Anda di halaman 1dari 4

CASE BASE DISCUSSION

TERAPI BERSYUKUR UNTUK MENGURANGI ANSIETAS PADA


PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik

Pembimbing Akademik:
Megah Andriany, Sp.Kom.,PhD

Pembimbing Klinik:
Ari Windi, S.Kep., Ns

Disusun oleh :
Diah Ayu Siska Y

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Kriteria klien:
Nama pasien (Inisial) : Ny.M
No. RM : C745xxx
TTL/Usia : Kendal, 30 Desember 1959 / 59 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 12 Juli 2019
Tanggal pengkajian : 22 Juli 2019
Ruang rawat : Geriatri lantai dasar
Diagnosa : DM, post amputasi below knee dextra
Data Subjektif:
- Klien mengatakan takut untuk beraktifitas/bergerak
- Klien merasa sedih
- Klien merasa khawatir terhadap kondisinya yang sekarang kaki kanannya
sudah diamputasi
- klien mengatakan kaki kanannya diamputasi dan tidak dapat berjalan lagi
seperti biasa, klien mengatakan takut menggerakkan kaki kanannya
- klien mengatakan pasrah dengan penyakitnya

Data Objektif
- Klien terlihat sedikit bicara, cenderung diam
- Skala kecemasan klien kecemasan sedang
- Klien terlihat cemas
- Klien memukul dada saat merasa kesakitan dengan kakinya
- Klien terlihat takut untuk beraktifitas/bergerak

Diagnosa keperawatan:
Gangguan citra tubuh (00118) b.d perubahan struktur tubuh
Intervensi:
Terapi bersyukur
Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan
1. Pengertian
Kebersyukuran merupakan konstruksi kognitif, emosi dan perilaku kebersyukuran
sebagai konstruksi kognitif ditunjukkan dengan mengakui kemurahan dan kebaikan
hati atas berkah yang telah diterima dan fokus terhadap hal positif di dalam dirinya
saat ini. Sebagai konstruksi emosi, kebersyukuran ditandai dengan kemampuan
mengubah respons emosi terhadap suatu peristiwa sehingga menjadi lebih bermakna
(Emmons & McCullough, 2003).
2. Tujuan
Terapi bersyukur bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang
dengan melalui pola ritme jantung yang koheren yang merefleksikan kerja
susunan saraf autonom yaitu meningkatkan kerja saraf parasimpatik
sehingga membuat seseorang lebih nyaman.
3. Prosedur
Prosedur terapi bersyukur menurut Urbayatun 2017:
a. Tahap persiapan
1) Memberikan salam terapeutik
2) Menyediakan lingkungan yang tenang
3) Memvalidasi kondisi pasien
4) Menjaga privasi pasien
b. Tahap kerja
1) Posisikan pasien pada posisi duduk atau berbaring yang paling
nyaman
2) Tanyakan pada klien tentang hal apa saja yang sudah klien lakukan
hari ini seperti makan, minum, bernapas, tidur
3) Anjurkan klien mengucapkan kata syukur sesuai dengan kepercayaan
klien
4) Mengulangi kalimat seperti “alhamdulillah saya bisa bernapas tanpa
alat bantu, dll”
5) Beri dukungan pada klien untuk selalu bersyukur atas hidupnya
6) Ikut sertakan keluarga dalam terapi agar klien merasa lebih berharga
c. Tahap terminasi
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam

4. Referensi
Dewanto, W & Retnowati, S.2015.Intervensi Kebersyukuran dan Kesejahteraan
Penyandang Disabilitas Fisik. Gadjah Mada Journal Of Professional
Psychology Volume 1, No. 1, April 2015: 33 – 47 Issn: 2407-7801 E-Jurnal
Gama Jpp 33.
Iswanda, D.2019. Pelatihan Kebersyukuran Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Pada Wanita Disabilitas Fisik. Jurnal Intervensi Psikologi. P-ISSN: 2085-
4447; E-ISSN: 2579-4337 Volume 11, Nomor 1, Juni 2019 DOI :
10.20885/intervensipsikologi.
McCullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J. (2002). The Grateful Disposition:
A Conceptual and Empirical Topography. Journal of Personality and Social
Psychology. The American Psychological Association, 82(1), 112–127.
Putri, D. N. R. S., Urbayatun, S., Hayati, E. N. (2017). Gratefulness Training to
Improve the Quality of Life for Older People. International Journal of
innovative Research and knowladge. 2 (12), 109-116

Anda mungkin juga menyukai