Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II dengan dosen pembimbing Ibu Yuanita Ani Susilowati, M. Kep., Sp. Kep. Mat
Disusun oleh: Libertus Rinaldi Kelsen 30120117057
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS PADALARANG 2019 A.KONSEP DASAR 1. Pengertian Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan (Mary Hamilton, 1995 : 217). Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorangwanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan (FKUI,1999). 2. Tujuan Perawatan bayi baru lahir 1) Periode Pascapartum awal a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan. b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia. c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi. d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian segera. 2) Perawatan lanjutan a. Melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi dan mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian. b. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua bayi. c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir. d. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik membesarkan anak. 3. Faktor yang mempengaruhi adaptasi 1. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak). 2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum). 3. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin. 4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons masalah dengan tepat pada saat terjadi. 4. Klasifikasi neonatus 1. Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi: a. Kurang bulan (preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu) b. Cukup bulan (term infant): 259-294 hari (37-42 minggu) c. Lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari (42 minggu) atau lebih 2. Klasifikasi neonatus menurut berat lahir: a. Berat lahir rendah: kurang dari 2.500 gram. b. Berat lahir cukup: antara 2.500-4.000 gram. c. Berat lahir lebih: lebih dari 4.000 gram. 3. Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi Dideskripsikan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya: a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB). b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK). 5. Penanganan bayi baru lahir Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah: 1) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut : a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain. 2) Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. 3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. 4) Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M 5) Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). 6) Identifikasi Bayi a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi. b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. 7) Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi : a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah b. Bayi tampak aktif atau lunglai c. Bayi kemerahan atau biru 6. Masalah umum pada bayi baru lahir 1.Prematuritas Prinsip bayi prematur adalah NKB (Neonatus Kurang Bulan), berbeda dengan BBLR karena BBLR bisa saja sudah cukup bulan dan maturasi sudah lengkap. 2. Sindrom gawat nafas neonatus (NRDS-Neonatal Respiratory Distress Syndrome) asfiksia neonatorum. 3. Hiperbilirubinemia (neonatal jaundice). 4. Infeksi perinatal. 5. Kelainan/cacat bawaan. 6. Gangguan/penyakit akibat trauma persalinan.
7. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara lain:
- Faktor genetic, meliputi kelainan atau gangguan metabolic pada keluarga
dan sindroma genetic. - Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit menurun, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, dan riwayat imunisasi - Faktor antenatal, meliputi ANC dan riwayat kehamilan - Faktor perinatal, meliputi riwayat persalinan. a. Penilaian APGAR score APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory) score dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan 5 kriteria sederhana dengan skala 0-2. Tanda 0 1 2 Denyut jantung Tidak ada Lambat<100 >100 (pulse) Usaha nafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis (respiration) teratur dengan keras Tonusotot Lemah Fleksi pada Gerakan aktif (activity) ekstremitas Kepekaan refleks Tidak ada Merintih Menangis kuat (grimace) Warna Biru pucat Tubuh merah Seluruhnya (appearance) muda, merah muda ekstremitas biru Interpretasi skor Jumlah Interpretasi Catatan score 7-10 Bayi normal 4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lender yang menyumbat jalan napas atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas 0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intersif. Tes APGAR sangat penting untuk dilakukan karena tes APGAR adalah tes yang menunjukkan dengan cepat apakah bayi baru lahir tersebut membutuhkan penanganmedis segera dan tidak didesain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut. b. Pemeriksaan umum 1) Pernapasan Pernapasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi 2) Warna kulit Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm kelihatan lebih pucat 3) Denyut jantung Denyut jantung bayi baru lahir normal adalah antara 120-160 kali per menit. Saat baru lahir denyut jantung bayi misa mencapai 180 kali per menit. 4) Suhu aksila Suhu bayi normal adalah 36,5-37,5Oc. Tetapi, jika suhu bayi sudah mencapai 36,5oC harus berhati-hati karena risiko hipotermi. 5) Postur dan gerakan Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul, dan lutut semifleksi 6) Tali pusat Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering, mengerut, dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari. 7) Berat badan Berat badan bayi baru lahir normal sekitar 2500-4000 gram c. Pemeriksaan fisik (head to toe) 1) Kepala, ubun-ubun kecil, sutura, malaise, caput succedenium, cephal haematoma, hidrosephalus. 2) Muka, tanda-tanda paralisis. 3) Mata, ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan konjungtiva. 4) Telinga, jumlah, posisi, dan kesimetrisan dihubungkan dengan ata dan kepada serta ada tidaknya gangguan pendengaran. 5) Hidung, bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, dan kebersihan 6) Mulut, bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering atau basah, lidah dan palatum, ada bercak putih pada gusi, refleks menghisap, kelainan, dan tanda abnormal lain. 7) Leher, bentuk dan kesimetrisan, adanya pembengkakan/benjolan, kelainan tiroid, dan tanda abnormal lain. 8) Klavikula dan lengan tangan, adanya fraktur klavikula, gerakan, dan jumlah jari. 9) Dada, bentuk dan kelainan dada, putting susu, gangguan pernapasan, akultasi bunyi jantung, dan pernapasan. 10) Abdomen, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan kesimetrisan, serta kelainan lainnya. 11) Genitalia, kelainan laki-laki; panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, urofisium uretra di ujung penis, dan kelainan (phimosis, hypospadias, atau epispadia). Kelainan wanita; labia minora menutupi labia mayora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, secret, dan kelainan lainnya. 12) Tungkai dan kaki, gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari, pergerakan, dan kelainan lainnya. 13) Anus, adanya lobang, posisi, fungsi, sfingter ani. Adanya kelainan, seperti atresia ani, megacolon, dan kelainan lainnya. 14) Punggung, bayi tengkurap, raba kulvatura kolumna vertebralis, scoliosis, pembengkakan, spia bifida, meilomeningokel, dan kelainan lainnya. 15) Pemeriksaan kulit, verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak, tanda lahir, memar. 16) Refleks, refleks melangkah, mencari putting (rooting), refleks menghisap, refleks menggenggam, refleks moro, dan refleks leher asimetrik tonik. 17) Antropometri, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar paha, dan LILA. 18) Eliminasi, jumlah BAB dan BAK per hari. 8. Penampilan dan Perilaku bayi baru lahir Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal, antara lain lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat badan lahir 2.500-4.000 gram, panjang badan antara 44-53 cm, lingkar kepala melalui diameter biparietal 31-36 cm. beberapa variasi penampilan ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik. Akan tetapi, ada juga beberapa yang menetap yang disebut sebagai “tanda lahir”. a) Kulit, saat bayi baru lahir, mungkin warna kulitnya keunguan lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras dan dapat bernapas. Beberapa bayi berwarna kekuningan yang merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak, tetapi dapat juga merupakan tanda serius bila warna kekuningan bertambah dan menetap beberapa hari.. b) Kepala, bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar- benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tetapi akan kembali ke bentuk normal dalam minggu pertama. c) Mata, bintik darah pada area putih mata dan bengkak di wajah dapat muncul akibat tekanan selama persalinan. Keadaan ini akan hilang beberapa hari. Namun, hal demikian tidak akan terjadi pada bayi seksio cesaria. d) Telinga, bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang terlipat dan berbulu. Namun, hal ini tidak akan menetap melainkan akan menuju ke bentuk sempurna. e) Bibir, bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang disebut sucking blister. Hal ini terjadi terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dengan putting dan areola. Kulit bayi yang kering akan segera digantikan dengan lapisan yang baru. f) Payudara, pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan dalam tiga hari pertama setela lahir. Hal ini disebut new born breast swelling yang berhubungan dengan hormone ibu dan akan menghilang beberapa hari sampai beberapa minggu. g) Alat kelamin, alat kelamin dapat terlihat membengkak atau mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai umur kehamilan. Bayi premature mempunyai klitoris yang menonjok dengan labia vagina yang dalam. Makin cukup bulan, labia makin ke sisi luar. Bayi perempuan mengeluarkan cairan atau mucus kemerahan dari vagina pada minggu pertama yang disebabkan hormone dari ibu selama hamil. Bayi premature laki-laki mempunyai skrotum yang rata dan halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis rueun sebelum bayi berusia enam bulan). Bayi postmature menampakkan garis-garis pada skrotum dengant estis yang sudah turun. h) Tanda lahir, tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di pinggung bagian bawah sampai ke bokong, meskipun dapat ditemui di bagian lain. Beberapa jenis tanda lahir normal: 1) Milia, bercak putih dan keras, seperti jerawat pada hidung atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan kelenjar minyak dan akan menghilang dengan sendirinya. 2) Salom fatches atau bercal salmon, bercak berwarna muda gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian bawah, kelopak mata atas, belakang kepala, dan kwhwe. Tanda lahir ini akan menghilang sekitar beberapa bulan setelah kelahiran. 3) Mongolion spots atau bercak mongol, area datar dan luas berwarna hijau atau biru, aeperti memar pada punggung atau bokong. Pewarnaan ini disebabkan oleh bagian terisi pigmen ekstra dan akan menghilang menjelang usia empat tahun. 4) Strawberry hemangioma atau hemangioma kapiler, bintik merah yang menonjol dengan tekstur yang kasar. Pada minggu pertama bitnik berwarna putih pucar, kemudian akan berwarna merah, disebabkan pembuluh darah yang melebar selama beberapa bulan, tetapi kemudian secara bertahap akan menciut dan menghilang. 5) Port wine stein, area berwarna merah atau ungu, berbentuk tidak teratur, datar, dan besar yang disebabkan oleh kelebihan pembuluh darah di bawah kulit. Penyakit ini tidak dapat hilang sendiri. Perlu dilakukan bedah plastic ketika anak sudah berusia cukup besar. 6) Pastular melanosis, lepuh kecil yang cepat kering dan terkelupas serta meninggalkan bitnik hitam. Bitnik hotam seperti titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa minggu. 7) Erythema toxicam, ruam bercak-bercak merah dengan berjolan berwarna putih kekuningan di dada, punggung, atau di seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari pertama. Keadaan ini biasanya akan menghilang dalam satu minggu tanpa perawatan.
B. PROSES KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
Tujuan dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir, yaitu: 1. Menentukan dan mempertahankan jalan nafas dan usaha bernafas. 2. Memberikan kehangatan dan mencegah hipotermi. 3. Memberikan keamanan dan injury, infeksi. 4. Mengidentifikasi masalah aktual maupun potensial yang mengharuskan segera diberi perhatian. I. Pengkajian Pengkajian terhadap faktor resiko: a. Maternal: usia, riwayat kesehatan masa lalu, sosial, perkembangan, dan riwayat pekerjaan. b. Obstetrik: periode menstruasi yang lalu, periode menstruasi saat ini, dan kondisi kehamilan terakhir. c. Perinatal: Antepartum: informasi prenatal Maternal healthy (DM, jantung, dll) d. Intrapartum: Usia gestasi: di atas 42 minggu, dibawah 34 minggu Lama dan karakteristik persalinan: persalinan lama pada kala I dan II KPD. Kondisi ibu: hipo/hipertensi progresif, pendarahan, infeksi. Presentasi fetal: bahu melintang. Penggunaan analgesik. Metode melahirkan: secsio cesarea, forcep, vacum II. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus yang berlebihan, posisi yang tidak tepat. 2. Resiko tinggi terhadap perubahan temperatur b.d kontrol temperatur yang immatur, perubahan lingkungan eksternal. 3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi b.d kurangnya pertahanan immunologi, faktor lingkungan, penyakit maternal. 4. Resiko tinggi trauma b.d kelemahan fisik. 5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d immaturitas, kurang pengetahuan parental III. Intervensi Keperawatan 1. Mempertahankan jalan nafas: bersih/paten a) Segera setelah lahir, bersihkan muka bayi dari lendir dan darah untuk mencegah terhalangnya jalan udara. b) Suction mulut dan nasofaring, waktu mengisap 5 detik, berhenti, hisap lagi (beri kesempatan untuk reoksigenasi). c) Posisikan bayi mirin kanan untuk mencegah infeksi. d) Pakaikan pakaian yang cukup longgar. e) Observasi tanda-tanda vital dan tanda gejala distress pernafasan. 2. Mempertahankan temperatur tubuh stabil a) Segera setelah lahir, keringkan tubuh dan kepala neonatus. b) Angkat selimut lembab dan diapers. c) Selimuti bayi dengan selimut hangat dan bertopi yang sudah di hangatkan. d) Fasilitas kontak dini dengan ibu. e) Letakkan bayi pada suhu hangat (suhu kamar): 24-25,5oC dan kelembaban pada ruang persalinan antara 60%-65% (untuk menurunkan kecepatan evaporasi saat melahirkan). f) Tempatkan boks bayi di luar garis jendela ataupun AC. g) Angkat dinding penghalang penghangat, untuk mengurangi kontak dengan udara. h) Gunakan penghangat radiant saat tubuh bayi harus terbuka untuk tindakan prosedur atau selama di keringkan setelah mandi. i) Hindari neonatus dari permukaan dingin, seperti dinding gedung atau jendela. j) Jangan mandikan neonatus sampai suhu stabil 37oC setelah 6 jam kelahiran. k) Observasi tanda-tanda vital 3. Mencegah terjadinya infeksi a) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. b) Gunakan handscoon jika kontak dengan cairan tubuh. c) Berikan profilaksis pada mata. d) Cek mata setiap hari untuk mengobservasikan kemungkinan infeksi/inflamasi. e) Lakukan perawatan tali pusat f) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B. 4. Mencegah terjadinya trauma a) Beri identifikasi yang jelas. b) Pasang segera setelah lahir alat pengenal. c) Informasi pada alat pengenal: nama (bayi dan ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit. d) Di setiap tempat tidur harus diberikan tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. e) Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan dokumentasi. f) Diskusikan dengan orang tua tentang keamanan bayi, khususnya ibu. g) Pertahankan terhindar dari injury. h) Hindari penggunaan termometer rektal. i) Jangan meninggalkan bayi tanpa pengawasan dalam tempat tidur terbuka. j) Jangan meletakkan benda tajam dekat bayi. k) Kuku bayi pendek dan tidak tajam. l) Hati-hati dalam menggendong bayi. m) Hati-hati/awasi saat sibling berdekatan dengan bayi. 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi a) Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi menelan. b) Fasilitasi ibu untuk breast feeding sejak dini. c) Pastikan bayi mendapat nutrisi yang adekuat. d) Timbang berat badan tiap hari, waktu yang sama, timbangan yang sama. e) Ajarkan ibu untuk menghindari aspirasi. DAFTAR PUSTKA Alasiry, Ema., Dwi Bahagia Febriani, Djauhariah A. Madjid. 2017. Manual Keterampilan Klinik Resusitasi Neonatus. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi. Jakarta: Trans Info Media Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC