DENGAN HIPERBILIRUBIN
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
Jl. Batas II No.54, RT.11/RW.9, Baru, Pasar Rebo, RT.11/RW.9, Baru, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13780
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERBILIRUBINEMIA
3. Etiologi
a. Peningkatan produksi :
Hemolisis, misal pada Inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat ketidaksesuaian
golongan darah dan anak pada penggolongan Rhesus dan ABO.
Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
Ikatan Bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic yang
terdapat pada bayi Hipoksia atau Asidosis .
Defisiensi G6PD ( Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase ).
Ikterus ASI yang disebabkan oleh dikeluarkannya pregnan 3 (alfa), 20 (beta) , diol
(steroid).
Kurangnya Enzim Glukoronil Transeferase , sehingga kadar Bilirubin Indirek
meningkat misalnya pada berat badan lahir rendah.
Kelainan kongenital (Rotor Sindrome) dan Dubin Hiperbilirubinemia.
b. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya pada
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya Sulfadiasine.
c. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin
yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi,
Toksoplasmosis, Siphilis.
d. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik.
e. Peningkatan sirkulasi Enterohepatik misalnya pada Ileus Obstruktif
5. Fatofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa
keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat
penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat
ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein
Y dan Z berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang
memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan
gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak
jaringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang
bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini
memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi
dapat menembus sawar darah otak.
Kelainan yang terjadi pada otak disebut kern ikterus. Pada umumnya dianggap
bahwa kelainan pada saraf pusa tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin
indirek lebih dari 20 mg/dl. Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak
ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus.
Bilirubin Indirek akan mudah melalui sawar otak apabila bayi terdapat keadaan berat
badan lahir rendah (BBLR), hipoksia dan hipoglikemia. (Markum, 1991)
Secara skematis, patofisiologi hiperbilirubin dapat digambarkan pada pathway
sebagai berikut :
Hemoglobin
Globin Hema
Bilivirdin Feco
Indikasi Fototerapi
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium.
Test Coomb pada tali pusat BBL
Hasil positif test Coomb indirek menunjukkan adanya antibody Rh-positif, anti-
A, anti-B dalam darah ibu.
Hasil positif dari test Coomb direk menandakan adanya sensitisasi ( Rh-positif,
anti-A, anti-B) SDM dari neonatus.
Golongan darah bayi dan ibu : mengidentifikasi incompatibilitas ABO.
Bilirubin total.
Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5 mg/dl yang mungkin
dihubungkan dengan sepsis.
Kadar indirek (tidak terkonjugasi) tidak boleh melebihi 5 mg/dl dalam 24 jam
atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atau 1,5 mg/dl pada
bayi praterm tegantung pada berat badan.
Protein serum total
Kadar kurang dari 3,0 gr/dl menandakan penurunan kapasitas ikatan terutama
pada bayi praterm.
Hitung darah lengkap
Hb mungkin rendah (< 14 gr/dl) karena hemolisis.
Hematokrit mungin meningkat (> 65%) pada polisitemia, penurunan (< 45%)
dengan hemolisis dan anemia berlebihan.
Glukosa
Kadar dextrostix mungkin < 45% glukosa darah lengkap <30 mg/dl atau test
glukosa serum < 40 mg/dl, bila bayi baru lahir hipoglikemi dan mulai
menggunakan simpanan lemak dan melepaskan asam lemak.
Daya ikat karbon dioksida
Penurunan kadar menunjukkan hemolisis .
Meter ikterik transkutan
Mengidentifikasi bayi yang memerlukan penentuan bilirubin serum.
Pemeriksaan bilirubin serum
Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari
setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis.
Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7
hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis
Smear darah perifer
Dapat menunjukkan SDM abnormal/ imatur, eritroblastosis pada penyakit RH
atau sperositis pada incompabilitas ABO
Test Betke-Kleihauer
Evaluasi smear darah maternal tehadap eritrosit janin.
b. Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma
kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma.
c. Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra
hepatic.
d. Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti
untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk
memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.
7. Penatalaksanaan
Tindakan umum meliputi :
1) Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil, mencegah truma
lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan
ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
2) Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir.
3) Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
Berdasarkan pada penyebabnya, maka manejemen bayi dengan hiperbilirubinemia
diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi efek dari hiperbilirubinemia.
Pengobatan mempunyai tujuan :
1) Menghilangkan Anemia
2) Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit Tersensitisasi
3) Meningkatkan Badan Serum Albumin
4) Menurunkan Serum Bilirubin
Metode therapi pada Hiperbilirubinemia meliputi : Fototerapi, Transfusi
Pengganti, Infus Albumin dan Therapi Obat.
a. Fototherapi
Fototherapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan Transfusi
Pengganti untuk menurunkan Bilirubin. Memaparkan neonatus pada cahaya dengan
intensitas yang tinggi akan menurunkan Bilirubin dalam kulit. Fototherapi
menurunkan kadar Bilirubin dengan cara memfasilitasi eksresi Biliar Bilirubin tak
terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang diabsorsi jaringan mengubah Bilirubin
tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut Fotobilirubin. Fotobilirubin
bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme difusi. Di dalam darah
Fotobilirubin berikatan dengan Albumin dan dikirim ke Hati. Fotobilirubin kemudian
bergerak ke Empedu dan diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama
feses tanpa proses konjugasi oleh Hati (Avery dan Taeusch, 1984).
Fototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar Bilirubin,
tetapi tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan hemolisis dapat
menyebabkan Anemia.
Secara umum Fototherapi harus diberikan pada kadar Bilirubin Indirek 4 -5 mg /
dl. Neonatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000 gram harus di
Fototherapi dengan konsentrasi Bilirubun 5 mg / dl. Beberapa ilmuan mengarahkan
untuk memberikan Fototherapi Propilaksis pada 24 jam pertama pada bayi resiko
tinggi dan Berat Badan Lahir Rendah.
b. Tranfusi Pengganti / Tukar
Transfusi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya faktor-faktor :
1) Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu.
2) Penyakit Hemolisis berat pada bayi baru lahir.
3) Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam pertama.
4) Tes Coombs Positif.
5) Kadar Bilirubin Direk lebih besar 3,5 mg / dl pada minggu pertama.
6) Serum Bilirubin Indirek lebih dari 20 mg / dl pada 48 jam pertama.
7) Hemoglobin kurang dari 12 gr / dl.
8) Bayi dengan Hidrops saat lahir.
9) Bayi pada resiko terjadi Kern Ikterus.
8. Komplikasi
a. Retardasi mental : kerusakan neurologist
b. Gangguan pendengaran dan penglihatan
c. Kematian.
d. Kernikterus.
9. Pencegahan
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
a. Pengawasan antenatal yang baik
b. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan
dan kelahiran, contoh :sulfaforazol, novobiosin, oksitosin.
c. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus.
d. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
e. Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir
f. Pemberian makanan yang dini.
g. Pencegahan infeksi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas
Biasa ditemukan pada bayi baru lahir sampai minggu I, Kejadian ikterus : 60 %
bayi cukup bulan & 80 % pada bayi kurang bulan. Perhatian utama : ikterus pada 24
jam pertama & bila kadar bilirubin > 5mg/dl dalam 24 jam.
2) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kehamilan
Kurangnya antenatal care yang baik. Penggunaan obat – obat yang meningkatkan
ikterus ex: salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat mempercepat proses
konjungasi sebelum ibu partus.
2) Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan, dokter. Atau data obyektif : lahir
prematur/kurang bulan, riwayat trauma persalinan, hipoksia dan asfiksia.
3) Riwayat Post natal
Adanya kelainan darah, kadar bilirubin meningkat kulit bayi tampak kuning.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Seperti ketidak cocokan darah ibu dan anak polisitemia, gangguan saluran cerna
dan hati ( hepatitis )
5) Riwayat Pikososial
Kurangnya kasih sayang karena perpisahan, perubahan peran orang tua
6) Pengetahuan Keluarga
Penyebab perawatan pengobatan dan pemahan ortu terhadap bayi yang ikterus.
3. Intervensi
1) Dx 1: Ganggan integritas kulit / jaringan b.d efek samping terapi radiasi
Tujuan: Elastisitas kulit klien meningkat
Kriteria hasil: perfusi jaringan meningkat, tidak terdapat perdarahan, kemerahan, dan
jaringan parut.
Intervensi:
a. Observasi:
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
status nutrisi, penurunan kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan
mobilitas)
b. Terapeutik:
- Ubah posisi tiap 2jam jika tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/ alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
c. Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab (mis.Lotion, serum)
- Anjurkan minum air cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4) Dx IV: Hipotermia b.d Transfer panas (mis. Konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi)
Tujuan:
Kriteria hasil: tidak ada tanda-tanda hipoksia, suhu tubuh dalam batas normal (36℃ -
37,5℃)
Intervensi:
a. Observasi
- Monitor suhu tubuh
- Identifikasi penyebab hipotermia (mis. Terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian
tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolisme, kekurangan lemak
subkutan)
- Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (Hipotermia ringan, takipnea, disatria,
menggigil, hipertensi, diuresis; Hipotermia sedang; aritmia, hipotensi, apatis,
koagulopati, reflex menurun; Hipotermia berat; oliguria, refleks menghilang,
edema paru, asam-basa abnormal)
b. Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang hangat (mis. Atur suhu ruangan, incubator)
- Ganti pakaian dan atau linen yang basah
- Lakukan penghangatan pasif (mis. Selimut, menutup kepala, pakaian tebal)
- Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis. Kompres hangat, botol hangat, selimut
hangat, perawatan mwtode kangguru)
- Lakukan penghangatan aktif internal (mis. Infus cairan hangat, oksigen hangat,
cairan hangat)
c. Edukasi anjurkan makan/minum hangat)
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang diharapkan tidak terjadi ikterus pada neonatus, tanda vital dan suhu
tubuh bayi stabil dalam batas normal, keseimbangan cairan dan elektrolit bayi
rangsangan visual dan terjalin interaksi bayi dan orang tua (Surasmi, 2013)
RIWAYAT PENGKAJIAN NEONATUS
I. DATA DEMOGRAFI :
Pada hari Jumat tanggal 03 April 2020 By.Ny.G lahir pada pukul 18.00 WIB dengan
riwayat persalinan Sectio caesarea (Cesar) dan setelah dilakukan pengkajian By.Ny.G
terdapat tanda tanda Hiperbilirubin maka By.Ny.G akan diletakkan di inkubator dan
dilakukan perawatan secara berkala. Pada Rabu 08 april 2020 muncul diagnosa Risiko
tinggi cedera b.d Peningkatan bilirubin sekunder dari pemecahan sel darah merah.
Hipotermi b.d Transfer panas (mis. Konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi). Resiko
ketidakseimbangan cairan b.d Efek fototerapi. Gangguan integritas kulit b.d Efek
samping terapi radiasi. Pada 10 April 2020 masalah Hipotermi dapat tertasi, akan tetapi
masalah lain butuh jangka waktu lama sehingga masalah belum tertasi
Komplikasi persalinan :
- Tidak ada
- Mekonium
- Lain-lain
IV. RIWAYAT MATERNAL :
Umur : ...24 tahun.... tahun, Gravida ....1...., Para : ..0.., Abortus : ...0...
Cara persalinan :
Tindakan : ..........Pembedahan..................................................................
Komplikasi kehamilan :
Preklampsia : ......................................................................................
Diduga sepsis : :
......................................................................................
Instruksi :
Beri tandaa istilah yang tepat untuk data-data di bawah ini. Gambarkan semua
temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom komentar bila perlu !
2. Tonus / aktifitas :
3.Kepala / leher :
( ) menonjol, ( ) cekung
5. THT :
6. Abdomen :
a. ( ) lunak, ( ) tegas ( ) datar, ( ) kembung
7. Thoraks :
a. ( ) simetris ( ) asimetris
2. ................................................................
3. ................................................................
8. Paru-paru :
( ) menurun
d. Respirasi :
9. Jantung :
10. Ekstermitas :
b.
KUAT LEMAH TIDAK ADA
Nadi perifer
Brachial kanan
Brachial kiri
Femoral kanan
Femoral kiri
11. Umbilikus :
( )normal, ( ) abnormal, ( ) inflamasi, ( ) drainase,
13. Genital :
b. Laki-laki :
( ) fistula
b. ( ) rash / kemerahan
c. ( ) tanda lahir
17. Suhu :
( ) boks terbuka
IBU AYAH
Darah Lengkap
Hari/tgl Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Senin, 06
Hemoglobin 15,1 g/dl 15,0-24,6
04-2020
Jumlah eritrosit 4,49 uL 4.00-6.80
1. Parenteral :
2. Obat-obatan :
DO :
- Terdapat ikterus di daerah wajah , leher
sampai dengan bagian atas lutut dan siku
tangan (kramer 3), bilirubin direk: 0,60
mg/dl , bilirubin indirek : 18,20 mg/dl,
bilirubin total 18,80 mg/dl.
- By. Ny.G lahir cukup bulan 36 minggu
2. DS : Hipotermi Transfer panas (mis.
- Bayi rewel dan menangis. Konduksi, konveksi,
- Perawat mengatakan By. Ny.G
megalami penurunan suhu tubuh. evaporasi, radiasi)
DO :
-Bayi sementara mendapatkan
Fototerapi 3x 24 jam
- Akral teraba dingin
- Suhu:35,8oc
- Bayi tidur dalam inkubator
3. DS : Resiko Efek fototerapi
-Perawat ruangan mengatakan By.Ny.G ketidakseimbangan
berisiko untuk kekurangan volume cairan cairan
karna fototerapi yang diberikan dengan
sinar intensitas tinggi
DO :
- Bayi sementara mendapatkan fototerapi
3x24 jam
- Mukosa bibir kering, bayi minum Asi
8x5=40 cc/OGT
DO:
- Bayi tampak gelisah
- Kulit tampak terlupas
- Kulit kering
- Turgor kulit kurang elastis
- Intake cairan dan nutria per 3jam
dengan susu formula
- By. Ny. G tidak terpasang OGT
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 08 April Risiko tinggi cedera b.d Setelah dilakukan tindakan - Observasi tanda-tanda ikterus
2020 Peningkatan bilirubin keperawatan selama - Tempatkan lampu fototerapi
sekunder dari
pemecahan sel darah 2x24jam masalah resiko diatas bayi dengan tinggi 30-
merah. cedera dapat teratasi 50 cm
DS : dengan kriteria hasil: - Cek intensitas lampu setiap
-Dokter mengatakan By.
Ny.G tampak ikterik 1. Serum bilirubin hari
menurun: direct
sejak 24jam pertama - Ukur tubuh 4-6 jam sekali
(0,60 menjadi 0,20),
kelahiran
indirect (18,20 - Ubah posisi bayi setiap 4 jam
- Dokter mengatakan menjadi 18,09), total
Bayi dengan rhesus per protocol
(18,80 menjadi
golongan darah berbeda 18,05) - ubah posisi bayi tiap 8 jam
dengan ibu. 2. Tidak ada ikterus
- Tutup daerah kemaluan
pada wajah, leher,
sampai dengan dengan penutup yang dapat
DO : bagian atas lutut dan
memantulkan cahaya untuk
- Terdapat ikterus di siku tangan
berkurang melindungi daerah kemaluan
daerah wajah , leher
3. Derajat ikterus
sampai dengan bagian observasi tindakan fototerapi
menurun dari 3
atas lutut dan siku menjadi 2
tangan (kramer 3),
bilirubin direk: 0,60
mg/dl , bilirubin indirek
: 18,20 mg/dl, bilirubin
total 18,80 mg/dl.
- By. Ny.G lahir cukup
bulan 36 minggu
2. 08 April Hipotermi b.d Transfer Setelah dilakukan tindakan a. Observasi
2020 panas (mis. Konduksi, keperawatan selama - Monitor suhu tubuh
konveksi, evaporasi, 2x24jam masalah - Identifikasi penyebab
radiasi) hipotermia dapat teratasi hipotermia
DS : dengan kriteria hasil: - Monitor tanda dan
- Bayi rewel dan 2. Tidak ada tanda- gejala akibat
menangis.
- Perawat mengatakan tanda hipoksia. hipotermia Terapeutik
By. Ny.G megalami 3. suhu tubuh b. Terapeutik
penurunan suhu tubuh.
dalam batas - Sediakan lingkungan
IV 10 April S:-
2020 O:
- Kulit masih terlupas dan belum ada perkembangan
- Turgor kurang elastis
- Kulit kering
- ASI ekslusif diberikan 8x10mg untuk meningkatkan
asupan nutrisi
- Suhu ruangan sudah diatur sesuai kebutuhan dan (Gian)
keadaan bayi
- Pada pagi dan sore hari bayi dimandikan
A; Masalah belum teratasi
- P: Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
http://growupclinic.com/2012/05/07/penanganan-terkini-hiperbilirubinemia-atau-penyakit-
kuning-pada-bayi-baru-lahir/