Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Hiperbilirubinemia, atau penyakit kuning, adalah kelainan yang mengancam nyawa pada bayi
baru lahir. Ini adalah kelainan multifaktorial dengan banyak gejala. Secara umum, penyakit
kuning fisiologis adalah jenis yang paling umum, namun di beberapa daerah penyakit kuning
patologis juga sering terjadi (NCBI, 2016)

Pasien dengan masalah hiperbilirubinemia atau yang dikenal dengan sebutan jaundice terjadi
karena tingginya kadar bilirubin dalam darah, dimana bilirubin adalah hasil pemecahan
hemoglobin karena sel darah merah yang rusak sehingga menyebabkan bayi berwarna kuning.
Secara statistik insiden hiperbilirubin ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama
kehidupan di Indonesia sebesar 51,47% dengan perbandingan di Amerika 65% dan Malaysia
75% (Putri dan Mexitalia, 2014; WHO, 2015).

Hiperbilirubinimia dapat menimbulkan mortalitas apabila tidak teratasi akan menimbulkan efek
terkonjugasi di dalam sel-sel otak sehingga mengalami kerusakan hingga menyebabkan bayi
kejang dan penurunan kesadaran bisa berakhir dengan kematian (Atikah dan Jaya, 2015).
Apabila penangganan tidak selesai dengan tuntas bayi bisa mendapatkan gejala sisa seperti tuli,
spasme otot, gangguan bicara, kejang tonus otot, leher kaku dan sistem neurologi yang lain
(Marmi, 2015).

Maka deteksi dini dari kemungkinan terjadinya hiperbilirubin pada bayi bayi terutama yang
dirawat di ruang bayi sangat diperlukan guna mengurangi dampak komplikasi dari hiperbilirubin
yang tidak teratasi segera.

TUJUAN

Dapat menerapkan asuhan keperawatan neonatus yang aman dan efektif pada bayi yang
mengalami hyperbilirubinemia.
Tujuan khusus
1. Memahami konsep hyperbilirubinemia.
2. Memahami dan mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan Memahami
konsep hyperbilirubinemia.
3. Memahami dan mampu melakukan analisa data pada bayi dengan
hyperbilirubinemia.
4. Memahami dan mampu menentukan diagnose pada bayi dengan
hyperbilirubinemia.

5. Memahami dan mampu menetukan intervensi pada bayi dengan


hyperbilirubinemia.
6. Memahami dan mampu melakukan implementasi pada bayi dengan
hyperbilirubinemia.

DEFINISI HIPERBILIRUBINEMIA
Istilah hiperbilirubinemia sering disalahartikan sebagai ikterus berat yang membutuhkan terapi
segera. Sesungguhnya, hiperbilirubinemia dan ikterus/jaundice merupakan terminologi yang
merujuk pada keadaan yang sama. Adapun klasifikasi dari hiperbilirubinemiaadalah :

1. Ikterus neonatorum

Ikterus neonatorum merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus
pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara

klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL( IDAI 2022)

2. Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai kadar bilirubin serum total ≥5 mg/dL (86 μmol/L).
Hiperbilirubinemia adalah keadaan transien yang sering ditemukan baik pada bayi cukup bulan
(50-70%) maupun bayi prematur (80-90%). Sebagian besar hiperbilirubinemia adalah fisiologis
dan tidak membutuhkan terapi khusus, tetapi karena potensi toksik dari bilirubin maka semua
neonatus harus dipantau untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia berat.
( IDAI 2022).

3. Bilirubin ensefalopati akut


Berdasarkan AAP, definisi bilirubin ensefalopati akut digunakan untuk menjabarkan manifestasi
akut dari toksisitas bilirubin yang ditemui dalam 1 minggu pertama setelah lahir. Pada fase awal
dari bilirubin ensefalopati akut, bayi dengan ikterus yang berat akan memiliki reflek hisap yang
jelek, gerak tangis menjadi lemah, dan hipotonia. Fase intermediet ditandai dengan gangguan
kesadaran, iritabel, dan hipertonia. Bayi ini dapat mengalami demam dan high -pitched cry,
bergantian dengan letargi dan hipotonia.Manifestasi dari hipertonia adalah retrocollis (leher -10 -
melengkung ke belakang) dan pistotonus (badan melengkung ke belakang) ( IDAI 2022).

ETIOLOGI

Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut terjadi karena keadaan sebagai berikut:

a. Polychetemia, Isoimun Hemolytic Disease, kelainan Struktur dan Enzim Sel Darah
Merah, Keracunan Obat (Hemolisis Kimia: Salisilat, Kortikosteroid, Kloramfenikol),
hemolisis ekstravaskuler.
b. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu (atresia
biliary), infeksi, masalah metabolic galaktosemia, hipotiroid jaundice ASI.
c. Adanya komplikasi asfiksia, hipotermi, hipoglikemi. Menurunnya ikatan albumin; lahir
premature, asidosis.

PATOFIOLOGI

Mayoritas bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin menjadi bilirubin tak terkonjugasi
(dan zat lainnya). Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dengan albumin dalam darah untuk
diangkut ke hati, di mana ia diambil oleh hepatosit dan terkonjugasi dengan asam glukuronat
oleh enzim uridine diphosphogluconurate glucuronosyltransferase (UGT) untuk membuatnya
larut dalam air. Bilirubin terkonjugasi diekskresikan dalam empedu ke duodenum. Pada orang
dewasa, bilirubin terkonjugasi direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilin dan diekskresikan.
Neonatus, bagaimanapun, memiliki lebih sedikit bakteri dalam saluran pencernaan mereka,
sehingga lebih sedikit bilirubin dikurangi menjadi urobilin dan diekskresikan. Mereka juga
memiliki enzim beta-glukuronidase, yang mendekonjugasi bilirubin. Bilirubin yang sekarang
tidak terkonjugasi dapat diserap kembali dan didaur ulang ke dalam sirkulasi. Proses ini
disebut sirkulasi enterohepatik bilirubin.
Bilirubin janin dibersihkan dari sirkulasi dengan transfer plasenta ke plasma ibu setelah
gradien konsentrasi. Hati ibu kemudian mengkonjugasi dan mengeluarkan bilirubin janin.

Saat lahir, koneksi plasenta dihentikan, dan meskipun hati neonatal terus mengambil,
mengkonjugasikan, dan mengeluarkan bilirubin ke dalam empedu sehingga dapat dihilangkan
dalam tinja, neonatus kekurangan bakteri usus yang tepat untuk mengoksidasi bilirubin
menjadi urobilinogen di usus; Akibatnya, bilirubin yang tidak berubah tetap berada di tinja,
memberikan warna kuning cerah yang khas. Selain itu, saluran pencernaan neonatal (seperti
janin) mengandung beta-glukuronidase, yang mendekonjugasi beberapa bilirubin.

Pemberian makan memicu refleks gastrokolik, dan bilirubin diekskresikan dalam tinja sebelum
sebagian besar dapat didekonjugasi dan diserap kembali. Namun pada banyak neonatus,
bilirubin tak terkonjugasi diserap kembali dan dikembalikan ke sirkulasi dari lumen usus
(sirkulasi bilirubin enterohepatik), berkontribusi terhadap hiperbilirubinemia fisiologis dan
penyakit kuning. Peningkatan hematokrit dan rentang hidup sel darah merah yang lebih pendek
pada neonatus menghasilkan peningkatan produksi bilirubin dan juga berkontribusi terhadap
hiperbilirubinemia fisiologis.

Hiperbilirubenemia dibedakan menjadi fisiologis dan patologis.

Hiperbilirubinemia patologis adalah:

 Kuning terjadi sebelum/dalam 24 jam pertama


 Setiap peningkatan bilirubin serum memerlukan foto terapi.
 Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5 mg/dl/jam.
 Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah,letargi, malas
menetek, BB turun cepat, apnea, tahipnea, suhu labil).
 Terdapat faktor resiko.
 Ikterus bertahan setelah 8 hari pada BCB, setelah 14 hari BKB.
 Bilirubin direk >2mg/dL.
Diluar kriteria tersebut di atas adalah batasan fisiologis.
Pathways Hiperbilirubinemia

Mekanisme hepatobilier
Mekanisme hematologi
Obstruktif ekstrahepatika

Obstruktif intrahepatika
Lisis eritrosit>>
Obstruktif ductus biliaris
( kolestasis)
Kerusakan
Konjugasi terganggu
hepatoseluler.obstruksipada
canaliculi biliaris Akumilasi bilirubin
terkonjugasi masuk ke Bilirubin masuk ke peredaran darah
peredaran darah
Eksresibilirubin <<

Hyperbilirubinemia tidak terkonjugasi


Hyperbilirubinemia
Hyperbilirubinemia terkonjugasi terkonjugasi
dan tidakterkonjugasi

Penumpukan bilirubin dalam


Pembuluh darah

Ikterik
Hyperbilirubinemia
Jaringan ekstravaskuler Otak Pencernaan
( kulit, konjungtiva, mukosa dan
bagiantubuh lain) Meningkatnya cairan empedu
Bilirubin indireck
Icterik
↑ peristaltic usus
Jaundice Kejang

Fototerapi MK : Resiko Cidera Diare

Evaporasi
MK : Diare
Kelembapan kulit ↓ MK : Defisit volume cairan

Kulit kering, turgor kulit <<


Anoreksia, daya isap ↓
MK : Kerusakan integritas kulit
Gangguan proses menyusu

Mk : Ketidakefektifan proses menyusu

Vasokontriksi pembuluh darah Suhu tubuh ↑ MK : Resiko Hipertermi

Pemisahan orang tua dan bayi MK : Resiko Gangguan Pola Asuh

Icteric Neonatorum
PENATALAKSANAAN

Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), penatalaksanaan terapeutik pada klien hiperbilirubinemia yaitu:

a. Pemberian Antibiotik, dilakukan apabila hiperbilirubinemia pada disebabkan oleh infeksi.

b. Fototerapi, berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melaui tinja dan urine dengan oksidasi
foto pada bilirubin dari biliverdin.

c. Fenobarbital, dapat mengekskresikan bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi. Meningkatkan
sintesis hepatik glukoronil transferase yang dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance hepatik
pada pigmen dalam empedu, sintesis protein dimana dapat meningkatkan albumin untuk mengikat
bilirubin. Akan tetapi fenobarbital tidak begitu sering dianjurkan untuk mengatasi hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir.

d. Transfusi Tukar

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi akibat Hiperbilirubin yaitu:

a. Bilirubin Encephalopathy (Komplikasi Serius).

b. Kern Ikterus; kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hiperaktif, bicara lambat,
tidak ada koordinasi otot.

c. Gangguan pendengaran dan penglihatan.

d. Asfiksia.

e. Hipertermi.

f. Hipoglikemi.

g. Kematian.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium : kadar bilirubin


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY BDS
DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

A. IDENTITAS
Nama : By.Ny. BDS

TTL : 11-09-2023

Nama Ayah/Ibu : Antoni Sianturi / Berliana Dewi Sihombing

Pekerjaan Ayah/Ibu : Wiraswasta / Ibu rumah Tangga

Pendidikan Ayah/Ibu : S2 / Akademi

Alamat : Perumahan Green Paradise Citayem Blok D 2 Bogor / Jl.


Swadaya

Murni I Kel. Lubang Buaya Kec. Cipayung Jakarta Timur

Agama : Kristen Protestan

B. Keluhan Utama

Kulit bayi tampak kuning

C. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Pre Natal

Ny. BDS mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, Ny. BDS rutinm e m e r i k s a k a n
k e h a m i l a n y a s e t i a p b u l a n s e k a l i d i P u s k e s m a s d a n mendapatkan penkes
mengenai nutrisi ibu hamil, asi ekslusif, imunisasi. Ny. BDS mengatakan selama hamil
mengalami kenaikan BB 15 kg. Ny. BDS mengatakan selama kehamilan tidak ada
komplikasi, dan tidak pernah konsu msi obat-obatan selain yang diberikan bidan
atau dokter. Ny.BDSm e n g a t a k a n m e n g k o n s u m s i t a b l e t F e y a n g d i b e r i k a n b i
d a n d a r i puskesmas. Ny. BDS mengatakan selama hamil tidak pernah dirawat dirumah sakit
karena penyakit tertentu.

b. Intra Natal

Ny. BDS melahirkan secara normal dengan usia kandungan 36 minggu di RSUP Fatmawati
Jakarta pada tanggal 11 September 2023, bayi berjenis kelamin laki laki dengan BBL: 2660 gr,
PB : 48 cm, LK : 30 cm, LD : 33 cm,LILA : 10 cm

c. Ante Natal

Usaha nafas secara spontan, interaksi orang tua dan bayi pada saat
dilakukan skin to skin bayi langsung menempel dan mencari puting susu i b u . T i d a k a d a
t r a u m a l a h i r . N y . B D S d a t a n g k e P o l i A n a k t a n g g a l 1 4 s e p t ember 2023
dengan keluhan kulit bayi berwarna kuning dan susah menyusu.

D. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medik : Neonatal Jaundice
2. Tindakan Operasi : Tidak ada tindakan operasi
3. Status Nutrisi dan Cairan :
Ny. BDS mengatakan nutrisi dan cairan bayi saat ini bayi masih diberikan asi karena usia
bayi Ny. BDS masih berusia 3 hari dan bayi susah menyusu. Berat bayi baru lahir 2660
gr, berat bayi saaat ini 2600 gr.

4. Obat/terapi:
Terapi: Fototerapi 48 jam

5. Aktivitas
Saat ini By. Ny. BDS dirawat dirumah sakit secara intensif dengan tindakan fototerapi
selama 48 jam dari tanggal 14 September 2023 jam 10.00 sampai tanggal 16 September
2023 jam 10.00

6. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan


a) Fototerapi 48 jam
b) Cek bilirubin total, direk, indirek 2 jam post fototerapi
c) Mengobservasi kelainan kulit bayi
d) Mengobservasi adanya tanda-tanda hidrasi
e) Monitor meningkatnya temperatur/suhu
f) Menganjurkan lebih sering menyusu
g) Mengedukasi keluarga mengenai prosedur tindakan fototerapi
7. Hasil Laboratorium
Hasil laboratorium tanggal 14 Sepember 2023

Jenis Pemeriksaan Hasil


Bilirubin Total 13,78
Bilirubin Direk 0,2
Bilirubin Indirek 13,58

I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : Nadi : 142 x/mt Suhu : 36,60c RR : 42 x/mt TD : -

Saat Lahir Saat Ini


Berat Badan 2660 gr 2600 gr
Panjang Badan 48 cm 48 cm
Lingkar Kepala 30 cm 30 cm
1. Reflek
 Moro

 Menggenggam

 Isap

Lain : Daya isap lemah

2. Tonus/aktivitas
 Aktif  Tenang

 Letargi  Kejang

 Menangis keras  Lemah

 Melengking  Sulit menangis

3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior

 Lunak  Tegas  Datar

 Menonjol  Cekung

b. Sutura sagitalis
 Tepat  Terpisah Menjauh

c. Gambaran wajah
 Simetris  Asimetris

d. Molding
 Bersesuaian Tumpang tindih

e.  Cuput succedaneum
f.  Chepalohematoma
4. Mata
 Bersih  Sekresi

5. THT
a. Telinga

 Normal  Tidak normal

b. Hidung
 Bilateral  Obstruksi  Cuping hidung

c. Palatum
 Normal  Tidak normal

6. Abdomen
 Lunak  Tegas  Datar 
Kembung

Lingkar perut :-

Liver :  Kurang dari 2 cm  Lebih dari 2 cm

7. Thoraks
 Simetris  Asimetris

Retraksi : Tidak ada retraksi dada

Klavikula : Klavikula simetris

8. Paru-paru
a. Suara nafas
 Bersih  Ronchi  Wheezing

 Terdengan disemua lapang paru

 Tidak terdengar

 Menurun

b. Respirasi
 Spontan, jumlah : x/menit

 Sungkup/headbox

 Ventilator

9. Jantung
 Bunyi jantung normal

 Mur-mur

 Lain-lain, sebutkan : ……

 Nadi perifer
Brakhial  Berat  Lemah  Tidak ada

Femoral  Berat  Lemah  Tidak ada

10. Ekstremitas
 Semua ekstremitas bergerak normal

 ROM terbatas

 Tidak bisa dikaji

 Ekstremitas atas bawah simetris

11. Umbilikus
 Normal  Abnormal

 Inflamasi  Drainase

12. Genetalia
 Laki-laki normal

 Perempuan normal

 Ambivalen

 Lain-lain, sebutkan : …..

13. Anus
 Paten  Imperforata

14. Spina
 Normal  Abnormal, sebutkan : ….

15. Warna kulit

 Pink  Pucat  Jaundice  Rash  Tanda lahir

16. Suhu
 Penghangat radian  Pengaturan suhu

 Inkubator  Suhu ruang  Boks terbuka


II. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN/REFLEK PRIMITIF
A. Kemandirian dan bergaul
B. Motorik halus
C. Kognitif dan bahasa
D. Motorik kasar
Kesimpulan perkembangan :

 Menangis bila tidak nyaman

 Membuat suara tenggorok yang pelan

 Memandang wajah dengan sungguh-sungguh

 Mengeluarkan suara

 Berespon berbeda terhadap objek yang berbeda

 Dapat tersenyum

 Menggerakan tangan dan tungkai sama mudahnya ketika terlentang

 Memberi reaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya

 Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara

 Membalas senyuman

III. INFORMASI LAIN


-

IV. ANALISA DATA


No. Data Fokus Etiologi Masalah
1. Ds : Usia ≤ 7 hari Hiperbilirubinemia
Ibu pasien mengatakan warna neonatal
kulit bayi menguning.
Do :
- Ikterus pada badan atas dan
badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Hasil laboratorium
Bilirubin total:
13,78 mg/dL
Bilirubin direk:
0,2 mg/dL
Bilirubin indirek:
15,38 mg/dL
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- By. Ny BDS lahir pada
tanggal 11/11/2023 lahir
normal, usia kandungan 3
minggu, BBL : 2660 gr, PB :
48 cm, LK : 48 cm, LD : 33
cm, LILA : 10 cm

2. 3. Ds : Asupan cairan Risiko defisien


Ibu mengatakan bayi susah kurang volume cairan
menyusu

Do :
- Warna kulit jaundice
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Fototerapi 48 jam
- Bayi gelisah dan sering
menangis
4. 5. Ds : Terapi radiasi Risiko kerusakan
Ibu mengatakan warna kulit (fototerapi 48 jam) integritas kulit
bayi menguning

Do :
- Ikterus pada badan atas dan
badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Hasil laboratorium
Bilirubin total:
13,78 mg/dL
Bilirubin direk:
0,2 mg/dL
Bilirubin indirek:
13,58 mg/dL
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Fototerapi 48 jam
1. Setelah dilakukan tindakan Pressure 1. Memantau
keperawatan 3 x 24 jam Management : adanya
kerusakan integritas kulit 1. Hindari kerutan kehilangan berat
tidak terjadi dengan kriteria pada tempat tidur badan
hasil : 2. Jaga kebersihan 2. Memantau
a. Tidak ada tanda-tanda kulit agar tetap intake dan
ikterus (kuning) pada kulit bersih dan kering output seimbang
b. Integritas kulit yang baik 3. Mobilisasi (ubah dalam 24 jam
bisa dipertahankan posisi pasien) setiap 3. Memberikan
(sensasi, elastisitas, 4 jam sekali intake nutrisi
hidrasi) 4. Monitor akan maupun cairan
adanya kemerahan 4. Membran
5. Monitor aktivitas mukosa kering,
dan mobilisasi nadi tidak
pasien adekuat menjadi
tanda kerusakan
integritas kulit

Pressure
management :
1. Mengurangi
penekanan pada
kulit bayi yang
sensitif
2. Mencegah
terjadinya luka
atau lesi
3. Kulit yang
bersih menjadi
tanda integritas
kulit baik
4. Mencegah
terjadinya
penekanan yang
menimbulkan
iritasi kulit
5. Kemerahan
menjadi tanda
iritasi kulit
6. Mobilisasi dan
aktivitas yang
baik mampu
mencegah
terjadinya
kerusakan
integritas kulit
7. Menjaga
kebersihan kulit

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari / Tanggal No. Dx Tindakan Hasil / Respon TTD
Kamis, 14
September 2023
10.00 WIB 1 - Mengkaji riwayat S: Novie
maternal dan bayi Ibu pasien mengatakan
mengenai adanya merupakan kehamilan
faktor risiko pertama, tidak memiliki
terjadinya komplikasi saat kehamilan,
hiperbilirubinemia tidak konsumsi obat selain
yang dianjurkan bidan.
O:
- By. Ny I lahir pada
tanggal 11/09/2023 lahir
normal, usia kandungan 36
minggu, riwayat ketuban
pecah dini 16 jam, BBL :
2660 gr, PB : 48 cm, LK :
31 cm, LD : 30 cm, LILA :
10 cm

10.30 WIB 1 - Mengobservasi S: Novie


tanda-tanda Ibu pasien mengatakan
(warna) kuning warna kulit bayi
menguning
O:
- Ikterus pada badan atas
dan badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Hasil laboratorium
Bilirubin total:
13078 mg/dL
Bilirubin direk:
0,2 mg/dL
Bilirubin indirek:
13,58 mg/dL
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik

- Mengobservasi S:
08.45 WIB 1 tanda-tanda Ibu pasien mengatakan Novie
hidrasi bayi sulit menyusu karena
ASI masih keluar sedikit
O:
- Turgor kulit kurang
elastis
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Produksi ASI masih
keluar sedikit
- Menimbang berat
09.00 WIB 2 badan pasien Novie
S:
-
O:
- BBL : 2660 gr
- BBS : 2600 gr
- Bayi mengalami
penurunan berat badan
- Memonitor suhu sebanyak 20 gr
10.00 WIB 2 pasien Novie
S:
-
O:
- Memberikan Suhu : 36,60c
10.30 WIB 1 pendidikan Novie
kesehatan kepada S:
keluarga tentang Ibu mengatakan khawatir
prosedur tindakan dengan kondisi bayi saat
dan perawatan ini
fototerapi O:
- Ibu tampak cemas
- Ibu dapat memahami dan
mampu mengulang
penjelasan tentang
- Mengubah posisi prosedur tindakan dan Novie
11.00 WIB 1 bayi perawatan fototerapi.

S:
-
O:
- Aktivitas gerak aktif
- Warna kulit jaundice
-Turgor kulit kurang elastis Novie
- Konseling laktasi - Membran mukosa ikterik
11.30 WIB 1 - Sklera ikterik

S:
Ibu mengatakan bersedia
untuk menyusui
O:
- Bayi tampak menangis
- Bayi tampak belum puas
menyusu
Jumat, 15
September 2023

08.00 WIB 1 - Mengobservasi tanda-tanda S : Novie


(warna) kuning Ibu mengatakan
kekuningan pada kulit
bayi berkurang
O:
- Ikterus pada badan
atas dan badan bawah
hingga tungkai
berkurang
- Warna kulit jaundice
- Mukosa bibir ikterik
- Sklera ikterik
- Bilirubin total: 11,2
- Bilirubin Direk: 0,2
- Bilirubin indirek: 11

08.30 WIB 2 - Menimbang berat badan


pasien S: Novie
-
O:
- BBS : 2605 gr
- Berat badan bayi naik
5 gr dari berat
09.00 WIB 2 sebelumnya
- Memonitor tanda-tanda Novie
hidrasi S:
-
O:
- BBL : 2660 gr
- BBS :2605 gr
- Mengalami penurunan
berat badan
- Turgor kulit kurang
elastis
11.00 WIB 1 - Membran mukosa
ikterik
- Memonitor suhu pasien - Sklera ikterik

S:
-
O: Novie
12.00 WIB 3 - Suhu : 36,70C
- Turgor kulit kurang
- Menjaga kebersihan kulit elastis
agar tetap bersih dan kering
S:
- Novie
O:
12.30 WIB 2 - Bayi tampak tenang
- Turgor kulit kurang
- Konseling laktasi elastis
- Ikterik pada badan
atas dan badan bawah
berkurang

S:
Ibu mengatakan ASI
keluar lebih banyak
13.30 WIB 3 O: Novie
- Ibu tampak
- Melakukan mobilisasi kooperatif
dengan mengubah posisi - Bayi tampak menyusu
pasien dengan tenang
- Produksi ASI lebih
banyak dari biasanya

S:
-
O:
- Bayi tampak
menangis
- Aktivitas gerak bayi
aktif
- Ikterik pada badan
atas dan badan bawah
hingga tungkai
berkurang
Sabtu, 16
September 2023
S:
08.30 WIB 1 - Mengobservasi tanda-tanda Ibu mengatakan Novie
(warna) kuning kekuningan pada kulit
bayi berkurang
O:
- Ikterus pada badan
atas dan badan bawah
hingga tungkai
berkurang
- Warna kulit pink
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
- Sklera normal
- Bilirubin total: 10,2
- Bilirubin direk: 0,2
- Bilirubin indirek: 10,0

08.45 WIB 2 - Memonitor berat badan Novie


pasien S:
-
O:
- BBL : 2660 gr
- BBS : 2610 gr
- Berat badan naik 5 gr
dari BB sebelumnya
- Berat badan turun 40
gr dari BB lahir
09.00 WIB 1 Novie
- Memonitor tanda-tanda S:
hidrasi -
O:
- BBL : 2660 gr
- BBS : 2610 gr
- Tidak mengalami
penurunan berat
badan
- Turgor kulit kurang
elast
09.30 WIB 2 - Membran mukosa Novie
lembab
- Memonitor suhu pasien - Sklera ikterik
berkurang

S:
-
10.30 WIB 1 O: Novie
- Memberikan edukasi tentang - Suhu : 36,80c
perawatan bayi fototerapi - Turgor kulit elastis
dirumah

S:
Ibu mengatakan belum
paham mengenai
perawatan bayi dengan
terapi post fototerapi
dirumah
O:
Ibu tampak paham dan
mampu mengulangi
11.30 WIB 3 penjelasan tentang Novie
perawatan bayi dengan
- Mendorong masukan oral post fototerapi dirumah
dengan menganjurkan ibu
menyusui
S:
Ibu mengatakan
bersedia menyusui
bayi, produksi ASI
lebih banyak
O:
- Ibu kooperatif
- Bayi menyusu dengan
tenang
- Produksi ASI tampak
lebih banyak

VI. EVALUASI KEPERAWATAN


Hari/Tanggal No. Dx Evaluasi TTD
Senin, 18 1 S: Nora
September 2023 - Ibu mengatakan warna kulit bayi menguning
- Ibu pasien mengatakan merupakan kehamilan
22.00 WIB pertama, tidak memiliki komplikasi saat kehamilan,
tidak konsumsi obat selain yang dianjurkan bidan.
O:
- By. Ny W lahir pada tanggal 11/11/2023 lahir
normal, usia kandungan 36 minggu, BBL : 2660 gr,
PB : 48 cm, LK : 30 cm, LD : 33 cm, LILA : 10 cm
- Gerak bayi aktif
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Hasil laboratorium
Bilirubin total: 15,8 mg/dL
Bilirubin direk: 0,2 mg/dL
Bilirubin indirek: 15,6 mg/dL
- Turgor kulit kurang elastis
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- BBS : 2620 gr
- Mengalami penurunan berat badan
A:
Masalah hiperbilirubinemia neonatus belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Observasi tanda-tanda (warna) kuning
- Observasi tanda-tanda dehidrasi (depresi fontanel,
turgor kulit buruk, kehilangan berat badan.
- Tempatkan lampu fototerapi di atas bayi dengan
tinggi yang sesuai
- Ubah posisi bayi tiap 4 jam per protokol
- Buka penutup mata setiap 4 jam atau ketika lampu
dimatikan untuk (bisa dilakukanya) kontak (bayi
dan) orang tua dan (memungkinkan dilakukanya
aktivitas) menyusui.
- Timbang berat badan setiap hari
2 S: Nora
Ibu pasien mengatakan bayi susah menyusu
O:
- Gerak bayi aktif
- Bayi tampak menangis saat menyusu
- Bayi tampak kurang puas menyusu
- Terapi fototerapi 48 jam
- Turgor kulit kurang elastis
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- BBS : 3100 gr
- Mengalami penurunan berat badan
- Suhu : 36,60c
A:
Masalah risiko defisien volume cairan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor berat badan
- Monitor suhu, pernafasan, tekanan darah dan nadi
- Monitor status hidrasi (kelembapan membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
- Monitor warna, kuantitas dan banyaknya keluaran
urine
- Dorong masukan oral
3 S: Nora
Ibu mengatakan warna kulit bayi menguning
O:
- Turgor kulit kurang elastis
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
A:
Masalah risiko kerusakan integritas kulit belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor berat badan
- Dorong masukan oral
- Monitor status hidrasi (kelembapan membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Selasa, 19 1 S: Nora
Sepember 2023 - Ibu mengatakan kekuningan pada kulit bayi
10.00 WIB berkurang
O:
- Gerak bayi aktif
- Warna kulit jaundice
- Turgor kulit kurang elastis
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Suhu : 36,70c
- BBS : 2635 gr
- Mengalami peningkatan berat badan
A:
Tujuan belum tercapai
P:
Lanjutkan intervensi
- Observasi tanda-tanda (warna) kuning
- Observasi tanda-tanda dehidrasi (depresi fontanel,
turgor kulit buruk, kehilangan berat badan.
- Ubah posisi bayi tiap 4 jam per protokol
- Buka penutup mata setiap 4 jam atau ketika lampu
dimatikan untuk (bisa dilakukanya) kontak (bayi
dan) orang tua dan (memungkinkan dilakukanya
aktivitas) menyusui.
- Timbang berat badan setiap hari
2 S: Nora
Ibu pasien mengatakan sudah konsultasi laktasi
O:
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai berkurang
- Warna kulit jaundice
- Mukosa bibir ikterik
- Sklera ikterik
- BBS : 2635 gr
- Mengalami penurunan berat badan dari berat lahir
- S : 36,70c
A:
Masalah risiko defisien volume cairan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor berat badan
- Monitor suhu, pernafasan, tekanan darah dan nadi
- Monitor status hidrasi (kelembapan membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
- Monitor warna, kuantitas dan banyaknya keluaran
urine
- Dorong masukan oral
3 S: Nora
Ibu mengatakan warna kulit bayi menguning
berkurang
O:
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai berkurang
- Warna kulit jaundice
- Mukosa bibir ikterik
- Sklera ikterik
- Bayi mandi 2x/hari
- Tambah fototerapi 24 jam dari tanggal 19/13/2020
jam 11.00 sampai 21/11/2022 jam 11.00
A:
Masalah risiko kerusakan integritas kulit belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor berat badan
- Dorong masukan oral
- Monitor status hidrasi (kelembapan membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
- Mobilisasi (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
- Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Rabu, 20 September 1 S: Nora
2023 Ibu mengatakan kekuningan pada kulit bayi
14.00 WIB berkurang
O:
- Gerak bayi aktif
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai berkurang
- Warna kulit pink
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
- Sklera ikterik berkurang
- BBS : 2645 gr
- Suhu : 36,80c
- Bilirubin total: 10,2
- Bilirubin direk: 0,2
- Bilirubin indirek: 10,0
- Tidak mengalami penurunan berat badan
A:
Tujuan tercapai sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Observasi tanda-tanda (warna) kuning
- Observasi tanda-tanda dehidrasi (depresi fontanel,
turgor kulit buruk, kehilangan berat badan.
- Periksa kadar serum bilirubin sesuai kebutuhan,
sesuai protokol atau permintaan dokter
- Tempatkan lampu fototerapi di atas bayi dengan
tinggi yang sesuai
- Ubah posisi bayi tiap 4 jam per protokol
- Edukasi keluarga mengenai perawatan bayi post
fototerapi dirumah, sesuai kebutuhan
2 S: Nora
Ibu pasien mengatakan produksi ASI lebih banyak
O:
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai berkurang
- Warna kulit jaundice
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
- Sklera ikterik berkurang
- BBS : 2645SSsSSsss gr
- Tidak mengalami penurunan berat badan
- S : 36,80c
A:
Tujuan sudah tercapai
P:
Hentikan intervensi
3 S: Nora
Ibu mengatakan warna kulit bayi menguning
berkurang
O:
- Ikterus pada badan atas dan badan bawah hingga
tungkai berkurang
- Warna kulit pink
- Mukosa bibir lembab
- Sklera ikterik berkurang
- Bayi mandi 2x/hari
A:
Tujuan sudah tercapai
P:
Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai