LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN ANAK
HIPERBILIRUBIN
WAHYU KURNIAWAN
5022031121
B. Etiologi Hiperbilirubin
a. Penyebab fisiologis
1. Kurangnya protein Y dan Z
2. Enzim glukoronyl transferase yang belum cukup jumlahnya
b. Penyebab ikterus patologis
Peningkatan produk :
1) Hemolisis, missal pada inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan
Rhesus dan ABO.
2) Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
3) Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan
metabolic yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis
4) Kurangnya enzim glukoronil transeferase, sehingga kadar bilirubin
indirek meningkat misalnya pada berat badan lahir rendah
5) Kelainan kongenital dan dubin hiperbilirubinemia
c. Gangguan fungsi hati
yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat
langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi,
toksoplasmosis, siphilis.
d. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra hepatik.
e. Peningkatan sirkulasi enterohepatik misalnya pada ileus obstruktif.
f. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya
pada hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu
misalnya sulfadiazine, sulfonamide, salisilat, sodium benzoate,
gentamisin.
Peningkatan
Peningkatan Gangguan Gangguan Gangguan
sirkulasi
produksi Fungsi Hati Transportasi Ekskresi
enterohepatik
bilirubin
HIPERBILIRUBIN
G. Penatalaksanaan Medis
1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini
(pemberian ASI).
2. Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran,
misalnya sulfa furokolin.
3. Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan janin.
4. Fenobarbital
Fenobarbital dapat mengeksresi billirubin dalam hati dan
memperbesar konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil
transferase yang mana dapat meningkatkan billirubin konjugasi dan
clereance hepatik pigmen dalam empedu. Fenobarbital tidak begitu sering
digunakan.
5. Antibiotik, bila terkait dengan infeksi.
6. Fototerapi
Fototerapi dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbillirubin patologis dan
berfungsi untuk menurunkan billirubin dikulit melalui tinja dan urine
dengan oksidasi foto pada billirubin dari billiverdin.
7. Terapi transfuse
Jika setelah menjalani foto terapi tidak ada perbaikan kadar bilirubin terus
meningkat, hingga mencapai 20mg/dl atau lebih, makaperlu dilakukan
transfusi darah. Di khawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan
kerusakan sel saraf.
8. Terapi sinar matahari
Terapi dengan sinar matahari hanya terapi tambahan. Biasanya di anjurkan
setelah bayi selesai di rawat dirumah sakit.
H. Analisa Data
No Data Analisa Data & Diagnosa Keperawatan
Patoflow
1. DO : - Hiperbilirubin Ikterik neonatus
DS :
Profil darah Sklera, mukosa bibir dan
abnormal kulit kuning
(bilirubin direk
0.05 mg/dL, Ikterik neonatus
bilirubin indirek
10.9 mg/dL,
bilirubin total
11.4mg/dL
Membran mukosa
kuning
Kulit kuning
Sklera kuning
2. DS : - Hiperbilirubin Gangguan integritas
DO : kulit
Kerusakan Suplay bilirubin melebihi
jaringan atau kemampuan hepar
lapisan kulit
Nyeri Hepar tidak mampu
Perdarahan melakukan konjugasi
Kemerahan
Hematoma Sebagian masuk kembali
ke siklus emerohepatik
Peningkatan bilirubin
unconjugned dlm darah
menyebabkan
pengeluaran meconium
terlambat/obstruksi usus.
Menyebabkan tinja
berwarna pucat
Gangguan integritas
kulit
3. DS : - Hiperbilirubin Hipertermi
DO :
Suhu tubuh diatas Suplay bilirubin melebihi
normal kemampuan hepar
Kulit merah
Kejang Hepar tdk mampu
Takipnea
Kulit terasa hangat Sebagian masuk kembali
ke siklus emerohepatik
Peningkatan bilirubin
unconjugned dlm darah
menyebabkan
pengeluaran meconium
terlambat/obstruksi usus.
Menyebabkan tinja
berwarna pucat
Indikasi fisioterapi
Hipertermi
4. Faktor resiko : Hiperbilirubin Resiko cedera
ketidaknormalan
profil darah fisioterapi
(Fungsi hati :
Bilirubin indirek beresiko cedera pada
dan bilirubin total) kornea
Resiko cedera
I. Masalah Keperawatan
a. Ikterik neonatus berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
c. Hipertermia berhubungan dengan terpapar lingkungan panas
d. Risiko cedera dihubungkan dengan ketidaknormalan profil darah (Fungsi
hati : Bilirubin indirek dan bilirubin total)
e. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil/Tujuan INTERVENSI AKTIVITAS
Keperawatan (SLKI) (SIKI) (SIKI)
Syaifuddin, Bari Abdul. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. JNPKKR/POGI & Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.