Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : AMRI RASYID ADI PRATAMA


Nomor Induk Mahasiswa : 106119012
Tanggal Praktik : 30 – 12 DESEMBER 2021
Ruang Praktik : Perinatal

Masalah Kesehatan :
NEONATAL JAUDICE

A. Etiologi/ Faktor Risiko


1. Peningkatan bilirubin dapat terjadi karena polycetlietnia, isoimmun hemolytic
diseas, kelainan struktur dan enzim sel darah merah, keracunan obat (hemolisis
kimia: salisilat, kortikosteroid, klorampenikol), hemolisis ekstravaskuler,
cephalematoma, ecchymosis.

2. Gangguan fungsi hati; glukoronil transferase, obstruksi empedu/ atresia biliari,


infeksi, masalah metabolic, galaktosemia hypothyroidisme, jaundice ASI.(Suriadi
dan Yuliani, 2010: 134)

A. Patofisiologi
1. Hiperbilirubinemia neonatal atau ikterus fisiologis, suatu kadar bilirubin serum
total yang lebih dari 5 mg/ dl, disebabkan oleh predisposisi neonatal untuk
memproduksi bilirubin dan keterbatasan kemampuan untuk mengekskresikannya.
Dari definisinya, tidak ada ketidaknormalan lain atau proses patologis yang
mengakibatkan ikterus. Warna kuning pada kulit dan membrane mukosa adalah
karena deposisi pigmen bilirubin tak ter-konjungsi. Sumber utama bilirubin
adalah dari pemecahan hemoglobin yang sudah tua atau sel darah merah yang
mengalami hemolisis. Pada neonates, sel darah merah mengalami pergantian
yang lebih tinggi dan waktu hidup yang lebih pendek, yang meningkatkan
kecepatan produksi bilirubin lebih tinggi. Ketidakmatangan hepar neonatal
merupakan factor yang membatasi ekskresi bilirubin.

2. Bilirubin tak terkonjugasi atau indirek bersifat larut lemak dan mengikat albumin
plasma. Bilirubin kemudian diterima oleh hati, tempat konjugasinya. Bilirubin
terkonjugasi atau direk diekskresikan dalam bentuk empedu ke dalam usus. Di
dalam usus, bakteri meerubah bilirubin terkonjugasi atau direk menjadi
urobilinogen. Mayoritas urobilinogen yang sangat mampu larut diekskresikan
kembali oleh hepar dan dieliminasi ke dalam feses, ginjal mengekskresikaan 5%
urobilinogen. Peningkatan kerusakan sel darah merah dan ketidakmatangan hepar
tidak hanya menambah peningkatan kadar bilirubin, tetapi bakteri usus lain dapat
mendekonjugasibilirubin, yang memungkinkan reabsorpsi ke dalam sirkulasi dan
selanjutnya meningkatkan kadar bilirubin.(Betz, 2009: 207)

B. Manifestasi Klinis

1. Tampak ikterus; sklera, kuku, atau kulit dan membrane mukosa. Jaundice yang
tamapak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi
baru lahir, sepsis, atau ibu diabetic atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari
kedua atau hari ketiga, dan memuncak pada hari ke lima sampai tujuh yang
biasanya merupakan jaundice fisiologis.
2. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung
tampak kuning atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirrubin direk) kulit
tampak beerwarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat
dilihat pada ikterus berat.

3. Muntah, anorexia, fatigue, warna urine gelap, warna tinja pucat.(Suriadi dan
Yuliani, 2010: 134)
A. Pathway
Hemoglobin
Hemo Globin

Feco Biliverdin

Pemecahan
Peningkatan destruksi bilirubin
eritrosit (gangguan konjugasi berlebih
bilirubin / gangguan
transport
bilirubin/peningkatan siklus
enteropetik) Hb dan eritrosit abnormal Suplai bilirubin
melebihi
tampungan
hepar

Peningkatan bilirubin Hepar tidak mampu


Ikterik neonatus unjongned dlm darah melakukan konjugasi
menyebabkan pengeluaran
mekonium terlambat/obstruksi Sebagian masuk
Ikterus pd sclera usus shg tinja berwarna pucat kembali ke siklus
leher dan badan, emerohepatik
peningkatan
bilirubin indirect 12
mg/dl

Indikasi fototerapi
Ibu tidak dapat meneteki
Bayi secara langsung
Sinar dengan
intensitas ting
Risiko
hipovolemia
Asi tidak dapat diberikan https://www.scri
secara adekuat

Menyusui tidak
efektif
Masalah Keperawatan
Ikterik neonates
Resiko hipovolemia
Menyusui tidak efektif

Pemeriksaan Diagnostik
Jeni Hasil
s
Pemeriksaan bilirubin serum pada bayi cukup bulan
bilirubin mencapai puncak
kira-kira 6 mg/ dl, antara 2
dan 4 hari kehidupan. Kadar
bilirubin yang lebih dari 14
mg/ dl adalah tidak fisiologis.

Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang


kantong empedu.

Radioisotope scan dapat digunakan untuk


meembantu membedakan
hepatitis dari atresia biliary
(Suriadi dan Yuliani, 2010:
136).

Terapi
1. Fototerapi. Saat bayi mengalami hiperbilirubin, tidak jarang dokter
langsung merekomendasikan fototerapi atau dikenal dengan terapi sinar.

2. Transfusi tukar. Apabila fototerapi kurang efektif untuk mengatasi


kadar bilirubin yang tinggi, dokter akan menyarankan transfusi tukar.
C. Penatalaksanaan :
1. Medis
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010) penatalaksanaan terapeutik pada bayi
baru lahir dengan hiperbilirubinemia yaitu :

a. Pemberian antibiotik Pemberian antibiotik dilakukan apabila hiperbilirubinemia


pada bayi baru lahir disebabkan oleh infeksi.

b. Fototerapi Tindakan fototerapi dapat dilakukan apabila telah ditegakkan


hiperbiliribunemia pada bayi baru lahir bersifat patologis. Fototerapi berfungsi
untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melaui tinja dan urine dengan oksidasi
foto pada bilirubin dari biliverdin.

c. Fenobarbital Fenobarbital dapat mengekskresikan bilirubin dalam hati dan


memperbesar konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil transferase yang
dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance hepatik pada pigmen dalam
empedu, sintesis protein dimana dapat meningkatkan albumin untuk mengikat
bilirubin. Akan tetapi fenobarbital tidak begitu sering dianjurkan untuk mengatsi
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.

d. Transfusi Tukar Transfusi tukar dilakukan apabila hiperbilirubinemia pada bayi


baru lahir sudah tidak dapat ditangani dengan fototerapi.
2. Keperawatan/Proses Asuhan Keperawatan (Diagnosis s.d evaluasi
keperawatan)

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWAT
AN
Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus (1.03091)
1. Ikterik neonatus tindakan
keperawatan 3 x 24
jam, integritas kulit Observasi
dan jaringan 1.1 Monitor ikterik pada sklera dan
meningkat, dengan kulit bayi
kriteria hasil: 1.2 Identifikasi kebutuhan cairan
sesuai dengan usiagestasi dan berat
Kerusakan jaringan
badan
12345 1.3 Monitor suhu dan tanda vital
setiap 4 jam sekali
Kerusakan lapisan 1.4 Monitor efek samping fototerapi
kulit

12345 Teraupetik
1.5 Siapkan lampu fototerapi dan
Pigmentasi abnormal incubator atau kotak
12345 1.6 bayi Lepaskan pakaian bayi
kecuali popok
Keterangan ;
1.7 Berikan penutup mata (eye
Meningkat (1) protector/biliband) pada bayi.
1.8 Ukur jarak antara lampu dan
Cukup menurun (4) permukaan kulit bayi (30 cm atau
tergantung spesifikasi lampu
Cukup meningkat (2)
fototerapi)
Sedang (3) 1.9 Biarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi secara berkelanjutan
Menurun (5) 2.0 Ganti segera alas dan popok
bayi jika BAB/BAK Gunakan linen
berwarna putih agar memantulkan
cahaya sebanyak mungkin

Edukasi
1.12 Anjurkan ibu menyusui sekitar
20-30 menit Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi
1.14 Kolaborasi pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan indirek

Setelah dilakukan
2. Resiko tindakan
Manajemen Hipovolemia (1.03166)
hipovolemia keperawatan 3 x 24 Observasi
jam, status cairan
membaik, dengan Periksa tanda dan gejala Hipovolemia
kriteria hasil:
Monitor intake dan outpun cairan
Kekuatan Nadi 1 2 3
45 Teraupetik

Turgor Kulit 1 2 3 4 Hitung kebutuhan cairan


5
Berikan posisi Modified
Output Urine 1 2 3 4
Trendelenberg Berikan asupan cairan
5
oral
Keterangan :
Anjurkan memperbanyak asupan
Menurun (1) cairan oral

Cukup menurun (2) Kolaborasi

Sedang (3) Kolaborasi pemberian cairan IV

Cukup meningkat (4) Hipotonis

Meningkat (5)
Setelah dilakukan
3. Menyusui tidak Edukasi Menyusui (1.12393)
tindakan
efektif keperawatan 3 x 24 Observasi
jam, status
menyusui Identifikasi kesiapan dan kemampuan
membaik, dengan
menerima
kriteria hasil:
informasi Identifikasi tujuan atau
Perlekatan bayi
pada payudara ibu keinginan menyusui
12345
Teraupetik
Miksi bayi lebih
Sediakan materi dan media pendidikan
dari 8 kali/12 jam 1
2 34 5 kesehatan Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan Berikan kesempatan
Berat badan bayi 1
2 34 5 untuk bertanya

• Suplai ASI Dukung ibu meningkatkan


adekuat kepercayaan diri dalam menyusui

12345 Libatkan system pendukung: suami,


keluarga,tenaga kesehatan dan
Intake bayi
masyarakat
12345
Edukasi
• Hisapan bayi Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan
12345
perlekatan Berikan konseling
Keterangan : menyusui

Meningkat (1) Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu


dan bayi(lacth on) dengan benar
Cukup meningkat
(2) Ajarkan perawatan payudara
postpartum
Sedang (3)

Cukup menurun (4)

Menurun (5)
DAFTAR PUSTAKA

Cecily, Lynn Betz. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Ed 5. Jakarta: EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta: EGC

Hidayat, A aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk


Pendidikam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak.
Jakarta: TIM

Suriadi dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai