PENDAHULUAN
0. Pendahuluan
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yanga lahir denga
n berat badan kuranag dari 1000 gram (Proverawati,2010)
Menurut WHO tahun 2018 dalam Jurnal (Maghfuroh 2021) berat bayi lahir re
ndah (BBLR) merupakan salah satu penyumbang terbesar angka kematian bayi (AK
B) (Labir et al., 2013).BBLR masih merupakan masalah kesehatan terkait dengan mor
talitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) perinatal. Angka kematian bayi baru lahi
r di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lai
nnya. Bayi yang mengalami BBLR setiap tahun sekitar 20 juta bayi, 98,5% diantarany
a di negara berkembang. Pengalaman dari negara maju dan berpenghasilan rendah dan
menengah telah dengan jelas menunjukkan bahwa perawatan bayi BBLR yang tepat, t
ermasuk pemberian makan, pemeliharaan suhu, tali higienis dan perawatan kulit, serta
deteksi dini dan pengobatan infeksi dan komplikasi termasuk sindrom gangguan perna
pasan dapat secara substansial mengurangi kematian.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunju
kkan AKN sebesar 15/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh
Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2019, dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244
kematian)terjadi pada masa neonatus. Penyebab kematian neonatal terbanyak adalah k
ondisi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu 7.150 kematian (35,3%) (Kemenkes, 20
19) dalam Jurnal (Agustin 2022).
1
a lahir (seperti tetanus neonatarum, sepsis), hipotermia dan asfiksia (Profil Kesehatan
Anak Indonesia, 2018).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis BBLASR
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahirnya kura
ng 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan, baik premature atau cukup bulan
(Departemen Kesehatan, 2009).
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan
bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan berat badan d
ibawah noral (kurang dari 1000 gram)
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yanga lahir denga
n berat badan kuranag dari 1000 gram (Proverawati,2010)
Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuha
n nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak factor dan
lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan k
onsumsi makanan pun kurang.
Kesimpulannya BBLASR adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah
normal yaitu kurang dari 1000 gram.
0. Etiologi
Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktoral, sehingga kadan
g mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun penyebab terb
anyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur (Haryani et al., 2020).
4
melahirkan BBLR, perdarahan antepartum, hipertensi, preeklamsia berat, ek
lamsia, infeksi selama hamil (infeksi kandung kemih dan ginjal).
b. Menderita penyakit seperti : malaria infeksi menular seksual, HIV/AIDS.
2. Ibu
a. Kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari usia 35 tahun
b. Jarak kelahiran terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
c. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
d. Ibu perokok
e. Keadaan gizi kurang baik
A. Faktor Janin
1. Kelainan kromosom
2. Infeksi janin kronik
3. Radiasi
4. Kehamilan ganda/kembar (gemeli)
B.Faktor Plasenta
1. Plasenta yang terlepas sebelum waktunya
2. Sindrom tranfusi bayi kembar
3. Tumor (korioangioma, mola hidatidosa). (Haryani et al., 2020)
0. Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi bayi BBLR :
0. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
a. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000 – 1500 gram
b. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.(Hary
ani et al., 2020)
0. Manifestasi Klinis
Secara umum gambaran klinis dari bayi BBLASR adalah :
0. Berat kurang dari 1000 gram
a. Panjang kurang dari 45 cm
b. Lingkar dada kurang dari 30 cm
c. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
d. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
e. Kepala lebih besar
5
f. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
g. Otot hipotonik lemah
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
i. Ekstremitas: Paha Abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
j. Kepala tidak mampu tegak
k. Pernafasan 40-50 kali per menit. m. Nadi 100-140 kali per menit.(Haryani et al., 2
020)
0. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLASR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belu
m cukup bulan (premature) disamping itu juga di sebabkan dismaturitas . artinya bay
i lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini ter
jadi adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dap
at beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara umum bayi berat badan lahir r
endah ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau premat
ur dan disebabkan karena dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangg
uan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor ibu, k
omplikasi hamil, komplikasi janin, plasenta yang menyebabkan suplai makanan ibu
ke bayi berkurang. Faktor lainnya yang menyebabkan bayi berat badan lahir rendah
yaitu faktor genetik atau kromosom, infeksi, kehamilan ganda, perokok, peminum al
kohol,dan sebagainya (Marlenywati 2015).
Bayi BBLR maupun premature belum dapat mempertahankan suhu normal kare
na pusat pengatur suhu tubuh masih dalam perkembangan, intake kalori dan cairan d
i bawah kebutuhan, cadangan energi juga kurang, jaringan lemak subcutan lebih tipi
s (isolator kurang) sehingga resiko kehilangan panas dan air lebih besar.
Temperatur dalam kandungan 37 °C sedang diruangan berkisar 28–32 °C. Pem
berian minum peroral mudah kembung karena dinding otot pada perut masih lemah,
otot saluran cerna masih lemah, malas minum, BB tak bertambah dalam waktu yang
lama. Penurunan BB sangat tajam, sehingga harus dikontrol jangan sampai turun leb
ih 10 %. . Pada BBLR daya tahan tubuh lebih rendah dan fungsi organ belum sempu
6
rna sehingga sering dijumpai masalah klinis seperti: asfiksia, pneumonia kongenital,
apneu berulang, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Berbag
ai penyebab BBLR diantaranya paritas, riwayat kehamilan tak baik, jarak kelahiran t
erlalu dekat, penyakit akut dan kronik, malnutrisi sebelum dan semasa hamil, keham
ilan ganda, infeksi TORCH dan terbanyak karena faktor kemiskinan (Ribek et al., 20
18).
6. Komplikasi
Menurut Haryani et al., (2020), kurang sempurnanya alat-alat dalam baik anato
mi maupun fisiologi maka mudah timbul beberapa kelainan pada BBLR yaitu :
a. Hipotermia
b. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik
c. Aspirasi pneumonia
d. Perdarahan intraventrikuler
e. Fibropasia retrorenal
f. Hiperbilirubinemia
g. Sindrom aspirasi mekonium
h. Hipoglikemia
i. Gangguan imunologik
7. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan,
dapat dimulai pada umur 8 jam.
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada u
mur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial de
ngan memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel ante
rior yang terbuka.(Mansjoer A, 2006).
c. Pemeriksaan darah rutin, bilirubin, glukosa darah, kadar elektrolit dan analisa dar
ah.
0. Penatalaksanaan
7
0. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipert
hankan dengan ketat. Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam inkub
ator. Inkubator yang modern dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembaban
agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang da
pat diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator di
bersihkan. Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit untuk 35 hidup lebih besar bila
mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetap
kan dengan mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembaban relatif, d
an aliran udara sehingga produksi panas (yang diukur dengan komsumsi oksigen) s
edikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Suhu
inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan komsumsi oksigen
terjadi minimal sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya
36,5-37 derajat celcius. Tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan ke
matangan bayi. Dalam keadaan tertentu bayi yang sangat prematur tidak hanya me
merlukan inkubator untuk mengatur suhu tubuhnya tetapi juga memerlukan pleksig
las penahan panas atau topi maupun pakaian. Prosedur perawatan dapat dilakukan
melalui “jendela” atau “lengan baju”. Sebelum memasukkan bayi ke dalam inkubat
or. Inkubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 derajat celcius, untu
k bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 derajat celcius untuk bayi yang lebig kecil. Ba
yi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernapasan yang adeku
at, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernapasan lebih
mudah.
b. Pengaturan dan pengawasan asupan cairan
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah menentukan pil
ihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang sesuai dengan kebutuhan b
ayi BBLR. ASI (air susu ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu mengi
sap. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI adalah pilihan ya
ng harus di dahulukan untuk diberikan. ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan
pada bayi yang tidak cukup mengisap. Bila faktor mengisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan mema
sang sonde kelambung. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat dan mengi
sap dan sianosis ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, mkanan
di berikan melalui Naso Gastric Tube (NGT). Jadwal pemberian makanan disesua
8
ikan dengan kebutuhan dan berat badan bayi BBLR. Pemberian makanan interval
tiap jam dilakukan pada bayi dengan berat badan lebih rendah.
c. Pencegahan infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit ataukuman kedalam tubuh,khususnya m
ikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat infeksi.Infeksi ini disebabkan oleh inf
eksi nosokomial. Rentan terhadap infeksi ini disebabkan oleh kadar immunoglobuli
n serum pada bayi BBLR masih rendah, aktivitas bakterisidal neotrofil, efek sitotok
sik limfosit juga masih rendah dan fungsi imun belum berpengalaman. Infeksi loka
l bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnosis dini dapat ditegakka
n jika cukup waspada terhadap perubahan (kelainan) tingkah laku bayi sering meru
pakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut antara lain: malas menetek, gelisah,
suhu tubuh meningkat, frekuensi pernapasan meningkat, muntah, diare dan berat ba
dan mendadak turun. Fungsi perawatan disini adalah memberi perlindungan terhad
ap bayi BBLR dari bahaya infeksi. Oleh karena itu, bayi BBLR tidak boleh kontak
dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus
dalam penanganan bayi, perawat luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tind
akan aseptis dan antiseptik alat-alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien d
ibatasi, rasio perawat pasien ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan ya
ng terlalu lama, mencegah timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotik yang tepat.
Bayi prematur mudah sekali terken infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih le
mah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempur
na. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal se
hingga tidak terjadi persalinan prematuritas/ BBLR.
d. Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kait
annya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dila
kukan dengan ketat.
e. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan.
f. Pengawasan jalan napas
Terhambatnya jalan nafas dapat menimbulkan asfiksia, hipoksia, dan akhirnya k
ematian. Selain itu BBLR tidak dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi sela
ma proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan asfiksia perinatal. Dalam kondisi
9
seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas segera setelah lahir (aspirasi lendir),
dibaringkan pada posisi miring, merangsang pernapasan dengan menepuk atau men
jentik tumit(Proverawati et al., 2010).
10
Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasirekome
ndasi berikut :
0. Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa temperatur tubuh bayi telah st
abil ( temperatur aksila antara 36,5°C –37,5°C ).
a. Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ad
a hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan
bayi dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk meny
elimuti bayi setelah dimandikan.
b. Mandikan bayi secara cepat dan lembut dengan air yang bersih dan hangat.
c. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering, se
bagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ket
uban pada permukaan tubuh bayi (Jamil et al., 2017).
0. Pencegahan Infeksi Pada Berat Bayi Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR)
1. Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Bersihkan tali p
usat dengan menggunakan kain kasa.
2. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. Untuk menghindar
kannya dari infeksi.
3. Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkanneonatus rentan terha
dap berbagai infeksi dan alergi. Olehkarena itu, pencegahan terhadap mikroba da
n deteksi diniinfeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari strukturkekeb
alan tubuh yang mencegah infeksi.Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum mem
beri bayikekebalan pasif dalam bentuk laktobaksilus bifidus,laktoferin, lisozim da
n sekresi Ig A.
4. Infeksi pada bayicepat sekali meluas menjadi infeksi umum,sehingga gejalanya ti
dak tampak lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat dibuat kalau kitacukup
waspada bahwa kelainan tingkah laku bayidapat merupakan tanda-tanda permula
an infeksi umum. Kalau bayi BBLR selama 72 jam pertama tidak menunjukkan g
ejala-gejala penyakit tertentu, tiba-tiba tingkah lakunya berubah, maka hal inimun
gkin disebabkan oleh infeksi, melaluigejalanya yaitu malas minum, gelisah, freku
ensipernapasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun,pergerakan kurang, diare ,
dan kejang .(Jamil et al., 2017)
11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BERAT BAYI LAHIR AM
AT SANGAT RENDAH (BBLASR)
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang dapat diajukan oleh seorang perawat mendapatkan data baik objek
tif maupun subjektif dari ibu adalah sebagai berikut (Mitayani, 2011) :
a. Riwayat kesehatan terdahulu
1. Apakah ibu pemah mengalami sakit kronis
2. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya seperti i
nfeksi / perdarahan antepartum, imaturitas,dan sebagainya
3. Apakah ibu seorang perokok
4. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat
a. Riwayat kesehatan sekarang
1. Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
2. Riwayat kesehatan keluarga
3. Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti kelainan k
adiovaskuler
Pengkajian Fisik
1. Pengkajian umum
0. Timbang berat badan bayi dan ukur panjang badan
a. Ukur lingkar kepala dan lingkar dada
b. Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istirahat. Kemuda
han bemapas, adanya edema dan lokasinya.
c. Jelaskan setiap tanda kegawatan : warna yang buruk, hipotonia, tidak response,
apneu.
0. Pengkajian respirasi
0. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernapasan
a. Lakukan auskultasi dan jelaskan suara nafas
b. Jelaskan kenyamanan oksigen dan metode persalinan
c. Jelaskan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial
0. Pengkajian kardiovaskuler
0. Temukan denyut jantung dan iramanya
a. Jelaskan bunyi jantung termaksud adanya bising
12
b. Tentukan titik intensitas maksimal seperti titik ketika bunyi denyut jantung pal
ing keras terdengar dan teraba
c. Kaji warana dasar kuku dan membran mukosa bibir
0. Pemeriksaan diagnostik
0. Jumlah darah lengkap = penurunana pada Hb/Ht mungkin dihubungkan denga
n anemia atau kekurangan cairan
a. Dextrosit = menyatakan hipoglikemi
b. Analisis gas darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres pernafasan bi
la ada
c. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia
d. Bilirubin: mugnkin meningkat pada polisitemia
e. Urinalisis: mengkaji homeostasis
f. Jumblah trombosit: trombositopenia mugnkin menyertai sepsis
g. EKG EEG USG, angiografi: defek kongenital / komplikasi
0. Diagnosa Keparawatan
Diagnosis yang dapat ditegakkan oleh perawat pada bayi BBLR
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi atou kelelahan, dan ketidak seimbangan me
tabolik.
b. Risiko termoregulasi tidak efektif ditandai dengan suplai lemak subkutan tidak m
emadai, berat badan ekstrim, cadangan metabolic buruk, SSP (Sistem Saraf Pusa
t) imatur.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan simpanan nutrisi, imatuntas produ
ksi enzim, reneks menelan lemah, otot abdominal lemah.
0. Intervensi Keperawatan
Menurut modifikasi teori SIKI (2018) dan Mitayani (2011) imtervensi yang disusun a
ntara lain :
Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis, keterbatasan perkemb
angan otot, penurunan energi atau kelelahan, dan ketidakseimbangan metabolik. Tuju
an : setelah dilakukan tindakan pola nafas menjadi efektif . Kriteria Hasil : Neonatus
akan mempertahankan pola pernapasan periodik, membran mukosa merah muda.
Intervensi Mandiri
13
a. Observasi frekuensi dan pola nafas
b. Suction jalan nafas sesuai kebutuhan
c. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok diba
wah bahu untuk menghasilkan hipereksiensi
Intervensi Kolaborasi
a. Pantau Pemeriksa laboratorium
b. Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Berikan oba-obat sesuai indikasi
Diagnosa 2 : Risiko termoregulasi tidak aktif ditandai dengan suplai lemak subkutan ti
dak memadai, berat badan ekstrim, cadangan metabolic buruk, SSP (Sistem Saraf Pus
at) imatur. Tujuan termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan.Kriteria
hasil mempertahankan suhu kulit atau aksila 36,5 -37,5ºC bebas-bebas stres dan rasa d
ingin.
Intervensi Mandiri
a. Kaji suhu tubuh bayi
b. Tempatkan bayi pada inkubator atau dalam keadaan hangat
c. Pantau sistem pengatur suhu
Intervensi Kolaborasi
a. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
b. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
0. Implementasi
14
1. Evaluasi
1. Pola nafas Kembali efektif
2. Termoregulasi stabil
3. Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi
ASUHAN KEPERAWATAN
15
1. Identitas
Usia : 1 hari
Anak ke : 1 (Pertama)
Dx medis : BBLASR
2. Keluhan utama
a. Prenatal
b. Intranatal
Bayi lahir SC,di tolong oleh dokter dengan usia kehamilan 26 minggu, A/S 5/8 , ketub
an jernih
c. Neonatal
d. Post natal
16
Setelah 1 jam kelahiran bayi dipindahkan ke ruang NICU.
Bayi lahir SC tidak langsung menangis A/S 5/8 bayi dilakukan VTP 1 menit, bayi t
ampak merintih sesak dan retraksi dada
3. Riwayat eliminasi
4. Riwayat imunisai
5. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Nadi : 155x/mnt
Pernafasan : 79x/mnt
Suhu :35,4C
Spo2 : 95%
Ukuran antropometri
BBL : 890gram
PB : 38 cm
LK :26 cm
LD : 22 cm
LP : 20 cm
Lila : 7 cm
Sistem pernafasan
17
Bentuk hidung normal, bentuk dada simetris, sesak ada, retraksi dada, NCH ada, pe
rgerakan dinding dada simetris.
Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung regular, warna kulit sianosis ekstermitas, CRT < 3 detik
Sistem gastrointestinal
Mulut tampak kotor ,terpasang ogt cairan lambung tidak ada, bab meconium ada.
Sistem saraf
Sistem genitalia
Testis belum turun, tidak terdapat hipospadia
Ekstermitas
Reflek
Reflek menangis lemah, reflek hisap tidak ada , reflek genggam sudah ada, reflek
Babinski ada, reflek moro ada
Therapi
Ampicilin 2x45mg
Gentamicin 4,5mg/48jam
Aminophilin 2x2,3mg
Heparin 0,5cc/jam
PG1 60cc
Lipid 4cc
D 10% 8cc
18
Hasil lab tanggal 18/08/2023
19
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15.7 15.2 - 23.6
Hematokrit 48.9 44.0 - 72.0
Leukosit 9.0 9.4 - 34.0
Trombosit 136 217 - 497
Eritrosit 3.94 4.30 - 6.30
INDEKS ERITROSIT
MCV 124.1 98.0 - 122.0
MCH 39.8 33.0 - 41.0
MCHC 32.0 31.0 - 35.0
RDW-CV 16.9 11.5 - 14.5
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT DARAH
Natrium 147 136 - 145
Kalium 3.7 3.5 - 5.1
Klorida 110 98 - 107
ANALISA GAS DARAH
pH 7.15 7.37 - 7.44
PCO2 73.2 35.0 - 45.0
PO2 65.5 83.0 - 108.0
BP 735.6
HCO3 25.9 21.0 - 28.0
02 Saturasi 86.4 95.0 - 99.0
BE (Base Excess) -3.1 -2.5 - 2.5
Total CO2 28.1 19.0 - 24.0
a/A (Gradien) 1.2
SERO-IMUNOLOGI
Golongan Darah A/Rh(+)
CRP Kuantitatif 0.01 <=0.5
20
6. Analisa data
21
No Data Pendukung Etiologi Diagnosa
Pola nafas tida
1. DS = Belum bisa dikaji Imaturitas neurologi k efektif
22
7. Intervensi implementasi dan evaluasi keperawatan
23
ondisi pasie Melakukan p Resiko infe
n enghisapan le ksi
Dokumentas ndir
ikan hasil pe Mengatur int
mantauan erval pemant P=
aun respirasi Managemen
sesuai denga t pola nafas
n kondisi pas Manejemen
ien hipotermi
Mendokume Manejemen
ntasikan hasi nutrisi
l pemantaua Manejemen
n infeksi
Edukasi
Jelaskan tujuan d
an prosedur pem
antauan, informa Edukasi
sikan hasil pema
ntaun Menjelaskan
tujuan dan pr
osedur peman
tauan dan me
ninformasika
n hasil peman
tauan
Terapeutik Terapeutik
24
Gunakan bla n topi bayi
nket roll
Edukasi
Edukasi
Jelaskan has
il pemantau Menjelaskan
an hasil pemanta
uan
Terapetik Terapetik
Kolaborasi
Kolaborasi
Kolaborasi
untuk mene Memonitor
25
ntukan juml jumlah kalo
ah kalori da ri dan jenis
n jenis nutri nutrient yan
ent yang dib g dibutuhka
utuhkan unt n untuk targ
uk target bb et bb
Edukasi
Terapeutik
Terapeutik
Cuci tangan
sebelum dan Mencuci tang
sesudah keg an sebelum d
iatan pasien an sesudah k
Batasi jumla egiatan pera
h pengunjun watan pasien
g Jaga lingkun
Jaga lingkun gan aseptic s
gan aseptic s aatmengganti
26
aat menggan botol TPN
ti botol TPN
Edukasi
Edukasi
Mengajarkan cara
Ajarkan c cuci tangan yang t
ara cuci t epat pada pengunj
angan yan ung
g tepat un
tuk pengu
njung
DAFTAR PUSTAKA
Serimbing, J. Br. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah, Ed. Yogyakart
a
27
Tarwoto dan wartonah (2014) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Ed. 5 J
akarta : Salem
Agustin, Aulia Dwi. 2022. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan
Maghfuroh, Lilis, dkk. 2021. “Oral Motor Meningkatkan Reflek Hisap Bayi Bblr Di Ruang
28