Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR ( NEONATUS)

A. Defenisi

Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.
Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan,
ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Dwiendra, 2014).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menagis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat
(M.Sholeh Kosim, 2007). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai
apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Rukiyah, 2012).

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dwiendra, 2014).
Kesimpulannya adalah bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

B. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal


Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal menurut Dwiendra (2014) adalah :
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 32-36,8 cm
5. Frekuensi jantung 120-160 x/menit
6. Pernapasan 40-60 x/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karna jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Genitalia ; Perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora Laki-laki, testis
sudah turun, skrotum sudah ada
10. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
11. Refleks morrow atau gerak memeluk bila di kagetkan sudah baik
12. Refleks graps atau menggenggam sudah baik.
C. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Normal
Sebelum bayi dilahirkan atau saat masih berada di dalam uterus, semua
kebutuhan janin secara sempurna dilayani pada kondisi normal, yaitu nutrisi dan
oksigen disuplai oleh sirkulasi ibu melalui plasenta, selain itu produk buangan tubuh
juga dikeluarkan dari janin melalui plasenta serta lingkungan yang aman disekat oleh
plasenta, membran dan juga cairan amnion yang berfungsi untuk menghindari syok,
trauma, infeksi dan perubahan temperatur tubuh (Oktariana, 2014). Namun setelah
dilahirkan bayi mulai memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri artinya semua
sistem dalam tubuh bayi mulai berfungsi mulai dari sistem pernafasan, Fisiologi bayi
baru lahir adalah ilmu yang memperlajari fungsi dan proses vital bayi baru lahir yaitu
organisme yang sedang tumbuh, yang mengalami proses kelahiran dan menyesuaikan
diri dari kehidupan intrauterin, ke kehidupan ektrauterin.
1. Sistem pernapasan
Tabel perkembangan sistem pulmoner
Umur Kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Kedua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronchus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Di bentuk alveolus
28 minggu Dibentuk surfaktan
34-36 minggu Struktur matang

2. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskular berubah bermakna setelah lahir. Napas pertama bayi, di
sertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan
mengurangi resistansi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri
pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium kanan
menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan
di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Dalam
uterus, PO2 janin berukuran 27 mmHg. Setelah lahir kadar PO2 dalam darah arteri
berukuran sekitar 50 mmHg, duktus arteriosus berkontriksi sebagai respon terhadap
peningkatan oksigenasi.
3. Sistem hematopoietik
a. Sel darah merah dan hemoglobin
Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan hemoglobin (hemoglobin janin
bersifat dominan) lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali
pusar pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14
hingga 24 g/dl (rerata, 17 g/dl). Hematokrit berkisar 44% hingga 64% (rerata,
55% ). Hitung sel darah merah juga ikut meningkat berkisar 4,8 hingga 7,1
juta/mm3 (rerata, 5,14 juta/mm3 pada akhir bulan pertama, nilainilai ini akan
menurun dan mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/dl dan 4,2 hingga 5,2
juta/mm3 secara berurutan. Kadar darah ini dapat di pengaruhi oleh klem tali
pusat yang tertunda, yang akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin, sel
darah merah, hematokrit.
b. Leukosit Leukositosis, dengan hitung sel darah putih sekitar 18.000
sel/mm3 (berkisar antara 9.000 hingga 30.000 sel/mm3) normal saat lahir.
Jumlah sel darah putih meningkat hingga 23.000 sampai 24.000 sel/mm 3
selama hari pertama setelah lahir. Hitung sel darah putih awal yang tinggi
pada bayi baru lahir akan menurun secara cepat, dan kadar 11.500 sel/mm 3
umumnya dipertahankan selama periode neonatus.
c. Hitung trombosit berkisar antara 200.000 hingga 300.000 sel/mm3 dan
sama nilainya pada bayi baru lahir dan orang dewasa.
d. Golongan darah
Golongan darah bayi ditentukan secara genetik dan dibentuk pada awal
kehidupan janin. Namun, selama periode neonatus, kekuatan aglutinogen
yang terdapat pada membran sel darah merah meningkat perlahan. Sampel
darah tali pusat dapat di gunakan untuk mengidentifikasi golongan darah
bayi dan status rhesusnya (Kosim, 2014 ).
e. Sistem termogenik
Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat, regulasi panas
merupakan hal yang terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir.
Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara kehilangan
panas dan produksi panas.
f. Sistem Renal
Pada usia kehamilan matur, ginjal menempati sebagian besar dari dinding
abdomen posterior. Kandung kemih terletak di dekat dinding abdomen
anterior dan merupakan organ abdomen dan organ panggul. Pada bayi
baru lahir hampir seluruh masa yang teraba pada abdomen berasal dari
ginjal. Sejumlah kecil urin (sekitar 40 ml) biasa terdapat dalam kandung
kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih bervariasi dari 2 hingga
6x/hari. Selama hari pertama dan kedua kehidupan dan dari 5 hingga 25x
sehari setelahnya. Sekitar 6 hingga 8x berkemih per hari dengan urine
berwarna kuning pucat merupakan penanda asupan cairan yang adekuat
setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur berkemih 15-60 ml
urine/kgBB/hari.
g. Sistem gastrointestinal
Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna, memetabolisme
dan menyerap protein, karbohidrat sederhana dan lemak pelarut. Selain
dari enzim amilase pankreas, enzim-enzim khas dan cairan-cairan
pencernaan terdapat pada neonatus, bahkan yang dengan berat lahir
rendah.
h. Sistem hepatik
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi. Pada
bayi baru lahir, hati dapat di palpasi sekitar 1cm di bawah batas iga kanan
karena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari
rongga abdomen.

i. Sistem imun
Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal
kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu
hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertamakehidupan,
bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang di dapat dari
ibu; namun, status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap
anti gen dan respons imunologinya.
j. Sistem imun
Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal
kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu
hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kehidupan,
bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang di dapat dari
ibu; namun, status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap
anti gen dan respons imunologinya (kemerahan) selama beberapa jam
setelah lahir, selanjutnya akan berubah menjadi warna normal. Kulit sering
kali terlihat bercak.
D. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Bayi Baru Lahir Normal
Tumbuh dan kembang seorang bayi secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antara faktor genetis , herediter dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
tumbuh kembang bayi, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan
dasar tertentu yaitu :
1. Asuh
a. Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
b. Perawatan kesehatan dasar (imunisasi)
1) Imuniasasi Hepatitis B, umur pemberiannya 0-7 hari dengan dosis
0,5 ml
2) Imunisasi BCG, umur pemberiannya 0-11 bulan dengan dosis 0,05
ml
3) Imunisasi polio,umur pemberiannya 0-11 bulan dengan dosis 2
tetes
4) Imunisasi DPT, umur pemberiannya 2-11 bulan dengan dosis 0,5
tetes
5) Imunisasi campak, umur pemberiannya 9 bulan dengan dosis
1) 0,5 ml (Kosim, 2014).
c. Pakaian
Seorang bayi baru lahir memiliki kebutuhan tersendiri seperti
pakaian berupa popok, kain bedong dan baju bayi.
d. Pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi dapat tertidur rata-rata
selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3
bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimuti
bayi (Kosim, 2014).
e. Hygiene diri dan lingkungan
2. Asih
a. Kasih sayang orang tua (Bounding Attachman)
Bounding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi di antara orang tua
dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan
perhatian yang saling tarik menarik (Rukiyah, 2012)
b. Rasa aman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah
dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada
yang menunggu. Selain itu juga perlu di hindari untuk membersihkan
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan
menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (Dwienda, 2014).
3. Asah
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan
bayi, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui,
menggendong. Stimulasi pada bayi dapat dilakukan dengan
cara:
1) menatap mata bayi
2) mengajak tersenyum
3) berbicara
4) membunyikan berbagai suara atau musik bergantian
5) menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok
6) dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
E. Penatalaksaan pada Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Kemenkes, 2018 :
a. Menjaga suhu tubuh bayi baru lahir
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. BBL dapat
kehilangan panas di tubuhnya melalui cara-cara berikut : Evaporasi,
konduksi, konveksi dan radiasi. Namun kehilangan panas dapat dicegah
dengan cara:
1. Ruang bersalin yang hangat
2. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
3. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi
4. Inisiasi menyusui dini
5. Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
6. Jangan segera memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir dan sebelum
kondisi stabil
b. Isap lendir dari mulut dan hidung (hanya jika diperlukan)
c. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun
Luka tali pusat dibalut kassa steril. Jangan mengeoleskan cairan apapun ke
puntung tali pusat, mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih
diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak di kompreskan
karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
d. Inisiasi menyusui dini
Prinsip menyusu atau pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan
secara eksklusif. Segera setelah lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi
Penatalaksanaan Medis
a. Tes diagnostik
 Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm, Neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
 Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
 Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).
 Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl
1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
 Golongan darah dan RH.
b. Terapi
1. Non Farmakologi
 Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
 Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
 Penimbangan BB setiap hari
 Jadwal menyusui
 Higiene dan perawatan tali pusat
2. Farmakologi
 Suction dan oksigen
 Vitamin k
 Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
 Vaksinasi hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk
semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini
pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene,
2015)

F. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada bayi baru lahir normal menurut Kosim, 2014 :
a. Pemeriksaan fisik
1) Penilaian skor Apgar
Prosedur :
a) Kaji warna kulit
b) Hitung frekuensi jantung
c) Kaji kemampuan refleks
d) Kaji tonus otot
e) Kaji kemampuan bernafas
f) Hitung total skor yang di dapat dari hasil pengkajian
g) Tentukan hasil penilaian ke dalam tiga kategori asfiksia, yaitu : Adaptasi
baik skor 7-10, asfiksia ringan-sedang skor 4-6, asfiksia berat skor 0-3.
Penilaian dapat dilakukan pada menit pertama dan menit ke lima setelah
lahir.
Komponen Skor
0 1 2
Warna Kulit Biru/ pucat Tubuh merah, Seluruh
ekstremitas tubuh merah
pucat
Frekuensi Tidak ada <100 x/mnt >100 x/mnt
Jantung
Refleks Tidak ada Menyeringai Menangis
Tonus otot Lemah, Ekstremitas Gerakan
Lumpuh agak flexi aktif

Pernafasan Tidak ada Lambat Menangis


kuat

b. Pemeriksaan cairan amnion


Prosedur :
a) Kaji jumlah cairan amnion
b) Lakukan penilaian jumlah cairan tersebut dengan kategori : >2000 ml, bayi
mengalami polihidramnion dan <500 ml bayi mengalami oligohidramnion.
c. Pemeriksaan plasenta
Prosedur :
a) Kaji keadaan plasenta seperti adanya pengapuran, nekrosis, berat dan jumlah
korion
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian tersebut.
d. Pemeriksaan tali pusat
Prosedur:
a) Kaji keadaan tali pusat, seperti adanya vena atau arteri, adanya tali simpul
atau kelainan lainnya
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian tersebut.
e. Pengukuran berat badan
a) Timbang berat badan dengan menggunakan timbangan bayi
b) Lakukan penilaian dari hasil penimbangan, dengan kategori sebagai
berikut :
- Normal : 2500 - 4000 gram
- Prematur : < 2500 gram
- Makrosomia : > 4000 gram.
f. Pengukuran panjang badan
a) Ukur panjang badan dengan menggunakan meteran
b) Lakukan penilaian dari hasil pengkajian, dengan kategori maksimal adalah
45-50 cm.
g. Pemeriksaan kepala
h. Pemeriksaan mata
i. Pemeriksaan telinga
j. Pemeriksaan hidung dan mulut
k. Pemeriksaan leher
l. Pemeriksaan dada dan punggung
m. Pemeriksaan genetalia
n. Pemeriksaan anus dan rektum
o. Pemeriksaan kulit
2. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Lowdermilk, 2013 :
Nilai laboraturium pada bayi baru lahir
1) Hematologi
a) Waktu pembekuan teraktivasi (ACT) : 2 menit
b) Waktu perdarahan (lvy) : 2 – 7 menit
c) Retraksi pembekuan darah : 1 – 4 jam
d) Fibrinogen : 125 – 300 mg/dl
e) Hemoglobin : 14 -24 g/dl
f) Hematokrit : 44 – 64 %
g) Sel darah merah : 4,8 x 10 – 7,1 x 10 mcl
h) Trombosit : 150.000 – 300.000
i) Sel darah putih : 9.000 – 30.000
j) Neutrofil : 54 -62 %
k) Eosinofil dan basofil : 1 – 3 %
l) Limfosit : 25 – 33 %
m) Monosit : 3 – 7 %
2) Biokimia
a) Bilirubin direk : 0 – 1 mg/dl
b) Bilirubin total : < 2 mg/dl
c) Gas darah :
- Arteri : pH 7,31 – 7,49, pCO2 26 – 41 mmHg, pO2 60 – 70 mmHg.
- Vena : pH 7,31 – 7,41, pCO2 40 – 50 mmHg, pO2 40 – 50 mmHg
d) Glukosa serum : 40 – 60 mg/dl
3) Urinalisis
a) Warna : bening, jernih
b) Berat jenis : 1,001 – 1,020
c) pH : 5 – 7
d) protein : negatif
e) Glukosa : negatif
f) Keton : negatif
g) SDM : 0 – 2
h) SDP : 0 – 4
i) Epitel : tidak ada
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan janlan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan pentilasi
perfusi
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
(SDKI, 2016)
4. Intervensi Keperawatan (SDKI 2016)
No Diagnosa SLKI SIKI Aktivitas
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Observasi:
nafas tidak asuhan keperawatan, jalan nafas 1. Monitor pola nafas
efektif b.d kemampuan 2. Monitor bunyi nafas
spasme jalan membersihkan sekret tambahan
nafas atau obstruksi jalan 3. Monitor sputum
nafas untuk Terapeutik:
mempertahankan 1. Pertahankan
jalan nafas tetap kepatenan jalan
paten, dengan nafas
kriteria hasil: 2. Lakukan fisioterapi
 Produksi sputum dada jika perlu
menurun 3. Lakukan pengisapan
 Dispneu menurun lendir <15 detik
 Frekuensi nafas 4. Berikan oksigen
membaik Edukasi:
 Pola nafas 1. Anjurkan asupan
membaik cairan 2.000 ml per
hari
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator
2 Gangguan Setelah dilakukan Terapi Observasi:
pertukaran gas asuhan keperawatan, oksigen 1. Monitor kecepatan
b.d oksigenasi atau aliran O2
ketidakseimbang eliminasi 2. Monitor efektivitas
an pentilasi karbondioksida pada terapi O2
perfusi membran alveolus 3. Monitor tanda-tanda
kapiler dalam batas hipoventilasi
normal, dengan Terapeutik:
kriteria hasil: 1. Bersihkan sekret
 Dispnea menurun pada mulut, hidung
 PCO2 membaik dan trakea jika perlu
 PO2 membaik 2. Pertahankan
 Pola nafas kepatenan jalan
membaik nafas
3. Siapkan dan atur
peralatan pemberian
O2
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan O2 di
rumah
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
penentuan dosis O2
3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Observasi:
b.d asuhan keperawatan nutrisi 1. Monitor asupan
ketidakmampua keadekuatan asupan nutrisi
n mencerna nutrisi untuk 2. Monitor kepatenan
makanan memenuhi akses intravena
kebutuhan 3. Monitor terjadinya
metabolisme dengan komplikasi
kriteria hasil: Terapeutik:
 Kekuatan otot 1. Berikan nutrisi
pengunyah parenteral sesuai
meningkat Indikasi:
 Kekuatan otot 2. Atur kecepatan
menelan pemberian infus
meningkat dengan tepat
 BB membaik 3. Gunakan infusion
pump
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan
prosedur pemberian
nutrisi parenteral
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemasangan akses
vena sentral jika
perlu

5. Evaluasi
Evaluasi harus di dasarkan kepada pelaksanaan keperawatan (implementasi)
yang telah dilakukan. Perencanaan di tinjau ulang sesuai kebutuhan berdasarkan
temuan evaluasi (Oktariana, 2016) :
a. Bersihan jalan napas efektif
b. Gangguan pertukaran gas teratasi
c. Kebutuhan nutrisi adekuat

DAFTAR PUSTAKA
Dwienda, R. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus Balita dan Anak Prasekolah
Untuk Para Bidan. Edisi I. Yogyakarta : Deepublish.
Oktariana, Mika. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Edisi I. Yogyakarta : Deepublish.
Rukiyah, A. Y., Yulianti, Lia. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Media.
Kosim, M. S., Yunanto, Ari. (2014). Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Jakarta
: Badan Penerbit IDAI.
SDKI, SLKI, SIKI, 2016

Anda mungkin juga menyukai