PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
ndah (BBLR) adalah bayi yang saat lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah mungkin prematur
(kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur) (Hendayani, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
5. Patofisiologi
Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan
syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara
umum bayi berat badan lahir rendah ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur dan disebabkan karena
dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor
ibu, komplikasi hamil, komplikasi janin, plasenta yang menyebabkan
suplai makanan ibu ke bayi berkurang. Faktor lainnya yang menyebabkan
bayi berat badan lahir rendah yaitu faktor genetik atau kromosom, infeksi,
kehamilan ganda, perokok, peminum alkohol,dan sebagainya
(Marlenywati 2015).
Bayi BBLR maupun premature belum dapat mempertahankan suhu
normal karena pusat pengatur suhu tubuh masih dalam perkembangan,
intake kalori dan cairan di bawah kebutuhan, cadangan energi juga
kurang, jaringan lemak subcutan lebih tipis (isolator kurang) sehingga
resiko kehilangan panas dan air lebih besar.
Temperatur dalam kandungan 37 °C sedang diruangan berkisar 28–
32 °C. Pemberian minum peroral mudah kembung karena dinding otot
pada perut masih lemah, otot saluran cerna masih lemah, malas minum,
BB tak bertambah dalam waktu yang lama. Penurunan BB sangat tajam,
sehingga harus dikontrol jangan sampai turun lebih 10 %. . Pada BBLR
daya tahan tubuh lebih rendah dan fungsi organ belum sempurna sehingga
sering dijumpai masalah klinis seperti: asfiksia, pneumonia kongenital,
apneu berulang, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia. Berbagai penyebab BBLR diantaranya paritas,
riwayat kehamilan tak baik, jarak kelahiran terlalu dekat, penyakit akut
dan kronik, malnutrisi sebelum dan semasa hamil, kehamilan ganda,
infeksi TORCH dan terbanyak karena faktor kemiskinan (Ribek et al.,
2018).
Pengkajian Fisik
1. Pengkajian umum
a. Timbang berat badan bayi dan ukur panjang badan
b. Ukur lingkar kepala dan lingkar dada
c. Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat
istirahat. Kemudahan bemapas, adanya edema dan lokasinya.
d. Jelaskan setiap tanda kegawatan : warna yang buruk, hipotonia,
tidak response, apneu.
2. Pengkajian respirasi
a. tentukan frekuensi dan keteraturan pernapasan
b. lakukan auskultasi dan jelaskan suara nafas
c. jelaskan kenyamanan oksigen dan metode persalinan
d. jelaskan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan
parsial
3. Pengkajian kardiovaskuler
a. Temukan denyut jantung dan iramanya
b. jelaskan bunyi jantung termaksud adanya bising
c. tentukan titik intensitas maksimal seperti titik ketika bunyi denyut
jantung paling keras terdengar dan teraba
d. kaji warana dasar kuku dan membran mukosa bibir
4. Pemeriksaan diagnostik
a. jumlah darah lengkap = penurunana pada Hb/Ht mungkin
dihubungkan dengan anemia atau kekurangan cairan
b. dextrosit = menyatakan hipoglikemi
c. analisis gas darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada
d. elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia
e. bilirubin: mugnkin meningkat pada polisitemia
f. urinalisis: mengkaji homeostasis
g. jumblah trombosit: trombositopenia mugnkin menyertai sepsis
h. EKG EEG USG, angiografi: defek kongenital / komplikasi
2. Diagnosa Keparawatan
Diagnosis yang dapat ditegakkan oleh perawat pada bayi BBLR
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi atou kelelahan,
dan ketidak seimbangan metabolik.
b. Risiko termoregulasi tidak efektif ditandai dengan suplai lemak
subkutan tidak memadai, berat badan ekstrim, cadangan metabolic
buruk, SSP (Sistem Saraf Pusat) imatur.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan simpanan nutrisi,
imatuntas produksi enzim, reneks menelan lemah, otot abdominal
lemah.
3. Intervensi Keperawatan
Menurut modifikasi teori SIKI (2018) dan Mitayani (2011) imtervensi
yang disusun antara lain :
Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi atau kelelahan, dan
ketidakseimbangan metabolik. Tujuan : setelah dilakukan tindakan pola
nafas menjadi efektif . Kriteria Hasil : Neonatus akan mempertahankan
pola pernapasan periodik, membran mukosa merah muda.
Intervensi Mandiri
a. Observasi frekuensi dan pola nafas
b. Suction jalan nafas sesuai kebutuhan
c. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan
popok dibawah bahu untuk menghasilkan hipereksiensi
Intervensi Kolaborasi
a. Pantau Pemeriksa laboratorium
b. Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Berikan oba-obat sesuai indikasi
Diagnosa 2 : Risiko termoregulasi tidak aktif ditandai dengan suplai lemak
subkutan tidak memadai, berat badan ekstrim, cadangan metabolic buruk,
SSP (Sistem Saraf Pusat) imatur. Tujuan termoregulasi menjadi efektif
sesuai dengan perkembangan.Kriteria hasil mempertahankan suhu kulit
atau aksila 36,5 -37,5ºC bebas-bebas stres dan rasa dingin.
Intervensi Mandiri
a. Kaji suhu tubuh bayi
b. Tempatkan bayi pada inkubator atau dalam keadaan hangat
c. Pantau sistem pengatur suhu
Intervensi Kolaborasi
a. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
b. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Diagnosa 3 : Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan simpanan
nutrisi, imatuntas produksi enzim, reflex menelan rendah, otot abdominal
lemah tujuannya terpenuhi sesuai kebutuhan. kriteria hasilnya
mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam kurva
sud normal dengan penambahan berat badan tetap sedikitnya 20 -30 gram
per hari.
Intervensi Mandiri
a. Kaji maturitas refleks bekenan dengan pemberian makan
b. Kaji berat badan dengan menimbang berat badan setiap hari
c. Pantau masukan dan pengeluaran urin
4. Implementasi
5. Evaluasi
1) Pola nafas Kembali efektif
2) Termoregulasi stabil
3) Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Nama : By Ny A
Usia : 0 hari
2. Keluhan utama
a. Prenatal
c. Neonatal
d. Post natal
Bidan mengatakan ibu bayi tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Bayi tidak
dilakukan IMD
6. Riwayat eliminasi
7. Riwayat imunisai
8. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Nadi : 147x/mnt
Pernafasan : 66x/mnt
Suhu : 36,6ºC
Spo2 : 98%
Ukuran antropometri
PB : 44 cm
LK : 33 cm
LD : 30 cm
LP : 30 cm
Lila : 10 cm
⮚ Sistem pernafasan
Bentuk hidung normal, bentuk dada simetris, sesak ada, retraksi dada
minimal, NCH tidak ada, pergerakan dinding dada simetris.
⮚ Sistem kardiovaskuler
⮚ Sistem gastrointestinal
Mulut tampak kotor ,terpasang ogt cairan lambung tidak ada, bab
meconium ada.
⮚ Sistem saraf
⮚ Sistem genitalia
⮚ Reflek
Reflek menangis lemah, reflek hisap tidak ada , reflek genggam sudah ada,
reflek babinski ada, reflek moro ada
⮚ Therapi
Ampicilin 2x125mg
Gentamicin 12,5mg/36 jam
Dextrose 10% 60cc
9. Analisa data
▪ Memonitor
efektif tindakan 3x24 nafas O= Bayi
pola
sehubungan jam diharapkan Observasi tampak sesak
nafas (frekuensi,
▪ Monitor pola
dengan dipsnea menurun, minimal,
kedalaman dan upaya
imaturitas penggunaan obat retraksi dada
nafas (frekuensi, bernafas)
neurologi bantu nafas masih terlihat,
▪ Memonitor
kedalaman dan
berkurang, bunyi produksi slem
upaya bernafas)
pemanjangan fase nafas tambahan masih ada
ekspirasi ▪ Monitor bunyi berwarna
▪ Memonitor sputum
menurun, nafas tambahan putih kental
(jumlah dan warna)
frekuensi dan bayi terpasang
▪ Monitor sputum
kedalaman nafas ▪ Memonitor adanya alat bantu
(jumlah dan
membaik sumbatan jalan nafas nafas HFN
warna)
dengan Fio2
▪ Memonitor saturasi
▪ Monitor adanya 21%, PEEP 5,
oksigen
sumbatan jalan suhu tubuh
Terapeutik
nafas normal 36,5-
▪ Mempertahankan 36,7,
▪ Monitor saturasi
terpasang
oksigen OGT dan
▪ Melakukan oral
sedang
▪ Monitor hasil x- higiene
dipuasakan ,
ray thorax
▪ kepatenan jalan tanda infeksi
Teurapetik
nafas tidak ada dan
▪ Pertahankan tidak ada
▪ Memposisika pasien
kepatenan jalan phlebitis dan
dengan lateran atau
nafas tidak ada
prone
demam pada
▪ Posisikan lateral,
▪ Melakukan bayi
prone
penghisapan lendir
▪ Lakukan A=
▪ Mengatur interval
penghisapan
pemantaun respirasi ▪ Pola
lender kurang
sesuai dengan
dari 15 detik nafas tidak
kondisi pasien
efektif,
▪ Atur interval
▪ Mendokumentasika
▪
pemantauan
n hasil pemantauan
respirasi sesuai Gangguan
dan prosedur
Gangguan Setelah dilakukan
pemantauan,
termoregulasi tindakan 1x24
hipotermi jam diharapkan informasikan P=
Sehubungan akral teraba hasil pemantaun
▪ Manag
dengan hangat, suhu
kurangnya tubuh normal ement pola
cadangan lemak 36,5-37,5, nafas
subkutan sianosis Managemen ▪ Manej
menurun,hipoksia hipotermi
emen
tidak ada, Observasi Observasi
hipotermi
konsumsi oksigen
▪ Observasi suhu ▪ Mengobservasi
cukup menurun ▪ Manej
tubuh setiap 1 suhu tubuh setiap 1
emen nutrisi
jam jam
▪ Manej
▪ Identifikasi ▪ Mengidentifika
emen infeksi
penyebab si penyebab
hipotermi hipotemi
Terapeutik Terapeutik
incubator incubator
hemodinamik
▪ Monitor
Kolaborasi
▪ Kolaborasi untuk
Kolaborasi
menentukan
▪ Memonitor jumlah
jumlah kalori dan
jenis nutrient kalori dan jenis
yang dibutuhkan nutrient yang
untuk target bb dibutuhkan untuk
Edukasi target bb
▪Jelaskan
perkembangan
tolerasi minum
Edukasi
kepada keluarga
▪ Menjelaskan
perkembangan
toleransi minum
kepada keluarga
DAFTAR PUSTAKA