahir mungkin terdapat
murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan paru yang masih
tinggi atau adanya atelectasis, HR : 120-160 x/menit. Tulang rusuk
lunak
d. Abdomen dan genitalia
 Abdomen menonjol
 Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia
mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak
turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.
 Pengeluaran mekonium: 12-24 jam
 Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
 Berat badan kurang 2500
e. Kaki dan kulit
 Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan
 Kulit tipis, transparan, halus dan licin
 Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
 Terdapat edema umum atau lokal
 Kuku pendek
 Rambut sedikit dan halus
 Garis tangan sedikit dan halus
f. Pemeriksaan Refleks
 Refleks berkedip dijumpai namun belum sempurna
 Tanda Babinski : Jari kaki mengembang dan ibu jari sedikit
dorsofleksi
 Merangkak : bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan
dan kaki, namun belum sempurna
 Melangkah : kaki sedikit bergerak keatas dan kebawah saat
disentuh dipermukaan
 Ekstrusi : Lidah ekstensi kearah luar saat disentuh dengan spatel
lidah
 Gallant’s : punggung sedikit bergerak kearah samping saat
diberikan goresan pada punggungnya
 Morro’s : dijumpai namun belum sempurna
 Neck righting : belum ditemukan
 Menggengam : bayi menunjukkan refleks menggenggam namun
belum sempurna
 Rooting : bayi memperlihatkan gerakan memutar kearah pipi
yang diberikan sedikit goresan
 Kaget (startle) : bayi memberikan respon ekstensi dan fleksi
lengan yang belum sempurna
 Menghisap : bayi memperlihatkan respon menghisap yang
belum sempurna
 Tonick neck : belum dilakukan karena reflek ini hanya terdapat
pada bayi yang berusia > 2 bulan
6) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Jumlah darah lengkap : penurunan pada HB / Ht mungkin
dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah
 Dektrosik : menyatakan hipoglikemia
 AGD : menentukan derajat keparahan distress bila ada
 Elektrolit serum : mengkaji adanya hipokalsemia
 Bilirubin : mungkin meningkat pada polisitemia
 Urinalis : mengkaji hemostasis
 Jumlah trombosit : trombositopenia mungkin menyertai sepsis
 EKG, EEG, USG angiografik : defek kongenital atau komplikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh
dan berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh
untuk mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan

INTERVENSI
Dx 1): Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
NOC:
1. Pola nafas efektif,
2. RR 30–60 x/menit,
3. sianosis (-),
4. sesak (-),
5. ronkhi (-),
6. wheezing (-).
NIC:
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil px. Gas darah
5. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
6. Kolaborasi

Dx II: Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu
tubuh dan berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
NOC:
1. Suhu tubuh normal suhu 36-37 C
2. kulit hangat
3. sianosis (-)
4. ekstrimitas hangat
NIC:
1. Observasi tanda2 vital
2. Tempatkan bayi pada inkubator
3. Kontrol temperatur dalam inkubator sesuai kebutuhan
4. Hindari bayi dari pengaruh yg dapat menurunkan suhu tubuh
5. Monitor tanda2 hipertermi
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Observasi adanya sianosis

Dx III: Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)


NOC:
1. Tidak terjadi infeksi
2. suhu 36-37 C
3. tidak ada tanda infeksi
4. leukosit 5000 – 10.000
NIC:
1. Kaji tanda2 infeksi
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kali kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi
6. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan
bersih/steril

Dx IV: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan


tubuh untuk mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
NOC:
1. Nutrisi terpenuhi
2. refleks hisap dan menelan baik
3. muntah (-)
4. kembung (-)
5. BAB lancar
6. BB meningkat 15 gr/hr
7. turgor elastis
NIC:
1. Observasi intake dan output
2. Observasi refleks hisap dan menelan
3. Beri minum sesuai program
4. Pasang NGT bila refleks menghisap dan menelan tidak ada
5. Monitor tanda2 intoleransi terhadap nutrisi parenteral
6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusu
7. Timbang BB setiap hari

Dx V: Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi


NOC:
1. Gangguan integritas kulit tidak terjadi
2. tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit
3. tanda2 infeksi (-).
NIC:
1. Observasi vital sign
2. Observasi tekstur dan warna kulit
3. Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
5. Jaga kebersihan kulit bayi
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Jaga kebersihan tempat tidur
8. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam
9. Monitor suhu dalam inkubator
BAB III
CONTOH KASUS

Tanggal MRS : 14 Februari 2019 jam 20.00


Tanggal pengkajian : 15 Februari 2019 jam 08.00
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS BAYI
Nama : By. K
No. Reg : 1177xx
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Ds.Sumberdandang RT 2 RW 4 Gandekan Srengat
Tanggal lahir : 14 Februari 2019
Diagnosa medis : BBLR
IDENTITAS AYAH
Nama : Tn. I
Umur : 40 tahun
Alamat : Ds. Sumberdandang RT 2 RW 4 Gandekan Srengat
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : tukang kayu
IDENTITAS IBU
Nama : Ny. K
Umur : 20 tahun
Alamat : Ds. Sumberdandang RT 2 RW 4 Gandekan Srengat
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : ibu rumah tangga

II. KELUHAN UTAMA


Ibu bayi K mengatakan anaknya berat badan kurang ( 2000gram)

III. RIWAYAT KESEHATAN


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
- Bayi Ny.K lahir di bidan pada tanggal 14 Pebruari dengan kehamilan 32
minggu (preterm) lahir dengan jenis kelamin perempuan, BB 2000 gram,
menangis lemah, nafas spontan tidak adekuat. Bayi .Ny. K dirujuk ke
RSKBR untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut, di UGD bayi
Ny. K mulai ada respirasi spontan 30x/menit, mendapat advis terapi IVFD
D5% 150 cc/hari, Injeksi Ampicillin 100 mg (IV), Injeksi Cefotaxim 50
mg ( IV ), Injeksi Gentamicin 150 mg ( IV ), Injeksi Dexametason 1 mg
( IV ), Injeksi Aminophilin 8 mg ( IV ), Oksigen : 1 liter nasal
RIWAYAT KEHAMILAN
- Pemeriksaan rutin : ANC rutin ke bidan puskesmas pada bulan pertama
- Penyakit yang diderita selama hamil : tidak ada
- Keluhan saat hamil : pada usia kandungan 1 – 4 bulan merasakan mual
dan muntah yang berlebih (hyperemesis). Selama itu ibu hanya
mengkonsumsi susu ibu hamil saja. Dan pernah drop selama 3 minggu dan
tidak dapat beraktifitas (bedrest total)
- Imunisasi : tidak ada
- Obat/ vitamin yang dikonsumsi : kalk dan tablet Fe
- Riwayat minum jamu : tidak pernah
- Riwayat dipijat : tidak pernah
- Masalah : pernah drop selama 3 minggu dan tidak dapat beraktifitas
(bedrest total)
RIWAYAT PERSALINAN
- Cara persalinan : normal
- Tempat : bidan praktek
- Penolong : bidan
- Usia kehamilan 32 minggu
- BB/PB/LK/LD : 2000 gram/ 43cm/27 cm/ 30 cm
RIWAYAT POST NATAL
- Ibu by Ny. K mengatakan bayi lahir dengan BB kurang dari normal,
reflek menghisap dan rooting pada bayi Ny. K lemah, ASI ny. K kurang,
putting masuk ke dalam. Saat ini bayi dibantu dengan susu formula
- Apgar SKOR : 6 - 8
- Trauma lahir : tidak ada

IV. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE )


a. Keadaan umum
- Postur : normal
- Kesadaran : compos mentis
- BB/PB/LK/saat ini : 300 gram/ 55 cm/37 cm/ 30 cm
- Nadi : 138x/menit
- Suhu : 35,20 C
- RR : 76 x/menit
b. Kepala dan rambut
- Kebersihan : cukup bersih
- Bentuk kepala : normal, simetris
- Fontanela Anterior : lunak
- Sutura sagitalis : tepat
- Distribusi rambut : merata
c. Mata
- Kebersihan : bersih
- Sklera : agak kuning
- Konjungtiva : tidak anemis
- Pupil : normal, reflek cahaya baik, bereaksi bila ada cahaya
- Gerakan bola mata : normal, memutar dengan baik
- Reflek berkedip : ada tetapi lemah
d. Hidung
- Pernafasan cuping hidung : ada, terpasang O2 1 lt/mnt.
- Struktur : normal
- Sekresi : ada
- Kelainan lain : tidak ada
e. Telinga
- Kebersihan : bersih
- Sekresi : tidak da
- Struktur : normal, simetris
f. Mulut dan tenggorokan
- Mukosa bibir : kering
- Kandidiasis : tidak ada
- Kelainan bibir dan rongga mulut : tidak ada
- Warna bibir : pucat
g. Leher
- Arteri karotis : teraba berdenyut teratur dan kuat
- Trachea : berada di garis tengah
h. Dada atau Thorax (jantung dan Paru )
- Bentuk dada : simetris, barrel chest
- Pergerakan dinding dada : simetris, Pola nafas tachypnea
- Tarikan dinding dada : terdapat tarikan pada dinding epigastrium,
retraksi dada berat
- Suara pernafasan : sonor, tidak ada wheezing dan ronchi
- Perkusi : pekak
- Palpasi : ictus cordis palpable midclavicula line sinistra
- Auskultasi : suara jantung I dan II terdengar tunggal, regular
- Kelainan jantung bawaan : tidak ada
i. Ekstremitas
- Superior : tidak tampak kelainan tulang, akaral dingin
- Inferior : terpasang infuse D5%, kelainan tulang tudak ada, akral
dingin
- Kekuatan otot : 4 4
4 4
j. Abdomen
- Bentuk : distended abdomen
- Bising usus : 16x/ menit
- Benjolan : tidak ada
- Turgor : elastisitas menurun, kembali dalam waktu 3 detik
- Hepar, lien : tidak teraba
- Distensi : ya
k. Genetalia dan anus
- Kebersihan : bersih
- Keadaan kelamin luar : normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
abnormal
- Anus : normal
l. Integumen
- Warna kulit : kemerahan
- Kelembaban : kering
- Lesi : tidak ada
- CRT ˂ 3 detik

V. PERKEMBANGAN
- Reflek rooting : + lemah
- Reflek sucking : + lemah
- Reflek morrow : + lemah
- Reflek gratising : + lemah
- Reflek tonik neck : + lemah
- Reflek berkedip : + lemah
- Reflek glabella : + lemah
- Reflek Babinski : + lemah
- Reflek galan : + lemah

VI. RIWAYAT IMUNISASI


Bayi belum mendapatkan imunisasi
VII. DATA PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 14 Februari 2019
Hb : 15,9 g/dl
GDS : 66 mg %
Leukosit : 7.900 mm3
Trombosit : 141.000 mm3
Haematocrit : 50,2 %
Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 14 Februari 2019
- Cor : tidak membesar
- Pulmo : tenang
- Tulang Costa : baik
- Dislokasi : (-)
- Kesan : paru – paru sudah mngembang
VIII. TERAPI/ PENATALAKSANAAN
- IVFD D5% 150 cc/hari
- Injeksi Ampicillin 3 x 100 mg (IV)
- Injeksi Cefotaxim 2 x 150 mg ( IV )
- Injeksi Gentamicin 1 x 150 mg ( IV )
- Injeksi Dexametason 3 x 1 mg ( IV )
- Injeksi Aminophilin 3 x 8 mg ( IV )
- Oksigen : 1 liter nasal
- Disinari lampu penghangat 40 watt
B. ANALISA DATA
Nama pasien : By.ny K
Umur : 1 hari
No Reg : 1177xx
Data penunjang Etiologi Masalah

Data Subyektif : - Imaturitas neurologis Pola nafas tidak efektif

Data Obyektif :
- Keadaan umum lemah
- Pasien menangis
lemah
- TTV :
- Nadi:138x/menit
- RR : 76 x/menit
- Pergerakan dinding
dada : simetris, Pola
nafas tachypnea
- Terdapat tarikan
pada dinding
epigastrium, retraksi
dada berat
- Ada pernafasan
cuping hidung
- O2 nasal 1
liter/mnt
- Ro : Foto Thorak
Kesan : paru-paru
sudah
mengembang
Data Subyektif : Ketidakmampuan menelan Resiko Defisit Nutrisi
- Ibu mengatakan ASI makanan
sulit keluar
Data Obyektif :
- Keadaan bayi lemah
- Reflek menelan bayi
lemah
- Reflek menghisap dan
rooting pada bayi
lemah
- BB : 2000 gram
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit 3 dtk
Data Subyektif : - Terpapar suhu lingkungan Hipotermia
Data Obyektif : rendah
- Keadaan bayi lemah
- Suhu 35,2 °C
- Akral dingin
- Menangis lemah
Data Subyektif : Ketidakadekuatan reflek Menyusui tidak efektif
Ibu pasien mengatakan menghisap bayi
ASInya yang keluar
kurang.
Data Obyektif :
- Reflek menghisap
dan rooting pada bayi
lemah
- Putting susu ibu
pasien masuk
kedalam
- Pasien diberikan
tambahan susu
formula

Data Subyektif : Prematuritas Risiko Ikterik Neonatus


Ibu pasien mengatakan
mata anaknya tampak
agak kekuningan.
Data Obyektif :
- Pasien berumur 1 hari
- Pasien dilahirkan
pada usia kehamilan
32 mgg
- Sklera agak kuning
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : By.ny. K
Umur : 1 hari
No Reg : 1177xx

No. Diagnose keperawatan


Diagnosa

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologi


2. Hipotermi berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah
3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan reflek mengisap
bayi

4. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan

5. Resiko Ikterik neonates berhubungan dengan prematuritas


D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : By.Ny. K
Umur : 1 hari
No Reg : 1177xx

TGL NO. DIAGNOSA PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
NOC NIC

15-2- 1. Pola nafas tidak Status pernafasan Manajemen jalan Jam 08.00 Jam 14.00
2019 efektif berhubungan kepatenan jalan nafas nafas 1. Memonitor frekuensi, S:-
dengan imaturitas Kriteria hasil : 1. Monitor status kecepatan, pola nafas O : - k/u lemah
neurologi
- Frekuensi nafas pernafasan dan 2. Memberikan terapi - Pasien menangis
Batasan karakteristik :
- Keadaan umum dalam batas normal oksigenasi. oksigen nasal 1 lt/mnt lemah
lemah - Keadaan umum 2. Auskultasi suara 3. Mengauskultasi suara - Nadi : 140x/menit
- Pasien menangis baik nafas nafas pasien - RR 65 x/mnt
lemah - Pasien menangis 3. Ukur TTV pasien 4. Mengukur TTV pasien - Masih ada
- TTV : kuat 4. Posisikan pasien 5. Memposisikan pasien pernafasan cuping
- Nadi:138x/menit - Irama pernafasan untuk head up hidung
- RR : 76 x/menit dalam batas normal memaksimalkan 6. Mengukur dan memantau - Pola nafas
- Pergerakan - Tidak ada ventilasi TTV pasien Tachypnea
dinding dada : pernafasan cuping 5. Lakukan 7. Berkolaborasi dengan - Masih terdapat
simetris, Pola hidung penghisapan lendir dokter pemberian terapi : tarikan dinding
nafas tachypnea - Tidak tarikan pada 6. Kelola pemberian - Dexametason 1 mg epigastrium
dinding A : Masalah belum
- Terdapat tarikan epigastrium bronkodilator ( IV ) teratasi
pada dinding - Aminophilin 8 mg P: Lanjutkan
epigastrium, ( IV ) implementasi no 1-7
retraksi dada berat -
- Ada pernafasan
cuping hidung
- O2 nasal 1
liter/mnt
- Ro : Foto Thorak
kesan : Paru-paru
sudah
mengembang

15- 2. Hipotermi Termoregulasi bayi Termoregulasi Jam 09.00 Jam 14.00


02- berhubungan dengan baru lahir ketidakefektifan : 1. Membina hubungan S:-
2019 terpapar suhu Kriteria Hasil : Perawatan bayi saling percaya dengan O : - akral hangat
lingkungan rendah - Suhu dalam batas prematur keluarga pasien - Suhu 36,2°C
Batasan Karakteristik: normal 36,6°C 1. Ciptakan hubungan 2. Menciptakan A : Masalah teratasi
- Keadaan bayi sampai 37°C yang mendukung lingkungan yang sebagian
lemah - Akraal hangat dan terapeutik nyaman P: Lanjutkan
- Suhu 35,2 °C - Berat badan dalam dengan orangtua 3. Menempatkan bayi implementasi no
- Akral dingin batas normal 2. Ciptakan dalam inkubator 1,2,3,4, 5 dan 6
- Menangis lemah lingkungan yang 4. Memonitor suhu
nyaman setiap 2 jam sekali
3. Lakukan perawatan 5. Memonitor TTV
khusus untuk bayi secara kontinyu
premature 6. Berkolaborasi dengan
4. Monitor suhu setiap dokter untuk
2 jam sekali pemberian terapi
5. Monitor TTV IVFD D5% 150
secara continue cc/hari
6. Tingkatkan cairan
dan nutrisi yang
adekuat
7. Tempat dalam
inkubator

3. Menyusui tidak Status Nutrisi Bayi Perawatan bayi Jam 10.00 Jam 14.00
efektif berhubungan Kriteria hasil 1. Sediakan informasi 1. Memonitor intake dan S:-
dengan - Intake nutrisi bagi orangtua output pasien O:
sepenuhnya
ketidakadekuatan mengenai 2. Mengajarkan kepada ibu - Reflek menghisap
adekuat
reflek mengisap bayi - Intake cairan lewat perkembangan tentang cara menyusui dan rooting masih
Batasan karakteristik mulut pasien bayi yang benar lemah
- Reflek menghisap 2. Kuatkan - Puting susu ibu
dan rooting pada ketrampilan pasien masuk
bayi lemah orangtua dalam kedalam
- Putting susu ibu melakukan - Pasien menangis
pasien masuk perawatan khusus setiap akan disusui
kedalam pada bayi - Produksi ASI
- Pasien diberikan 3. Monitor intake dan
tambahan susu output sedikit
formula 4. Monitor berat dabn - Pasien terpasang
- Produksi ASI panjang bayi OGT hr 1
sedikit
A : Masalah belum
teratasi
P : Intevensi no 1-4
dilanjutkan

4. Resiko Defisit Nutrisi Status nutrisi , Monitor Nutrisi : Jam 11.00 Jam 14.00
berhubungan dengan asupan nutrisi 1. Timbang berat 1. Menimbang berat badan S:-
ketidakmampuan Kriteria Hasil : badan pasien 2. Memonitor pertumbuhan O : - k/u lemah
menelan makanan - Intake cairan 2. Monitor dan perkembangan bayi - Mukosa lembab
Batasan karakteristik: terpenuhi pertumbuhan dan 3. Memonitor turgor kulit - BB 2000 gram
Data Subyektif : - Keadaan umum perkembangan 4. Berkolaborasi dengan - Turgor kulit
- Ibu mengatakan bayi cukup 3. Monitor turgor dokter untuk membaik kembali
ASI sulit keluar - Mukosa bibir kulit pemasangan OGT dlm 2 dtk
Data Obyektif : lembab 4. Monitor diet dan 5. Memberikan nutrisi - Reflek menelan
- Keadaan bayi lemah - BB naik dalam asupan kalori (susu) setiap 2 jam sekali bayi masih lemah
- Reflek menelan batas normal 5. Lakukan evaluasi via OGT sesuai dengan - Reflek menghisap
bayi lemah kemampuan instruksi dokter dan rooting masih
- Reflek menghisap menelan 6. Berkolaborasi dengan lemah
dan rooting pada 6. Lakukan laboratorium untuk - Hasil pemeriksaan
bayi lemah pemeriksaan pemeriksaan albumin lab :
- BB : 2000 gram laboratorium dan Hb Hb : 15,5 g/dl
- Mukosa bibir kering Alb : 3,4 gr/dl
- Turgor kulit 3 dtk A : Masalah tidak terjadi
P : lanjutkan intervensi
no 1 - 5

5 Resiko Ikterik Integritas jaringan Perawatan bayi Jam 11.00 Jam 14.00
neonates berhubungan kulit dan membrane premature : 1. Membina hubungan S:-
dengan prematuritas mukosa 1. Ciptakan hubungan saling percaya dengan O : - Ku lemah
- Pasien berumur 1 Kriteria Hasil : yang mendukung keluarga pasien - Sklera agak kuning
hari - Pigmentasi dalam dan terapeutik 2. Menciptakan lingkungan - Kulit dalam batas
- Pasien dilahirkan batas normal dengan orang tua yang nyaman normal (tidak ada
pada usia 2. Berikan perawatan 3. Berkolaborasi dengan semburat kuning)
kehamilan 32 mgg bayi dan berikan laboratotium untuk - Hasil bilirubin : 8,0
- Sklera agak kuning makan diantara dilakukan pemeriksaan mg/dl
waktu tidur dan bilirubin. A : Masalah tidak terjadi
siklus bangun P : intervensi no 1- 4
3. Dukung proses dilanjutkan
menyusui
4. Tutup mata dan
genetalia dengan
penutup kain untuk
anak yang
dilakukan
fototerapi
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : By. Ny K
Umur : 1 hari
No Reg : 1177xx

No. Tanggal No. Diagnosa Catatan perkembangan


Keperawatan

1. 16-02-2019 1 S:-
Jam 14.00 O : - k/u lemah
WIB - Akral hangat
- Pola nafas eupnea (normal)
- Masih ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terdapat tarikan dinding epigastrium
- Pasien menangis kuat
- Memberikan terapi O2 nasal 1 liter/menit
- Nadi : 120x/menit
- RR : 44 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no 1 - 6

2. 16-02-2019 2 S:-
Jam 14.00 O : - k/u lemah
WIB - Akral hangat
- Suhu : 367
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan untuk no 1-6

3. 16-02-2019 3 S:-
Jam 14.00 O : - Reflek menghisap dan rooting masih lemah
WIB - Puting susu ibu pasien masuk kedalam
- Pasien menangis setiap akan disusui
- Produksi ASI masih sedikit
A : Masalah belum teratasi
P : Intevensi no 1-4 dilanjutkan

4 16-02-2019 4 S : k/u lemah


Jam 14.00 O : - Mukosa lembab
WIB - BB 2015 gram
- Turgor kulit membaik kembali dlm 2 dtk
- Reflek menelan bayi masih lemah
- Reflek menghisap dan rooting masih lemah
- Px terpasang OGT hari kedua
A : Masalah tidak terjadi
P : lanjutkan intervensi no 1 – 5 dilanjutkan
5 16-20-2019 5 S:-
Jam 14.00 O : - Ku lemah
WIB - Sklera agak kuning
- Kulit dalam batas normal (tidak ada semburat
kuning)
A : Masalah tidak terjadi
P : intervensi no 1- 4 dilanjutkan

1. 17-02-2019 1 S:-
Jam 14.00 O : - k/u lemah
WIB - Akral hangat
- Pola nafas eupnea (normal)
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terdapat tarikan dinding epigastrium
- Pasien menangis kuat
- Memberikan terapi O2 nasal 1 liter/menit
- Nadi : 118 x/menit
- RR : 40 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no 1 - 6

2. 17-02-2019 2 S:-
Jam 14.00 O : - k/u lemah
WIB - Akral hangat
- Suhu : 364
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan untuk no 1-6

3. 17-02-2019 3 S:-
Jam 14.00 O : - Reflek menghisap dan rooting mulai
WIB membaik
- Puting susu ibu pasien masuk kedalam
- Produksi Asi mulai banyak
- Pasien terpasang OGT hr ke 3
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intevensi no 1-4 dilanjutkan

4 17-02-2019 4 S : k/u lemah


Jam 14.00 O : - Mukosa lembab
WIB - BB 2030 gram
- Turgor kulit membaik kembali dlm 2 dtk
- Reflek menelan bayi masih lemah
- Reflek menghisap dan rooting mulai
membaik
- Px terpasang OGT hari ke 3
A : Masalah tidak terjadi
P : lanjutkan intervensi no 1 – 5 dilanjutkan
5 17-20-2019 5 S:-
Jam 14.00 O : - Ku lemah
WIB - Sklera putih
- Kulit dalam batas normal (tidak ada semburat
kuning)
A : Masalah tidak terjadi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan
karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-
periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit
dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainan yang timbul banyak yang berkaitan
dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain
itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

4.2 SARAN
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC
2. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
3. Wong, donna,L.2004 . Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta : EGC
4. http://fajarnoverdi.blogspot.com/2012/03/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html
5. 17.  http://www.Medicine and linux.com
6. 18.  www. Pediatric.com
7. http://holisoh.wordpress.com/2010/07/28/laporan-pendahuluan-bblr/

Anda mungkin juga menyukai