Masalah Kesehatan :
NEONATAL JAUDICE
A. Patofisiologi
1. Hiperbilirubinemia neonatal atau ikterus fisiologis, suatu kadar bilirubin serum
total yang lebih dari 5 mg/ dl, disebabkan oleh predisposisi neonatal untuk
memproduksi bilirubin dan keterbatasan kemampuan untuk mengekskresikannya.
Dari definisinya, tidak ada ketidaknormalan lain atau proses patologis yang
mengakibatkan ikterus. Warna kuning pada kulit dan membrane mukosa adalah
karena deposisi pigmen bilirubin tak ter-konjungsi. Sumber utama bilirubin
adalah dari pemecahan hemoglobin yang sudah tua atau sel darah merah yang
mengalami hemolisis. Pada neonates, sel darah merah mengalami pergantian
yang lebih tinggi dan waktu hidup yang lebih pendek, yang meningkatkan
kecepatan produksi bilirubin lebih tinggi. Ketidakmatangan hepar neonatal
merupakan factor yang membatasi ekskresi bilirubin.
2. Bilirubin tak terkonjugasi atau indirek bersifat larut lemak dan mengikat albumin
plasma. Bilirubin kemudian diterima oleh hati, tempat konjugasinya. Bilirubin
terkonjugasi atau direk diekskresikan dalam bentuk empedu ke dalam usus. Di
dalam usus, bakteri meerubah bilirubin terkonjugasi atau direk menjadi
urobilinogen. Mayoritas urobilinogen yang sangat mampu larut diekskresikan
kembali oleh hepar dan dieliminasi ke dalam feses, ginjal mengekskresikaan 5%
urobilinogen. Peningkatan kerusakan sel darah merah dan ketidakmatangan hepar
tidak hanya menambah peningkatan kadar bilirubin, tetapi bakteri usus lain dapat
mendekonjugasibilirubin, yang memungkinkan reabsorpsi ke dalam sirkulasi dan
selanjutnya meningkatkan kadar bilirubin.(Betz, 2009: 207)
B. Manifestasi Klinis
1. Tampak ikterus; sklera, kuku, atau kulit dan membrane mukosa. Jaundice yang
tamapak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi
baru lahir, sepsis, atau ibu diabetic atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari
kedua atau hari ketiga, dan memuncak pada hari ke lima sampai tujuh yang
biasanya merupakan jaundice fisiologis.
2. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung
tampak kuning atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirrubin direk) kulit
tampak beerwarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat
dilihat pada ikterus berat.
3. Muntah, anorexia, fatigue, warna urine gelap, warna tinja pucat.(Suriadi dan
Yuliani, 2010: 134)
A. Pathway
Hemoglobin
Hemo Globin
Feco Biliverdin
Pemecahan
Peningkatan destruksi bilirubin
eritrosit (gangguan konjugasi berlebih
bilirubin / gangguan
transport
bilirubin/peningkatan siklus
enteropetik) Hb dan eritrosit abnormal Suplai bilirubin
melebihi
tampungan
hepar
Indikasi fototerapi
Ibu tidak dapat meneteki
Bayi secara langsung
Sinar dengan
intensitas ting
Risiko
hipovolemia
Asi tidak dapat diberikan https://www.scri
secara adekuat
Menyusui tidak
efektif
Masalah Keperawatan
Ikterik neonates
Resiko hipovolemia
Menyusui tidak efektif
Pemeriksaan Diagnostik
Jeni Hasil
s
Pemeriksaan bilirubin serum pada bayi cukup bulan
bilirubin mencapai puncak
kira-kira 6 mg/ dl, antara 2
dan 4 hari kehidupan. Kadar
bilirubin yang lebih dari 14
mg/ dl adalah tidak fisiologis.
Terapi
1. Fototerapi. Saat bayi mengalami hiperbilirubin, tidak jarang dokter
langsung merekomendasikan fototerapi atau dikenal dengan terapi sinar.
12345 Teraupetik
1.5 Siapkan lampu fototerapi dan
Pigmentasi abnormal incubator atau kotak
12345 1.6 bayi Lepaskan pakaian bayi
kecuali popok
Keterangan ;
1.7 Berikan penutup mata (eye
Meningkat (1) protector/biliband) pada bayi.
1.8 Ukur jarak antara lampu dan
Cukup menurun (4) permukaan kulit bayi (30 cm atau
tergantung spesifikasi lampu
Cukup meningkat (2)
fototerapi)
Sedang (3) 1.9 Biarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi secara berkelanjutan
Menurun (5) 2.0 Ganti segera alas dan popok
bayi jika BAB/BAK Gunakan linen
berwarna putih agar memantulkan
cahaya sebanyak mungkin
Edukasi
1.12 Anjurkan ibu menyusui sekitar
20-30 menit Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi
1.14 Kolaborasi pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan indirek
Setelah dilakukan
2. Resiko tindakan
Manajemen Hipovolemia (1.03166)
hipovolemia keperawatan 3 x 24 Observasi
jam, status cairan
membaik, dengan Periksa tanda dan gejala Hipovolemia
kriteria hasil:
Monitor intake dan outpun cairan
Kekuatan Nadi 1 2 3
45 Teraupetik
Meningkat (5)
Setelah dilakukan
3. Menyusui tidak Edukasi Menyusui (1.12393)
tindakan
efektif keperawatan 3 x 24 Observasi
jam, status
menyusui Identifikasi kesiapan dan kemampuan
membaik, dengan
menerima
kriteria hasil:
informasi Identifikasi tujuan atau
Perlekatan bayi
pada payudara ibu keinginan menyusui
12345
Teraupetik
Miksi bayi lebih
Sediakan materi dan media pendidikan
dari 8 kali/12 jam 1
2 34 5 kesehatan Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan Berikan kesempatan
Berat badan bayi 1
2 34 5 untuk bertanya
Menurun (5)
DAFTAR PUSTAKA
Cecily, Lynn Betz. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Ed 5. Jakarta: EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak.
Jakarta: TIM
Suriadi dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto