Anda di halaman 1dari 1

PENGERTIAN LAPORAN PENDAHULUAN NAMA: MEITA ASTRIATI K.

D
 Hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana produksi bilirurin NIM: 22020118220079
KLASIFIKASI
yang berlebihan di dalam darah. (Slusher, 2013)
 Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering Penggolongan Hiperbilirubinemia berdasarkan saat terjadi MANIFESTASI KLINIS
ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses Ikterus: (Mitayani, 2012 : 192)
fisiologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya. (Lubis, 2013)  Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama. Penyebab:
 Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin darah yang inkomptabilitas darah Rh, ABO atau golongan lain; infeksi 1. Ikterus pada kulit dan konjungtiva, mukosa, dan alat-alat tubuh lainnya.
kadar nilainya lebih dari normal. Nilai normal bilirubin indirek 0,3 – Intra Uterin (Virus, Toksoplasma, Siphilis dan kadang- Bila ditekan akan timbul kuning.
1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl. (Suriadi 2010) kadang Bakteri); kadang-kadang oleh Defisiensi Enzim 2. Bilirubin direk ditandai dengan kulit kuning kehijauan dan keruh pada
G6PD. ikterus berat.
 Ikterus yang timbul 24 - 72 jam sesudah lahir: Penyebab: 3. Bilirubin indirek ditandai dengan kulit kuning terang pada ikterus berat.
ETIOLOGI kekurangan protein Y dan Z; enzim Glukoronyl transferase 4. Bayi menjadi lesu.
(Mitayani, 2012 : 191) dan (Suriadi dan Rita, 2001 : 144) yang belum cukup jumlahnya. 5. Bayi menjadi malas minum.
 Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir 6. Tanda-tanda klinis ikterus jarang muncul.
Etiologi pada bayi dengan hiperbilirubinemia diantaranya : minggu pertama. Penyebab: Sepsis; dehidrasi dan asidosis; 7. Letargi.
 Produksi bilirubin berlebihan; polycethemia, issoimun, hemolytic defisiensi Enzim G6PD; pengaruh obat-obat; sindroma 8. Tonus otot meningkat.
disease, kelainan struktur dan enzim sel darah merah, keracunan obat Criggler-Najjar, Sindroma Gilbert. 9. Leher kaku.
(hemolisis kimia: salisilat, kortikosteroid, klorampenikol), hemolisis 10. Opistotonus.
 Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan
ekstravaskuler, cephalhematoma, ecchymosis. 11. Muntah, anorexia, fatigue, warna urine gelap, warna tinja pucat.
selanjutnya. Penyebab: karena ikterus obstruktif;
 Gangguan fungsi hati; obstruksi empedu/atresia biliari, infeksi, hipotiroidisme; breast milk Jaundice; infeksi; hepatitis
masalah metabolik; hypothyroidisme, jaundice ASI. neonatal; galaktosemia. KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Gangguan pengambilan dan pengangkutan bilirubin dalam hepatosit. (Mitayani, 2012 : 193)
 Gagalnya proses konjugasi dalam mikrosom hepar. 1. Tes Coomb pada tali pusat bayi baru
 Gangguan dalam ekskresi.  Ikterik ASI. lahir.
 Peningkatan reabsorpsi pada saluran cerna (siklus enterohepatik). hiperbilirubin  Kernik ikterus 2. Golongan darah bayi dan ibu.
(bilirubin ensefalitis) 3. Bilirubin total.
4. Protein serum total.
JENIS 5. Hitung darah lengkap.
(Klous dan Fanaraft, 1998) PENATALAKSANAAN 6. Glukosa.
7. Daya ikat karbon dioksida.
 Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek (bilirubin bebas)  Mempercepat proses konjugasi, seperti pemberian
8. Meter ikterik transkutan.
Perbandingan jenis-jenis utama hiperbilirubinemia tak terkonjugasi (Wong, 2003 : 432): fenobarbital 9. Jumlah retikulosit.
 Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi 10. Smear darah perifer.
atau konjugasi, seperti pemberian albumin. 11. Tes Betke-Kleihauer.
 Melakukan dekompensasi bilirubin dengan fototerapi.

PENGKAJIAN FOKUS MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL


 Aktivitas/Istirahat (Letargi, malas)
 Cedera, risiko tinggi terhadap keterlibatan sistem saraf
 Sirkulasi (mungkin pucat, menandakan anemia,
pusat
bertempat tinggal di atas ketinggian 5000 ft)
NIC: Monitor Nutrisi, dan Interpretasi Data Laboratorium
 Eliminasi (bising usus hipoaktif, pasase
 Cedera, risiko tinggi terhadap efek samping tindakan
mekonium lambat, feses/coklat kehijauan, urin
fototerapi
gelap pekat/hitam kecoklatan)
NIC: Identifikasi Risiko dan Terapi Nutrisi
 Makanan/Cairan (riwayat pelambatan/makan
 Cedera, risiko tinggi terhadap komplikasi dari transfusi
oral buruk, lebih mungkin disusui daripada
tukar
menyusu botol)
NIC: Kontrol Infeksi
 Neurosensori (kehilangan refleks moro)
 Kurang pengetahuan [kebutuhan belajar], mengenai
 Pernapasan (riwayat asfiksia. Krekels/mukus
kondisi, prognosis, dan kebutuhan tindakan
bercak merah muda)
NIC: Pengajaran: Proses Penyakit, Konseling Laktasi, dan
 Keamanan (riwayat positif infeksi/sepsis Manajemen Nutrisi
neonatus)
 Bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk (bilirubin terikat)  Seksualitas

Anda mungkin juga menyukai