Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
dengan dosen pembimbing Ibu Yuanita Ani Susilowati, M. Kep., Sp. Kep. Mat

Disusun oleh:
Libertus Rinaldi Kelsen
30120117057

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2019
A.KONSEP DASAR
1. Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus
merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan (Mary Hamilton,
1995 : 217).
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim
seorangwanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai
umur satu bulan (FKUI,1999).
2. Tujuan Perawatan bayi baru lahir
1) Periode Pascapartum awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung
pernafasan.
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi.
d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial
yang memerlukan perhatian segera.
2) Perawatan lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi dan
mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial
yang memerlukan perhatian.
b. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua bayi.
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan
bayi baru lahir.
d. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat
tentang praktik membesarkan anak.
3. Faktor yang mempengaruhi adaptasi
1. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan
pengasuhan anak).
2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama
persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum).
3. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke
kehidupan ekstrauterin.
4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons
masalah dengan tepat pada saat terjadi.
4. Klasifikasi neonatus
1. Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
a. Kurang bulan (preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant): 259-294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari (42 minggu)
atau lebih
2. Klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
a. Berat lahir rendah: kurang dari 2.500 gram.
b. Berat lahir cukup: antara 2.500-4.000 gram.
c. Berat lahir lebih: lebih dari 4.000 gram.
3. Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi
Dideskripsikan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai
untuk masa kehamilannya:
a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB).
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan
(SMK/KMK/BMK).
5. Penanganan bayi baru lahir
Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera
sesudah lahir, adalah:
1) Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat
dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut
diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali
pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4) Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis
0,5 – 1 mg I.M
5) Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah
dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).
6) Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di
tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang
rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang
halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak
mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi,
nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama
lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7) Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah
lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
6. Masalah umum pada bayi baru lahir
1.Prematuritas
Prinsip bayi prematur adalah NKB (Neonatus Kurang
Bulan), berbeda dengan BBLR karena BBLR bisa saja sudah cukup
bulan dan maturasi sudah lengkap.
2. Sindrom gawat nafas neonatus (NRDS-Neonatal Respiratory
Distress Syndrome) asfiksia neonatorum.
3. Hiperbilirubinemia (neonatal jaundice).
4. Infeksi perinatal.
5. Kelainan/cacat bawaan.
6. Gangguan/penyakit akibat trauma persalinan.

7. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara
lain:

- Faktor genetic, meliputi kelainan atau gangguan metabolic pada keluarga


dan sindroma genetic.
- Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit menurun, riwayat
penganiayaan, riwayat abortus, dan riwayat imunisasi
- Faktor antenatal, meliputi ANC dan riwayat kehamilan
- Faktor perinatal, meliputi riwayat persalinan.
a. Penilaian APGAR score
APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory) score
dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan 5
kriteria sederhana dengan skala 0-2.
Tanda 0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat<100 >100
(pulse)
Usaha nafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis
(respiration) teratur dengan keras
Tonusotot Lemah Fleksi pada Gerakan aktif
(activity) ekstremitas
Kepekaan refleks Tidak ada Merintih Menangis kuat
(grimace)
Warna Biru pucat Tubuh merah Seluruhnya
(appearance) muda, merah muda
ekstremitas biru
Interpretasi skor
Jumlah Interpretasi Catatan
score
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan medis segera
seperti penyedotan lender yang
menyumbat jalan napas atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih
intersif.
Tes APGAR sangat penting untuk dilakukan karena tes APGAR adalah tes
yang menunjukkan dengan cepat apakah bayi baru lahir tersebut
membutuhkan penanganmedis segera dan tidak didesain untuk memberikan
prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
b. Pemeriksaan umum
1) Pernapasan
Pernapasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi
2) Warna kulit
Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm
kelihatan lebih pucat
3) Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal adalah antara 120-160 kali per
menit. Saat baru lahir denyut jantung bayi misa mencapai 180 kali per
menit.
4) Suhu aksila
Suhu bayi normal adalah 36,5-37,5Oc. Tetapi, jika suhu bayi sudah
mencapai 36,5oC harus berhati-hati karena risiko hipotermi.
5) Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan
tangan longgar, dengan lengan, panggul, dan lutut semifleksi
6) Tali pusat
Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai
kering, mengerut, dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari.
7) Berat badan
Berat badan bayi baru lahir normal sekitar 2500-4000 gram
c. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Kepala, ubun-ubun kecil, sutura, malaise, caput succedenium, cephal
haematoma, hidrosephalus.
2) Muka, tanda-tanda paralisis.
3) Mata, ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak
kongenital, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
konjungtiva.
4) Telinga, jumlah, posisi, dan kesimetrisan dihubungkan dengan ata dan
kepada serta ada tidaknya gangguan pendengaran.
5) Hidung, bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, dan kebersihan
6) Mulut, bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering atau basah, lidah
dan palatum, ada bercak putih pada gusi, refleks menghisap, kelainan,
dan tanda abnormal lain.
7) Leher, bentuk dan kesimetrisan, adanya pembengkakan/benjolan,
kelainan tiroid, dan tanda abnormal lain.
8) Klavikula dan lengan tangan, adanya fraktur klavikula, gerakan, dan
jumlah jari.
9) Dada, bentuk dan kelainan dada, putting susu, gangguan pernapasan,
akultasi bunyi jantung, dan pernapasan.
10) Abdomen, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan
kesimetrisan, serta kelainan lainnya.
11) Genitalia, kelainan laki-laki; panjang penis, testis sudah turun berada
dalam skrotum, urofisium uretra di ujung penis, dan kelainan (phimosis,
hypospadias, atau epispadia). Kelainan wanita; labia minora menutupi
labia mayora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, secret, dan
kelainan lainnya.
12) Tungkai dan kaki, gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari,
pergerakan, dan kelainan lainnya.
13) Anus, adanya lobang, posisi, fungsi, sfingter ani. Adanya kelainan,
seperti atresia ani, megacolon, dan kelainan lainnya.
14) Punggung, bayi tengkurap, raba kulvatura kolumna vertebralis,
scoliosis, pembengkakan, spia bifida, meilomeningokel, dan kelainan
lainnya.
15) Pemeriksaan kulit, verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak,
tanda lahir, memar.
16) Refleks, refleks melangkah, mencari putting (rooting), refleks
menghisap, refleks menggenggam, refleks moro, dan refleks leher
asimetrik tonik.
17) Antropometri, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar paha, dan LILA.
18) Eliminasi, jumlah BAB dan BAK per hari.
8. Penampilan dan Perilaku bayi baru lahir
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal, antara lain
lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat badan lahir
2.500-4.000 gram, panjang badan antara 44-53 cm, lingkar kepala melalui
diameter biparietal 31-36 cm. beberapa variasi penampilan ini bersifat
sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik. Akan
tetapi, ada juga beberapa yang menetap yang disebut sebagai “tanda lahir”.
a) Kulit, saat bayi baru lahir, mungkin warna kulitnya
keunguan lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi
menangis keras dan dapat bernapas. Beberapa bayi berwarna
kekuningan yang merupakan respons normal tubuh terhadap
jumlah sel darah merah yang banyak, tetapi dapat juga
merupakan tanda serius bila warna kekuningan bertambah
dan menetap beberapa hari..
b) Kepala, bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-
benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses
persalinan yang dialami, tetapi akan kembali ke bentuk
normal dalam minggu pertama.
c) Mata, bintik darah pada area putih mata dan bengkak di
wajah dapat muncul akibat tekanan selama persalinan.
Keadaan ini akan hilang beberapa hari. Namun, hal demikian
tidak akan terjadi pada bayi seksio cesaria.
d) Telinga, bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri,
kadang terlipat dan berbulu. Namun, hal ini tidak akan
menetap melainkan akan menuju ke bentuk sempurna.
e) Bibir, bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang
disebut sucking blister. Hal ini terjadi terjadi akibat gesekan
antara bibir bayi dengan putting dan areola. Kulit bayi yang
kering akan segera digantikan dengan lapisan yang baru.
f) Payudara, pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki
maupun perempuan dalam tiga hari pertama setela lahir. Hal
ini disebut new born breast swelling yang berhubungan
dengan hormone ibu dan akan menghilang beberapa hari
sampai beberapa minggu.
g) Alat kelamin, alat kelamin dapat terlihat membengkak atau
mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai
umur kehamilan. Bayi premature mempunyai klitoris yang
menonjok dengan labia vagina yang dalam. Makin cukup
bulan, labia makin ke sisi luar. Bayi perempuan
mengeluarkan cairan atau mucus kemerahan dari vagina
pada minggu pertama yang disebabkan hormone dari ibu
selama hamil. Bayi premature laki-laki mempunyai skrotum
yang rata dan halus dengan testis yang belum turun
(sebaiknya testis rueun sebelum bayi berusia enam bulan).
Bayi postmature menampakkan garis-garis pada skrotum
dengant estis yang sudah turun.
h) Tanda lahir, tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua.
Biasanya ditemui di pinggung bagian bawah sampai ke
bokong, meskipun dapat ditemui di bagian lain.
Beberapa jenis tanda lahir normal:
1) Milia, bercak putih dan keras, seperti jerawat pada hidung
atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan kelenjar minyak
dan akan menghilang dengan sendirinya.
2) Salom fatches atau bercal salmon, bercak berwarna muda
gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian
bawah, kelopak mata atas, belakang kepala, dan kwhwe.
Tanda lahir ini akan menghilang sekitar beberapa bulan
setelah kelahiran.
3) Mongolion spots atau bercak mongol, area datar dan luas
berwarna hijau atau biru, aeperti memar pada punggung atau
bokong. Pewarnaan ini disebabkan oleh bagian terisi pigmen
ekstra dan akan menghilang menjelang usia empat tahun.
4) Strawberry hemangioma atau hemangioma kapiler, bintik
merah yang menonjol dengan tekstur yang kasar. Pada
minggu pertama bitnik berwarna putih pucar, kemudian akan
berwarna merah, disebabkan pembuluh darah yang melebar
selama beberapa bulan, tetapi kemudian secara bertahap
akan menciut dan menghilang.
5) Port wine stein, area berwarna merah atau ungu, berbentuk
tidak teratur, datar, dan besar yang disebabkan oleh
kelebihan pembuluh darah di bawah kulit. Penyakit ini tidak
dapat hilang sendiri. Perlu dilakukan bedah plastic ketika
anak sudah berusia cukup besar.
6) Pastular melanosis, lepuh kecil yang cepat kering dan
terkelupas serta meninggalkan bitnik hitam. Bitnik hotam
seperti titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa
minggu.
7) Erythema toxicam, ruam bercak-bercak merah dengan
berjolan berwarna putih kekuningan di dada, punggung, atau
di seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami
kejadian ini pada hari pertama. Keadaan ini biasanya akan
menghilang dalam satu minggu tanpa perawatan.

B. PROSES KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR


Tujuan dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir, yaitu:
1. Menentukan dan mempertahankan jalan nafas dan usaha bernafas.
2. Memberikan kehangatan dan mencegah hipotermi.
3. Memberikan keamanan dan injury, infeksi.
4. Mengidentifikasi masalah aktual maupun potensial yang mengharuskan
segera diberi perhatian.
I. Pengkajian
Pengkajian terhadap faktor resiko:
a. Maternal: usia, riwayat kesehatan masa lalu, sosial, perkembangan,
dan riwayat pekerjaan.
b. Obstetrik: periode menstruasi yang lalu, periode menstruasi saat ini,
dan
kondisi kehamilan terakhir.
c. Perinatal:
 Antepartum: informasi prenatal
 Maternal healthy (DM, jantung, dll)
d. Intrapartum:
 Usia gestasi: di atas 42 minggu, dibawah 34 minggu
 Lama dan karakteristik persalinan: persalinan lama pada kala
I dan II KPD.
 Kondisi ibu: hipo/hipertensi progresif, pendarahan, infeksi.
 Presentasi fetal: bahu melintang.
 Penggunaan analgesik.
 Metode melahirkan: secsio cesarea, forcep, vacum
II. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus yang
berlebihan, posisi yang tidak tepat.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan temperatur b.d kontrol
temperatur yang immatur, perubahan lingkungan eksternal.
3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi b.d kurangnya pertahanan
immunologi, faktor lingkungan, penyakit maternal.
4. Resiko tinggi trauma b.d kelemahan fisik.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d immaturitas,
kurang pengetahuan parental
III. Intervensi Keperawatan
1. Mempertahankan jalan nafas: bersih/paten
a) Segera setelah lahir, bersihkan muka bayi dari lendir dan darah
untuk
mencegah terhalangnya jalan udara.
b) Suction mulut dan nasofaring, waktu mengisap 5 detik, berhenti,
hisap
lagi (beri kesempatan untuk reoksigenasi).
c) Posisikan bayi mirin kanan untuk mencegah infeksi.
d) Pakaikan pakaian yang cukup longgar.
e) Observasi tanda-tanda vital dan tanda gejala distress pernafasan.
2. Mempertahankan temperatur tubuh stabil
a) Segera setelah lahir, keringkan tubuh dan kepala neonatus.
b) Angkat selimut lembab dan diapers.
c) Selimuti bayi dengan selimut hangat dan bertopi yang sudah di
hangatkan.
d) Fasilitas kontak dini dengan ibu.
e) Letakkan bayi pada suhu hangat (suhu kamar): 24-25,5oC dan
kelembaban pada ruang persalinan antara 60%-65% (untuk
menurunkan kecepatan evaporasi saat melahirkan).
f) Tempatkan boks bayi di luar garis jendela ataupun AC.
g) Angkat dinding penghalang penghangat, untuk mengurangi
kontak
dengan udara.
h) Gunakan penghangat radiant saat tubuh bayi harus terbuka untuk
tindakan prosedur atau selama di keringkan setelah mandi.
i) Hindari neonatus dari permukaan dingin, seperti dinding gedung
atau
jendela.
j) Jangan mandikan neonatus sampai suhu stabil 37oC setelah 6
jam
kelahiran.
k) Observasi tanda-tanda vital
3. Mencegah terjadinya infeksi
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
b) Gunakan handscoon jika kontak dengan cairan tubuh.
c) Berikan profilaksis pada mata.
d) Cek mata setiap hari untuk mengobservasikan kemungkinan
infeksi/inflamasi.
e) Lakukan perawatan tali pusat
f) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke
rumah,
berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
4. Mencegah terjadinya trauma
a) Beri identifikasi yang jelas.
b) Pasang segera setelah lahir alat pengenal.
c) Informasi pada alat pengenal: nama (bayi dan ibunya), tanggal
lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit.
d) Di setiap tempat tidur harus diberikan tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
e) Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan
dokumentasi.
f) Diskusikan dengan orang tua tentang keamanan bayi, khususnya
ibu.
g) Pertahankan terhindar dari injury.
h) Hindari penggunaan termometer rektal.
i) Jangan meninggalkan bayi tanpa pengawasan dalam tempat
tidur
terbuka.
j) Jangan meletakkan benda tajam dekat bayi.
k) Kuku bayi pendek dan tidak tajam.
l) Hati-hati dalam menggendong bayi.
m) Hati-hati/awasi saat sibling berdekatan dengan bayi.
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi
a) Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi menelan.
b) Fasilitasi ibu untuk breast feeding sejak dini.
c) Pastikan bayi mendapat nutrisi yang adekuat.
d) Timbang berat badan tiap hari, waktu yang sama, timbangan
yang sama.
e) Ajarkan ibu untuk menghindari aspirasi.
DAFTAR PUSTKA
Alasiry, Ema., Dwi Bahagia Febriani, Djauhariah A. Madjid. 2017. Manual
Keterampilan Klinik Resusitasi Neonatus. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi.
Jakarta: Trans Info Media
Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai