ASKEPHIPERBILIRUBINEMIA
ASKEPHIPERBILIRUBINEMIA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hiperbilirubinemia, atau penyakit kuning, adalah kelainan yang mengancam nyawa pada bayi
baru lahir. Ini adalah kelainan multifaktorial dengan banyak gejala. Secara umum, penyakit
kuning fisiologis adalah jenis yang paling umum, namun di beberapa daerah penyakit kuning
patologis juga sering terjadi (NCBI, 2016)
Pasien dengan masalah hiperbilirubinemia atau yang dikenal dengan sebutan jaundice terjadi
karena tingginya kadar bilirubin dalam darah, dimana bilirubin adalah hasil pemecahan
hemoglobin karena sel darah merah yang rusak sehingga menyebabkan bayi berwarna kuning.
Secara statistik insiden hiperbilirubin ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama
kehidupan di Indonesia sebesar 51,47% dengan perbandingan di Amerika 65% dan Malaysia
75% (Putri dan Mexitalia, 2014; WHO, 2015).
Hiperbilirubinimia dapat menimbulkan mortalitas apabila tidak teratasi akan menimbulkan efek
terkonjugasi di dalam sel-sel otak sehingga mengalami kerusakan hingga menyebabkan bayi
kejang dan penurunan kesadaran bisa berakhir dengan kematian (Atikah dan Jaya, 2015).
Apabila penangganan tidak selesai dengan tuntas bayi bisa mendapatkan gejala sisa seperti tuli,
spasme otot, gangguan bicara, kejang tonus otot, leher kaku dan sistem neurologi yang lain
(Marmi, 2015).
Maka deteksi dini dari kemungkinan terjadinya hiperbilirubin pada bayi bayi terutama yang
dirawat di ruang bayi sangat diperlukan guna mengurangi dampak komplikasi dari hiperbilirubin
yang tidak teratasi segera.
TUJUAN
Dapat menerapkan asuhan keperawatan neonatus yang aman dan efektif pada bayi yang
mengalami hyperbilirubinemia.
Tujuan khusus
1. Memahami konsep hyperbilirubinemia.
2. Memahami dan mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan Memahami
konsep hyperbilirubinemia.
3. Memahami dan mampu melakukan analisa data pada bayi dengan
hyperbilirubinemia.
4. Memahami dan mampu menentukan diagnose pada bayi dengan
hyperbilirubinemia.
DEFINISI HIPERBILIRUBINEMIA
Istilah hiperbilirubinemia sering disalahartikan sebagai ikterus berat yang membutuhkan terapi
segera. Sesungguhnya, hiperbilirubinemia dan ikterus/jaundice merupakan terminologi yang
merujuk pada keadaan yang sama. Adapun klasifikasi dari hiperbilirubinemiaadalah :
1. Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorum merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus
pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara
klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL( IDAI 2022)
2. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai kadar bilirubin serum total ≥5 mg/dL (86 μmol/L).
Hiperbilirubinemia adalah keadaan transien yang sering ditemukan baik pada bayi cukup bulan
(50-70%) maupun bayi prematur (80-90%). Sebagian besar hiperbilirubinemia adalah fisiologis
dan tidak membutuhkan terapi khusus, tetapi karena potensi toksik dari bilirubin maka semua
neonatus harus dipantau untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya hiperbilirubinemia berat.
( IDAI 2022).
ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut terjadi karena keadaan sebagai berikut:
a. Polychetemia, Isoimun Hemolytic Disease, kelainan Struktur dan Enzim Sel Darah
Merah, Keracunan Obat (Hemolisis Kimia: Salisilat, Kortikosteroid, Kloramfenikol),
hemolisis ekstravaskuler.
b. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu (atresia
biliary), infeksi, masalah metabolic galaktosemia, hipotiroid jaundice ASI.
c. Adanya komplikasi asfiksia, hipotermi, hipoglikemi. Menurunnya ikatan albumin; lahir
premature, asidosis.
PATOFIOLOGI
Mayoritas bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin menjadi bilirubin tak terkonjugasi
(dan zat lainnya). Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dengan albumin dalam darah untuk
diangkut ke hati, di mana ia diambil oleh hepatosit dan terkonjugasi dengan asam glukuronat
oleh enzim uridine diphosphogluconurate glucuronosyltransferase (UGT) untuk membuatnya
larut dalam air. Bilirubin terkonjugasi diekskresikan dalam empedu ke duodenum. Pada orang
dewasa, bilirubin terkonjugasi direduksi oleh bakteri usus menjadi urobilin dan diekskresikan.
Neonatus, bagaimanapun, memiliki lebih sedikit bakteri dalam saluran pencernaan mereka,
sehingga lebih sedikit bilirubin dikurangi menjadi urobilin dan diekskresikan. Mereka juga
memiliki enzim beta-glukuronidase, yang mendekonjugasi bilirubin. Bilirubin yang sekarang
tidak terkonjugasi dapat diserap kembali dan didaur ulang ke dalam sirkulasi. Proses ini
disebut sirkulasi enterohepatik bilirubin.
Bilirubin janin dibersihkan dari sirkulasi dengan transfer plasenta ke plasma ibu setelah
gradien konsentrasi. Hati ibu kemudian mengkonjugasi dan mengeluarkan bilirubin janin.
Saat lahir, koneksi plasenta dihentikan, dan meskipun hati neonatal terus mengambil,
mengkonjugasikan, dan mengeluarkan bilirubin ke dalam empedu sehingga dapat dihilangkan
dalam tinja, neonatus kekurangan bakteri usus yang tepat untuk mengoksidasi bilirubin
menjadi urobilinogen di usus; Akibatnya, bilirubin yang tidak berubah tetap berada di tinja,
memberikan warna kuning cerah yang khas. Selain itu, saluran pencernaan neonatal (seperti
janin) mengandung beta-glukuronidase, yang mendekonjugasi beberapa bilirubin.
Pemberian makan memicu refleks gastrokolik, dan bilirubin diekskresikan dalam tinja sebelum
sebagian besar dapat didekonjugasi dan diserap kembali. Namun pada banyak neonatus,
bilirubin tak terkonjugasi diserap kembali dan dikembalikan ke sirkulasi dari lumen usus
(sirkulasi bilirubin enterohepatik), berkontribusi terhadap hiperbilirubinemia fisiologis dan
penyakit kuning. Peningkatan hematokrit dan rentang hidup sel darah merah yang lebih pendek
pada neonatus menghasilkan peningkatan produksi bilirubin dan juga berkontribusi terhadap
hiperbilirubinemia fisiologis.
Mekanisme hepatobilier
Mekanisme hematologi
Obstruktif ekstrahepatika
Obstruktif intrahepatika
Lisis eritrosit>>
Obstruktif ductus biliaris
( kolestasis)
Kerusakan
Konjugasi terganggu
hepatoseluler.obstruksipada
canaliculi biliaris Akumilasi bilirubin
terkonjugasi masuk ke Bilirubin masuk ke peredaran darah
peredaran darah
Eksresibilirubin <<
Ikterik
Hyperbilirubinemia
Jaringan ekstravaskuler Otak Pencernaan
( kulit, konjungtiva, mukosa dan
bagiantubuh lain) Meningkatnya cairan empedu
Bilirubin indireck
Icterik
↑ peristaltic usus
Jaundice Kejang
Evaporasi
MK : Diare
Kelembapan kulit ↓ MK : Defisit volume cairan
Icteric Neonatorum
PENATALAKSANAAN
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), penatalaksanaan terapeutik pada klien hiperbilirubinemia yaitu:
b. Fototerapi, berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melaui tinja dan urine dengan oksidasi
foto pada bilirubin dari biliverdin.
c. Fenobarbital, dapat mengekskresikan bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi. Meningkatkan
sintesis hepatik glukoronil transferase yang dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance hepatik
pada pigmen dalam empedu, sintesis protein dimana dapat meningkatkan albumin untuk mengikat
bilirubin. Akan tetapi fenobarbital tidak begitu sering dianjurkan untuk mengatasi hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir.
d. Transfusi Tukar
KOMPLIKASI
b. Kern Ikterus; kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hiperaktif, bicara lambat,
tidak ada koordinasi otot.
d. Asfiksia.
e. Hipertermi.
f. Hipoglikemi.
g. Kematian.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. IDENTITAS
Nama : By.Ny. BDS
TTL : 11-09-2023
B. Keluhan Utama
a. Pre Natal
Ny. BDS mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, Ny. BDS rutinm e m e r i k s a k a n
k e h a m i l a n y a s e t i a p b u l a n s e k a l i d i P u s k e s m a s d a n mendapatkan penkes
mengenai nutrisi ibu hamil, asi ekslusif, imunisasi. Ny. BDS mengatakan selama hamil
mengalami kenaikan BB 15 kg. Ny. BDS mengatakan selama kehamilan tidak ada
komplikasi, dan tidak pernah konsu msi obat-obatan selain yang diberikan bidan
atau dokter. Ny.BDSm e n g a t a k a n m e n g k o n s u m s i t a b l e t F e y a n g d i b e r i k a n b i
d a n d a r i puskesmas. Ny. BDS mengatakan selama hamil tidak pernah dirawat dirumah sakit
karena penyakit tertentu.
b. Intra Natal
Ny. BDS melahirkan secara normal dengan usia kandungan 36 minggu di RSUP Fatmawati
Jakarta pada tanggal 11 September 2023, bayi berjenis kelamin laki laki dengan BBL: 2660 gr,
PB : 48 cm, LK : 30 cm, LD : 33 cm,LILA : 10 cm
c. Ante Natal
Usaha nafas secara spontan, interaksi orang tua dan bayi pada saat
dilakukan skin to skin bayi langsung menempel dan mencari puting susu i b u . T i d a k a d a
t r a u m a l a h i r . N y . B D S d a t a n g k e P o l i A n a k t a n g g a l 1 4 s e p t ember 2023
dengan keluhan kulit bayi berwarna kuning dan susah menyusu.
4. Obat/terapi:
Terapi: Fototerapi 48 jam
5. Aktivitas
Saat ini By. Ny. BDS dirawat dirumah sakit secara intensif dengan tindakan fototerapi
selama 48 jam dari tanggal 14 September 2023 jam 10.00 sampai tanggal 16 September
2023 jam 10.00
I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Menggenggam
Isap
2. Tonus/aktivitas
Aktif Tenang
Letargi Kejang
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior
Menonjol Cekung
b. Sutura sagitalis
Tepat Terpisah Menjauh
c. Gambaran wajah
Simetris Asimetris
d. Molding
Bersesuaian Tumpang tindih
e. Cuput succedaneum
f. Chepalohematoma
4. Mata
Bersih Sekresi
5. THT
a. Telinga
b. Hidung
Bilateral Obstruksi Cuping hidung
c. Palatum
Normal Tidak normal
6. Abdomen
Lunak Tegas Datar
Kembung
Lingkar perut :-
7. Thoraks
Simetris Asimetris
8. Paru-paru
a. Suara nafas
Bersih Ronchi Wheezing
Tidak terdengar
Menurun
b. Respirasi
Spontan, jumlah : x/menit
Sungkup/headbox
Ventilator
9. Jantung
Bunyi jantung normal
Mur-mur
Lain-lain, sebutkan : ……
Nadi perifer
Brakhial Berat Lemah Tidak ada
10. Ekstremitas
Semua ekstremitas bergerak normal
ROM terbatas
11. Umbilikus
Normal Abnormal
Inflamasi Drainase
12. Genetalia
Laki-laki normal
Perempuan normal
Ambivalen
13. Anus
Paten Imperforata
14. Spina
Normal Abnormal, sebutkan : ….
16. Suhu
Penghangat radian Pengaturan suhu
Mengeluarkan suara
Dapat tersenyum
Membalas senyuman
Do :
- Warna kulit jaundice
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Fototerapi 48 jam
- Bayi gelisah dan sering
menangis
4. 5. Ds : Terapi radiasi Risiko kerusakan
Ibu mengatakan warna kulit (fototerapi 48 jam) integritas kulit
bayi menguning
Do :
- Ikterus pada badan atas dan
badan bawah hingga
tungkai (kremen II-III)
- Warna kulit jaundice
- Hasil laboratorium
Bilirubin total:
13,78 mg/dL
Bilirubin direk:
0,2 mg/dL
Bilirubin indirek:
13,58 mg/dL
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Fototerapi 48 jam
1. Setelah dilakukan tindakan Pressure 1. Memantau
keperawatan 3 x 24 jam Management : adanya
kerusakan integritas kulit 1. Hindari kerutan kehilangan berat
tidak terjadi dengan kriteria pada tempat tidur badan
hasil : 2. Jaga kebersihan 2. Memantau
a. Tidak ada tanda-tanda kulit agar tetap intake dan
ikterus (kuning) pada kulit bersih dan kering output seimbang
b. Integritas kulit yang baik 3. Mobilisasi (ubah dalam 24 jam
bisa dipertahankan posisi pasien) setiap 3. Memberikan
(sensasi, elastisitas, 4 jam sekali intake nutrisi
hidrasi) 4. Monitor akan maupun cairan
adanya kemerahan 4. Membran
5. Monitor aktivitas mukosa kering,
dan mobilisasi nadi tidak
pasien adekuat menjadi
tanda kerusakan
integritas kulit
Pressure
management :
1. Mengurangi
penekanan pada
kulit bayi yang
sensitif
2. Mencegah
terjadinya luka
atau lesi
3. Kulit yang
bersih menjadi
tanda integritas
kulit baik
4. Mencegah
terjadinya
penekanan yang
menimbulkan
iritasi kulit
5. Kemerahan
menjadi tanda
iritasi kulit
6. Mobilisasi dan
aktivitas yang
baik mampu
mencegah
terjadinya
kerusakan
integritas kulit
7. Menjaga
kebersihan kulit
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari / Tanggal No. Dx Tindakan Hasil / Respon TTD
Kamis, 14
September 2023
10.00 WIB 1 - Mengkaji riwayat S: Novie
maternal dan bayi Ibu pasien mengatakan
mengenai adanya merupakan kehamilan
faktor risiko pertama, tidak memiliki
terjadinya komplikasi saat kehamilan,
hiperbilirubinemia tidak konsumsi obat selain
yang dianjurkan bidan.
O:
- By. Ny I lahir pada
tanggal 11/09/2023 lahir
normal, usia kandungan 36
minggu, riwayat ketuban
pecah dini 16 jam, BBL :
2660 gr, PB : 48 cm, LK :
31 cm, LD : 30 cm, LILA :
10 cm
- Mengobservasi S:
08.45 WIB 1 tanda-tanda Ibu pasien mengatakan Novie
hidrasi bayi sulit menyusu karena
ASI masih keluar sedikit
O:
- Turgor kulit kurang
elastis
- Membran mukosa ikterik
- Sklera ikterik
- Produksi ASI masih
keluar sedikit
- Menimbang berat
09.00 WIB 2 badan pasien Novie
S:
-
O:
- BBL : 2660 gr
- BBS : 2600 gr
- Bayi mengalami
penurunan berat badan
- Memonitor suhu sebanyak 20 gr
10.00 WIB 2 pasien Novie
S:
-
O:
- Memberikan Suhu : 36,60c
10.30 WIB 1 pendidikan Novie
kesehatan kepada S:
keluarga tentang Ibu mengatakan khawatir
prosedur tindakan dengan kondisi bayi saat
dan perawatan ini
fototerapi O:
- Ibu tampak cemas
- Ibu dapat memahami dan
mampu mengulang
penjelasan tentang
- Mengubah posisi prosedur tindakan dan Novie
11.00 WIB 1 bayi perawatan fototerapi.
S:
-
O:
- Aktivitas gerak aktif
- Warna kulit jaundice
-Turgor kulit kurang elastis Novie
- Konseling laktasi - Membran mukosa ikterik
11.30 WIB 1 - Sklera ikterik
S:
Ibu mengatakan bersedia
untuk menyusui
O:
- Bayi tampak menangis
- Bayi tampak belum puas
menyusu
Jumat, 15
September 2023
S:
-
O: Novie
12.00 WIB 3 - Suhu : 36,70C
- Turgor kulit kurang
- Menjaga kebersihan kulit elastis
agar tetap bersih dan kering
S:
- Novie
O:
12.30 WIB 2 - Bayi tampak tenang
- Turgor kulit kurang
- Konseling laktasi elastis
- Ikterik pada badan
atas dan badan bawah
berkurang
S:
Ibu mengatakan ASI
keluar lebih banyak
13.30 WIB 3 O: Novie
- Ibu tampak
- Melakukan mobilisasi kooperatif
dengan mengubah posisi - Bayi tampak menyusu
pasien dengan tenang
- Produksi ASI lebih
banyak dari biasanya
S:
-
O:
- Bayi tampak
menangis
- Aktivitas gerak bayi
aktif
- Ikterik pada badan
atas dan badan bawah
hingga tungkai
berkurang
Sabtu, 16
September 2023
S:
08.30 WIB 1 - Mengobservasi tanda-tanda Ibu mengatakan Novie
(warna) kuning kekuningan pada kulit
bayi berkurang
O:
- Ikterus pada badan
atas dan badan bawah
hingga tungkai
berkurang
- Warna kulit pink
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
- Sklera normal
- Bilirubin total: 10,2
- Bilirubin direk: 0,2
- Bilirubin indirek: 10,0
S:
-
10.30 WIB 1 O: Novie
- Memberikan edukasi tentang - Suhu : 36,80c
perawatan bayi fototerapi - Turgor kulit elastis
dirumah
S:
Ibu mengatakan belum
paham mengenai
perawatan bayi dengan
terapi post fototerapi
dirumah
O:
Ibu tampak paham dan
mampu mengulangi
11.30 WIB 3 penjelasan tentang Novie
perawatan bayi dengan
- Mendorong masukan oral post fototerapi dirumah
dengan menganjurkan ibu
menyusui
S:
Ibu mengatakan
bersedia menyusui
bayi, produksi ASI
lebih banyak
O:
- Ibu kooperatif
- Bayi menyusu dengan
tenang
- Produksi ASI tampak
lebih banyak